05.42
Slawi Ayu Cybernews, Terbit pada tanggal 10 April 2011
JAKARTA- Pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang dipastikan berlangsung dalam dua putaran memunculkan peta koalisi dukungan pada dua pasangan, yaitu Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara) dan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok).
Kedua pasangan itu berebut suara pasangan kandidat lain yang tak lolos di putaran pertama. Dalam pemilihan yang berlangsung Rabu (11/7), pasangan Jokowi-Ahok menempati peringkat atas dan disusul pasangan Foke -Nara.
Adapun pasangan cagub lain yang tak lolos adalah Hendardji Supanji-Riza Patria, Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini, Faisal Basri-Biem Benyamin, dan Alex Noerdin-Nono Sampono.
Meski belum ada peta koalisi resmi terbentuk, kedua kubu melakukan strategi pendekatan untuk meraih kemenangan. Jokowi pun terlihat gesit. Sementar Foke masih pede (percaya diri).
Jokowi menyebut telah melakukan pendekatan kepada calon-calon lain yang tidak bisa maju ke putaran kedua Pilgub DKI. Hasilnya tiga calon lain sudah memberikan sinyal kesepakatan untuk merapatkan dukungan kepadanya. Selanjutnya pihaknya akan menindaklanjuti kesepakatan itu dengan pembicaraan politik di tingkat partai.
“Semua calon sudah kami ajak komunikasi. Hingga saat ini sudah ada tiga pasangan calon yang memberikan sinyal sepakat untuk merapat kepada kami. Nantinya kesepakatan itu akan ditindaklanjuti di tingkat partai,” ujarnya kepada wartawan di rumah dinas Wali Kota Surakarta, Kamis (12/7).
Jokowi tidak bersedia menyebut nama-nama ketiga pasangan calon itu. Namun ketika ditanya tentang hasil pertemuannya dengan Hidayat Nurwahid, Jokowi mengatakan, “Bagus. Ada lampu hijau dari pertemuan itu. Nantinya tinggal ditindaklanjuti dengan pembicaraan politik di tingkat partai.”
Jokowi sendiri sebelumnya menegaskan ia tak memiliki strategi khusus untuk melaju ke putaran dua. ‘’Kami tidak akan pakai strategi besar karena strategi besar butuh uang besar. Strategi kecil kami yang penting partai bergerak. PDI Perjuangan, Gerindra, rakyat, relawan, semua bergerak,’’ kata dia.
Tak lupa pria yang masih menjabat sebagai Wali Kota Solo itu juga menekankan pentingnya silaturahmi dengan keempat pasang calon lain yang tidak lolos ke putaran dua. ‘’Yang penting mereka didolani (dikunjungi). Saya akan dolani mereka semua,’’ ujar Jokowi.
Terkait strategi koalisi untuk menghadapi putaran dua, ia menyerahkan ke kebijakan partai. Dia juga menyinggung kemenangannya pada putaran pertama atas calon incumbent membuktikan ada faktor lain yang tidak diperkirakan lembaga survei. Namun, Jokowi enggan menjelaskan faktor lain yang dimaksud. Menghadapi putaran dua, dia mengaku hanya memiliki rasa optimistis.
Seperti diketahui, seusai pencoblosan, Rabu (11/7), Jokowi sowan dengan Hidayat Nurwahid. Saat itu ia mengungkapkan juga mengagendakan bertemu dengan cagub Faisal Basri dan Alex Noerdin.
Untuk aksi para tim sukses dan relawan pasangan nomor 3 sejumlah program sudah dipersiapkan. “Kami akan membentuk strategi-strategi, salah satunya mengamankan dan mengawal kotak suara yang saat ini ada di Kelurahan. Kami lakukan untuk antisipasi kemungkinan kecurangan,” ujar Ketua Media Center Jokowi Ahok, Rendi Cipta Mulyawan di Jokowi Center, Jl KH Mangunsarkoro 69, Menteng, Jakarta Pusat.
Pihaknya juga mengaku sudah mempersiapkan strategi khusus untuk menghadapi Pilgub putaran kedua pada September 2012 mendatang. Namun bagaimana bentuknya, Rendi masih enggan membocorkannya. “Nanti lihat saja, akan ada kampanye juga. Yang pasti kita akan lebih sering turun ke bawah,” katanya.
Terpisah, cagub Hendardji Soepandji memastikan dukungannya kepada pasangan Jokowi-Ahok pada putaran kedua Pilgub. “Saya pribadi mendukung Pak Jokowi di putaran kedua nanti. Akan tetapi, hal itu akan didiskusikan dahulu dengan tim sukses. Selamat sekali lagi untuk Pak Jokowi,” ujar Hendardji di Posko Pemenangan Hendardji-Riza, Jakarta Selatan
Hendardji mengungkapkan bahwa dalam kelima calon cubernur tersebut di bawah misi yang sama, yaitu perubahan untuk Jakarta. Hal itulah yang menurutnya menjadi alasan dirinya untuk hanya memberikan selamat kepada Jokowi-Ahok. Ia mengatakan bahwa tim suksesnya akan berkoordinasi lebih lanjut untuk menentukan suara mereka di putaran kedua nanti.
