London (ANTARA) - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Din Syamsuddin menghadiri Forum Internasional Katolik-Muslim (Catholic-Muslim Forum) di Rumah Konferensi Baptism Site of Jesus, di Yordania dan merupakan satu-satunya wakil dari Indonesia.
Seminar bertema "Reason, Faith and the Human Person," (Akal Budi, Iman dan Pribadi Manusia) ini dihadiri 24 tokoh Katolik-Roma dan 24 tokoh Muslim di seluruh dunia, ujar anggota Dewan Kepausan untuk Dialog antar umat Beragama Vatikan, P. Markus Solo Kewuta SVD, kepada ANTARA London, Rabu.
Dikatakannya wakil setiap agama dipilih masing-masing pihak secara bebas atas berbagai pertimbangan. Pihak Muslim menghadirkan Prof. Din Syamsuddin, Ketua Umum PP Muhammidiyah, sebagai satu-satunya wakil dari Indonesia.
Para peserta seminar diterima Raja Yordania, Abdullah II bin al-Hussein di Istana Basman di kota Amman.
Raja mengutarakan beberapa perihal penting guna memajukan perdamaian dan keharmonisan global serta mendorong peserta untuk tetap berkarya demi perdamaian antar penganut kedua agama besar ini di seluruh dunia.
Royal Aal al-Bayt Institute, dikepalai Pangeran Ghazi Muhammad bin Talal, merupakan pusat kajian teologis-ilmiah tentang pemikiran Islam dan kajian lintas agama untuk memajukan dialog antar umat beragama, terutama antara umat Kristiani dan Muslim.
Menurut P. Markus Solo Kewuta SVD, Forum Internasional Katolik-Muslim dibentuk 2008 sebagai tanggapan bersama antara Katolik dan Muslim terhadap surat pernyataan sikap ke-137 tokoh Muslim seluruh dunia terhadap Kuliah Sri Paus Benediktus di Regensburg, Jerman.
Dikatakannya seminar pertama digelar Nopember 2008 di Vatikan bertema "Kasih akan Allah dan Kasih akan Sesama": sebuah refleksi teologis mencari aplikasi nyata dalam relasi keseharian antara Kristiani dan Muslim.
P. Markus Solo Kewuta SVD juga salah satu dari 24 peserta Katolik, mewaikil Dewan Kepausan untuk Dialog antar umat Beragama (Pontifical Council for Interreligious Dialogue), Desk Christian-Muslim Dialogue in Asia yang berkantor di Vatikan, sekaligus ko-penyelenggara event.
Dikatakannya pada akhir seminar para tokoh ke-dua agama merumuskan lima butir kesepakatan sebagai Deklarasi Bersama.
Pertama, "Allah telah menganugerahkan akal budi kepada manusia, melaluinya (akal budi) manusia mengenal kebenaran. Pengenalan kebenaran menyinari tanggungjawab kita di hadapan Allah dan di hadapan satu sama lain"
Deklarasi kedua "Iman adalah anugerah Allah, melaluinya (iman) manusia sadar (discover) bahwa ia diciptakan oleh Allah dan bertumbuh di dalam pengetahuan akan Dia"
Selain itu disebutkan "Hati yang putih-bersih adalah pusat dari seorang yang setia, di mana iman, akal budi dan belarasa berpadu di dalam penyembahan kepada Allah dan kasih akan sesama manusia"
Derajad manusia yang dianugerahkan Allah harus dihormati oleh semua orang dan harus pula dilindungi di dalam/melalui hukum.
Di dalam dialog, kaum beriman harus mengucapkan rasa syukur kepada Allah atas segala rahmatNya di atas di dalam suasana saling menghormati dan dalam belarasa, dan di dalam sebuah bentuk hidup yang harmonis dengan ciptaan Tuhan.
Tokoh-tokoh Katolik-Roma dan Muslim seluruh dunia tetap berkeinginan melanjutkan dialog sebagai jalan untuk memajukan saling pemahaman dan kebaikan bersama seluruh umat manusia, terutama mewujudkan hasratnya terhadap perdamaian, keadilan dan solidaritas.
