KONDISI gedung yang selama ini ditempati Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal, masih jauh dari kesan ideal untuk dijadikan tempat pelayanan dan operasional penanggulangan bencana. Hal ini memaksa semua perangkat pendukung disimpan di areal terbuka dan berbagai bentuk bantuan pangan serta obat disatukan dengan ruang kerja karyawan.
Terkait situasi yang tidak mendukung kenyamanan kerja personil, pihak BPBD tengah mengajukan bantuan anggaran kepada Dirjen Pemerintah Umum Kementrian Dalam Negeri untuk mendukung pendanaan pengadaan gedung atau kantor baru.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tegal, Ir Erling Susiardi MSi, didampingi Kasubid Kesiapsiagaan dan Pencegahan Bencana, Yudo Jatmiko, menyatakan, usulan bantuan pembangunan gedung atau kantor yang resprentatif itu diharapkan mampu mendukung pusat pengendalian dan operasional yang selama ini dilakukan dalam keterbatasan.
"Hanya kepada pusatlah usulan itu bisa kami gantungkan. Kami tinggal menunggu respon apakah nantinya akan dibantu melalui DAK. Bila memang bantuan itu melalui Dana Alokasi Khusus, setidaknya Pemkab harus menyiapkan dana pendampingnya," terangnya, Selasa (12/6) kemarin.
Erling juga menyatakan, rencana lahan yang akan digunakan untuk mendirikan gedung BPBD berada di lokasi areal belakang kantor Setda. "Rencana kalkulasi dana yang kami butuhkan untuk pendirian gedung respretentatif senilai Rp 5,5 miliar. Entah nanti dari pusat akan memberi berapa, kami sampai saat ini masih menunggu kepastian," ujarnya.
Diakuinya saat ini sudah terjadi pergeseran paradigma penanganan yang dilakukan BPBD dari metode penanggulanan resiko bencana menjadi antisipasi. Hal tersebut seperti yang telah diatur dalam UU nomor 24/2007 yang fokusnya menyiapkan masyarakat agar tidak gagap dalam menghadapi bencana. Terkait dengan hal itu, pihaknya kini telah membentuk tiga bidang kerja masing-masing bidang kesiapsiagaan dan pencegahan, bidang kedaruratan, dan bidang rehabilitasi serta rekontruksi.
"Kami sekarang terfokus untuk melakukan penguatan lembaga masyarakat dengan upaya membentuk desa siaga. Setidaknya lewat upaya ini bisa mengurangi resiko bencana," ujarnya.
Sementara Yudo Jatmiko pun menimpali bahwa saat tidak ada bencana upaya melakukan pengemblengan terhadap relawan bencana terus dilakukan. Setidaknya dengan metode semacam ini bila ada bencana relawan profesional bisa benar-benar dimaksimalkan untuk turun ke areal bencana. Dengan kondisi ruang yang serba kecil dan pengap tersebut, tak ditampiknya upaya pengadaan gedung baru sudah merupakan keharusan untuk peningkatan pelayanan pada korban bencana di wilayah Kabupaten Tegal. (her)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/Gedung-BPBD-Tak-Resprentatif.html
0 komentar:
Posting Komentar