BANDUNG, (PRLM).- Pelaksanaan Ujian Kompetensi Guru (UKG) SMP gelombang pertama pukul 7 hingga 10 pada (30/7) gagal dilaksanakan karena adanya gangguan dari server pusat. Beberapa guru di Kota Bandung mengaku kecewa walaupun ada pula yang dapat memaklumi kendala teknis ini.
Salah seorang guru peserta gelombang pertama Ati Sekaryati mengemukakan merasa kecewa dengan penundaan UKG walaupun pada akhirnya dapat memaklumi kendala teknis yang menjadi masalahnya. "Guru-guru ada yang sudah nunggu dari jam 6. Jam 7 seharusnya mulai ditunggu sampai jam 8, jam 9 juga belum bisa. Padahal sekolah juga diliburkan karena guru-gurunya ikut UKG tapi malah tidak jadi ujian dan diundur. Mungkin karena program ini baru pertama jadi ada kendalanya seperti ini. Harusnya pemerintah punya cadangan program seperti ada manualnya, untuk mengantisipasi kalau punya program tidak berjalan," katanya di SMPN 28, Jln. Selontongan Bandung, Senin (30/7).
Walau begitu Ati menyambut positif UKG untuk semakin meningkatkan kualitas guru. Dia mengaku sudah siap mengikuti UKG sekaligus merasa tertantang untuk mengetahui sejauh mana kompetensi diri dalam materi Bahasa Inggris yang diajarnya..
Menurut Kelala Pengawas UKG di SMPN 28 Bandung Asep Syahrudin, adanya gangguan dari server pusat menyebabkan para peserta tidak dapat mengakses data. "Tadi dapat informasi katanya tidak hanya di Jawa Barat gangguan terjadi tetapi juga di Jawa Tengah dan Jawa timur belum terkoneksi," katanya.
Sementara menurut Operator UKG di SMKN 4, Dadan secara koneksi tidak ada kendala tetapi sinkronisasi data dengan server pusat membuat data tidak dapat diakses. "Kalau datanya tidak kebuka dari pusat mungkin karena padat karena ini kan seluruh Indonesia," ujarnya.
Kekeceweaan juga dirasakan guru yang mengikuti UKG gelombang pertama di SMAN 3 dan SMAN 5 Bandung. Salah satu guru SMPN 10 Yadi menuturkan, sekolah sudah diliburkan karena guru yang sudah sertifikasi harus ikut UKG. "Waktunya mepet dan pelaksanaannya terkesan buru-buru, seperti dipaksakan. Meski sebetulnya program ini bagus karena guru bisa mengupdate, menambah wawasan. Istilahnya mengingatkan kembali agar kompetensinya meningkat," ujarnya.
Widya Iswara LPMP Provinsi Jawa Barat Evi Dihanti, menuturkan, kegagalan koneksi hanya terjadi di gelombang pertama. Sementara di gelombang selanjutnya tidak terjadi, dan semua proses UKG berjalan lancar. "Tapi ini bukan hanya terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur juga sama. Pada gelombang pertama tidak berhasil konek," katanya.
Evi menuturkan, sampai saat ini belum ada informasi resmi bagaimana pelaksanaan UKG bagi peserta yang terdaftar di gelombang pertama. Apakah akan diundur serta dijadwalkan kembali atau seperti apa. "Yang jelas UKG ini tidak akan merugikan guru, karena hanya sebagai pemetaan saja. Tidak ada lulus tidak lulus di sini. Ini hanya untuk pemetaan dan pengembangan profesionalisme guru secara berkelanjutan," ungkapnya. (A-157/CA-14/A-147)***
Sumber Berita : http://www.pikiran-rakyat.com/node/197784
Salah seorang guru peserta gelombang pertama Ati Sekaryati mengemukakan merasa kecewa dengan penundaan UKG walaupun pada akhirnya dapat memaklumi kendala teknis yang menjadi masalahnya. "Guru-guru ada yang sudah nunggu dari jam 6. Jam 7 seharusnya mulai ditunggu sampai jam 8, jam 9 juga belum bisa. Padahal sekolah juga diliburkan karena guru-gurunya ikut UKG tapi malah tidak jadi ujian dan diundur. Mungkin karena program ini baru pertama jadi ada kendalanya seperti ini. Harusnya pemerintah punya cadangan program seperti ada manualnya, untuk mengantisipasi kalau punya program tidak berjalan," katanya di SMPN 28, Jln. Selontongan Bandung, Senin (30/7).
Walau begitu Ati menyambut positif UKG untuk semakin meningkatkan kualitas guru. Dia mengaku sudah siap mengikuti UKG sekaligus merasa tertantang untuk mengetahui sejauh mana kompetensi diri dalam materi Bahasa Inggris yang diajarnya..
Menurut Kelala Pengawas UKG di SMPN 28 Bandung Asep Syahrudin, adanya gangguan dari server pusat menyebabkan para peserta tidak dapat mengakses data. "Tadi dapat informasi katanya tidak hanya di Jawa Barat gangguan terjadi tetapi juga di Jawa Tengah dan Jawa timur belum terkoneksi," katanya.
Sementara menurut Operator UKG di SMKN 4, Dadan secara koneksi tidak ada kendala tetapi sinkronisasi data dengan server pusat membuat data tidak dapat diakses. "Kalau datanya tidak kebuka dari pusat mungkin karena padat karena ini kan seluruh Indonesia," ujarnya.
Kekeceweaan juga dirasakan guru yang mengikuti UKG gelombang pertama di SMAN 3 dan SMAN 5 Bandung. Salah satu guru SMPN 10 Yadi menuturkan, sekolah sudah diliburkan karena guru yang sudah sertifikasi harus ikut UKG. "Waktunya mepet dan pelaksanaannya terkesan buru-buru, seperti dipaksakan. Meski sebetulnya program ini bagus karena guru bisa mengupdate, menambah wawasan. Istilahnya mengingatkan kembali agar kompetensinya meningkat," ujarnya.
Widya Iswara LPMP Provinsi Jawa Barat Evi Dihanti, menuturkan, kegagalan koneksi hanya terjadi di gelombang pertama. Sementara di gelombang selanjutnya tidak terjadi, dan semua proses UKG berjalan lancar. "Tapi ini bukan hanya terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur juga sama. Pada gelombang pertama tidak berhasil konek," katanya.
Evi menuturkan, sampai saat ini belum ada informasi resmi bagaimana pelaksanaan UKG bagi peserta yang terdaftar di gelombang pertama. Apakah akan diundur serta dijadwalkan kembali atau seperti apa. "Yang jelas UKG ini tidak akan merugikan guru, karena hanya sebagai pemetaan saja. Tidak ada lulus tidak lulus di sini. Ini hanya untuk pemetaan dan pengembangan profesionalisme guru secara berkelanjutan," ungkapnya. (A-157/CA-14/A-147)***
Sumber Berita : http://www.pikiran-rakyat.com/node/197784
0 komentar:
Posting Komentar