BANYAK cara dilakukan untuk mengisi Ramadan sebagai media syiar Islam. Hal ini seperti yang dilakukan Satkorcab Banser NU Kabupaten Tegal dengan menggelar permainan sepak bola api untuk menghibur ratusan warga di Desa Kedungwungu Kecamatan Jatinegara. Seperti apa?
LAPORAN : HERMAS PURWADI
TAK kurang dari 700-an warga Desa Kedungwungu Kecamatan Jatinegara larut menyaksikan permainan sepak bola api yang digelar Satkorcab Banser NU Kabupaten Tegal.
Pertandingan yang berlangsung di halaman balai desa setempat itu, turut dihadiri Kepala Desa Kedungwungu, Muhari SPdI.
Pertandingan yang berjalan satu kali 30 menit yang mempertemukan Satkorcab menghadapi tuan rumah Satkoryon Banser Jatinegara itu, beraklhir dengan skor 7–3 untuk kemenangan Satkorcab.
Olah raga berbasis seni religi ini cukup menyita perhatian warga masyarakat Kecamatan Jatinegara. Bukan hanya seni permainan yang unik dan menarik, namun juga permainan yang membuat heboh adalah aksi sepak bola api yang dilakukan oleh para pemuda Banser.
Penonton terlihat tegang dan berteriak ketika bola melesat keluar lapangan. Tim yang terdiri dari 8 personil terlihat tak kenal kata lelah. Walaupun bola menyala bara api namun mereka bermain seperti layaknya main sepak bola biasa.
Pertandingan itu dibuka Komandan Satkorcab Banser NU Kabupaten Tegal, Ki Enthus Susmono. Yang bersangkutan menandai awal pertandingan ini dengan tendangan pertama bola api dengan kaki telanjang. "Biasanya, atraksi sepak bola api ini banyak dilakukan dikalangan pondok pesantren sebagai media hiburan bagi para santri. Atraksi sepak bola api ini digelar sebagai salah satu upaya melestarikan budaya Indonesia yang bisanya dilakukan oleh para santri," tuturnya.
Kegiatan yang berlangsung cukup singkat ini memang sedikit kurang memuaskan para penonton lantaran aksi tersebut pertama kali digelar di Jatinegara. "Pertandingan ini dimainkan layaknya futsal. Tidak perlu pakai sepatu, dan bola yang dipergunakan terbuat dari buah kelapa kering yang dikelupas kulitnya kemudian direndam sekian hari dalam minyak tanah, lalu dibakar," ujar Ki Enthus Susmono.
Sementara Wakil Ketua Tanfidz MWCNU Jatinegara, Sugeng SPdI, mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan merupakan program kerja Satkorcab Banser Kabupaten Tegal dan sebagai sarana pertemuan atau silaturahmi antara Satkorcab dengan jajaran Satkoryon.
“Lebih penting lagi, turnamen sepak bola api ini sebagai pelestarian budaya yang dirasakan mulai punah khususnya di Kabupaten Tegal,” celotehnya.
Diakuinya, dengan adanya pertandingan silaturahmi sepak bola api ini, sangat menghibur masyarakat Jatinegara. Apalagi permainan ini sangat langka di lingkungannya dan Kabupaten Tegal umumnya. Setidaknya, warga merasa terhibur dengan adanya kegiatan yang dilakukan Satkorcab Banser dibawah Komandan Ki Enthus Susmono. Rasa penasaran masyarakat pun terobati dengan melihat langsung seperti apa pertandingan sepak bola api dengan kaki telanjang. (*)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/Show-of-Force-Ramadhan-Satkorcab-Banser-NU.html
0 komentar:
Posting Komentar