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/
Seminar bertema "Reason, Faith and the Human Person," (Akal Budi, Iman dan Pribadi Manusia) ini dihadiri 24 tokoh Katolik-Roma dan 24 tokoh Muslim di seluruh dunia, ujar anggota Dewan Kepausan untuk Dialog antar umat Beragama Vatikan, P. Markus Solo Kewuta SVD, kepada ANTARA London, Rabu.
Dikatakannya wakil setiap agama dipilih masing-masing pihak secara bebas atas berbagai pertimbangan. Pihak Muslim menghadirkan Prof. Din Syamsuddin, Ketua Umum PP Muhammidiyah, sebagai satu-satunya wakil dari Indonesia.
Para peserta seminar diterima Raja Yordania, Abdullah II bin al-Hussein di Istana Basman di kota Amman.
Raja mengutarakan beberapa perihal penting guna memajukan perdamaian dan keharmonisan global serta mendorong peserta untuk tetap berkarya demi perdamaian antar penganut kedua agama besar ini di seluruh dunia.
Royal Aal al-Bayt Institute, dikepalai Pangeran Ghazi Muhammad bin Talal, merupakan pusat kajian teologis-ilmiah tentang pemikiran Islam dan kajian lintas agama untuk memajukan dialog antar umat beragama, terutama antara umat Kristiani dan Muslim.
Menurut P. Markus Solo Kewuta SVD, Forum Internasional Katolik-Muslim dibentuk 2008 sebagai tanggapan bersama antara Katolik dan Muslim terhadap surat pernyataan sikap ke-137 tokoh Muslim seluruh dunia terhadap Kuliah Sri Paus Benediktus di Regensburg, Jerman.
Dikatakannya seminar pertama digelar Nopember 2008 di Vatikan bertema "Kasih akan Allah dan Kasih akan Sesama": sebuah refleksi teologis mencari aplikasi nyata dalam relasi keseharian antara Kristiani dan Muslim.
P. Markus Solo Kewuta SVD juga salah satu dari 24 peserta Katolik, mewaikil Dewan Kepausan untuk Dialog antar umat Beragama (Pontifical Council for Interreligious Dialogue), Desk Christian-Muslim Dialogue in Asia yang berkantor di Vatikan, sekaligus ko-penyelenggara event.
Dikatakannya pada akhir seminar para tokoh ke-dua agama merumuskan lima butir kesepakatan sebagai Deklarasi Bersama.
Pertama, "Allah telah menganugerahkan akal budi kepada manusia, melaluinya (akal budi) manusia mengenal kebenaran. Pengenalan kebenaran menyinari tanggungjawab kita di hadapan Allah dan di hadapan satu sama lain"
Deklarasi kedua "Iman adalah anugerah Allah, melaluinya (iman) manusia sadar (discover) bahwa ia diciptakan oleh Allah dan bertumbuh di dalam pengetahuan akan Dia"
Selain itu disebutkan "Hati yang putih-bersih adalah pusat dari seorang yang setia, di mana iman, akal budi dan belarasa berpadu di dalam penyembahan kepada Allah dan kasih akan sesama manusia"
Derajad manusia yang dianugerahkan Allah harus dihormati oleh semua orang dan harus pula dilindungi di dalam/melalui hukum.
Di dalam dialog, kaum beriman harus mengucapkan rasa syukur kepada Allah atas segala rahmatNya di atas di dalam suasana saling menghormati dan dalam belarasa, dan di dalam sebuah bentuk hidup yang harmonis dengan ciptaan Tuhan.
Tokoh-tokoh Katolik-Roma dan Muslim seluruh dunia tetap berkeinginan melanjutkan dialog sebagai jalan untuk memajukan saling pemahaman dan kebaikan bersama seluruh umat manusia, terutama mewujudkan hasratnya terhadap perdamaian, keadilan dan solidaritas.
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/
0 komentar:
Posting Komentar