KREATIVITAS warga Kabupaten Tegal khususnya di areal sentra pengrajin logam Kecamatan Talang hingga Adiwerna, memang perlu mendapat apresiasi. Ramadan bukan halangan buat mereka untuk terus bekerja bergelut dengan lempengan logam yang disulap menjadi kubah masjid dengan tampilan ornamen bercitra rasa Timur Tengah. Seperti apa ?
LAPORAN : HERMAS PURWADI
ADALAH Ahmad Karyadi (72) warga Desa Lemah Duwur Kecamatan Adiwerna. Dia mengaku mulai serius menerjuni bidang usaha ini sejak tahun 1981 silam. Dimana dia sempat mendalami ilmu membuat mustaka di wilayah Cengkareng Jawa Barat selama setahun.
"Dulunya saya menekuni usaha pembuatan gerendel dan engsel pintu. Satu hingga dua tahun usaha itu tak juga mendapatkan hasil. Saya bulatkan tekad banting stir memperdalam keahlian membuat mustaka masjid di Cengkareng," celotehnya.
Sepulang dari sana, bapak enam anak ini memberanikan diri membuka usaha pembuatan mustaka masjid dari bahan stainless steel anti karat di kampung halamannya. Dengan mengambil bahan baku dari Semarang, kala itu dia merekrut dua hingga enam orang pekerja yang masih kerabatnya sendiri untuk memulai mengembangkan usaha ini.
"Untuk pembuatan pola kubah, kita buat dari bahan besi. Kita ukur dahulu lembaran stainless steel tersebut sesuai dengan ukuran pemesannya, lantas di-rool sebelum dilekatkan pada pola kubah yang sudah terbentuk," terangnya.
Dari perjalanan waktu usaha yang dirintisnya ada pengalaman cukup mengesankan dimana dia harus memenuhi pesanan mustaka masjid berukuran diameter 16 meter. Kubah itu sekarang berdiri kokoh di salah satu Polres wilayah Pantura Jawa Tengah. Dia harus mengerjakan pesanan tersebut diareal masjid untuk mendapatkan hasil jerih payah senilai Rp 130 juta. Memasuki Ramadan tahun ini, pesanan mustaka masjid terus saja menghampiri usahanya. Setidaknya dia bersama kerabatnya harus mengerjakan pesanan untuk empat masjid di wilayah Bojong, dan dua masjid di wilayah Brebes. Dimana semua pesanan itu harus sudah rampung sebelum Idul Fitri, lantaran bangunan masjid baru itu akan digunakan perdana untuk sholat di hari kemenangan.
"Aktivitas selama Ramadan sama seperti hari biasa diluar Ramadan. Pukul 08.00 WIB tepat kegiatan dimulai dan diakhiri pada pukul 16.00 WIB. Lepas dari jam itu saya riskan untuk meneruskan pekerjaan karena polusi suara yang rentan terhadap komplain warga," katanya.
Selain mengkhususkan diri membuat mustaka masjid, dia juga mulai mengembangkan diri pada pembuatan katil atau keranda jenasah dari bahan stainless steel. Karya ini banyak diminati pihak rumah sakit baik yang ada di wilayah kota maupun kabupaten.
Terkait jangka waktu pembuatan, pria bersahaja ini mengaku menentukan secara rasional melihat dari ukuran serta bahan baku yang ada. Semisal untuk mustaka masjid ukuran diameter 4 meteran, dia sanggup merampungkan dalam waktu 10 hari dengan didukung 6 pekerja. Dan untuk diameter 6 meteran bisa kelar dalam waktu 16 hari. Soal harga, diapun juga tetap melakukan penghitungan secara rasional dari segi bahan baku, tenaga yang dibutuhkan, dan tentunya transportasi untuk menghantarkan pesanan sampai ke tempat tujuan. (*)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/Menangkar-Berkah-dari-Pembuatan-Kubah.html
0 komentar:
Posting Komentar