JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia lantaran belum semua permasalahan negara ini bisa segera diatasinya. Permintaan maaf itu disampaikan langsung di Kantor Presiden, Jumat (9/9), menyambut hari ulang tahunnya yang ke-62.
“Saya minta maaf kalau belum bisa memenuhi harapan agar negara mengatasi segera segala masalah. Korupsi salah satu yang belum tuntas diberantas. Masalah lain yang masih ada adalah pengurangan kemiskinan, pengangguran, dan membangun kehidupan bangsa dalam berdemokrasi yang lebih baik,” kata Presiden.
Kepala negara menyatakan beberapa hari lalu menerima surat mengenai praktek money politics yang semakin mewabah dalam pilkada dan forum pemilihan lain. Menurutnya, jika politik uang gagal dicegah maka pembangunan demokrasi sia-sia belaka.
Presiden SBY juga minta doa agar pemerintahannya bisa meningkatkan kinerja dan prestasi. “Saya terima mandat ini. Masalah yang kita hadapi sedemikian kompleks, tentu butuh waktu untuk menyelesaikannya. Tidak bisa dalam 1-2 hari atau 1-2 bulan. Maka saya mohon maaf kalau belum dapat memuaskan
saudara-saudara,” lanjutnya.
SBY lahir di Tremas, Pacitan, Jawa Timur, pada 9 September 1949. Tak hanya Presiden, kemarin, Partai Demokrat yang didirikannya juga berulang tahun yang ke-10.
Pada pukul 09.30, SBY memimpin rapat kabinet terbatas yang diikuti sejumlah menteri. Saat masuk ke ruang rapat, para menteri tersebut menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun dengan bertepuk tangan.
Sejak pagi, banyak ucapan selamat yang ditujukan kepada Presiden melalui situs jaringan sosial dan pesan pendek. Menurut Juru Bicara Julian Aldrin Pasha, peringatan ulang tahun itu berlangsung sederhana. Acara berupa syukuran yang hanya dihadiri keluarga terdekat, staf kepresidenan, dan beberapa menteri.
Lukisan
Seorang pelukis dari Sawangan, Depok, Jawa Barat, juga memberi kado berupa lukisan potret diri Presiden. Sonny Sriwijaya, sang pelukis, membuat sebuah potret diri SBY dengan cat minyak dalam bingkai warna emas berukuran 1,5 x 1,5 meter.
Dia membawa langsung lukisan tersebut dari studio ke Istana Negara. “Judulnya ’Wiseman’. Saya nilai beliau bijaksana dan Insya Allah membawa Indonesia ke masa depan lebih baik,” ujar Sonny.
Lukisan yang dikerjakan satu pekan itu seharga Rp 35 juta. Menurut Sonny, niatnya memberi bukan menjual lukisan itu. “Saya tidak punya motivasi politik atau lainnya. Saya ini seniman, apa yang saya mau lukis ya saya lukis. Saya orang bebas,” jelas pria berusia 53 tahun itu.
Setelah lukisannya diterima dan diperiksa di pos Paspampres, Sonny pamit. Petugas protokoler memintanya menunggu sebab ada kemungkinan SBY menemui Sonny setelah memimpin rapat kabinet.
Namun, “hadiah” bagi SBY pada hari ulang tahunnya bukan hanya itu. Massa dari Pemuda Cinta Tanah Air (Pecat) mempersiapkan demonstrasi di depan Istana Merdeka.
Belum lagi beraksi, atribut yang mereka bawa berupa topeng dari foto SBY berhidung pinokio dan patung kepala kerbau disita polisi.
Belasan pendemo datang dengan membawa dua taksi yang khusus berisi atribut mereka di depan Gedung Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Polisi juga menyita foto seluruh badan Presiden yang ditempel di triplek seukuran badan manusia.
