Sahabat-sahabatku sekalian.
Hari ini tanggal 16 September 2012. Empat hari lagi, tanggal 20 September 2012 ibukota kita akan melaksanakan pemilihan gubernur putaran kedua. Diluar dugaan banyak pihak, calon gubernur dan calon wakil gubernur yang kita usung dan kita dukung, yaitu saudara Joko Widodo dan saudara Basuki T Purnama telah memenangkan putaran pertama dengan cukup meyakinkan.
Di antara enam kandidat, mereka berhasil menempatkan posisi nomor satu walaupun menghadapi kekuatan-kekuatan lawan yang tangguh.
Sesudah putaran pertama, kita merasakan dengan cukup prihatin ada pihak-pihak yang menggunakan cara-cara yang tidak baik untuk mempertahankan kursi jabatannya. Bahkan, menurut hemat saya, mereka bersedia menggunakan isu-isu yang dapat menimbulkan perpecahan di masyarakat. Isu-isu yang dapat menggoyahkan sendi-sendi kerukunan antara agama, antara suku dan antara ras.
Padahal, kita semua mengetahui, apalagi kaum elite dan kaum cendikiawan, seharusnya lebih menyadari bahwa bangsa kita sangat rawan terhadap perpecahan. Bahwa, persatuan nasional, kerukunan antara suku, antara agama, antara ras adalah syarat mutlak bagi perdamaian di negara kita. Kita semua sadar, tanpa perdamaian, tidak mungkin ada kemakmuran dan kemajuan, ataupun pembangunan apapun. Perdamaian dan stabilitas adalah prasyarat bagi setiap transformasi bangsa. Bagaimana kita bisa mencapai perdamaian, jika tidak ada keharmonisan.
Kita sangat sedih, akan keberadaan pihak-pihak yang sangat jelas, demi mempertahankan kursi jabatan bersedia melakukan apapun termasuk menggoyahkan kerukunan antara suku, antara agama, antara ras. Termasuk juga, mengambil resiko mengobarkan kebencian, kecurigaan, dan memperbesar perbedaan terhadap golongan lain.
Sejarah peradaban manusia, bahkan kejadian-kejadian kini yang kita lihat terjadi di beberapa negara dewasa ini menunjukkan kepada kita, dan mengajarkan kepada kita, bahwa setiap pemimpin, setiap kaum cendikiawan, setiap bagian dari elite harus sangat hati-hati, dan harus selalu menjaga kerukunan, kekeluargaan, persahabatan, dan rasa saling hormat-menghormati.
Pribadi bangsa kita adalah tenggang roso. Silih asah, silih asih, silih asuh – bukan saling curiga, saling benci, saling mengejek. Negara kita butuh pemimpin-pemimpin yang bisa memberi kesejukan. Kalau perlu berkorban harta, jabatan dan nyawa demi kepentingan yang besar: demi perdamaian, demi kerukunan antara agama, kerukunan antara ras, kerukunan antara suku.
Sahabat-sahabat yang saya hormati dan banggakan, semua indikator menunjukkan bahwa rakyat banyak dari semua lapisan menghendaki perubahan. Pihak-pihak yang melakukan intimidasi, ternyata tidak berhasil mempengaruhi rakyat banyak. Apa yang kita rasakan dan apa yang kita tangkap dari trend perkembangan di masyarakat Jakarta sekarang, bahkan di masyarakat Indonesia, adalah bahwa sekarang rakyat menghendaki sekarang pemimpin-pemimpin yang bersih, yang amanah. Berapapun uang, berapapun kekuatan, berapapun taktik-taktik kotor yang digunakan, firasat saya adalah bahwa semua itu sudah tidak laku lagi di masyarakat kita.
Saya di awal proses pemilihan gubernur DKI ini memilih saudara Joko Widodo dan saudara Basuki T Purnama karena firasa saya bahwa rakyat Jakarta mendambakan pemimpin dengan gaya baru, pemimpin yang bersih, pemimpin yang sederhana, pemimpin yang punya itikad baik.
