MAGELANG - Banjir lahan dingin kembali melanda wilayah Kabupaten Magelang, Kamis (3/11). Banjir lahar terjadi di Kali Putih, Kali Senowo, Kali Lamat, Kali Trising, dan Kali Bebeng-Krasak.
Akibatnya arus lalu lintas Magelang-Yogyakarta sempat lumpuh. Sebab, petugas Satlantas Polres Magelang menutup Jalan Raya Magelang-Yogyakarta mulai pukul 16.30-17.45.
“Penutupan dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan buruk. Sebab, tanggul penahan di Gempol bisa saja jebol. Tadi (kemarin-Red) sebagian lahar susah masuk jalan raya,” kata Kanit Rek Iden Sat Lantas Polres Magelang Iptu RM Eko Mardianto. Di Kali Putih, banjir lahar limpas hingga ke Jalan Raya Magelang-Yogyakarta.
Arus lalu lintas lalu dialihkan ke sejumlah jalur alternatif. Dari arah Yogyakarta diarahkan melalui pertigaan Semen-Ngluwar-Blongkeng dan masuk jalan Muntilan-Wates. Adapun kendaraan dari arah Semarang dialihkan melalui Gulon-Ngepos-Srumbung-Jumoyo.
Meterial Batu
Menurut Yusuf, relawan dari GP Ansor, Kabupaten Magelang, banjir lahar di Kali Putih ini cukup besar. Banjir lahar tersebut ketinggiannya mencapai 1,5 meter sampai 2 meter dengan membawa material batu-batu besar.
”Meski belum sampai menjebol tanggul namun banjir lahar tetap harus diwaspadai.”
Dia mendesak pemerintah untuk menyiapkan jalur alternatif guna mengantisipasi kemungkinan buruk. “Harus mulai disiapkan jalur alternatif. Sebab, hujan sebentar di puncak Merapi saja, banjirnya sudah besar,” kata dia.
Sementara itu, ratusan warga di empat dusun di Desa Sirahan, Kecamatan Salam sempat diungsikan ke lokasi yang aman. Keempat dusun tersebut adalah Dusun Salakan, Glagah, Jetis, dan Sirahan. Mereka ditampung di Dusun Gemampang, Dusun Pulosari, dan rumah Kepala Desa Sirahan.
“Ini untuk antisipasi jika banjir kembali menjebol tanggul. Jika kondisinya gawat, warga segera dievakuasi ke TPA Tanjung dan huntara. Namun karena tanggul masih aman, warga kembali pulang,” kata Heri Brewok, relawan Komunitas Sirahan Bangkit (KSB).
Desa Sirahan merupakan salah daerah terparah terkena banjir lahar dingin pada awal tahun ini. Puluhan rumah hanyut dan tenggelam, sementara ratusan lainnya kemasukan material. Dari 16 dusun, 14 di antaranya terancam banjir lahar Kali Putih.
Banjir lahar di Kali Pabelan kembali menghanyutkan lima jembatan bambu. Warga sudah memperbaiki jembatan tersebut, namun kembali hanyut. Kelima jembatan tersebut adalah jembatan Tlatar di perbatasan Kecamatan Dukun-Sawangan, jembatan Gondosuli (Sawangan), jembatan Menayu (Muntilan), jembatan SUdimoro (Muntilan), dan jembatan Srowol di perbatasan Desa Progowati (Mungkid) dan Adikarto (Muntilan). (H66-71)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/11/04/165295/
0 komentar:
Posting Komentar