Ketua MPR RI Taufik Kiemas pada Sabtu (17/9) mengusulkan Gelora Jakabaring di Palembang diubah namanya menjadi Gelora Susilo Bambang Yudhoyono atau Gelora SBY. Suami Megawati Soekarnoputri itu beralasan, SBY punya andil yang besar dalam pembangunan kompleks olahraga itu.
"Kompleks olahraga Jakabaring merupakan yang terbesar di Indonesia setelah Jakarta dan dibangun saat kepemimpinan Presiden SBY. Sehingga dinilai tepat untuk menggunakan nama Presiden SBY," ujarnya seperti dilansir Antara, Minggu (18/9).
Usulan Kiemas tersebut langsung diamini oleh Ketua DPR RI Marzuki Alie. Ia mengatakan kalau memang usulan itu datangnya dari masyarakat, maka tak ada salahnya dikabulkan.
"Karena sudah usulan masyarakat, saya sangat setuju," jelasnya seperti yang diberitakan oleh detik.com, Rabu (21/9).
Entah apa yang ada di pikiran Taufik Kiemas dan Marzuki Alie. Sebagai pemimpin lembaga tinggi negara seharusnya mereka lebih memikirkan dan mencari solusi untuk mempercepat pembangunan sarana olahraga di Palembang. Pelaksanaan SEA Games XXVI tinggal hitungan minggu.
Nama bangsa dan negara ini dipertaruhkan jika sampai SEA Games XXVI ditunda, dipindahkan ke negara lain atau bahkan batal karena belum turunnya dana pembangunan sarana fisik.
Taufik dan Marzuki juga sebaiknya lebih memerhatikan sistem pembinaan atlet muda, ketersediaan fasilitas untuk para atlet dan pelatih yang sedang menjalani pelatnas sampai jaminan kelangsungan hidup bagi atlet-pelatih yang sudah mengharumkan nama bangsa.
Atau mungkin dua politisi senior tersebut hanya mengalihkan perhatian media dan masyrakat yang menyoroti lambannya pembangunan sarana fisik di Palembang? Atau mengalihkan dari isu yang lebih besar?
Sejumlah elemen masyarakat di Palembang menolak dengan tegas perubahan nama Gelora Jakabaring menjadi Gelora SBY.
"Jika rencana pergantian nama tersebut benar-benar akan direalisasikan, maka kami suporter akan melakukan aksi. Nama Gelora Sriwijaya Jakabaring sudah identik dengan Sriwijaya FC klub, kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan. Sangat tidak menarik jika diubah dan hilang niai sejarahnya”, kata Dedi Pranata, Ketua Singa Mania, kelompok suporter terbesar klub Sriwijaya FC, seperti dilansir Republika, Rabu (21/9).
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/
Sabtu, 24 September 2011
Gelora SBY Tidak Disukai
04.45
Slawi Ayu Cybernews, Terbit pada tanggal 10 April 2011
0 komentar:
Posting Komentar