Jumat, 25 November 2011

Konsekuensi Membeli Ponsel Cerdas Sistem Kontrak.

Anda mungkin terpancing melihat iklan beberapa ponsel cerdas favorit yang baru rilis bulan ini. Iming-iming uang muka murah yang terpampang di sana tentu membuai mereka yang ingin memiliki ponsel cerdas dengan sistem kontrak.

Tetapi membeli ponsel sistem kontrak harus dipikirkan masak-masak, karena ada banyak syarat dan persetujuan yang mesti dijalani calon pembeli. Pelajari terlebih dahulu beberapa konsekuensi berikut ini.

Harga ‘data plan’ selalu berubah
Seluruh penyedia layanan selalu melakukan perang tarif seiring makin ketatnya persaingan di industri telekomunikasi saat ini. Ini membuat harga data plan berubah paling lama enam bulan sekali. Bahkan tidak tertutup kemungkinan hanya dalam tiga bulan. Tetapi para pelanggan sistem kontrak harus membayar data plan seharga yang sudah ditetapkan sejak awal hingga kontrak selesai.

Layanan bisa saja mengecewakan
Karena terikat kontrak, Anda tentu mesti mengikuti gaya penyedia telekomunikasi memberikan layanannya. Mengalami pelayanan data yang mengecewakan bukan hal yang baru di era persaingan industri telekomunikasi. Mengutip PC World, penyedia layanan Vodafone mendapatkan dua belas ribu komplain dari konsumennya yang terikat kontrak. Angka tersebut merupakan jumlah yang signifikan di luar sana. Di sini, hampir setiap hari kita mendengar keluhan pengguna ponsel cerdas atas pelayanan data dan masalah jaringan yang dialami mereka. Bayangkan saja seandainya Anda mesti menyetujui kontrak tersebut dan berhadapan dengan masalah seperti ini di bulan-bulan awal.

Tarif di luar kontrak yang tersembunyi
Pelajari baik-baik kontrak Anda sebelum membeli ponsel cerdas. Karena terdapat banyak tarif di luar kontrak yang akhirnya malah mengeluarkan uang Anda lebih banyak daripada kredit biasa. Beberapa penyedia layanan ada yang memberikan layanan suara (biasanya ke sesama penyedia layanan) dan data Internet penuh. Ada yang hanya menyediakan data saja tanpa layanan suara. Jangan sampai Anda terjebak situasi menyebalkan mesti menyediakan anggaran lebih tinggi karena tidak hati-hati membaca kontrak sebelumnya.

