MAGELANG- Sekitar 10 ribu umat Buddha dari seluruh Indonesia mengadakan perjalanan bakti (bhakti yatra) mulai Candi Pawon sampai Candi Mendut di Kabupaten Magelang, Sabtu sore kemarin.
Perjalanan sejauh 2 km ini merupakan puncak peringatan Hari Asadha 2556 TB. Bagi umat Buddha, Hari Asadha merupakan peristiwa bersejarah. Pasalnya, pada hari itulah untuk kali pertama Sang Buddha mengajarkan dharma kepada lima siswa pertama di Taman Rusa Ispantana, dekat Benares, India.
Perjalanan bakti atau lazim dikenal sebagai devotional walk (prosesi keagamaan) ini dimulai sekitar pukul 04.00. Sebanyak 100 bikhu dan puluhan samanera (calon biksu) lebih dulu melakukan prosesi di pelataran Candi Pawon. Mereka membacakan paritta perlindungan untuk keberkahan bagi umat Buddha.
Sekitar pukul 04.00, ribuan umat Buddha mulai berjalan beriringan untuk memulai prosesi. Setiap umat Buddha membawa bunga sedap malam dengan sikap tangan anjali. Bunga sedap malam ini merupakan lambang kesucian hati dan pikiran.
Paling depan merupakan barisan pembawa bendera merah putih dan sangha, kemudian disusul biksu dan samanera dan diikuti umat Buddha. Para anggota Majelis Theravada Indonesia ini mengusung relik, yakni kristal abu jenazah. Sampai di Candi Mendut, para biksu yang mengenakan jubah warna kuning emas membawa bunga, lilin, dan dupa diikuti samanera berjubah putih melakukan pradaksina dengan iringan parita suci.
Mereka kemudian menempatkan relik di altar dalam Candi Mendut, di bawah patung Sang Buddha raksasa. Patung Buddha ini disebut Dhyani Buddha Wairocana dengan sikap tangan bernama dharmacakramudra. Di kiri arca Sang Buddha itu terdapat patung Awalokiteswara dan kanan Wajrapani.
Pimpinan prosesi YM Bhante Sri Pannavaro Mahatera bersama sejumlah bante kemudian membaca doa di hadapan patung Buddha tertua di Indonesia itu. Inilah prosesi puncak Puja Bakti Agung Asadha 2556 Tahun Budhis (TB).
"Asadha merupakan perayaan untuk mengenang Sang Budha. Asadha telah membuat dunia mengenal dharma. Buddha Gautama mengajarkan dharma kepada lima pertapa sehingga memeroleh pencerahan," kata Bhante Sri Pannavaro.
Perlindungan
Bhante Sri Pannavaro berharap hal ini bisa memberikan perlindungan bagi umat Buddha dan keberkahan untuk seluruh umat manusia. Diharapkan kemalangan dan marabahaya akan lenyap dan kemudian tumbuh kemakmuran untuk bangsa dan negara.
Meski ajaran Sidharta Gautama diberikan 2600 tahun lalu namun dinilai masih konstektual untuk zaman kini. Ia berharap ajaran dharma tetap menjadi sikap hidup umat Buddha untuk menghadapi arus modernisasi yang ditandai sikap manusia yang materialis.
"Arus materialis jika tidak disadari akan memengaruhi jalan hidup. Kita harus mengembangkan etika dan moral. Dharma menjadi sumber utama ajaran Buddha dan menjadi pedoman hidup kita," katanya.
Sekretaris Panitia Puja Bakti Agung Asadha 2556 TB Sukodoyo mengatakan, perayaan dihadiri umat Buddha dari berbagai daerah, di antaranya Jawa Tengah, Jawa Timur, Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan, dan Bali.
"Acara ini istimewa karena pertama kali dilaksanakan secara nasional oleh Theravada Indonesia," katanya. (H66, sgt-71)
Sumber Berita : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/07/30/194410/Ribuan-Orang-Napak-Tilas-Jalan-Bakti-Buddha-Gautama
Senin, 30 Juli 2012
Ribuan Orang Napak Tilas Jalan Bakti Buddha Gautama
09.05
Slawi Ayu Cybernews, Terbit pada tanggal 10 April 2011
0 komentar:
Posting Komentar