Sebuah film amatir berjudul The Innocence of Muslims memicu kemarahan umat Islam. Film yang dianggap merendahkan Islam dan Nabi Muhammad tersebut mendorong massa di sejumlah negara menyerbu kepentingan Amerika Serikat. Bahkan di Libia, Dubes AS ikut menjadi korban. Lantas siapakah sebenarnya Sam Bacile, yang disebut-sebut sebagai sutradara film kontroversial itu?
ORANG yang mengklaim sebagai sutradara sekaligus penulis skenario film The Innocence of Muslims bersembunyi sejak film kontroversialnya menyulut amuk massa di beberapa negara. Tak pelak jika identitasnya pun dipertanyakan. Dia dikenal secara luas sebagai Sam Bacile, dengan usia beragam mulai 52 hingga 56 tahun. Namun berbagai laporan menyebutkan Bacile adalah nama samaran untuk fanatik anti-Muslim yang berbasis di California dan tampaknya sengaja melakukan provokasi politik yang memicu kemarahan di dunia Arab. Dalam wawancara dengan The Associated Press, The Wall Street Journal, dan The Times of Israel, ”Sam Bacile” yang misterius mengklaim sebagai pengembang real estate California dan seorang Yahudi Israel yang mampu menggalang dana lima juta dolar (sekitar Rp 48 miliar) untuk pembuatan film tersebut dari 100 donatur.
Namun, sejak klip film tersebut dipublikasikan, beberapa kejanggalan dalam diskripsi itu mulai muncul, dan kini para wartawan penasaran apakah Sam Bacile itu benar-benar ada. Sejumlah media di AS, mengungkapkan bahwa Sam Bacile bukanlah nama sebenarnya dan dia pun bukan keturunan Israel. Tidak diketahui siapa nama aslinya, yang pasti dia adalah seorang keturunan Arab. Kepada AP Bacile mengaku berusia 56 tahun. Namun kepada Wall Street Journal, dia mengaku berusia 52 tahun. Namun, berbeda lagi jika melihat profilenya di akun YouTube, pria tersebut mengaku berumur 75 tahun.
Penyelidikan Raw Storytidak menemukan nama ”Sam Bacile” dalam dokumen pengadilan California, hal yang tidak biasa bagi seorang pengembang real estate. Dia juga tidak tercantum dalam database silsilah dan jaringan media sosial besar AS. Dan sejumlah pejabat Israel yang enggan disebut namanya mengatakan kepada AP bahwa mereka tidak memiliki catatan orang bernama Sam Bacile. Nama Samaran Para sutradara dan penulis skenario Hollywood menyatakan bingung soal film yang dibuat tahun 2011 dan sebagian besar lokasi syutingnya di California (AS).
Bacile menuturkan dia bekerja sama dengan 60 aktor dan 45 orang kru untuk memproduksi film berdurasi 2 jam itu. ”Film ini merupakan film politik, bukan religius,” tandas pria yang berusia 52 tahun itu. Tokoh-tokoh industri sebelumnya tidak pernah mendengar nama Bacile maupun film tersebut. Steve Klein, ”konsultan” film tersebut, menggambarkan diri sebagai veteran perang Vietnam, pakar kontraterorisme, dan anggota dewan kelompok ultrakonservatif, Courageous Christians United. Dia mengaku dihubungi Bacile karena dia pernah memimpin protes anti-Islam di masjid dan sekolah-sekolah. Klein juga pernah membongkar sel Al-Qaedah di California. Menurutnya, pembuatan film Innocence of Muslims dibantu oleh orang-orang Arab yang mengungsi ke AS. ”Orang-orang yang ikut dalam pembuatan film itu adalah mereka yang kabur dari negaranya. Beberapa dari mereka memiliki keluarga yang merupakan korban penculikan, pemerkosaan, atau pembunuhan,” kata Klein. ”Tak ada yang istimewa dengan orang-orang di balik film itu. Mereka adalah warga negara AS yang berasal dari Suriah, Turki, Pakistan, dan ada beberapa dari Mesir,” tegas Klein saat diwawancarai The Atlantic.
Film tersebut pertama kali muncul di Mesir, sebelum memicu kemarahan massa di Libya dan Mesir. Orang yang berada di balik penyebaran film tersebut di Mesir adalah Morris Sadek, kepala Dewan Nasional Koptik Amerika, yakni kelompok Kristen Mesir yang berbasis di AS. Namun dia tidak begitu mengenal sang sutradara. Dia bahkan menyatakan Sam Bacile adalah nama samaran belaka. Pemain dan Kru Marah Dan di tengah kecaman dan protes yang muncul di Timur Tengah, para pemain dan kru film Innocence of Muslims menyebut diri sebagai korban eksploitasi.
Mereka marah karena merasa ditipu ketika mengetahui bahwa film tersebut digunakan untuk propaganda anti-Islam. Mereka juga mengungkapkan bahwa dialog film amatir tersebut telah di-dubbing tanpa sepengetahuan mereka. ”Seluruh aktor dan kru film ini sangat kecewa dan merasa telah dimanfaatkan oleh sang produser,” demikian pernyataan bersama para aktor dan kru seperti dikutip CNN dan dilansir AFP, Kamis (13/9) kemarin. ”Kami 100 persen tidak mendukung film ini dan kami sama sekali telah dibohongi tentang maksud dan tujuan film ini.
Kami sangat terkejut ketika mengetahui bahwa naskahnya ditulis ulang secara drastis,” tegas mereka. Aktris Cindy Lee yang berperan sebagai seorang wanita yang anak perempuannya dinikahi Muhammad, mengaku sama sekali tak mengetahui jika film itu merupakan propaganda anti-Islam. Menurut Cindy, seluruh dialog dalam film ini di-dubbing tanpa sepengetahuan mereka setelah syuting selesai. ”Film itu didasarkan pada kejadian sekitar 2.000 tahun lalu. Sama sekali tidak menyinggung satu hal pun tentang Muhammad atau tentang umat muslim atau lainnya,” tutur Cindy kepada situs Gawker.
Menurutnya, naskah film yang diberikan kepadanya hanya berjudul Desert Warriors. Jika diamati, memang jelas sekali bahwa dialog dalam film tersebut di-dubbing secara berlebihan. Dalam potongan adegan berdurasi 14 menit yang diunggah ke internet, banyak kata-kata kasar yang dimasukkan di tengah-tengah kalimat. Film ini pernah ditayangkan di salah satu bioskop di kawasan Hollywood, AS, sekitar 3 bulan lalu. Namun setelah itu film tersebut menghilang tanpa jejak. Hingga pada akhirnya muncullah versi bahasa Arab yang dirilis pekan lalu dan cuplikannya ditayangkan oleh televisi Mesir yang kemudian memancing protes.(Dwi Ani dari berbagai sumber-31)
Sumber Berita : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/09/14/198750/Sosok-Misterius-yang-Bikin-Heboh
Kamis, 13 September 2012
Sosok Misterius yang Bikin Heboh
18.41
Slawi Ayu Cybernews, Terbit pada tanggal 10 April 2011
0 komentar:
Posting Komentar