KEBERADAAN prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada masa damai tentu berbeda dengan saat situasi negara dirundung perang. Figur seorang tentara haruslah merupakan sosok yang dibutuhkan oleh rakyat.
’’Di era pembangunan sekarang, sosok prajurit jangan menakutkan, tapi harus bisa disegani rakyat,’’ terang Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Ir Mulhim Asyrof, Senin (3/10).
Mewujudkannya memang bukan perkara mudah. Namun, semangat untuk berubah menjadi lebih merakyat menghadirkan konsekuensi bahwa figur prajurit harus lebih humanis. Karena itu, tema yang diusung dalam peringatan HUT Ke-66 TNI pada 5 Oktober tahun ini adalah ’’Dengan Keterpaduan dan Profesionalisme, TNI Bersama Komponen Bangsa Siap Menjaga dan Menegakkan Kedaulatan serta Keutuhan NKRI’’.
Menurut Pangdam yang didampingi Kapendam Kol Inf Drs Widodo Raharjo dan Assintel Kol Arm Endra Harahap, ada rumusan sederhana agar personel TNI disegani dan mudah merangkul masyarakat.
Alumnus Akabri tahun 1976 itu menyebut keberadaan ’’Delapan Wajib TNI’’ sebagai pedoman setiap prajurit dalam melangkah dan bermasyarakat. Kedelapan kewajiban itu merupakan doktrin tugas yang harus dilaksanakan.
Dalam doktrin tersebut diatur bahwa anggota TNI harus bersikap ramah, sopan santun, dan menghormati wanita. Dia juga harus mampu menjaga kehormatan diri di muka umum, sederhana, tidak merugikan rakyat, serta menjadi contoh dan memelopori berbagai usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat.
’’Jika kedelapan kewajiban itu dilaksanakan dengan baik dan senang hati, tentu mudah meraih simpati masyarakat. Selanjutnya persoalan perasaan takut berempati dengan prajurit akan hilang. Predikat disegani pun akan langsung menyertainya,’’ terang alumnus Lemhannas 2007 dan mantan Asrena Kasad tersebut.
Secara organisasi, tekad lebih merakyat sudah terarah dan terprogram lama. Pelaksanaannya pun secara berkelanjutan. Di antaranya melalui program TNI Masuk Desa atau lebih dikenal dengan nama TMMD.
Dalam TMMD, tentara bersama rakyat membantu pemerintah daerah mewujudkan program pembangunan. Mereka bekerja sukarela dan tak dibayar.
Alhasil, proyek pemerintah pun dapat dikerjakan lebih cepat dengan hasil yang baik. Contoh paling gres adalah pengerahan prajurit untuk membantu pekerjaan proyek pembangunan salah satu venue SEA Games 2011 di Palembang. ’’Ini salah satu bukti peran serta TNI yang tidak berpolitik praktis, tapi benar-benar dibutuhkan masyarakat sekelilingnya,’’ terang Mulhim.
Di wilayah teritorial Kodam Diponegoro, manfaat sejumlah program TMMD telah dirasakan masyarakat. Program KB Kes, misalnya, terus digelar untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Pembaruan Alutsista
Organisasi TNI juga terus meningkatkan diri di bidang pertahanan, baik untuk menghadapi ancaman dari luar maupun dalam. Prinsipnya dengan tetap mengedepankan profil yang ramping, efisien, dan taktis. Pembaruan berbagai alat utama sistem senjata (alutsista) dari matra darat, laut, dan udara menjadi prioritas.
Dalam menghadapi ancaman dari dalam berupa gangguan separatisme dan terorisme, TNI tetap berpegang teguh pada aturan main, yakni bermitra dengan Polri. Salah satunya dengan memberi informasi untuk bersama-sama memberantas aksi terorisme.
Pangdam menjelaskan, persoalan terorisme sangat berkaitan dengan urusan bela negara. Masyarakat pun harus terus diberi pemahaman yang mudah sehingga bisa diterima secara sederhana.
Dia menyebut peran aktif Babinsa yang tersebar hampir di seluruh desa atau kelurahan. Pada saat bertugas, mereka harus mampu merangkul warga selain terus berdampingan dengan Babinkantibmas.
Kemampuan merangkul masyarakat akan berdampak positif dalam mengadapi berbagai gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Mulhim mencontohkan soal informasi yang diberikan masyarakat mengenai kehadiran warga baru dan aktivitas yang layak diwaspadai.
’’Ancaman atau gangguan kamtibmas sekecil apa pun, dapat sedini mungkin dicegah. Jadi mengartikan bela negara tidak perlu muluk-muluk. Cukup yang sederhana seperti itu. Manfaatnya langsung dirasakan masyarakat,’’ tandasnya. (Riyono Toepra-65)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/10/05/161605/
0 komentar:
Posting Komentar