Karier Terbelit Kasa di Tubuh Pasien

Jangan sembarangan masuk kamar operasi kalau tidak mengantongi surat izin. Apalagi, sampai meninggalkan kain kasa di tubuh pasien. Gara-gara dua hal itu, karier dokter kondang Boyke Dian Nugraha terancam.
MAJELIS Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia ( M K D K I ) barubaru ini merekomendasikan kepada Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) untuk membekukan Surat Tanda Registrasi (STR) dokter Boyke selama enam bulan. Keputusan tersebut ditetapkan dalam sidang MKDKI di Jakarta. Apa pasal? Kepala Bagian Hukum MKDKI, Budi Irawan mengungkapkan, sanksi tersebut dijatuhkan karena dokter spesialis kandungan dan seksolog itu dinilai melakukan pelanggaran disiplin, berdasarkan pengaduan seorang pasien asal Jambi yang merasa dirugikan.
”Ini sudah menjadi keputusan final majelis, izin praktiknya di-suspend atau dibekukan selama enam bulan,” ujarnya. Kata Budi, dalam sidang terungkap bahwa Boyke tidak dapat menunjukkan surat izin praktik (SIP) yang merupakan salah satu syarat utama melakukan pelayanan kepada pasien. ”Dalam UU Praktik Kedokteran disebutkan, selain harus punya STR (Surat Tanda Registrasi), dokter juga harus mempunyai SIP yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota tempat dia berpraktik,” imbuhnya. Sidang MKDKI juga menjatuhkan sanksi kepada seorang dokter rekan Boyke. Namun sanksi yang dijatuhkan lebih ringan, yaitu empat bulan. Dalam keterangannya, dokter Boyke kepada wartawan membantah pembekuan izin oleh MKDKI karena dirinya melakukan malapraktik. ”Tidak ada malapraktik. Ini hanya pelanggaran disiplin karena saya tidak melakukan perpanjangan izin praktik,” tutur Boyke di tempat praktiknya di kawasan Tebet. Lalu ia pun menuturkan, bahwa kasus itu bermula pada tahun 2008.
”Ketika itu, saya didatangi seorang pasien berinisial S dari Jambi di tempat praktik saya (di Klinik Pasutri). Pasien tersebut meminta bantuan kepada saya untuk mengobati penyakit kista yang diidapnya,’’ ceritanya mengenai pasien bernama Sinoer Sitanggang tersebut. Melihat kondisi pasien yang sudah tidak berdaya, Boyke pun menyanggupi untuk memberi bantuan. Ia lalu merujuk si pasien ke Rumah Sakit Kanker Dharmais untuk menjalani operasi pengangkatan kista. ”Karena di klinik saya tidak mungkin dilakukan operasi, maka saya rujuk ke rumah sakit lain,” ungkapnya. Tapi si pasien menolak. Alasannya, menurut Boyke, si pasien hanya mau dioperasi jika ditemani dirinya.
Akhirnya Boyke pun merujuk pasien ke Rumah Sakit Gandaria di Jakarta Selatan, karena di rumah sakit tersebut ada adik iparnya. ”Jadi lumayan gampang dapat izin masuk ke ruang operasi. Agar saya bisa mendampingi ibu  itu bersama tim dokter dari Rumah Sakit Gandaria,”terangnya.
Menurut pengakuannya, ia saat itu hanya menemani si pasien dan tidak ikut melakukan tindakan. ”Kesalahan saya waktu itu karena ikut mendampingi. Saya dituduh ikut (melakukan) operasi. Padahal, saya cuma menemani, dan itu atas permintaan pasien,” ucapnya. Namun persoalannya tidak hanya sampai di situ. Selepas menjalani operasi di RS Gandaria, beberapa hari kemudian si pasien mengalami komplikasi dan kondisinya memburuk, sehingga harus kembali menjalani operasi. Kali ini operasi dilakukan di RS Pondok Indah. Mendengar kabar tersebut, Boyke menyempatkan diri bertemu si pasien, tetapi kali ini dia tidak ikut masuk ke ruang operasi. ”Hasil operasinya pun berjalan lancar dan ia akhirnya sembuh,” katanya.
Pasrah
Persoalannya, menurut informasi, komplikasi tersebut disebabkan oleh kasa (kain perban) yang tertinggal di dalam tubuh si pasien. Ketika disinggung tentang hal ini, Boyke mengaku dirinya tidak tahu menahu.  ”Saya dengar begitu, katanya ada kasa yangtertinggal di tubuh pasien. Tapi saya tidak tahu kasa itu dari mana. Apakah dari operasi yang dulu-dulu. Ataukah dari operasi yang baru,” jelasnya. Menurut dia, penghitungan kasa sewaktu pasien melakukan operasi di RS Gandaria sudah tepat, sehingga tidak mungkin jika ada yang tertinggal. Apalagi, sebelum menjalani operasi di RS Gandaria, si pasien juga pernah menjalani operasi di RS Cikini. ”Masa kami mau ninggalin kasa sih,” ucapnya.
Itu sebabnya, terkait ancaman sanksi disiplin berupa pencabutan Surat Tanda Registrasi (STR) oleh KKI, dokter yang pernah ikut bermain di film Drop Out, Cintaku Selamanya dan Basah itu mengaku hanya bisa pasrah. Ia mengaku memang ketika menemani pasien menjalani operasi belum mengantongi surat izin praktik yang tengah diurus. ”Saya bukannya tidak punya izin praktik, saya sudah mengurus tapi belum keluar karena prosesnya lama. Sementara saya juga harus mengurus surat izin klinik, akhirnya malah saya jadi lupa mengurus surat izin praktik sendiri,” katanya. Boyke merasa apa yang ia lakukan selama ini  kepada pasiennya adalah demi kebaikan dankemanusiaan.
”Saya sudah berbuat baik dengan menemani dia operasi. Memang secara etika, saya tidak boleh masuk ruang operasi rumah sakit lain, karena izin praktik saya belum keluar. Di situ letak kesalahan saya,” akunya. Karena itu dokter yang juga jago menyanyi ini tidak akan melakukan perlawanan atas sanksi tersebut. Menurutnya, tidak ada yang bisa ia perbuat, selain menerima keadaan dengan lapang dada.
”Hanya, ke depan saya memang harus lebih hati-hati,” tuturnya. Hingga kemarin, Boyke belum tahu kapan sanksi itu akan berlaku efektif, hanya saja sanksi itu tidak berarti klinik Pasutri miliknya juga akan dibekukan. ”Izin praktik saya dan izin klinik ini kan terpisah. Yang kena sanksi saya pribadi sebagai dokter, sementara klinik saya tetap berjalan seperti biasa,” ungkapnya sembari menunjukkan aktivitas  di kliniknya yang masih berjalan seperti biasasiang itu. (Tresnawati-59)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/11/25/167750

