Liputan6.com,
Seperti dikisahkan dalam kitab suci tiga agama, Islam, Kristen, dan
Yahudi, sebuah banjir mahadahsyat menerjang Bumi sekitar 4.800 tahun
lalu. Sebelum malapetaka terjadi, wahyu turun kepada Nabi Nuh, untuk
membuat sebuah bahtera, kapal raksasa untuk menyelamatkan umat manusia
dan mahluk lainnya.
Robert Ballard, arkeolog bawah air yang menemukan bangkai kapal
Titanic, meyakini banjir luar biasa dalam kisah tersebut adalah nyata. Dalam sebuah wawancara dengan ABC News, Ballard mengaku, ia telah menginvestigasi teori yang diajukan dua ilmuwan dari Columbia University yang menyebut, pernah ada banjir raksasa di wilayah Laut Hitam. Mereka yakin, Laut Hitam sebelumnya adalah sebuah danau air tawar yang terisolasi, dikelilingi ladang pertanian. Hingga ia akhirnya dibanjiri luapan air.
"Kami pergi ke sana untuk mencari jejak banjir," kata dia kepada ABC News, seperti dimuat kembali Telegraph, Selasa (11/12/2012). "Bukan cuma air yang bergerak lamban, menaikkan permukaan air laut, tapi sungguh merupakan banjir raksasa yang terus terjadi. Tanah yang diterjang bah, tenggelam."
Meski tak menemukan bahtera Nabi Nuh, Ballard dan timnya menemukan sebuah pantai kuno, yang mereka yakini sebagai bukti, bahwa bencana itu memang pernah terjadi di masa lalu.
Menggunakan uji karbon atau carbon dating cangkang kerang yang ditemukan di sepanjang garis pantai kuno itu, berasal dari suatu masa pada 5.000 SM.
"Saat itu mungkin adalah hari yang terburuk," kata dia. "Dalam momentum ajaib itu, air bah menerjang tanpa ampun dan membanjiri wilayah ini. Wilayah daratan seluas 150.000 kilometer persegi tenggelam."
Ballard dan timnya juga menemukan kapal kuno sekaligus pecahan tembikar yang tak kalah tuanya. Meski taki yakin bakal menemukan Bahtera Nuh, setidaknya ia mengantongi bukti masyarakat kala itu yang tersapu.
Misteri Bahtera Nuh
Meski ada banyak rumor dan klaim, tak ada bukti ilmiah bahtera Nuh pernah ditemukan.
Diyakini, ketika air surut, perahu Nuh berada di atas gunung. Meski tiga agama besar mengabarkan mukjizat Nabi Nuh, tak ada penjelasan sama sekali, di mana persisnya perahu itu menyelesaikan misinya.
Dalam Injil disebut, perahu besar itu berada di Gunung Ararat. Sejumlah ahli berpendapat, gunung itu berada di wilayah Armenia dan selatan Turki.
Pada 26 April 2010, kelompok peneliti dari China dan Turki yang tergabung dalam Noahs Ark Ministries International mengumumkan mereka menemukan perahu Nabi Nuh di Turki.
Mereka mengklaim menemukan sisa-sisa perahu Nabi Nuh berada di ketinggian 4.000 meter di Gunung Agri atau Gunung Ararat, di Turki Timur. Namun kepastian, apakah benar itu Bahtera Nuh, tak jua diumumkan. Sebaliknya, ada banyak pihak yang meragukan klaim mereka.
Mantan bintang seksi serial televisi populer Baywatch, Donna DErrico juga ikut berburu bahtera itu di Gunung Ararat.
DErrico yang pernah menjadi Playmate of the Month majalah Playboy bahkan sampai babak belur dan terluka usai jatuh saat pendakian di Turki. Untung saja nyawanya selamat. (Ein)
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/kisah-penemu-bangkai-titanic-berburu-bahtera-nabi-nuh-231500656.html