BALAI Benih Ikan (BBI) yang berada dibawah naungan Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Tegal, saat ini kondisinya "mati suri". Untuk lebih mengoptimalkan peran dan fungsinya, dibutuhkan dukungan dari Pemkab Tegal.
Hal itu diungkapkan Kabid Perikanan Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan (DKPP) Pemkab Tegal, Ir Lili Herlambang, saat ditemui di kantornya, Rabu (26/10) kemarin.
Dikatakan Lili, belum lama ini BBI yang berada di Desa Dukuhjati Kidul, Kecamatan Pangkah, sudah mendapatkan bantuan calon induk ikan dari Pemprov Jateng. Selain itu, BI juga akan menerima Pemerintah Pusat. Namun, bantuan itu tak dibarengi dengan dana pembelian pakan ikan, yang semestinya menjadi tangung jawab Pemkab Tegal. Hal ini mengakibatkan keberlangsungan BBI ibarat "hidup segan mati tak mau".
Dikatakan Lili Herlambang, bantuan benih calon induk ikan air tawar dari pemprov sebanyak 100 ekor ikan jantan dan 300 ekor betina yang masuk dalam satu paket bantuan ikan nila. Disamping itu, empat paket bantuan ikan lele yang setiap paket berisikan 40 ikan betina dan 20 ikan jantan telah diterima dari pemprov Jateng pada pekan lalu.
“Saat ini semua bantuan calon benih, telah dimasukan dalam kolam BBI,” katanya.
Menurut dia, bantuan lain juga rencananya bakal diterima dari Pemerintah Pusat berupa ikan nila sebanyak empat paket. Setiap paket berisikan 100 ikan jantan dan 300 ikan betina. Bantuan itu sesuai rencana akan diambil hari ini di Jantin, Klaten.
“Bantuan tidak termasuk untuk membeli pakan ikan itu. Kami tidak pernah diberikan alokasi anggaran untuk pembeliaan pakan ikan yang dibudidayakan di BBI,” ucapnya.
Untuk saat ini, populasi ikan di BBI yang mencapai ratusan ekor mendapatkan dana untuk membeli pakan dari sisa kegiatan. Selain itu, dana lain untuk pembelian pakan ikan diperoleh dari sisa penjualan benih ikan yang dikelola BBI.
Yang menjadi pemikiran dirinya, selain BBI juga dikenakan target untuk pemasukan PAD, kondisi sarana yang dimiliki sekarang kurang mendukung. Sejumlah kolam yang digunakan untuk pembibitan, mengalami kebocoran, dan tidak bisa dimanfaatkan. Kondisi itulah yang menjadi pemikiran pihaknya dalam mengelola BBI.
Sementara, jika melihat nilai pembangunan BBI dibangun atas bantuan dari Pemerintah Pusat dengan nilai miliaran rupiah, tetapi sayang, pemanfaatannya tidak ditopang dana dengan maksimal oleh Pemkab. Hal ini membuat fungsi dan kegunaannya belum maksimal. Padahal manfaat lain BBI juga digunakan sebagai wahana penelitian bagi para mahasiswa dan pelajar.
“BBI harusnya tidak saja menjadi tempat transaski jual beli benih ikan. Tetapi juga untuk penelitian. Namun selama ini belum dimafaatkan secara maksimal, sehingga terkesan sepi tidak ada kegiatan,” pungkasnya. (gon)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/
0 komentar:
Posting Komentar