Keputusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk
menyetujui pembangunan 6 ruas jalan tol di DKI Jakarta mendapat
tentangan. Sejumlah pihak menilai langkah itu tidak berpihak pada
kemajuan DKI Jakarta yang bebas macet, tetapi justru memancing warga
untuk lebih memilih memiliki kendaraan pribadi ketimbang menggunakan
angkutan massal umum.
Pengamat transportasi Darmaningtyas yang hadir dalam
uji publik terkait pembangunan tol tersebut pun menilai bahwa sebaiknya
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperbaiki busway ketimbang mengurus
hal baru, yang dalam hal ini pembangunan tol yang terintegrasi dengan
angkutan umum.
"Busway bukan tambah maju, tapi memburuk. Jalur
koridor I dulu sangat steril, sekarang tidak lagi. Saya minta, Pak
Jokowi, fokuslah selesaikan persoalan transjakarta. Ide (baru) didukung,
tetapi kalau (transjakarta, yang sudah ada) tidak beres, bagaimana?"
ujarnya.
Bus Transjakarta
Uji publik sendiri diadakan setelah Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo disebut mengiyakan pembangunan 6 ruas jalan tol yang
sebelumnya dia katakan tidak akan mendukung pembangunan jalan berbayar
tersebut. Pengamat dan sejumlah pihak memandang bahwa pembangunan 6 ruas
tol lebih karena tekanan terhadap Gubernur Joko Widodo ditekan oleh
pemodal yang menginginkan tetap berjalannya proyek tersebut.
"Kalau bapak dukung (proyek tol) jalan sekarang, saya
jamin, pemodal yang bapak iyakan tidak akan mendukung bapak nanti
karena sudah pasti tidak disetujui kalau mau buat tol lagi," ungkap
Darmaningtyas.
"Simatupang belum ada 30 tahun. Tidak ada bukti bahwa
jalan tol mengatasi kemacetan. Mana ada jalan tol yang tidak macet di
Jakarta? Kalau ada saya dukung," tambah Darmaningtyas yang disambut
tepuk tangan publik dan pengamat yang kontra dengan pembangunan ruas tol
ini.
(kpl/nzr/abe)Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/pengamat-transportasi-busway-diperbaiki-dulu-025000352.html
0 komentar:
Posting Komentar