REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kalangan ulama Aceh mengimbau pemerintah dan pihak berwenang lainnya untuk mengawasi kegiatan jalan pagi atau "asmara subuh" yang dilakukan kawula muda dan mudi pada setiap Ramadhan karena kerap terjadi penyimbangan Syariat Islam.
"Kegiatan 'asmara subuh' itu salah satu penyakit masyarakat karena tidak menutup kemungkinan melanggar syariat Islam, selain dapat membatalkan pahala puasa," kata Sekjen Himpunan Ulama Dayah Aceh Tgk Faisal Ali di Banda Aceh, Jumat.Sebab, katanya, kegiatan jalan pagi muda-mudi setelah shalat subuh atau "asmara subuh" itu dikatakan menyimpang karena bercampur baurnya laki-laki dan perempuan yang jelas-jelas bukan muhrim.
Aceh, ia menyebutkan sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang berkomitmen menjalankan Syariat Islam, sehingga berbagai kegiatan pelanggaran syariah menjadi kewajiban pemerintah untuk melarangnya.
Selain itu, Faisal Ali yang juga Ketua PWNU Aceh mengimbau aparat kepolisian khususnya untuk menertibkan aksi balapan liar kalangan remaja yang kerap dilakukan setelah shalat tarawih dan subuh di sejumlah ruas jalan terutama di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.
"Aksi balapan liar remaja di jalan raya itu juga telah mengusik ketenangan dan ketertiban umum, jadi hal tersebut jelas melanggar hukum yang harus ditertibkan pihak kepolisian," katanya menambahkan.
Apalagi, jelas dia, aksi balapan liar itu bersamaan dengan pengajian Al Quran (tadarus) yang dilaksanakan di masjid dan meunasah-meunasah setiap malam selesai shalat tarawih, sehingga menganggu kegiatan ibadah tersebut pada malam-malam puasa Ramadhan.
Selain itu, katanya menjelang akhir Ramadhan atau di atas 20 hari puasa terkadang juga diramaikan dengan mercon dan kembang api pada malam hari dan kegiatan tersebut juga merusak warga lain yang menunaikan ibadah dan harus dicegah oleh pemerintah dan pihak berwenang lainnya.
Untuk itu, Faisal Ali juga meminta petugas Satpol PP dan Wilayatul Hisbah (WH) mengintensifkan patroli guna mencegah terjadinya "penyakit masyarakat" yang sering kambuh pada setiap bulan Suci Ramadhan di provinsi ini.
"Para khatib juga perlu menyampaikan larangan kegiatan yang dapat merusak ibadah puasa Ramadhan dalam setiap ceramahnya di masjid atau meunasah, sebagai upaya menyadarkan umat," kata dia menambahkan.
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/ulama-aceh-khawatirkan-asmara-subuh-di-bulan-ramadhan-093832642.html
0 komentar:
Posting Komentar