VIVAnews - Walikota Solo, Joko Widodo menolak gelar bangsawan yang hendak diberikan oleh Keraton Kasunanan Surakarta. Ia merasa dirinya belum pantas mendapatkannya.
"Saya nggak mau mendapat gelar karena memang belum pantas," kata Jokowi sapaan akrabnya kepada VIVAnews, Jumat, 15 Juni 2012.
Lebih lanjut, Jokowi yang juga calon gubernur DKI Jakarta tersebut mengakui bahwa penolakannya lebih disebabkan dirinya yang belum memiliki jasa untuk Keraton Kasunanan Surakarta. "Saya merasa belum punya jasa apa-apa kepada keraton. Ya, itu alasannya saya tidak mau mendapatkan gelar," tegas Jokowi.
Perihal pemberian gelar bangsawan tersebut, lanjut Jokowi, diperolahnya dari salah satu orang dekatnya yang telah dihubungi pihak keraton."Sudah ada yang menghubungi lewat orang dekat saya lah. Nggak perlu saya sebutkan," kata dia.
Seperti diketahui, setiap prosesi jumenengan raja di Keraton Kasunanan Surakarta selalu diikuti dengan pemberian gelar, baik untuk kerabat, abdi dalem, pejabat dan tokoh.
Meskipun menolak gelar bangsawan, namun Jokowi tetap menghadiri rangkaian prosesi jumenengan Paku Buwono XIII Hangabehi. "Saya dari tadi duduk di belakang dengan Pak Kapolres dan Dandim," ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi menjadi saksi penandatanganan rekonsiliasi dua raja kembar di Keraton Surakarta, Tedjowulan dan Hangabehi.
Ia juga menyatakan siap menjadi penengah saat sebagian kerabat keraton menolak hasil rekonsiliasi dua raja itu yang kini berakhir manis. Tedjowulan akhirnya dibolehkan kembali ke istana setelah delapan tahun konflik, pasca mangkatnya Paku Buwono XII. (eh)
"Saya nggak mau mendapat gelar karena memang belum pantas," kata Jokowi sapaan akrabnya kepada VIVAnews, Jumat, 15 Juni 2012.
Lebih lanjut, Jokowi yang juga calon gubernur DKI Jakarta tersebut mengakui bahwa penolakannya lebih disebabkan dirinya yang belum memiliki jasa untuk Keraton Kasunanan Surakarta. "Saya merasa belum punya jasa apa-apa kepada keraton. Ya, itu alasannya saya tidak mau mendapatkan gelar," tegas Jokowi.
Perihal pemberian gelar bangsawan tersebut, lanjut Jokowi, diperolahnya dari salah satu orang dekatnya yang telah dihubungi pihak keraton."Sudah ada yang menghubungi lewat orang dekat saya lah. Nggak perlu saya sebutkan," kata dia.
Seperti diketahui, setiap prosesi jumenengan raja di Keraton Kasunanan Surakarta selalu diikuti dengan pemberian gelar, baik untuk kerabat, abdi dalem, pejabat dan tokoh.
Meskipun menolak gelar bangsawan, namun Jokowi tetap menghadiri rangkaian prosesi jumenengan Paku Buwono XIII Hangabehi. "Saya dari tadi duduk di belakang dengan Pak Kapolres dan Dandim," ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi menjadi saksi penandatanganan rekonsiliasi dua raja kembar di Keraton Surakarta, Tedjowulan dan Hangabehi.
Ia juga menyatakan siap menjadi penengah saat sebagian kerabat keraton menolak hasil rekonsiliasi dua raja itu yang kini berakhir manis. Tedjowulan akhirnya dibolehkan kembali ke istana setelah delapan tahun konflik, pasca mangkatnya Paku Buwono XII. (eh)
0 komentar:
Posting Komentar