Mantan Bupati Tegal Makan Siang di Sela Sidang

SEMARANG, KOMPAS.com - Enaknya para menjadi koruptor di Indonesia dibuktikan salah satu terdakwa korupsi Agus Riyanto dengan santai keluar tahanan Pengadilan Negeri Semarang, Jawa Tengah untuk menikmati makan siang.
Agus yang seharusnya berada di dalam tahanan dapat keluar dengan bebas menunggu sidang di kantin yang berada di belakang ruang sidang tindak pidana korupsi.
Agus Riyanto pada hari ini akan mengikuti sidang tuntutannya terkait korupsi pembebasan lahan jalur lingkar Slawi atau dikenal dengan kasus "Jalingkos".
Apalagi tindakan Agus tersebut dilakukan saat polemik pengadilan tindak pidana korupsi dalam sorotan masyakarat Indonesia.
Sumber Berita : http://regional.kompas.com/read/2011/11/09/13041796/

Bupati Tegal Disambut Keluarga di Pengadilan

SEMARANG, KOMPAS.com -- Bupati Tegal (non aktif) Agus Riyanto, Kamis (24/11/2011) sekitar pukul 10.46 WIB tiba di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jalan Siliwangi, Semarang, Jawa Tengah.
Sesuai jadwal, Agus akan mengikuti persidangan dengan agenda pembacaan vonis oleh majelis hakim Tipikor yang dipimpin Noor Ediyono.
Agus terlibat kasus dugaan korupsi dalam proyek jalan lingkar Kota Slawi pada 2003/2004. Dalam kasus ini, Agus dituntut hukuman delapan tahun penjara.
Begitu turun dari mobil tahanan, Agus langsung disambut pendukungya, puluhan warga Kabupaten Tegal yang sejak pagi sudah berada di halaman pengadilan.
Keluarga Agus yang terdiri istri, anak dan saudaranya juga tampak turut menyambut di depan ruang tahanan pengadilan.
Menghadapi sidang kali ini, Agus tampak tegar. Dia menyalami para pendukungnya. Dia [un manyatakan siap dengan keputusan vonis apa pun terkait persidangan kasus tersebut.
Meski leluasa berpelukan dengan sejumlah warga pendukung, namun Agus enggan memberi komentar pada wartawan.
Sumber Berita : http://regional.kompas.com/read/2011/11/24/11214147/

Tanah di Dukuh Tengah Terus Bergerak

SLAWI- Tanah di Dukuh Tengah, Desa Dukuh Benda, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, hingga kini terus bergerak. Pergerakan tanah di dukuh yang dihuni oleh 96 Kepala Keluarga (KK) itu diperkirakan mencapai 30-50 centimeter per bulan. Warga mendesak pemerintah agar segera merelokasi mereka.

