08.36
Slawi Ayu Cybernews, Terbit pada tanggal 10 April 2011
PISANG adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Menurut sejarah, pisang berasal dari Asia Tenggara, kemudian tersebar ke Afrika Barat, Amerika Selatan dan Amerika Tengah.
Namun, istilah "pisang" juga dipakai untuk sejumlah jenis yang tidak menghasilkan buah konsumsi, seperti pisang abaka, pisang hias, dan pisang kipas. Negara-negara penghasil pisang yang terkenal di antaranya: Brasilia, Columbia, Equador, Filipina, Honduras, India, Indonesia, Karibia, Mexico, Panama, Thailand dan Venezuela.
Di Asia, Indonesia termasuk negara penghasil pisang terbesar, karena sekitar 50 persen produksi pisang Asia berasal dari Indonesia. Sentra produksi pisang di Indonesia adalah: Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara Barat, Sulawesi dan Maluku.
Di Indonesia terdapat berbagai jenis pisang, antara lain pisang raja, pisang batu, pisang ambon, pisang kepok, dan pisang lain dengan berbagai rasa, fungsi, serta ukuran yang berbeda, mulai dari yang berukuran kecil sampai berukuran besar.
Iklim tropis yang sesuai serta kondisi tanah yang banyak mengandung humus memungkinkan tanaman pisang tersebar luas di Indonesia. Buah pisang tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut ”sisir”.
Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, ungu, atau bahkan hampir hitam.
Tak Kenal Musim
Pisang tak mengenal musim panen, dan dapat berbuah setiap saat. Hasilnya dapat mencapai 1-17 sisir. Sebagai contoh, biasanya dalam satu tandan pisang tanduk terdapat 1-7 sisir, sedangkan pada pisang ambon 7-17 sisir. Setiap tandan memiliki berat sekitar 4-40 kg per tandan, tergantung jenisnya.
Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium. Teksturnya yang lembut membuat pisang sering dijadikan buah pilihan untuk makanan bayi.
Bagi anak-anak, pisang juga bisa menjadi bekal sehat ke sekolah. Buahnya dapat dimakan langsung atau diolah terlebih dahulu. Dari segi kesehatan, pisang mengandung unsur-unsur yang bermanfaat bagi tubuh, meliputi vitamin, mineral, karbohidrat, lemak dan serat.
Di banyak negara maju, pisang kerap menjadi bekal makanan anak-anak ke sekolah. Mereka juga memasukkan potongan pisang ke dalam sereal dan susu saat sarapan. Pisang menyediakan cukup energi bagi anak-anak untuk siap mengikuti pelajaran di sekolah.
Dr Ir Sobir dari Pusat Kajian Buah-buahan Tropika Institut Pertanian Bogor (IPB) menjelaskan, sebuah penelitian tentang pisang dilakukan terhadap 200 pelajar di sekolah Twickehnham di Inggris.
Kepada mereka diberikan makanan tambahan berupa pisang saat sarapan, istirahat, dan makan siang. Penelitian dilakukan menjelang waktu ujian. Hasilnya, menurut Dr. Sobir, konsumsi pisang tersebut membantu proses belajar mereka. Kalium yang terdapat pada pisang inilah yang berperan meningkatkan konsentrasi belajar anak.
Selain itu, kandungan vitamin B pada pisang yang cukup tinggi juga mampu mempertahankan aktivitas kerja sistem saraf. Hal inilah yang mendorong pelajar bisa berkonsentrasi lebih lama.
Jika dibandingkan apel, pisang mengandung 4 kali lebih banyak protein, dua kali lebih banyak karbohidrat, tiga kali lebih banyak fosfor, lima kali lebih banyak vitamin A dan zat besi, serta dua kali lebih banyak vitamin dan mineral lainnya.
Seperti diketahui, pisang merupakan †makanan atau buah yang sangat gampang ditemukan dan hanya dengan harga relatif murah juga kita bisa menikmatinya. Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari satu buah pisang. Salah satunya yakni, dapat mengatasi depresi dan stress.
Kandungan asam triptofan yang diubah menjadi serotonin (zat yang dapat mengubah suasana hati) dapat mengatasi depresi dan stres, Sedangkan kandungan vitamin B6 di dalamnya, dapat mengatur kadar glukosa dalam darah yang dapat mengubah mood kita. Efek pada Diare
Diare merupakan salah satu gangguan utama yang mengakibatkan kematian dan morbiditas (tingkat kesakitan yang disebabkan oleh penyakit tertentu) pada anak-anak. Dalam sebuah percobaan klinis oleh Rumah Sakit di Pennsylvania, AS, kepada pasien yang terkena diare, hasil yang didapat yakni pasien yang diberi makan pisang, secara klinis diarenya berkurang.
Para peneliti menyimpulkan, pisang dapat digunakan sebagai pengobatan, dan aman untuk diare serta dari segi biaya juga lebih efektif. Di Indonesia, khususnya di daerah Jawa pun diketahui bahwa pisang raja yang dibakar dapat menyembuhkan diare.
