KEDUNGBANTENG – Sejak Juli 2012, kondisi debit air di waduk Cacaban terus mengalami penyusutan. Hal ini mengakibatkan Waduk Cacaban yang terletak di Kecamatan Kedungbanteng saat ini mulai mengalami krisis air. Bahkan, bila dalam waktu dekat hujan tidak juga turun, kekrisisan debit air
waduk tersebut kian parah. Artinya, ancaman kekeringan lahan hingga kegagalan panen akan terjadi pada lahan warga yang mengandalkan air dari Waduk Cacaban. Dari infromasi yang dihimpun, jumlah lahan yang teraliri air dari waduk itu seluas 7.439 hektar yang membentang di wilayah Kabupaten Tegal dan sekitarnya. Lahan tersebut hampir sebagian besar merupakan lahan pertanian produktif warga setempat.
Koordinator Pelaksana Alokasi Air Balai Pelaksana Sumber Daya Air (BPSDA) Pemali Comal, Adi Setijono, kemarin mengatakan, kondisi krisis air telah terjadi di Waduk Cacaban. Elevasi air Waduk Cacaban hanya tinggal 77,50 meter dengan volume 8 juta meter kubik. Padahal, volume air seharusnya mencapai 12,44 juta meter kubik. “Jumlah itu di bawah pola normal,” katanya.
Rencananya, pengeringan Waduk Cacaban akan mulai dilaksanakan pada 16 Oktober-31 Oktober. Dibuka kembali bila debit air mencapai 12 juta meter kubik.
Dengan kondisi tersebut, pengeluaran air dari Waduk Cacaban mulai dilakukan dengan sistem buka tutup, yaitu lima hari mengalir dan dua hari
mati. Debit air yang dikeluarkan sekitar 3,5 meter kubik per detik. Mestinya, debit air yang dikeluarkan hanya 3 meter kubik per detik.
Namun petani minta debit air yang lebih besar, meskipun pengeluaran tidak setiap hari. Namun demikian, pihaknya memberikan himbauan kepada
petani dan warga agar menghemat air. Seperti yang terkandung dalam Surat Edaran Gubernur Jateng, yang mana isinya meminta warga agar menghemat air.
“Penghematan air menjadi solusi agar kekeringan tidak semakin parah,” tandasnya.
Selain itu, himbauan lainnya adalah meminta warga menjaga kelestarian alam di daerah resapan air. BPSDA juga diminta untuk mengatur secara adil pola pasokan air irigasi.
Terpisah, pengelola Obyek Wisata (OW) Cacaban, Burhanudin Iman Sutrisno, menjelaskan, penyusutan air memang terlihat jelas di lapangan. Permukaan air terus menurun selama musim kemarau. “Permukaan
air di Waduk Cacaban terus menurun,” jelasnya. (fat)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/Debit-Terus-Menyusut.html
0 komentar:
Posting Komentar