SEDIKITNYA 50 persen usaha kecil terutama logam, kondisinya mati suri. Bahkan, tidak sedikit yang sudah benar-benar mati.
Padahal, industri menjadi salah satu program unggulan Kabupaten Tegal. Yakni pertanian, industri, dan pariwisata (Pertiwi). Sayangnya, ketiga program unggulan itu, tidak mendapat daya dukung yang cukup.
Salah satunya, topangan anggaran yang kurang berkiblat pada industri. Kedepan Pemkab Tegal diharapkan lebih memperhatikan sektor unggulan dengan keberpihakan anggaran pada sektor tersebut, termasuk Industri.
“Kami realistis saja, karena industri merupakan salah satu program unggulan. Jadi sangat wajar jika keberpihakan anggaran juga memperhatikan sektor itu,” kata Ketua Pansus IV yang juga Ketua Komisi II DPRD, Udin Zaenudin SH dari Fraksi Partai Golkar, kepada Radar, Senin (18/4).
Dikatakan Zaenudin, selama ini dirinya melihat bahwa justru sektor andalan seperti industri dan dinas yang membidangi yaitu Disperindag, kurang mendapat keberpihakan anggaran daerah. Kondisi tersebut, menimbulkan kesan kurang sinkronnya dengan penerapan industri sebagai program unggulan. Untuk itu, pihaknya berharap, agar sektor pertanian, industri, dan wisata dapat lebih mendapat perhatian.
“Ini sebuah konsekuensi logis dan nyata memberikan kontribusi cukup baik,” ujarnya.
Menurut dia, jika ketiga sektor unggulan itu terabaikan, maka akan berimbas pada sejumlah kegiatan didalamnya. Itu terbukti dengan saat ini, sekitar 50 persen industri kecil logam, sebagian mati suri dan mati.
Sementara, terkait evaluasi lain pada Disperindag Pemkab Tegal, hampir tidak ada permasalahan berarti. Hanya ada satu kegiatan yang tidak diambil, yaitu kegiatan pembinaan hasil tembakau dan pengujian kadar tart dan nikotin senilai Rp 25 juta. Kondisi itu karena kegiatan dimaksud, tidak memenuhi standarisasi dari Kementrian Perindustrian Pusat.
“Dananya masih ada pada kas daerah,” pungkas Zen Mehbob, panggilan akrabnya
Sumber Berita : Radar Selasa, 19 April 2011
0 komentar:
Posting Komentar