JAKARTA, KOMPAS.com — Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan menanggapi kasus-kasus terkait dengan kekerasan agama di Indonesia, terutama kekerasan di Pandeglang dan Temanggung, terjadi karena negara, dalam hal ini pemerintah, sering absen untuk menindaklanjuti kasus-kasus yang sudah sering terjadi di Indonesia.
Menurut dia, absen berarti pemerintah memilih tidak melakukan sesuatu yang konkret dalam penanganan kasus kekerasan dengan simbol agama. "Negara memilih absen. Dimaksudkan absen di sini karena memilih untuk tidak melakukan sesuatu, tidak mengambil sikap tegas untuk kasus kekerasan seperti ini," ucap Anies dalam jumpa pers di Energy Building, Rabu (9/2/2011).
Anies juga menambahkan, kecenderungan absen ini sebagai kecenderungan negara mencari aman dalam peristiwa-peristiwa itu. Hal ini mengakibatkan kesan seolah-olah negara Indonesia menoleransi adanya kekerasan agama. Padahal, Indonesia terkenal sebagai negara yang memiliki toleransi besar dalam hidup beragama.
"Negara kita memang negara yang memiliki toleransi beragama secara garis besar. Namun, karena pemerintah absen untuk kasus-kasus agama seperti itu, ada kesan seolah-olah Indonesia menoleransinya," kata Anies.
Anies Baswedan memberikan pernyataan sikap ini setelah melihat adanya bentuk pembiaran terhadap kekerasan (violence by omission), termasuk kekerasan dengan label agama. Ia mengharapkan negara menargetkan untuk mengatasi kekerasan di Indonesia secara tegas, tidak melalui pernyataan semata.
Sumber Berita : http://nasional.kompas.com/read/2011/02/09/18140646/
Minggu, 13 November 2011
Negara Absen Tangani Kekerasan Agama
18.17
Slawi Ayu Cybernews, Terbit pada tanggal 10 April 2011
0 komentar:
Posting Komentar