MEMBACA adalah jendela informasi. Mungkin pepatah itu bila dikaji secara mendalam memang ada benarnya. Dengan membaca kita akan banyak tahu terkait hal yang sebelumnya tidak kita ketahui. Namun untuk menumbuhkan budaya baca ditengah-tengah masyarakat saat ini bukanlah merupakan hal yang mudah, semudah membalikkan telapak tangan.ermas purwadi)
Menjadikan membaca sebagai budaya memang harus diperjuangkan dan ada yang memotorinya. Hal tersebut seperti yang dilontarkan Kepala Perpustakaan Daerah dan Arsip, Dra Nuzmatun Malinah. Diakuinya, untuk menumbuhkan minat baca dikalangan masyarakat Slawi perlu dukungan berbagai lapisan mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan pemerintah daerah, dan masyarakat itu sendiri. "Ketiga elemen itu punya peran penting untuk mendukung terciptanya minat baca yang bagus. Dan saat ini dukungan itu baru sebatas dari lingkungan keluarga dan sekolah. Sementara dari masyarakat sendiri belum terlihat nyata untuk bisa menciptakan budaya baca," cetusnya. Pihaknya sendiri tak menampik terus melakukan upaya pemupukan agar muncul budaya membaca dan minat baca melalui serangkaian kegiatan. Giat itu direaalisasikan melalui rangkaian lomba bercerita dan lomba membuat sinopsis, baik untuk kalangan pelajar, yang nantinya akan diperluas dengan melibatkan masyarakat umum. Diakuinya, dalam kurun waktu belakangan ini grafik peningkatan minat baca masih didominasi pelajar tahap SMA. Sementara untuk kalangan SMP dan SD sendiri prosentasenya bisa dibilang belum memenuhi target maskimal. "Mudah-mudahan kedepan sudah ada pola pembiasaan membaca ditingkat SMP dan SD. Sehingga nantinya pelajar Kabupaten Tegal disemua lini punya daya saing dengan pelajar daerah lain terkait wawasan yang dia miliki dari hasil keterbiasaan membaca buku," terang dia.
Dia mengakui, saat ini diperpustakaan daerah yang dikelolanya terdapat buku umum sebanyak 29.659 eksemplar yang terdiri dari 18.958 judul. Dan untuk pemerataan minat baca masyarakat pihaknya juga mengoptimalkan kinerja perpustakaan keliling kewilayah pedesaan terutama yang berada didaerah selatan seperti Bojong, Bumijawa, Jatinegara, hingga Warurejo. Meski buku-buku yang ada diperpustakaan keliling tersebut untuk saat ini belum bisa dipinjamkan untuk dibawa pulang, lantaran terbatasnya koleksi yang ada. Dimana untuk buku koleksi perpustakaan keliling saat ini berjumlah 1300 buku saja. "Untuk bisa dipinjamkan atau dibawa pulang paling tidak kita harus punya koleksi untuk perpustakaan keliling sebanyak 4000 buku. Jumlah yang ada sekarang masih kurang sekali dan harus didukung adanya pengadaan buku terlebih dahulu. Kami sudah berupaya mengajukan anggaran untuk itu, mudah-mudahan di 2013 mendatang bisa terealisasi, atau mungkin diperubahan anggaran 2012 nanti bisa terserap," katanya.
Perpustakaan keliling yang memang membidik masyarakat umum itu saban harinya melayani peminjaman ditempat sedari pukul 09.00 WIb hingga pukul 12.00 WIB, atau sekitar tiga jam saja. Meski diakuinya animo masyarakat sangat bagus, namun ibu-ibu juga mengaku lebih senang bila buku tersebut bisa dibawa pulang agar dapat dibaca sembari menjalankan aktifitas keseharian. "Kami menangkap antusias minat baca masyarakat sekarang. Dan ini memang perlu segera mendapat jawaban terkait keterbatasan buku yang ada. Bila terlalu lama, kami khawatir minat yang sudah ada itu akan luntur dan masyarakat menjadi malas kembali untuk membaca, lantaran buku yang tersedia hanya itu-itu saja," ujarnya.
Dan minat baca itu memang harus dipupuk terus menerus. Dimana masyarakat sendiri juga mulai sadar bahwa untuk meningkatkan potensi diri sedini mungkin bisa terjawab salah satunya dengan membaca. (h
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/
0 komentar:
Posting Komentar