TUNTUTAN pesangon puluhan karyawan PT Sinar Agung Makmur Santaosa (SAMS) Jalan Raya Demangharjo, Kecamatan Warureja, dewasa ini kian memanas. Mediasi yang dilakukan selama ini, sepertinya belum membuahkan hasil. Padahal antara karyawan dengan pihak managemen perusahaan, sudah berupaya melakukan mediasi baik dengan Dinsosnakertrans maupun dengan DPRD Kabupaten Tegal. Namun hingga kini, keduanya belum bisa sepaham.
Karyawan meminta pesangon dihitung sesuai dengan masa kerjanya, sedangkan perusahaan hanya mampu memberikan tali asih senilai Rp 3 juta berikut dengan pencairan Jamsostek serta paklaring. Bahkan kabar terakhir, puluhan karyawan ini secara bersamaan telah menduduki 5 tempat sekaligus dalam sehari. Pertama, mereka melakukan aksi di kantor Jamsostek Tegal, lalu di kantor Dinsosnakertrans, dan dilanjutkan ke kantor DPRD, kemudian mereka mendatangi Kantor Wilayah Jamsostek Jateng di Semarang. Sedangkan yang terakhir, mereka juga menduduki PT SAMS sekaligus menjaga aset-asetnya.
"Kami memang sengaja melakukan itu untuk meminta pertolongan kepada mereka yang memiliki kebijakan," kata Ketua Serikat Pekerja Harmonis Konfederensi Aliansi Serikat Buruh Indonesia (SPH KASBI) PT SAMS, Slamet Widodo, kemarin.
Aksi yang dilakukan para buruh ini, ternyata mendapat sambutan baik dari sejumlah Lembaga Swadaya Masyakat (LSM) dan Organisasi Masyarakat (Ormas) di Kabupaten Tegal dan Jawa Tengah. Mereka pun angkat bicara dalam permasalahan ini. Salah satunya, Irwan Heri Prasetya SS MSi selaku Pengurus Forum Komunikasi (Forkom) LSM dan Ormas Jateng. Dia mengaku salut dengan pergerakan para buruh itu.
"Gerakan buruh PT SAMS Kabupaten Tegal ini sungguh luar biasa. Info yang kami terima kemarin, bahwa pada hari Selasa 24 Juli, mereka mampu melakukan aksi di 5 titik tempat dalam waktu yang bersamaan. Ini sungguh hebat dan kompak," cetus Irwan.
Menurutnya, aksi para buruh ini diluar dugaannya. Aksi tersebut membutuhkan konseptual yang matang dan harus didampingi orang-orang yang berani serta militan. Sepertinya, buruh PT SAMS ini tidak sembarangan. Mereka sangat hebat dan pantang menyerah dalam menuntut hak nya. Karena itu, pihaknya tetap mendukung aksi buruh tersebut.
"Namun aksi ini juga harus diwaspadai. Sebab, barangkali ada oknum dibelakang mereka," ucapnya lirih.
Sementara itu, Ketua LSM Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Pusat Usaha Madani (LPP Puma) Kabupaten Tegal, Imam Riyanto SPd, mengatakan, walaupun dirinya mendukung penuh aksi buruh itu, tapi sayangnya ada sedikit aksi yang dinilainya kurang baik. Yaitu, pada saat buruh menggiring Kepala Jamsostek Tegal ke kantor DPRD Kabupaten Tegal kemudian dilanjutkan ke kantor Dinsosnakertrans. Menurutnya, langkah itu terlalu berani dan penuh resiko.
"Sebenarnya itu aksi yang bagus untuk menuntut keadilan. Kami juga mendukungnya. Tapi alangkah baiknya apabila langkah itu dihindari. Ambilah cara yang terbaik atau misalnya melakukan mediasi dengan pihak managemen," kata Imam.
Seperti diberitakan koran ini sebelumnya, puluhan karyawan PT SAMS, Selasa (24/7), menduduki Kantor Dinsosnakertrans Pemkab Tegal. Upaya itu dilakukan agar Dinsosnakertrans bersedia menyatakan bahwa PT SAMS tidak lagi beroperasi dan berproduksi. Surat pernyataan itu bakal digunakan untuk pencairan dana jaminan hari tua karyawan, pada PT Jamsostek.
Namun keinginan puluhan karyawan itu terhambat. Pasalnya, Kepala Dinsosnakertrans setempat sedang dinas keluar. “Kami akan tetap menuggu sampai bertemu dengan Kepala Dinsosnakertrans agar besok bisa langsung ke Jamsostek,” kata Slamet Widodo kala itu. (yer)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/LSM-dan-Ormas-Beri-Dukungan.html
0 komentar:
Posting Komentar