Mungkin ada orang lain yang lebih pintar, mungkin ada orang lain yang punya sumber uang lebih banyak, didukung oleh kekuatan-kekuatan besar. Tetapi firasat saya mengatakan, sudah saatnya rakyat biasa diminta berbicara, dan firasat saya mengatakan saatnya adalah empat hari lagi.
Sahabatku yang budiman, engkau masuk ke Facebook saya tentunya dengan itikad yang sama dengan saya: untuk berbagi pandangan tentang bangsa dan negara kita. Saya percaya engkau juga ingin Indonesia yang damai, bukan Indonesia yang rusuh. Engkau ingin Indonesia yang kuat, bukan Indonesia yang terpecah-pecah. Engkau juga memimpikan Indonesia yang makmur, yang aman, dimana rakyatnya sejahtera.
Saya ingat kata-kata, seorang pemimpin yang baik, pemimpin yang berhasil, yaitu bapak Muhammad Noer (Cak Noer), gubernur Jawa Timur dari tahun 1967 sampai 1978 yang sangat legendaris dan sangat dicintai oleh rakyat Jawa Timur. Pada suatu saat ia mengatakan kepada saya, “seorang pemimpin berhasil kalau rakyat biasa bisa tersenyum”. Dalam bahasa Jawa, “yen wong cilik iso gumuyu maka pemimpin rakyat itu berhasil”.
Itulah mimpi kita, suatu saat rakyat Indonesia bisa saling menyapa dengan damai apapun suku, agama dan rasnya. Kita semua adalah manusia, kita semua adalah hamba Tuhan. Kita semua punya hak hidup di alam semesta ini. Kita semua bersaudara, kenapa kita harus bertikai?
Mengganti pejabat publik, mengganti pemimpin politik itu biasa. Janganlah dibuat jadi sumber perpecahan. Kalau kita jujur, kalau kita sepakat memilih demokrasi sebagai jalan terbaik untuk sistim bernegara dan sistim pemerintah kita, maka konsekuenlah, janganlah tebarkan kebencian demi kekuasaan. Serahkanlah kepada rakyat, biarkan rakyat yang berbicara. Keputusan rakyat harus kita hormati dengan baik.
Oleh karena itu, para sahabat sekalian, marilah kita berbuat baik. Marilah kita tidak tinggal diam. Kalau kita tinggal diam, maka yang berkuasa adalah orang yang tidak baik.
Saudara-saudara sekalian, saya mohon sekali lagi, bergeraklah saudara-saudara. Carilah kerabatmu, saudaramu, kenalanmu yang memiliki KTP di Jakarta. Hubungi dia, apakah dengan telepon, apakah dengan SMS, ataukan dengan email, hubungi dia. Yakinkan dia untuk mendukung dan memilih dan mencoblos Jokowi dan Basuki.
Perjalanan 1.000 kilometer dimulai dari satu langkah, dan langkah pertama kita adalah tanggal 20 September 2012. Pihak lain, uangnya sangat banyak, kekuatannya sangat besar, dan kita sudah tahu semua cara-cara mereka. Hanya gelombang besar dari bawah yang bisa membawa perubahan untuk kebaikan. Gelombang itu, saya yakin, saudara-saudara bisa ikut menggerakkan .
Empat hari terakhir, bisa menentukan sejarah DKI kedepan, dan sejarah Indonesia kedepan.
Terima kasih, selamat berjuang untuk Indonesia Raya yang kita cintai. Untuk Indonesia Raya yang damai, aman, kuat, sejahtera, dimana seluruh rakyat Indonesia bisa tersenyum.
Selamat berjuang.
Bojong Koneng, Bogor. 16 September 2012.
