PROMOSI dan mutasi jabatan dilingkungan Kabupaten Tegal, yang baru saja dilakukan, diduga syarat nepotisme. Promosi ditandai dengan pelantikan dan pengambilan sumpah yang dipimpin Wakil Bupati Tegal, H Moch Herry Soeltistiyawan SH MHum, Rabu (1/2). Dugaan nepotisme itu menyeruak, pasalnya beberapa pejabat yang menduduki sejumlah jabatan di SKPD merupakan suadara atau orang terdekat istri Wakil Bupati.
Ketua Republik Demokrasi (Repdem) Jawa Tengah, Eko Wahyudi, yang kebetulan berada di Tegal, mengatakan, bahwa dengan melihat hasil pelantikan yang ada, pihaknya menduga ada unsur nepotismenya. Padahal untuk menjalankan sebuah pemerintahan, harus melihat dari daftar urut kepangkatan agar tercipta good goverment.
“Kalau melihat dari hasil pelantikan tadi (kemarin, Red), saya melihat jelas ada unsur nepotismenya. Karena dari saudara wakil bupati, istri, dan sudaranya menduduki jabatan yang strategis,” katanya.
Hal yang sama juga dikatakan Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Tegal, Dakir SH, bahwa pihaknya menduga pengangkatan pejabat di lingkungan Pemkab ini tidak murni atas daftar urut kepangkatan, prestasi, maupun dedikasi. Tetapi juga melihat dari kekerabatan. “Ini jelas ada unsur nepotismenya, walaupun mereka itu sesuai dengan mekanisme yang ada,” ungkapnya.
Walau demikian, Eko dan Dakir berharap, setelah dilantiknya para pejabat mulai dari eselon II sampai IV tersebut, diharapkan dapat menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai abdi negara dan memberikan pelayanan kepada masyarakat seusai dengan tupoksinya.
Adanya dugaan ataupun anggapan dari beberpa orang terkait dengan nepotisme, ditampik oleh Ketua Baperjakat Kabupaten Tegal, Drs H Haron Bagas Prakoso MHum. Menurutnya, semua pejabat struktural dari eselon II, III, dan IV yang baru saja dilantik tersebut, semua menggunakan mekanisme seuai dengan aturan yang ada. Selain menggunakan merid dan pembinaan karya, juga meghargai daftar urut kepangkatan, prestasi, dan dedikasi. Begitupun dengan promosi kepala sekolah, juga hasil ujian LPPK Semarang dan berjalan normatif.
"Silahkan saja diklarifikasi, kalau memang ada mafia jabatan atau diduga sarat akan nepotisme. Seorang eselon II itu tidak hanya lolos ditingkat kabupaten, tetapi juga harus lolos ditingkat propinsi,” tegasnya.
Apapun yang didugakan, lanjut Bagas, pihaknya berharap semua pejabat yang sudah mengisi kekosongan di tingkatan eselon II, maupun yang promosi dan mutasi, bisa menjalankan pelayanan kepada masyarakat dan dapat meningkatkan kinerjanya. “Kami berharap, setelah dilantik menjadi pejabat definitif, semuanya dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan maksimal, sungguh-sungguh, dan transparan,” ungkapnya. (fat)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/Promosi-Diduga-Syarat-Nepotisme.html
0 komentar:
Posting Komentar