Warga RT 1 RW 6 Dukuh Tengah, Sakub (65) mengatakan, sejak puluhan tahun lalu tanah di Dukuh Tengah terus mengalami pergerakan. Puluhan KK di dukuh itu sudah direlokasi, namun masih ada sekitar 96 KK yang tinggal di daerah rawan longsor tersebut.

”Saat musim hujan sekarang ini, kami selalu waswas akan bahaya longsor,” katanya.
Menurut dia, janji pemerintah untuk merelokasi 22 rumah di Dukuh Tengah belum kunjung terealisasi. Padahal, tanah di dukuh itu terus bergerak. Intensitas pergerakan tanah tertinggi terjadi pada tahun 2009 lalu. ”Kami mendesak agar segera direlokasi. Katanya tanah untuk relokasi sudah ada,” terangnya.

Adapun Kepala Desa Dukuh Benda Sudiryo mengungkapkan, pergerakan tanah di dukuh itu setiap hari terjadi. Namun, intensitasnya rendah. Dalam sebulan, pergerakan tanah diperkirakan mencapai 30-50 centimeter. Jika kondisi itu dibiarkan, maka potensi longsor besar mengancam dukuh itu.
”Pihak desa sudah sering didatangi warga yang mempertanyakan relokasi. Kami hanya meminta warga untuk bersabar,” katanya.

Kejelasan

Lebih lanjut dikatakan, upaya Pemkab untuk merelokasi warga Dukuh Tengah belum ada kejelasan, walaupun tanah untuk relokasi telah disediakan. Pemkab telah menyediakan tanah sekitar 1 hektare yang masih berada di desa tersebut.

”Kami hanya bisa menunggu janji gubernur untuk direlokasi tahun 2012,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Tegal, Sudaryono menjelaskan, penanganan tanah bergerak di Dukuh Tengah dilakukan oleh Pemkab, Pemprov dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pemkab membantu penyediaan tanah relokasi dan tanah itu sudah dibebaskan. Adapun, Pemprov dan BNPB menyediakan perumahan dan infrastruktur di tempat relokasi.

”Rekomendasi gubernur sudah turun, tinggal menunggu kesiapan dari BNPB. Paling cepat relokasi dilakukan tahun 2012,” katanya.
”Secara umum Kecamatan Bumijawa rawan longsor,” katanya. (H64-49)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/11/25/167646/

