SLAWI – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) PGRI Kabupaten Tegal ke 66 mengadakan berbagai macam kegiatan. HUT PGRI yang jatuh pada tanggal 25 November, kegiatan yang diadakan melibatkan anggota dalam jumlah banyak, sederhana dan efisien.
Menurut Ketua PGRI Kabupaten Tegal, Drs H Waudin Msi, melalui sekretaris panitia, Efendi Iriyanto SPd MM, beberapa jenis kegiatan yang diadakan dalam rangka HUT ini, sosialisasi empat pilar Kebangsaan, Jalan santai keluarga besar PGRI dan peresmian gedung PGRI, pertandingan bulu tangkis, Seminar Nasional dan Upacara Hari Guru Nasional (HGN) dan HUT PGRI.
Dikatakannya, kegiatan yang ada ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen guru, berkembangnya budaya mutu dikalangan guru dan pemangku kepentingan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kedua, meneladani semangat dan dedikasi guru sebagai pendidik profesional dan bermartabat bagi semua anak bangsa.
Ketiga, meningkatkan kepedulian pemerintah dan masyarakat akan pentingnya kedudukan dan peran cerdas. Dan keempat, membangun dan memperkokoh solidaritas dan kesetiakawanan anggota serta meningkatnya kepercayaan masyarakat dan anggota PGRI sebagai organisasi profesi. “Di HUT PGRI ini diharapkan dapat meningkatkan peran setrategi guru untuk membangun karakter bangsa,” katanya, Jumat (25/11).
Sementara dalam upacara HGN dan PGRI, bertempat di GOR Trisanja Slawi, yang di pimpin langsung Wakil Bupati Tegal, H Moh Heri Soelistiyawan SH Mhum, berjalan dengan hidmat dan lancar.
Heri yang membacakan sambutan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, menyinggung bagaimana menjadi guru teladan. Menurutnya ada seorang guru teladan yang pernah ditanya kenapa tertarik menjadi guru. guru teladan tersebut menjawab karena guru yang dapat merasakan dan menyentuh pinggiran masa depan. “Dia (guru teladan) tidak berharap dapat menyentuh masa depan, karena hal itu adalah sesuatu yang mustahil. Cukup menyentuh pinggirnya saja,” katanya.
Dikatakannya, bertanggung jawab terhadap pembentukan masa depan menunjukan bahwa guru berbeda dari profesi lainnya. Oleh sebab itu, tidaklah berlebihan apabila sebagai profesi, guru mendapatkan kehormatan memiliki hari guru. Profesional guru akan terasa pada masa depan, yang apabila salah arah akan mustahil diputar untuk memperbaikinya.“Kita tidak boleh terjebak hanya karena pertimbangan kepentingan praktis sesaat,” tegasnya membaca sambutan menteri. (fat)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/
Dikatakannya, kegiatan yang ada ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen guru, berkembangnya budaya mutu dikalangan guru dan pemangku kepentingan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kedua, meneladani semangat dan dedikasi guru sebagai pendidik profesional dan bermartabat bagi semua anak bangsa.
Ketiga, meningkatkan kepedulian pemerintah dan masyarakat akan pentingnya kedudukan dan peran cerdas. Dan keempat, membangun dan memperkokoh solidaritas dan kesetiakawanan anggota serta meningkatnya kepercayaan masyarakat dan anggota PGRI sebagai organisasi profesi. “Di HUT PGRI ini diharapkan dapat meningkatkan peran setrategi guru untuk membangun karakter bangsa,” katanya, Jumat (25/11).
Sementara dalam upacara HGN dan PGRI, bertempat di GOR Trisanja Slawi, yang di pimpin langsung Wakil Bupati Tegal, H Moh Heri Soelistiyawan SH Mhum, berjalan dengan hidmat dan lancar.
Heri yang membacakan sambutan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, menyinggung bagaimana menjadi guru teladan. Menurutnya ada seorang guru teladan yang pernah ditanya kenapa tertarik menjadi guru. guru teladan tersebut menjawab karena guru yang dapat merasakan dan menyentuh pinggiran masa depan. “Dia (guru teladan) tidak berharap dapat menyentuh masa depan, karena hal itu adalah sesuatu yang mustahil. Cukup menyentuh pinggirnya saja,” katanya.
Dikatakannya, bertanggung jawab terhadap pembentukan masa depan menunjukan bahwa guru berbeda dari profesi lainnya. Oleh sebab itu, tidaklah berlebihan apabila sebagai profesi, guru mendapatkan kehormatan memiliki hari guru. Profesional guru akan terasa pada masa depan, yang apabila salah arah akan mustahil diputar untuk memperbaikinya.“Kita tidak boleh terjebak hanya karena pertimbangan kepentingan praktis sesaat,” tegasnya membaca sambutan menteri. (fat)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/
0 komentar:
Posting Komentar