SYAWALAN dirayakan sepekan setelah Idul Fitri. Demi melestarikan tradisi itu, Pemkab Pekalongan membuat kegiatan perayaan yang diakulturasikan dengan kirab seni dan budaya, yang dipusatkan di objek wisata Linggo Asri.
Tahun ini seluruh prosesi dan teknis dilaksanakan masyarakat. Termasuk pembuatan megono gunungan setinggi 2 meter. Berbagai elemen masyarakat di Linggo, termasuk umat Hindu akan mengikuti kirab dan mengarak megono itu. Setelah digelar kirab dari Kelurahan Linggo Asri menuju ke objek wisata. Megono gunungan kemudian diperebutkan. Warga dan para pejabat berbaur untuk makan bersama nasi megono sebagai simbol kebersamaan dan silaturahim.
Pemkab menyediakan sekitar 2.000 nasi bungkus.
Sementara itu di Kota Pekalongan ada tradisi dua lopis raksasa yang dibuat masyarakat Krapyak Kidul dan Krapyak Lor. Lopis itu dipotong oleh Wali Kota Pekalongan HM Basyir Ahmad di saat syawalan.
Ribuan warga pun berdatangan untuk memperebutkan lopis gratis itu.
Lopis raksasa di Krapyak Kidul, di depan Mushala Darunna’im. Makanan khas terbuat dari ketan itu, dibuat dengan berat lebih dari setengah kuintal.
Mengapa dibuat lopis, makanan khas itu memiliki kelengketan yang sangat kuat dan memiliki harapan masyarakatnya akrab, sehingga bakal mempererat persatuan dan kesatuan umat. (Trias Purwadi, Muhammad Burhan-79)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/08/28/157502/
Minggu, 28 Agustus 2011
Ciptakan Dua Lopis dan Megono Raksasa
05.33
Slawi Ayu Cybernews, Terbit pada tanggal 10 April 2011
0 komentar:
Posting Komentar