Divonis 5 Tahun

SEMARANG- Bupati Tegal (nonaktif) Agus Riyanto akhirnya divonis hukuman penjara 5 tahun 6 bulan oleh Pengadilan Tipikor Semarang, Kamis (24/11). Hakim menilai Agus terbukti turut serta melakukan tindak pidana korupsi secara berlanjut dalam proyek Jalan Lingkar Kota Slawi (Jalingkos). Ia juga dikenai denda Rp 200 juta subsider satu tahun kurungan, serta mengembalikan uang negara sebesar Rp 1,4 miliar subsider tiga tahun kurungan.
“Terdakwa terbukti melanggar Pasal 2 UU 31 Tahun 1999 yang diubah dengan UU 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,” kata Hakim Ketua Noor Edyono yang membacakan vonis bergantian dengan hakim anggota Shininta Sibarani dan Lazuardi Lumban Tobing. Vonis dibacakan selama kurang lebih tiga jam di ruang sidang utama yang dipenuhi ratusan pengunjung. “Terdakwa terbukti melawan hukum. Setidaknya ada aliran dana Rp 2 miliar dari Edy Prayitno (mantan kabag Agraria Setda Kabupaten Tegal), dibuktikan dengan kuitansi penerimaan yang tidak dibantah terdakwa dalam persidangan. Keterangan saksi yang dianggap meringankan tidak dapat membantah fakta aliran dana kepada terdakwa,” sambung Shininta.
Hakim menilai terdakwa terbukti menggunakan uang tersebut untuk kepentingan pribadi. Salah satunya untuk membeli rumah di Jalan Cibolerang Indah Blok F/12, Kelurahan Margahayu Utara, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung. Selain itu, Agus terbukti memakai uang tersebut untuk membeli telepon genggam, mebel, serta menanamkan modal di perusahaan konstruksi PT Kuwaka. Jaksa penyidik menyita aset-aset tersebut. Hakim menyatakan, beberapa aset sitaan, termasuk rumah, dirampas negara. Adapun alat-alat berat yang disita dari PT Kuwaka dikembalikan. Vonis itu lebih rendah dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU), yakni delapan tahun penjara. JPU Kejari Slawi juga menuntut pengembalian uang negara Rp 1,7 miliar, namun hakim menetapkan Rp 1,4 miliar setelah pertimbangan hasil penyitaan. Sikap kooperatif dan kontribusi Agus sebagai kepala daerah serta statusnya sebagai ayah tiga anak dipertimbangkan hakim sebagai hal yang meringankan vonis terdakwa.
Istri Menangis
Total kerugian dalam kasus itu Rp 3,9 miliar, antara lain berasal dari kebocoran dana APBD 2006/2007 yang dialokasikan untuk proyek Jalingkos sebesar Rp 1,73 miliar. Selain itu, dari pinjaman daerah dari Bank Jateng Slawi yang diselewengkan sebesar Rp 2,225 miliar. Kasus itu juga telah mengantar Edy Prayitno dan Kasubag Pengadaan Tanah Budi Haryono ke dalam bui. Edy divonis 5 tahun 6 bulan penjara dan Budi 4 tahun penjara. Keduanya diwajibkan mengembalikan kerugian negara senilai total Rp 2,24 miliar.
Agus terlihat tenang mendengarkan pembacaan vonis hingga selesai. Namun, di jajaran bangku pengunjung, istri Agus, Marhamah dan salah satu anak mereka tampak gelisah. Marhamah tak berhenti menangis sejak pertengahan sidang hingga amar putusan selesai dibacakan. Menyikapi vonis tersebut, Agus Riyanto menyatakan, ada pertimbangan hukum yang tidak rasional. Sebab, alur penyidikan terhadap dirinya adalah melalui uang Marhamah yang dipinjam Edy untuk pengadaan tanah. “Padahal pinjaman itu pada bulan Juli, saksi juga mengatakan demikian. Pelunasan tanah dilakukan pada bulan Juni. Ini tidak rasional. Saya tahu bakal dihukum kalau alurnya dirunut dari uang istri saya,” katanya seusai sidang. Didampingi kuasa hukumnya, Agus Nurudin dan Winarno Djati, Agus Riyanto langsung menyatakan banding. Begitu pula JPU Kejari Slawi. (ana-59)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/

