TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ikbal Sabarudin (23) tercatat baru lulus beberapa bulan lalu dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung. Ikbal masuk ke UIN SGD pada 2007 dan kuliah di Jurusan Tafsir Hadits Fakultas Ushuludin.
Ikbal ditangkap anggota Paspampres setelah nekat menyelonong memasuki wilayah ring 1 dan membentangkan pamflet kritikan kepada pemerintah tepat di depan Wapres Boediono saat peringatan Hari Sumpah Pemuda di Stadion Siliwangi, Bandung, kemarin.Selama kuliah, Ikbal tidak memperlihatkan kekritisannya sebagaimana halnya seorang aktivis kampus. Paling tidak, itulah yang diketahui Hafid Azhar (21), mahasiswa Sastra Arab UIN SGD, rekan Ikbal.
"Ikbal itu orangnya praktis. Kalau dia mau, dia lakuin. Mungkin aksi ini juga kayak gitu. Kalau soal ada yang menyuruh aksi, saya enggak tahu. Aksi ini pun dia enggak bilang sebelumnya," ujar Hafid saat ditemui di kampus UIN SGD, Cibiru, Jumat (28/10/2011).
Hafid menceritakan, ia dan Ikbal sering mengikuti forum-forum diskusi mahasiswa. Dalam diskusi itu, kata Hafid, Ikbal lebih vokal tentang pemikiran-pemikiran Islam. "Kalau obrolan tentang pemerintahan SBY, selama saya sering nginap di kosannya, dia enggak pernah bicara soal itu," katanya.
Senada dengan Hafid, Ketua Jurusan Tafsir Hadits Fakultas Ushuludin, Dr Engkos Kosasih, mengatakan, Ikbal yang dia kenal termasuk mahasiswa cerdas. "Dari 25 orang yang mengikuti jurusan ini, Ikbal termasuk satu dari tujuh orang yang pertama lulus di gelombang satu," ujar Engkos.
Ia juga mengatakan, selama ini di kampus UIN, Hima Persis UIN bukanlah tipikal organisasi kemahasiswaan yang sering demo di kampus menentang kebijakan rektor.
"Saya enggak tahu kalau di luar gimana. Anggotanya juga biasa-biasa saja. Makanya dengar Ikbal sebagai Ketua Hima Persis Jabar demo di hadapan Wapres, saya kaget. Ikbal itu bukan tipikal pendemo dan selama mengikuti perkuliahan pun dia biasa saja. Kalau mahasiswa kritis, kelihatan, biasanya di kelas aktif, tapi Ikbal benar-benar biasa saja," tutur Engkos.
Namun, kata Engkos, Ikbal dikenal nekat. "Pernah waktu KKM di Garut Selatan. Saat itu kami berangkat dari Garut Selatan menuju Bandung pukul 19.00. Kami berangkat pakai mobil dan selama perjalanan khawatir karena jalannya sepi apalagi melewati daerah Gunung Gelap yang dikenal rawan. Tapi beda dengan Ikbal. Dia nekat pulang jam 20.00 dari Garut Selatan lewati Gunung Gelap sendirian. Kami yang ikut heran kenapa Ikbal seberani dan senekat itu. Mulai dari situ kami sedikit menilai Ikbal termasuk mahasiswa berani dan cukup nekat," ujarnya.
Mendengar Ikbal diamankan oleh Paspampres, kata Engkos, pihaknya tidak bisa berbuat banyak. "Kalau Ikbal masih tercatat sebagai mahasiswa aktif, mungkin saya bisa membantu. Namun berhubung Ikbal baru lulus, saya enggak bisa menjamin dari kampus bisa membantu," katanya lagi.
Saat Tribun mendatangi rumah kos Ikbal di daerah Cipadung, tempat kos itu terkunci dan jendelanya tertutup gorden. Sejumlah tetangga yang ditemui mengaku mengenal Ikbal. Ahmad Gunawan (27), misalnya, mengenal Ikbal sebagai mahasiswa cukup cerdas dan baru lulus.
"Ikbal cukup pintar, tapi soal kritis, dia biasa saja. Soal aktivitas organisasinya juga dia jarang cerita banyak," kata Ahmad.
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/
0 komentar:
Posting Komentar