REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Selesai menikmati suasana restoran Italia, Ragusa, rombongan 'Melancong Abah Alwi: Jejak-Jejak Proklamator Soekarno-Hatta,' bergegas menuju Gedong Joang 45 yang berlokasi di Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat. Gedung yang diresmikan oleh almarhum mantan Presiden Soeharto ini menyimpang koleksi kedua tokoh Proklamator.
Secara fisik, bangunan ini persis dengan istana negara. Bergaya arsitektur Yunani dengan ciri khas tiang penyangga berbentuk silinder yang menopang bagian atap dan teras, dan keseluruhan bangunan berbentuk kubus atau persegi.
Bangunan seluas 2.400 meter persegi ini terbagi dalam beberapa ruang. Yakni serambi depan, ruang perpustakaan, ruang koleksi dan kantor Wirawati Catur Panca.
Sebelum memasuki gedung, pemerhati sejarah, Alwi Shahab menjelaskan gedung yang dibangun pada sekitar tahun 1920-an pada mulanya adalah hotel yang dikelola oleh keluarga 'L.C. Schomper', seorang berkebangsaan Belanda yang sudah lama tinggal di Batavia.
"Hotel ini diberi nama Schomper sesuai nama pemiliknya. Hotel tersebut saat itu termasuk yang cukup baik dan terkenal di kawasan pinggiran Selatan Batavia, dengan bangunan utama yang berdiri megah di tengah dan diapit deretan bangunan kamar-kamar penginapan di sisi kiri dan kanannya untuk menginap para tamu," ungkap Abah.
Ketika Jepang masuk ke Indonesia (1942-1945) dan menguasai Batavia, lanjut Abah, hotel tersebut diambil alih para pemuda Indonesia dan beralih fungsi sebagai kantor yang dikelola Ganseikanbu Sendenbu (Jawatan Propaganda Jepang) yang dikepalai oleh seorang Jepang, 'Simizu'.
Di kantor inilah kemudian diadakan program pendidikan politik yang dimulai pada 1942 untuk mendidik pemuda-pemuda Indonesia dan dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah Jepang.
Di museum ini terpampang jejak perjuangan kemerdekaan RI dengan koleksi benda-benda peninggalan para pejuang Indonesia. Di antaranya adalah mobil dinas resmi Presiden dan Wakil Presiden RI Pertama yang dikenal dengan mobil REP 1 dan REP 2, dan Mobil Peristiwa Pemboman di Cikini.
Selain itu ada pula koleksi foto-foto dokumentasi dan lukisan yang menggambarkan perjuangan sekitar tahun 1945-1950-an. Beberapa tokoh perjuangan ditampilkan pula dalam bentuk patung.
Sumber Berita : http://id.she.yahoo.com/
Secara fisik, bangunan ini persis dengan istana negara. Bergaya arsitektur Yunani dengan ciri khas tiang penyangga berbentuk silinder yang menopang bagian atap dan teras, dan keseluruhan bangunan berbentuk kubus atau persegi.
Bangunan seluas 2.400 meter persegi ini terbagi dalam beberapa ruang. Yakni serambi depan, ruang perpustakaan, ruang koleksi dan kantor Wirawati Catur Panca.
Sebelum memasuki gedung, pemerhati sejarah, Alwi Shahab menjelaskan gedung yang dibangun pada sekitar tahun 1920-an pada mulanya adalah hotel yang dikelola oleh keluarga 'L.C. Schomper', seorang berkebangsaan Belanda yang sudah lama tinggal di Batavia.
"Hotel ini diberi nama Schomper sesuai nama pemiliknya. Hotel tersebut saat itu termasuk yang cukup baik dan terkenal di kawasan pinggiran Selatan Batavia, dengan bangunan utama yang berdiri megah di tengah dan diapit deretan bangunan kamar-kamar penginapan di sisi kiri dan kanannya untuk menginap para tamu," ungkap Abah.
Ketika Jepang masuk ke Indonesia (1942-1945) dan menguasai Batavia, lanjut Abah, hotel tersebut diambil alih para pemuda Indonesia dan beralih fungsi sebagai kantor yang dikelola Ganseikanbu Sendenbu (Jawatan Propaganda Jepang) yang dikepalai oleh seorang Jepang, 'Simizu'.
Di kantor inilah kemudian diadakan program pendidikan politik yang dimulai pada 1942 untuk mendidik pemuda-pemuda Indonesia dan dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah Jepang.
Di museum ini terpampang jejak perjuangan kemerdekaan RI dengan koleksi benda-benda peninggalan para pejuang Indonesia. Di antaranya adalah mobil dinas resmi Presiden dan Wakil Presiden RI Pertama yang dikenal dengan mobil REP 1 dan REP 2, dan Mobil Peristiwa Pemboman di Cikini.
Selain itu ada pula koleksi foto-foto dokumentasi dan lukisan yang menggambarkan perjuangan sekitar tahun 1945-1950-an. Beberapa tokoh perjuangan ditampilkan pula dalam bentuk patung.
Sumber Berita : http://id.she.yahoo.com/
0 komentar:
Posting Komentar