Selasa, 22 November 2011

Ormas Brutal Terlibat Ratusan Kasus Kekerasan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Muslim Moderate Society (MMC) mencatat sepanjang 2009 hingga 2011 tidak kurang dari 152 kasus kekerasan atas nama agama melibatkan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) brutal. Kekerasan tersebut terjadi secara terorganisir dan sistematis, karena dilakukan dengan perencanaan matang.
Ketua MMC, Zuhaeri Misrawi, menyatakan aksi kekerasan tersebut tidak ditindak tegas, karena hanya menyeret individu-individu yang terlibat dalam penyerangan. Sedangkan Ormas brutal yang terlibat didalamnya tidak ditindak tegas. "Faktanya ormas tersebut masih tetap beraktifitas. Ini memprihatinkan," papar Zuhaeri, saat dihubungi, Senin (7/11).
Zuhaeri menyatakan masih ada data-data kekerasan yang melibatkan ormas dalam jumlah yang lebih besar. Setara Institute mencatat lebih dari 300 kekerasan atas nama agama terjadi. Lagi-lagi, kekerasan tersebut terjadi karena digerakkan ormas.
Menurut Zuhaeri, negara bersikap "memble" menyikapi ormas brutal, bahkan alpa dalam menindak ormas seperti itu. "Yang harus ditindak bukan hanya individu, tetapi juga ormas, karena dilakukan secara terorganisir," jelasnya.
Ia mencontohkan kasus penyerangan massa Ahmadiyah yang terjadi di Cikeusik, Pandeglang, Banten. Sebelum terjadi peristiwa berdarah itu, sudah ada pesan singkat yang disebarkan oknum tak bertanggungjawab kepada massa.
Hal ini kemudian memancing massa untuk berdatangan dan bertindak provokatif di lapangan. "Sampai saat ini, ormas yang terlibat dalam bentrokan itu tidak ditindak tegas," sesalnya.
Anggota Pansus RUU Ormas, Muslim, menyatakan RUU Ormas ini jika disahkan, akan menindak ormas apa pun yang terlibat dalam kerusuhan jika terbukti secara sistematis merencanakan penyerangan. "Itu semua sudah tertulis dalam draft RUU," papar politisi Demokrat ini.
Dia menyatakan RUU tersebut akan menjawab kegelisahan masyarakat selama ini. Sekaligus membuktikan negara tidak boleh alpa untuk menindak kekerasan yang dilakukan atas nama agama.
Menurut Muslim, negara tidak boleh membiarkan kelompok massa yang tergabung dalam ormas untuk merusak fasilitas publik, atau menyerang tempat-tempat usaha seenaknya. Sebab, ormas bukanlah penegak hukum.
Wakil Sekjen FPI, Awid Masyhuri, menolak jika ormas dianggap perusuh sehingga dituding terlibat dalam aksi kekerasan atas nama agama. Dia mengatakan pasal yang menerangkan tentang pembubaran ormas tidak menjelaskan secara detail terkait kerusuhan atau bentrokan yang terjadi.
Dia mencontohkan, FPI memprotes pendirian rumah ibadah agama tertentu yang dianggap tidak berizin. Karena tidak terjadi kesepakatan, akhirnya terjadilah bentrokan. "Bentrokan itu tidak direncanakan, karena terjadi dengan sendirinya," kata Awid.
Lagi pula, lanjut dia, bentrokan atau kerusuhan itu terjadi untuk menjunjung tinggi kebenaran, karena penegak hukum alpa. "Ormas terpaksa mengambil tindakan. Aksi seperti itu janganlah dikatakan sebagai brutal dan melanggar hukum, karena memiliki motif untuk menjunjung tinggi kebenaran," tegasnya.
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/

Contoh Contoh Kekerasan Atas Nama Agama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setara Institute mencatat beberapa contoh kasus kekerasan yang mengatasnamakan agama pada 2011 ini.
Di antaranya, perusakan gedung yang diduga tempat pertemuan waria di Purwokerto, Jawa Tengah, oleh massa Front Pembela Islam (FPI), 26 Juli; sweeping FPI terhadap warung-warung di Puncak, Bogor, 20 Agustus; dan perusakan mobil milik penjual miras di Senayan, Jakarta, oleh massa FPI, 27 Agustus.
Ketua Setara Institute, Hendardi, menyatakan kekerasan tersebut melangkahi wewenang aparat penegak hukum. "Itu bukan wewenang ormas. Kalau Ormas melakukan itu, berarti melanggar hukum, karena mereka tidak memiliki landasan," jelasnya, Senin (7/11).
Menurut Hendardi, insiden pembubaran perkumpulan waria tak masuk akal. "Memang apa yang salah dengan waria? Mereka juga berhak untuk menyuarakan pendapatnya. Jika keberadaan mereka dilawan dengan kekerasan, maka bisa dianggap melanggar HAM. Semua manusia, apa pun jenis kelaminnya, berhak untuk hidup bebas," tegasnya.
Hendardi menegaskan, penegakan hukum hanyalah wewenang aparat, dalam hal ini Polri, Kejaksaan, dan Pengadilan, serta lembaga-lembaga non kementerian yang diberi wewenang oleh Undang-Undang dan pemerintah untuk melaksanakan penegakan hukum. "Bukan ormas. Ormas tidak berhak untuk itu," tandasnya.
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/