Sahabatmu,
Prabowo SubiantoSumber Berita : http://www.facebook.com/PrabowoSubianto/posts/10151015305771179
Hari ini tanggal 16 September 2012. Empat hari lagi, tanggal 20 September 2012 ibukota kita akan melaksanakan pemilihan gubernur putaran kedua. Diluar dugaan banyak pihak, calon gubernur dan calon wakil gubernur yang kita usung dan kita dukung, yaitu saudara Joko Widodo dan saudara Basuki T Purnama telah memenangkan putaran pertama dengan cukup meyakinkan.
Di antara enam kandidat, mereka berhasil menempatkan posisi nomor satu walaupun menghadapi kekuatan-kekuatan lawan yang tangguh.
Sesudah putaran pertama, kita merasakan dengan cukup prihatin ada pihak-pihak yang menggunakan cara-cara yang tidak baik untuk mempertahankan kursi jabatannya. Bahkan, menurut hemat saya, mereka bersedia menggunakan isu-isu yang dapat menimbulkan perpecahan di masyarakat. Isu-isu yang dapat menggoyahkan sendi-sendi kerukunan antara agama, antara suku dan antara ras.
Padahal, kita semua mengetahui, apalagi kaum elite dan kaum cendikiawan, seharusnya lebih menyadari bahwa bangsa kita sangat rawan terhadap perpecahan. Bahwa, persatuan nasional, kerukunan antara suku, antara agama, antara ras adalah syarat mutlak bagi perdamaian di negara kita. Kita semua sadar, tanpa perdamaian, tidak mungkin ada kemakmuran dan kemajuan, ataupun pembangunan apapun. Perdamaian dan stabilitas adalah prasyarat bagi setiap transformasi bangsa. Bagaimana kita bisa mencapai perdamaian, jika tidak ada keharmonisan.
Kita sangat sedih, akan keberadaan pihak-pihak yang sangat jelas, demi mempertahankan kursi jabatan bersedia melakukan apapun termasuk menggoyahkan kerukunan antara suku, antara agama, antara ras. Termasuk juga, mengambil resiko mengobarkan kebencian, kecurigaan, dan memperbesar perbedaan terhadap golongan lain.
Sejarah peradaban manusia, bahkan kejadian-kejadian kini yang kita lihat terjadi di beberapa negara dewasa ini menunjukkan kepada kita, dan mengajarkan kepada kita, bahwa setiap pemimpin, setiap kaum cendikiawan, setiap bagian dari elite harus sangat hati-hati, dan harus selalu menjaga kerukunan, kekeluargaan, persahabatan, dan rasa saling hormat-menghormati.
Pribadi bangsa kita adalah tenggang roso. Silih asah, silih asih, silih asuh – bukan saling curiga, saling benci, saling mengejek. Negara kita butuh pemimpin-pemimpin yang bisa memberi kesejukan. Kalau perlu berkorban harta, jabatan dan nyawa demi kepentingan yang besar: demi perdamaian, demi kerukunan antara agama, kerukunan antara ras, kerukunan antara suku.
Sahabat-sahabat yang saya hormati dan banggakan, semua indikator menunjukkan bahwa rakyat banyak dari semua lapisan menghendaki perubahan. Pihak-pihak yang melakukan intimidasi, ternyata tidak berhasil mempengaruhi rakyat banyak. Apa yang kita rasakan dan apa yang kita tangkap dari trend perkembangan di masyarakat Jakarta sekarang, bahkan di masyarakat Indonesia, adalah bahwa sekarang rakyat menghendaki sekarang pemimpin-pemimpin yang bersih, yang amanah. Berapapun uang, berapapun kekuatan, berapapun taktik-taktik kotor yang digunakan, firasat saya adalah bahwa semua itu sudah tidak laku lagi di masyarakat kita.
Saya di awal proses pemilihan gubernur DKI ini memilih saudara Joko Widodo dan saudara Basuki T Purnama karena firasa saya bahwa rakyat Jakarta mendambakan pemimpin dengan gaya baru, pemimpin yang bersih, pemimpin yang sederhana, pemimpin yang punya itikad baik.