Koordinator aksi Yosep Rizal menyebut penyitaan menunjukkan rezim yang ketakutan. “Belum dimulai sudah dirampas. Ini tanda-tanda rezim yang penuh kebohongan, takut kebohongannya terbongkar,” ujar dia. (dtc-65)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/09/10/158708/
“Saya minta maaf kalau belum bisa memenuhi harapan agar negara mengatasi segera segala masalah. Korupsi salah satu yang belum tuntas diberantas. Masalah lain yang masih ada adalah pengurangan kemiskinan, pengangguran, dan membangun kehidupan bangsa dalam berdemokrasi yang lebih baik,” kata Presiden.
Kepala negara menyatakan beberapa hari lalu menerima surat mengenai praktek money politics yang semakin mewabah dalam pilkada dan forum pemilihan lain. Menurutnya, jika politik uang gagal dicegah maka pembangunan demokrasi sia-sia belaka.
Presiden SBY juga minta doa agar pemerintahannya bisa meningkatkan kinerja dan prestasi. “Saya terima mandat ini. Masalah yang kita hadapi sedemikian kompleks, tentu butuh waktu untuk menyelesaikannya. Tidak bisa dalam 1-2 hari atau 1-2 bulan. Maka saya mohon maaf kalau belum dapat memuaskan
saudara-saudara,” lanjutnya.
SBY lahir di Tremas, Pacitan, Jawa Timur, pada 9 September 1949. Tak hanya Presiden, kemarin, Partai Demokrat yang didirikannya juga berulang tahun yang ke-10.
Pada pukul 09.30, SBY memimpin rapat kabinet terbatas yang diikuti sejumlah menteri. Saat masuk ke ruang rapat, para menteri tersebut menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun dengan bertepuk tangan.
Sejak pagi, banyak ucapan selamat yang ditujukan kepada Presiden melalui situs jaringan sosial dan pesan pendek. Menurut Juru Bicara Julian Aldrin Pasha, peringatan ulang tahun itu berlangsung sederhana. Acara berupa syukuran yang hanya dihadiri keluarga terdekat, staf kepresidenan, dan beberapa menteri.
Lukisan
Seorang pelukis dari Sawangan, Depok, Jawa Barat, juga memberi kado berupa lukisan potret diri Presiden. Sonny Sriwijaya, sang pelukis, membuat sebuah potret diri SBY dengan cat minyak dalam bingkai warna emas berukuran 1,5 x 1,5 meter.
Dia membawa langsung lukisan tersebut dari studio ke Istana Negara. “Judulnya ’Wiseman’. Saya nilai beliau bijaksana dan Insya Allah membawa Indonesia ke masa depan lebih baik,” ujar Sonny.
Lukisan yang dikerjakan satu pekan itu seharga Rp 35 juta. Menurut Sonny, niatnya memberi bukan menjual lukisan itu. “Saya tidak punya motivasi politik atau lainnya. Saya ini seniman, apa yang saya mau lukis ya saya lukis. Saya orang bebas,” jelas pria berusia 53 tahun itu.
Setelah lukisannya diterima dan diperiksa di pos Paspampres, Sonny pamit. Petugas protokoler memintanya menunggu sebab ada kemungkinan SBY menemui Sonny setelah memimpin rapat kabinet.
Namun, “hadiah” bagi SBY pada hari ulang tahunnya bukan hanya itu. Massa dari Pemuda Cinta Tanah Air (Pecat) mempersiapkan demonstrasi di depan Istana Merdeka.
Belum lagi beraksi, atribut yang mereka bawa berupa topeng dari foto SBY berhidung pinokio dan patung kepala kerbau disita polisi.
Belasan pendemo datang dengan membawa dua taksi yang khusus berisi atribut mereka di depan Gedung Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Polisi juga menyita foto seluruh badan Presiden yang ditempel di triplek seukuran badan manusia.
Koordinator aksi Yosep Rizal menyebut penyitaan menunjukkan rezim yang ketakutan. “Belum dimulai sudah dirampas. Ini tanda-tanda rezim yang penuh kebohongan, takut kebohongannya terbongkar,” ujar dia. (dtc-65)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/09/10/158708/