Mantan Penari Istana Negara Gugat Presiden

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Merasa diperlakukan diskriminatif dan sewenang-wenang oleh Pemerintah, Nona Nani Nurani (70), mantan penari di Istana Negara pada Orde Lama, menggugat Presiden RI ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Presiden digugat senilai Rp 7,46 miliar untuk kerugian materil dan imateril sebesar Rp 30 juta. Sidang perdana gugatan tersebut akan dilangsungkan di PN Jakpus hari ini. "Sidang perdananya digelar hari ini," ujar Kuasa Hukum Nani, Andi Muttaqien, Senin (21/11/2011)
Menurut Andi kliennya merasa didiskriminasi dan sewenang-wenang oleh Pemerintah, karena distigmakan negatif sebagai pengikut Partai Komunis Indonesia (PKI), kendati Nani hanyalah seorang penari Istana Negara di era Bung Karno.
Atas stigma itu, pemerintah sempat menahannya selama tujuh tahun tanpa alasan yang jelas, dan tanpa melalui proses peradilan, lalu tanpa batas waktu kepada orang-orang yang dituduh terlibat Gerakan 30 September 1965.
Pada Order Baru, kliennya kembali mengalami diskriminasi, kali ini, ia kesulitan mendapatkan status kependudukan berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Pada 2003, Nani Nurani akhirnya menggugat Kepala Pemerintahan Kecamatan Koja, Jakarta Utara di PTUN DKI Jakarta karena tidak menerbitkan KTP atas nama dirinya. Pengadilan pun akhirnya mengabulkan Gugatan Nani Nurani.
Atas dasar perjuangan puluhan tahun tersebut dinilai merugikan dan mencederai harkat dan martabat Nani, maka, Nani menilai sangatlah pantas ia mengajukan tuntutan terhadap negara, melalui Presiden RI Susilo Bambang Yudhohyono.
"Perbuatan-perbuatan pemerintah di masa lalu berupa tuduhan Komunis tanpa dasar, dan bahkan menahan Nani Nurani tanpa proses persidangan," ujar Nani dalam gugatannya.
Selain meminta uang ganti rugi, Nani juga meminta kepada pihak tergugat, untuk menyatakan permohonan maaf melalui 10 media cetak nasional selama tujuh hari berturut-turut.
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/

Rahmad Darmawan Maaf Saya Gagal Jalankan Tugas

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rahmad Darmawan selaku pelatih timnas U-23 mengakui bahwa dirinya telah gagal membimbing Titus Bonai cs untuk menjadi juara SEA Games XXVI menyusul kekalahan menyakitkan atas Malaysia melalui tendangan adu penalti.
"Saya dapat tugas dengan target medali emas. Dan apapun alasannya saya gagal mencapai target itu," ujar RD usai pertandingan, Senin (21/11/2011).
Tanpa bersikap sungkan, ia mengakui bahwa Indonesia memiliki kekurangan dibanding Malaysia dari segi mental. Dan itu merupakan tanggungjawab RD sebagai pelatih tanpa harus mencari kambing hitam atas kekalahan tersebut.
Ia pun dengan terbuka meminta permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia yang memberikan dukungan penuh kepada timnas U-23 dengan harapan bisa meraih emas yang telah hilang selama kurun waktu 20 tahun. Pasalnya, terakhir kali Indonesia mendapat emas di SEA Games pada tahun 1991 di Filipina.
"Saya mohon maaf kepada masyakarat Indonesia karena tidak bisa merealisasikan emas. Ini yang hanya bisa saya persembahkan," tukasnya
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/

