PEMANFAATAN dan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setiap tahunnya, masih dirasa kurang berpihak pada masyarakat. Dari konteks itulah, kiranya pelaksana kebijakan daerah Pemkab Tegal perlu melakukan kajian dan sedikit berani bersikap untuk adanya perubahan secara bertahap. Jika tidak, seperti belanja pegawai bakal terus mendominasi dan guna pembangunan masyarakat bakal terhambat atas keterbatasan anggaran yang ada.
Selama ini, hampir setiap tahunnya APBD Kabupaten Tegal terserap untuk belanja rutin pegawai diatas 70 persen. Jika tidak ada perubahan pengelolaan secara bertahap, kedepan pembangunan bagi masyarakat kurang terperhatikan dan menjadi bom waktu. “Ibarat kata, pemanfaatan APBD kurang berpihak kepada masyarakat dan ini perlu disikapi untuk pembenahan lebih baik kedepannya,” kata Anggota DPRD dari FP Golkar, Sahyudin.
Dikatakan politisi partai hanura itu, dirinya menyadari keterbatasan anggaran baik dari DAU maupun PAD, namun tidak ada salahnya jika pemegang kebijakan agar bersikap bijak. Diantaranya, jika memang belanja rutin pegawai selalu mendominasi dan dirasa terlalu besar, apakah tidak ada sikap untuk melakukan pengurangan secara bertahap. Jika hal itu bisa dilakukan, bakal sangat berarti bagi masyarakat, khususnya untuk berbagai peningkatan pembangunan yang berkiblat pada masyarakat daerahnya.
Menurut dia, dengan pengurangan bertahap atau penghematan APBD seperti dari belanja rutin pegawai, menjadi bisa termanfaatkan seperti untuk perbaikan infrastruktur jalan guna peningkatan perekonomian atau lainnya. Jika itu terealisasikan, masyarakat bakal angkat jempol pada pemegang kebijakan, karena amanah. “Kami kira, jika pemimpinnya amanah dan mengutamakan kepentingan rakyat, bakal tercipta daerah yang baldatun toyibatun warobun ghofur,” tutur Sahyudin.
Sudah barang tentu, disamping peningkatan infrastruktur jalan guna peningkatan perekonomian, Kabupaten Tegal yang agraris juga perlu diperhatikan sarana infrastruktur pertanian. Seperti dibangunnya jaringan irigasi teknis yang memadai, sehingga kebutuhan akan air mulai dari hulu sampai hilir pertanian bisa terpenuhi, meski terbatas jumlah airnya. “Tidak seperti saat ini, jika kemarau petani berebut air bahkan sampai terjadi pertengkaran dan cekcok antar petani. Ini sudah menjadi sesuatu yang lazim saat ini dan perlu disikapi agar kedepan bisa terhindarkan,” pungkasnya. (gon)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/Pemanfaatan-APBD-Butuh-Penyikapan.html
0 komentar:
Posting Komentar