Pisang yang identik dengan makanan hewan primata ternyata memiliki kandungan kalium sangat tinggi. Terdapat sekitar 350 mg kalium dalam satu pisang berukuran sedang. Dua gigitan pisang ukuran besar (biasanya pisang ambon) setara dengan suplemen kalium dosis 99 mg. Kalium diketahui juga sebagai elektrolit yang berperan penting pada fungsi syaraf dan sel otot, terutama fungsi sel otot jantung. Itu sebabnya, pasien hipokalemia (kadar kalium rendah di dalam darah) biasanya dianjurkan makan pisang oleh dokter.
Makin tinggi kadar kalium, risiko terkena serangan jantung dan stroke makin rendah, karena kalium mengimbangi peran natrium di dalam tubuh. Selain itu, pisang baik untuk orang stres. Ketika stres, metabolisme tubuh meningkat drastis hingga mengurangi kadar kalium. Dengan makan pisang, kadar kalium akan kembali seimbang.
Penelitian para ahli menunjukkan, pisang memiliki zat yang berpotensi menjadi penghambat infeksi virus HIV. Hasil penemuan ini diharapkan membuka jendela baru pada terapi pencegahan infeksi HIV yang hingga kini belum ditemukan obatnya.
Para peneliti dari University of Michigan Medical School tertarik pada lektin, zat kimia yang secara alami ada pada tanaman, karena kemampuannya menghentikan rantai reaksi berbagai jenis infeksi. Hasil uji laboratorium menunjukkan, kandungan lektin yang terdapat pada pisang, sama efektifnya dengan obat anti-HIV saat ini.
Cara baru untuk menghentikan penyebaran HIV mutlak diperlukan. Riset yang dilakukan peneliti di universitas itu , menunjukkan cara kerja lektin yang bisa mengenali penyerang dari luar tubuh, seperti virus, dan menyerangnya sebagai patogen, bisa dikembangkan untuk mengenali virus HIV.
Selain memiliki potensi yang sama dengan obat anti-HIV, lektin pada pisang juga lebih murah untuk diproduksi sebagai obat yang bisa dijangkau masyarakat luas. Kandungan lektin hanya ditemukan pada pisang masak. Lektin diyakini lebih efektif apabila dipakai dalam komponen obat pencegah virus yang dioles di alat kelamin atau dubur.
Masalah yang dihadapi oleh obat anti-HIV adalah kemampuan virus untuk bermutasi dan menjadi kebal. Namun, hal tersebut bisa dicegah oleh lektin. Lektin bisa menempel pada gula yang ditemukan pada berbagai titik sampul HIV-1 sehingga meningkatkan kekebalan sel dan menghalangi HIV untuk replikasi virus.SimakBaca secara fonetik
Provitamin A
Di Maluku, terdapat salah satu kultivar pisang yang dikenal dengan nama pisang tongkat langit atau pisang tunjuk langit (Musa troglodytarum), oleh karena bentuk tandannya yang tegak menengadah ke langit.
Pisang ini dimakan untuk merangsang ginjal agar lebih tinggi daya kerjanya. Selain itu, pisang tongkat langit juga untuk membantu menurunkan demam, serta meningkatkan stamina kaum pria, walaupun belum teruji secara klinis.
Buah pisang tongkat langit ada yang panjang dan ada yang pendek. Kulit buahnya semu-semu merah dengan bintik-bintik hitam, daging buahnya berwarna kuning-oranye. Warna semu merah pada kulit dan kuning oranye pada daging buah pisang tongkat langit mengindikasikan adanya kandungan zat warna (pigmen) karotenoid.
Ciri-ciri pisang tongkat langit tersebut, mirip dengan kultivar pisang di Mikronesia. Terdapat dua kultivar yang paling dikenal di Mikronesia, yakni ìKarat dan UHT en yapî (Musa troglodytarum).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh empat laboratorium yakni, Cancer Research Center of Hawaii di Honolulu, Hawaii; Covance Laboratories di Madison, Wisconsin, Universitas Pasifik Selatan di Suva, Fiji, dan Roche Vitamin Ltd. di Basel, Swiss, dengan menggunakan sampel pisang dalam bentuk mentah atau dimasak (dipanggang, direbus atau dikukus), ditemukan bahwa kultivar pisang ini mengandung kadar provitamin A (prekursor vitamin A), yang bermanfaat untuk kesehatan mata.
Hal yang mungkin belum banyak diketahui oleh masyarakat, bahwa buah pisang mampu membantu perokok mengatasi kecanduan nikotin. Kandungan B6 dan B12 di dalamnya membantu untuk menetralisasi.
Selain tersebut di atas, ada pula manfaat lain dari buah pisang yang sudah teruji secara klinis, seperti mengatasi migren, menurunkan tekanan darah tinggi, pengaruh terhadap pertumbuhan bakteri, mengatasi masalah kanker, stroke, dan menurunkan kolesterol. Oleh karena itu memakan buah pisang merupakan pengobatan alami untuk pelbagai penyakit.
(Efraim Samson & Haryono Semangun, Mahasiswa Program Magister Biologi, UKSW-12)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/11/04/165220/