PADA tahun 2015, Pemkab Tegal bersama stakeholder yang ada, menargetkan angka kematian menjadi 0 (nol). Pasalnya, salah satu usaha yang ada, dengan adanya desa siaga.
Hal itu muncul saat seminar nasional yang diadakan oleh Dinkes Kabupaten Tegal bekerja sama dengan
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) yang dilanjutkan dengan komitmen stakeholder dalam rangka akselerasi penurunan kematian ibu melalui reformasi program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Kabupaten Tegal yang ditandangani oleh Wakil Bupati, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, dan diikuti oleh semua pelaku kesehatan di Kabupaten Tegal.
Seminar yang digelar di pendopo Kabupaten Tegal tersebut, Rabu (15/12), mengambil tema peran stakeholder di daerah dalam rangka akselerasi penurunan kematian Ibu dan Bayi melalui reformasi program kesehatan ibu dan bayi. Seminar menghadirkan enam pembicara yakni Staf Ahli Menkes RI Prof Dr Laksono Trisnantoro MSc PhD, Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Dr Anung Sugihantono MKes, Ketua DPRD Kabupaten Tegal Rojikin AH SH, Asisten II Kabupaten Tegal Moch Nur Ma’mun SH, POGI Kabupaten Tegal Dr Jaenudin, dan Ketua IBI Kabupaten Tegal Kusmiyati SH SST, dengan moderator Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal dr H Widodo Joko Mulyono MKes MMR.
Mengawali sebelum nara sumber menyampaikan materinya, dr H Widodo Joko Mulyono mengatakan, apakah mungkin angka kematian ibu menjadi nol. Sedangkan kecenderungan di Jawa, angka kematian ibu cenderung meningkat. Hal ini menjadi tantangan menarik, bagaimana dinas kesehatan mampu secara inovatif dan komprehensif dalam akselerasi
pencapaian MDGs 4 dan MDGs 5. Hal ini diperlukan kepemimpinan tinggi dari Dinkes, dukungan dari pimpinan Kabupaten Tegal, dan dukungan dari seluruh masyarakat.
“Di Yogyakarta contohnya, disana diberikan reward bagi desa yang AKI (Angka Kematian Ibu, Red) dan AKB (Angka Kematian Bayi, Red) nol dalam satu tahun. Disini perlu ada kebijakan dalam rangka memperbaiki pelayanan, sistem pelayanan, mengembangkan regulasi, dan menata perilaku masyarakat. Kami yakin, ini bisa terjadi dengan membuktikan adanya desa siaga,” kata Kepala Dinkes yang akrab disapa dr Joko itu.
Dia menambahkan, lamanya menurunkan angka kematian ibu ini membutuhkan kerjasama antar profesi dibidang kesehatan seperti Spesialis Obstetry Ginekology (SPOG), SPD, SA, dokter umum, bidan, perawat, dan Manajer Dinas Kesehatan dan rumah sakit, serta dukungan dari Pemkab dengan adanya penambahan anggaran bagi rumah sakit untuk membiayai penunggu ibu-ibu hamil yang akan melahirkan.
Ketua DPRD Kabupaten Tegal, Rojikin AH SH, yang menyampaikan materi “Peran Legislatif dalam Komitmen pembiayaan Kesehatan” mengatakan, tanggung jawab kesejahteraan rakyat adalah di Pemda (Bupati dan DPRD). Jika AKI dan AKB tingggi, yang bertanggungjawab untuk melakukan upaya menurunkan AKI dan AKB itu adalah Bupati dan DPRD. Dalam upaya ini, Camat juga mempunyai peran yang sangat penting dalam peningkatan pelayanan kesehatan.
Dikatakannya, kebijakan DPRD dalam upaya penurunan AKI dan AKB tidak secara langsung tetapi hanya sebatas dalam anggaran. Kebijakan dari DPRD Kabupaten Tegal pada tahun 2012 adalah meningkatkan anggaran untuk program peningkatan kesehatan Ibu dan Anak sebesar 310 persen, yakni dari Rp 136 juta lebih menjadi Rp 560 juta.
“DPRD merasakan masih kurang anggaran dalam bidang kesehatan. Walaupaun ada, ditahun 2012 nanti lebih banyak dibandingkan dengan anggaran tahun sebelumnya,” ungkapnya.
Sementara, Dr Anung Sugiyantono MKes, mengatakan, kasus AKI, AKB dan AKBA di Kabupaten Tegal dapat diantisipasi dengan cara kenal dini, cegah dini. Alur Konsep Pikir Pendekatan (5 P) dalam Penurunan AKI dan
AKB. Persoalan, peralatan, prosedur, pelaksanaan, performance baik di Poskesdes/PKD, Puskesmas, dapat melalui penguraian simpul masalah yaitu pada masyarakat, kontak dengan bidan, kontak dengan pelayanan kesehatan.
Hal yang paling penting adalah pengembangan aspek manajemen sinkronisasi dan integrasi potensi SDM dan masyarakat, penguatan MONEV pelayanan dari Dinkes dan atau Pemda.
Seminar nasional kesehatan diikuti bidan se-Kabupaten Tegal, organisasi profesi kesehatan mulai dari IDI, IBI, PPNI, dan IAKMI. Hadir pula camat dan lainnya yang keseluruhan peserta berjumlah kurang lebih 800 orang. (fat)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/
0 komentar:
Posting Komentar