SLAWI - Belum terpecahkannya masalah banjir di selatan kantor Kecamatan Adiwerna hingga sebelah barat rel KA depan kantor UPTD PU, membuat pihak pemkab bakal segera menunjuk BLH untuk melakukan survai dilokasi. Ditunjuknya BLH oleh pemkab memecahkan masalah krusial ini, lantaran banjir diwilayah kota sangat mengganggu keindahan dan kebersihan. Disana juga besar sekali dampaknya terhadap pencemaran air limbah.
Kepala BLH Ir Khoffifah MM tak menampik bahwa tugas dari pemkab itu memang ditujukan ke instansinya. "Kami akan segera turun lapangan untuk melakukan tinjauan tentunya bersama DPU. Dari tinjauan ini nanti akan memudahkan DPU untuk mengetahui tersumbatnya saluran limbah atau riol yang dimungkinkan masuk diaspal dan memotong jalan. Tinjauan lapangan ini kami lakukan diawal tahun 2012 mendatang," terangnya, Rabu ( 28/12) kemarin.
Terpisah Camat Adiwerna HM Soleh mengaku telah mendesak pemkab berulang kali untuk segera melakukan perbaikan saluran atau drainase yang menjadi pemicu banjir ketika musim penghujan datang. Dia juga tak henti-hentinya melayangkan surat baik melalui DPU Kabupaten Tegal maupun UPTD PU setempat. Dan kepastian tahun 2012 yang dijanjikan pemkab kali ini akan terus ditunggunya, hingga ada realitas dilapangan. "Kadang saya miris melihat kondisi yang ada khususnya dimusim penghujan. Disamping hingga didepan kantor menjadi ajang lautan air lumpur akibat tidak berfungsinya drainase. Kalau hal ini tidak segera mendapat penanganan, pemandangan kubangan ini akan terus ada disaat musim penghujan seperti saat ini," ujarnya.
Sementara itu Kepala DPU Ir Erling Susiardi melalui sekretarisnya Zefri Yusuf SE tak menampik sering mendapat aduan terkait banjir diperempatan Kecamatan Adiwerna. Dia mengakui untuk melakukan perbaikan disana masih terganjal minimnya anggaran yang tersedia tahun ini. Hal tersebut mengingat totalitas dana yang dimiliki hanya untuk pemeliharaan saja. Sementara untuk menyelesaikan pembangunan secara utuh diperlukan dana yang besar. "Kalau dana pemeliharaan yang relatif kecil dan terbatas itu kita plot untuk satu UPTD, kita tidak punya lagi dana pemeliharaan. Dengan keterbatasan dana pemeliharaan ini membuat pola pemeliharaan dimaksimalkan seefisien mungkin," terangnya. Hal inilah yang membuat kesan seolah-olah penambalan jalan dan jembatan yang sempat dilakukan terkesan apa adanya.
Soleh pun tak menampik keluhan warga terkait munculnya kubangan diperempatan depan kantor kecamatan tersebut cukup bisa dipahami. Kondisi tersebut sering menjadi penyebab awalnya terjadinya laka lantas mengingat jalur disana menjadi jalur pintu masuk ke arah Kota Slawi dan jalur pintu keluar sekaligus. Dia berharap sekali dinas terkait bisa memasukkan program perbaikan drainase kedalam program super prioritas, lantaran banjir diwilayahnya bukan setahun dua tahun ini berlangsung. (her)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.p
0 komentar:
Posting Komentar