PANGKAH - Harga jual tetes tebu dalam beberapa waktu belakangan ini, anjlog. Yakni dari semula Rp 1.200 per Kg menjadi Rp 675 per Kg. Hal ini sangat dikeluhkan petani tebu di wilayah kerja PG Pangkah.
Kondisi anjlognya harga tetes tebu, membuat petani merugi puluhan juta rupiah. Kerugian ini didapat dari hasil bagi tetes tebu petani tebu dari pihak PG. Apalagi anjlognya harga dirasa sangat drastis dibanding musim panen tahun sebelumnya.
Seperti dikatakan petani tebu asal Pangkah, Prayitno, harga tetes tebu pada panen musim ini, mengalami penurunan hampir 50 persen. Padahal, harga tetes tebu Rp 675 per kilogram merupakan hasil lelang petani dengan PG Pangkah yang dijembatani Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) PG Pangkah Kabupaten Tegal.
"Kami sangat menyayangkan pihak APTRI yang kurang membantu petani," ucap Prayitno yang juga Anggota DPRD Kabupaten Tegal.
Padahal, lanjutnya, seharusnya APTRI ikut membantu petani tebu agar harga tetes tebu menguntungkan petani. Namun, nampaknya dalam konteks penjulan harga tetes tebu, APTRI terkesan tidak memperjuangkan keinginan petani tebu.
Menurut dia, dengan rendahnya harga tetes tebu, membuat petani sangat rugi. Dicontohkan, lahan miliknya seluas 1 Ha dengan hasil produksi tebu mencapai 458 kuintal, hanya mendapatkan Rp 15 juta. Padahal, tahun sebelumnya bisa mendapatkan hasil Rp 30 juta. Selain redahnya harga tetes tebu, penurunan pendapatan petani juga disebabkan rendahnya rendemen tebu dan hasil panen.
“Untuk hasil panen sebelumnya, mencapai 700 kulintal pada lahan seluas 1 Ha, dengan rendeman sekitar 8 persen. Saat ini, sudah harganya rendah, hasil penen tebu petani randemennya juga turun menjadi 7,2," ujarnya.
Disisi lain, salah seorang pengurus APTRI PG Pangkah Kabupaten Tegal, H Zaenal Abidin Ishak, menjelaskan, harga tetes tebu Rp 675 per Kg merupakan harga yang ditetapkan APTRI. Dari penjualan tetes tebu itu, APTRI mendapatkan biaya operasional sebesar Rp 400 juta.
“Selama ini, APTRI dalam menetapkan harga tetes tebu sesuai dengan permintaan pembeli,” ucap Zaenal.
Sementara, pihaknya menuturkan, rendemen tebu pada musim panen kali ini terbilang bagus. Karena rendeman mencapai 9 persen. Namun sayangnya, tingginya produksi tebu diiringi dengan menurunnya produksi tebu yang sangat drastis. Hal itu dikarenakan musim kemarau yang melanda lahan tebu petani.
“Kami kira, rendemen tidak masalah. Hanya saja, turunnya produksi tebu yang menyebabkan hasil panen petani berkurang,” pungkasnya. (gon)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/
0 komentar:
Posting Komentar