KANTOR Perpustakaan dan Arsip daerah yang beralamat di jalan Ahmad Yani Slawi, merupakan perpustakaan daerah yang menyediakan berbagai macam buku untuk dapat di baca oleh masyarakat. Namun demikian, perpustakaan itu bukanlah gudang buku, tapi perpustakaan adalah gudangnya ilmu dan sumber informasi. Perpustakaan Daerah di Kabupaten Tegal yang bangunannya sangat megah tersebut pengelolaannya belum begitu maksimal. Hal itu diakui oleh Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, Drs H Waudin MSi, pada saat rapat dengan komisi IV DPRD Kabupaten Tegal. “Kami mengakui pengelolaan perpustakaan belum maksimal, karena masih ada pegawai yang di tempatkan di perpustakaan, tetapi tidak sesuai dengan bidang keilmuannya. Karenanya, kami masih sangat mengharap pegawai yang memiliki bidang ilmu putakawan untuk dapat membantu dan siap ditempatkan menjadi pegawai di perpustakaan. Agar apa yang kami inginkan, bahwa perpustakaan tidak hanya sebatas gudang buku tapi gudang ilmu dan sumber informasi itu bisa tercapai,” katanya.
Untuk menggairahkan minat baca bagi masyarakat Kabupaten Tegal, lanjut Waudin, sangat dibutuhkan kerjasama yang melibatkan banyak pihak, baik itu Dinas Dikpora maupun yang lain.
‘Sementara ini, kami melakukan sosialisasi tentang perpustakaan sebatas perwakilan di eks kawedanan, karena kemampuan anggaran kami, dengan mengadakan lomba perpustakaan. Walau demikian, kami tetap mengharap agar perpustakaan tersebut bisa menjadikan minat baca bagi masyarakat. Tidak hanya di perpustkaan daerah, namun juga perpustakaan di sekolah maupun perpustakaan di desa,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk perpustakaan sekolah, sekitar 400 belum di kelola dengan baik. Hal ini karena pengelolaan di perpustakaan tersebut juga tidak dikelola oleh para pustakawan, artinya mereka hanya sebatas mengelola saja. Pihaknya ingin selalu melakukan pembinaan di tiap perpustakaan. "Pengeolaan perpustakaan itu perlu SDM yang mumpuni, dan ini harus menjadi komitmen bersama bagi semua unsur yang terkait. Hal ini agar semua masyarakat sadar akan membaca,” ungkapnya.
Anggota Komisi IV, M Kuzaeni, juga sangat mengharap agar perpustkaan itu bukan sebatas pajangan buku saja, melainkan bisa menjadi gudang atau sumber ilmu. Karenanya, pihaknya juga sangat mengharap agar pemkab bisa mampu meletakan orang-orang yang profesional untuk di tempatkan di perpustakaan tersebut. Tidak kemudian pejabat di kantor perpustakaan terkesan pejabat buangan. Hal ini agar selain performance yang sangat megah juga pengelolaan perpustakaan harus jalan. "Perpustakaan itu sangat penting, tapi jika dibiarkan akan hanya sebatas pajangan buku. Berbeda jika dikelola oleh orang-orang yang profesional, pasti akan melakukan kiat-kiat agar masyarakat gemar membaca,” ungkapnya.
Selain itu, perpustakaan daerah yang menjadi pusat perpustakaan, baik di sekolah maupaun di desa, harus mampu memberikan contoh dan membina para pengelola perpustakaan tersebut. Karena sudah jika tidak dibina maka yang terjadi juga sebatas pajangan buku, karena kebanyakan dari mereka yang mengelola sebatas menunggu saja. (fat)
umber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/Kantor-Perpustakaan-dan-Arsip-Daerah.html
0 komentar:
Posting Komentar