Mungkin ada orang lain yang lebih pintar, mungkin ada orang lain yang punya sumber uang lebih banyak, didukung oleh kekuatan-kekuatan besar. Tetapi firasat saya mengatakan, sudah saatnya rakyat biasa diminta berbicara, dan firasat saya mengatakan saatnya adalah empat hari lagi.
Sahabatku yang budiman, engkau masuk ke Facebook saya tentunya dengan itikad yang sama dengan saya: untuk berbagi pandangan tentang bangsa dan negara kita. Saya percaya engkau juga ingin Indonesia yang damai, bukan Indonesia yang rusuh. Engkau ingin Indonesia yang kuat, bukan Indonesia yang terpecah-pecah. Engkau juga memimpikan Indonesia yang makmur, yang aman, dimana rakyatnya sejahtera.
Saya ingat kata-kata, seorang pemimpin yang baik, pemimpin yang berhasil, yaitu bapak Muhammad Noer (Cak Noer), gubernur Jawa Timur dari tahun 1967 sampai 1978 yang sangat legendaris dan sangat dicintai oleh rakyat Jawa Timur. Pada suatu saat ia mengatakan kepada saya, “seorang pemimpin berhasil kalau rakyat biasa bisa tersenyum”. Dalam bahasa Jawa, “yen wong cilik iso gumuyu maka pemimpin rakyat itu berhasil”.
Itulah mimpi kita, suatu saat rakyat Indonesia bisa saling menyapa dengan damai apapun suku, agama dan rasnya. Kita semua adalah manusia, kita semua adalah hamba Tuhan. Kita semua punya hak hidup di alam semesta ini. Kita semua bersaudara, kenapa kita harus bertikai?
Mengganti pejabat publik, mengganti pemimpin politik itu biasa. Janganlah dibuat jadi sumber perpecahan. Kalau kita jujur, kalau kita sepakat memilih demokrasi sebagai jalan terbaik untuk sistim bernegara dan sistim pemerintah kita, maka konsekuenlah, janganlah tebarkan kebencian demi kekuasaan. Serahkanlah kepada rakyat, biarkan rakyat yang berbicara. Keputusan rakyat harus kita hormati dengan baik.
Oleh karena itu, para sahabat sekalian, marilah kita berbuat baik. Marilah kita tidak tinggal diam. Kalau kita tinggal diam, maka yang berkuasa adalah orang yang tidak baik.
Saudara-saudara sekalian, saya mohon sekali lagi, bergeraklah saudara-saudara. Carilah kerabatmu, saudaramu, kenalanmu yang memiliki KTP di Jakarta. Hubungi dia, apakah dengan telepon, apakah dengan SMS, ataukan dengan email, hubungi dia. Yakinkan dia untuk mendukung dan memilih dan mencoblos Jokowi dan Basuki.
Perjalanan 1.000 kilometer dimulai dari satu langkah, dan langkah pertama kita adalah tanggal 20 September 2012. Pihak lain, uangnya sangat banyak, kekuatannya sangat besar, dan kita sudah tahu semua cara-cara mereka. Hanya gelombang besar dari bawah yang bisa membawa perubahan untuk kebaikan. Gelombang itu, saya yakin, saudara-saudara bisa ikut menggerakkan .
Empat hari terakhir, bisa menentukan sejarah DKI kedepan, dan sejarah Indonesia kedepan.
Terima kasih, selamat berjuang untuk Indonesia Raya yang kita cintai. Untuk Indonesia Raya yang damai, aman, kuat, sejahtera, dimana seluruh rakyat Indonesia bisa tersenyum.
Selamat berjuang.
Bojong Koneng, Bogor. 16 September 2012.
Sahabatmu,
Prabowo Subianto
0 komentar:
Posting Komentar