MASIH awamnya pengertian pilar kebangsaan ditengah dinamika hidup masyarakat sekarang, mendorong Korem 071/Wijaya Kusuma yang menaungi sembilan Kodim, menunjuk Kodim 0712/Tegal untuk menggelar Sosialisasi Empat Pilar Wawasan Kebangsaan.
Sosialisasi sendiri, digelar di ruang pertemuan Kodim 0712/Tegal, Rabu (7/9) kemarin. Seluruh komponen anak bangsa yang tediri dari tokoh pemuda, tokoh agama, dan tokoh masyarakat yang ada di Kota dan Kabupaten Tegal tersebut diundang untuk mendengarkan sosialisasi yang kali ini dibawakan oleh Dr Dody Susanto, yang juga menjabat Ketua Umum Permata Bangsa.
Dandim 0712/Tegal, Letkol (ARH) Elman Nawendra didampingi Perwira Sie Teritorial (Pasiter) Kapten (Kav) Mukholim, menyatakan, program sosialisasi kali ini datang dari Pusat Terorial Angkatan Darat. Dimana Korem 071/Wijaya Kusuma menunjuk Kodim 0712/Tegal sebagai tempat pelaksanaan.
"Kita berharap, melalui sosialisasi empat pilar wawasan kebangsaan ini bisa meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa menuju Indonesia tangguh dan mandiri pada era global. Banyak masyarakat yang belum tahu persis empat pilar wawasan kebangsaan itu. Nah, disinilah upaya membuka wacana tersebut dilakukan," ujarnya.
Diakuinya, empat pilar wawasan kebangsaan sendiri mencakup Pancasila, UUD 1945, NKRI harga mati, dan Bhinneka Tunggal Ika. "Khusus kupasan disini akan terfokus pada Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa. Kita sendiri saat ini prihatin terhadap kondisi bangsa, dan berupaya nyata untuk menegakkan kembali kehidupan berbangsa dan bernegara yang berfalsafahkan Pancasila serta wawasan kebangsaan. Dari kegiatan ini nantinya akan kita teruskan dengan program lanjutan untuk kembali menyadari hidup berbangsa dan bernegara yang benar dan baik," cetusnya.
Sementara itu Dr Dody Susanto sendiri dalam uraiannya lebih terfokus pada urusan melanjutkan perjuangan pendiri negeri ini, adalah tanggung jawab orang per orang. Dia menegaskan bahwa negara ini dibangun dengan rasa patriotisme yang tinggi dengan balutan nilai-nilai positif nenek moyang bangsa.
"Pendiri negeri ini punya citra rasa patriotisme yang tinggi. Mereka telah mengobarkan semangat perlawanan terhadap sekelompok orang yang dililit angkara murka untuk menguasai aset yang kita punyai. Jadi kita bukan bangsa jajahan. Pemikiran yang terlanjur keliru yang mengangap kita bangsa terjajah, harus diluruskan. Karena kini sebagian besar telah membentuk pola pikir yang keliru," cetusnya.
Dia juga menyadarkan semua audiens yang memadati ruang pertemuan Makodim 0712/Tegal tersebut, bahwasannya kita masih mempunyai hutang sosial kepada saudara sebangsa. Hal ini bisa dilihat dengan penggunaan fasilitas yang ada, dimana didukung dari APBN pusat yang dananya terhimpun dari pungutan pajak se-Indonesia.
Dari sinilah diharapkan akan muncul kepeloporan ditengah kehidupan berbangsa dengan semangat yang sama antar individu. (her)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/
0 komentar:
Posting Komentar