Suara dari Hendardji-Riza tersebut pada intinya untuk mendukung perubahan di Jakarta. Perubahan di Jakarta, menurut dia, tidak mungkin ada dalam gagasan seorang incumbent. yaitu Foke-Nara. “Nanti akan dikoordinasikan lebih lanjut. Intinya perubahan untuk Jakarta harus segera dimulai oleh gubernur yang terpilih nanti. Saya pribadi akan dukung Gubernur DKI untuk perubahan dan arah tim sukses juga akan ke arah sana,” ujarnya.
Strategi Baru
Sementara itu, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Taufiq Kiemas mengaku belum mengetahui partai mana saja yang akan digandeng PDIP dan Gerindra untuk memenangkan Jokowi-Ahok di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta yang bakal dihelat 20 September 2012.
Namun ia mengatakan, soal koalisi di putaran kedua Pilkada DKI akan ditentukan pengurus pusat partai. ‘’Kalau soal gandeng-menggandeng, itu urusan Dewan Pimpinan Pusat (PDIP dan Gerindra),’’ kata Taufiq di Kompleks MPR/DPR RI, Jakarta.
Yang pasti, Jokowi harus menggunakan strategi baru di putaran kedua untuk mengamankan perolehan suaranya yang berada di posisi puncak pada Pilkada DKI putaran pertama. Berdasarkan hasil hitung cepat Lembaga Survei Indonesia, Jokowi-Ahok berada di posisi teratas dengan raihan suara 43,14 persen.
Capaian suara itu hanya selisih 9,6 persen dengan raihan suara Foke-Nara yang mencapai 33,54 persen. Selisih yang tidak begitu besar ini membuat Taufiq mengingatkan Jokowi untuk tetap waspada menghadapi Pilkada DKI putaran kedua. ‘’Warga DKI sangat kritis. Jangan lengah,’’ kata suami Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu.
Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Abdul Hakim menyatakan masih terlalu dini untuk menentukan akan bergabung pada koalisi mana. ‘’Kami masih mengevaluasi, mencermati, dan menghitung suasana. Mungkin satu atau dua hari lagi baru bisa terlihat, ujarnya.
Ia pun mengatakan partai hingga kini belum melakukan komunikasi khusus, baik ke Partai Demokrat maupun PDIP. ‘’Calon gubernur kami, Pak Hidayat Nurwahid, juga belum menyampaikan secara formal keinginan Pak Jokowi. Kemarin kedatangan Pak Jokowi kepada kami hanya roadshow biasa.’’
Dari analisis pengamat, pendekatan yang sudah dilakukan Jokowi kepada kandidat lain belum ada jaminan silahturahmi politik yang berbuah koalisi. ‘’Sebab ada perbedaan ideologi yang mencolok antara PKS dengan PDIP dan Gerindra. Perbedaan ideologi ini yang akan jadi ganjalan bagi massa tradisional PKS untuk ikut memilih Jokowi-Ahok,” analisa Yunarto Wijaya, pengamat politik dari Charta Politica ini.
Secara kasat mata PKS akan lebih condong berkoalisi dengan Partai Demokrat yang mengusung Foke-Nara. Selain karena adanya kedekatan ideologis, juga di dalam sejarah ‘perjodohan’ bakal pasangan cagub-cawagub, sempat muncul mendampingkan Triwisaksana sebagai bakal cawagub bagi Fauzi Bowo.
“Tapi kita juga tahu dalam sejarahnya, PKS cenderung pragmatis dengan mengambil pilihan yang lebih menjanjikan potensi kemenangan, dalam hal ini Jokowi-Ahok,” sambung pria yang akrab disapa Toto ini.
“Setiap pilihan pasti ada risikonya.”
Bagaimana dengan pasangan Foke-Nara?
Foke mengatakan, saat ini belum memutuskan untuk berkoalisi dengan pihak lain, hanya komitmennya adalah berkoalisi dengan rakyat. “Koalisi jelas dengan rakyat, komitmen dengan rakyat. Hal-hal yang berkaitan itu nanti, kita tunggu. Keputusan belum ada,” ujar Foke.
Dari partai pengusung, Melani Leimena Suharli, Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat menyebutkan, pasangan Foke-Nara masih berpeluang menang pada pemilihan putaran kedua.
Untuk suksesi pada putaran kedua itu, Partai Demokrat menyerahkan kerja sama koalisi kepada Fauzi Bowo. “Untuk koalisi pada pemenangan pemilihan putaran II, Partai Demokrat menyerahkan sepenuhnya kepada Foke,” kata Melani.
Ia berharap, pasangan calon yang dijagokan Partai Demokrat itu bisa menang pada pemilihan putaran kedua. “Tentunya pada putaran kedua kami kerja keras lagi,” tutur Melani.
Terkait arah koalisi ini. Partai Golkar justru mempertimbangkan untuk membebaskan pemilihnya dan tidak berkoalisi. “Ada baiknya bila dilepas saja, toh perolehannya tidak terlalu signifikan,” kata Jubir Golkar, Nurul Arifin,
Meski demikian, Nurul menjelaskan partainya belum memiliki sikap resmi. Aksi Golkar di putaran kedua Pilgub DKI masih akan menunggu keputusan partai dan keinginan Alex-Nono. (A20,sgt,di,G14,dtc,viva-77)
Sumber Berita : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/07/13/192515/Jokowi-Gesit-Foke-Pede