Senin, 21 November 2011

24 Persen Mahasiswa Ikut Kelompok. Islam Radikal

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos menyatakan, dari hasil survei di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah didapatkan data mahasiswa dan pelajar merupakan pengikut terbanyak dari kelompok Islam radikal di wilayah tersebut. Angka ini mencapai 24,9 persen. Sementara itu, di urutan kedua, posisi pengangguran termasuk yang menjadi pengikut kelompok ini dengan jumlah 13,5 persen.
"Jika kalangan pengangguran diasumsikan dan didominasi kalangan usia muda, dengan menggabungkannya dengan kalangan pelajar, jumlah kaum muda yang menjadi pengikut kelompok radikal berjumlah 38,4 persen," ujar Bonar di Jakarta, Senin (21/11/2011).
Segmen sosial lain yang mendukung dan menjadi pengikut kelompok ini adalah buruh dengan jumlah 8 persen, pedagang kecil 7,7 persen, petani dan nelayan 5,9 persen, pegawai swasta 3,6 persen, pedagang besar 1,4 persen, dan pejabat 1,4 persen.
Dari survei ini, kata Bonar, mahasiswa dan pelajar memang menjadi target utama kelompok Islam radikal. Sebanyak 18,5 persen pelajar menjadi bidikan kelompok itu, sementara pengangguran sebanyak 11, 3 persen. Ibu rumah tangga juga menjadi target dengan jumlah 3,6 persen.
"Sebagian besar responden yaitu 37,8 persen menyatakan, kelompok Islam radikal memiliki pengaruh terhadap kalangan pelajar. Sementara separuhnya sebanyak 16,1 persen memiliki pendapat yang berlawanan," ujarnya.
Sumber Berita : http://regional.kompas.com/read/2011/11/21/21193245

Emma Watson Aku Mirip MarilynMonroe

Walaupun dikenal sebagai salah satu selebritis yang punya karakter tersendiri, rupanya Emma Watson punya pendapat lain soal dirinya. Pemeran Hermione Granger dalam sekuel HARRY POTTER ini mengaku bahwa dirinya punya banyak kemiripan dengan artis Marilyn Monroe.
Gadis kelahiran tahun 1990 ini mengaku pada Splashnews bahwa dirinya juga mengalami banyak hal yang mirip dengan yang dialami sang legenda. Karenanya, dalam film terbarunya MY WEEK WITH MARYLIN, Emma merasakan banyak hal yang seolah mencerminkan dirinya.
"Aku merasakan banyaik hal tentang dirinya dan apa yang telah dia lalui. Kukira dia hanya berusaha menemukan tempat berpijak yang kokoh di antara semua hal gila di sekitarnya, dan mencoba untuk menemukan keseimbangan dan kenormalan dalam hidupnya, dan secara mutlak aku dapat merasakannya pula," ungkap aktris 21 tahun tersebut pada The Mirror.
Walaupun tidak memerankan peran utama sebagai Marilyn Monroe, namun perasaan yang begitu kuat itu seolah mengakar dalam diri Emma. Berperan sebagai Lucy, dia akan bersanding akting dengan Michelle Williams yang dipercaya memerankan tokoh Marylin. (spl/ris)
Sumber Berita : http://id.omg.yahoo.com/news/

Dewi Yuliawati Pernah Menolak Berhubungan Intim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan istri Ustad Solmed, Dewi Yuliawati membeberkan kalau mantan suaminya masih suka melakukan hubungan suami istri dengannya.
Dewi mengatakan, jika dia tak mau memuaskan nafsu ustad Solmed, biasanya ustad Solmed menurunkan Dewi di tengah jalan tol.
"Kalau saya nggak nurutin mau berhubungan sama dia, saya diputer-puterin di tol. Kita sudah baku hantam, saya tahu itu dosa, karena saya pernah diturunin di tol,"ungkap Dewi Yuliawati, di kantor pengacaranya, Minggu (20/11/2011).
Dewi pun sudah sering menolak tawaran yang diberikan ustad Solmed untuk berhubungan. Sebagai wanita yang taat terhadap ajaran agama, Dewi takut melakukan dosa.
"Saya sudah nggak mau, saya tahu itu dosa, saya turun dari mobil, ibu saya yang tahu itu semua. Selama ini saya hanya diam bertahun-tahun,"papar Dewi Yuliawati.
Sumber Berita : http://id.omg.yahoo.com/news/

Minggu, 20 November 2011

Loket Tiket Dibakar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengelola Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Mahfuddin Nigara sangat menyesalkan ulah panitia SEA Games dan PSSI yang kurang mampu mengantisipasi calon penonton sepakbola, Ahad.
"Kami sangat menyesalkan ulah mereka yang mengakibatkan para calon penonton kecewa dan mulai melakukan pengrusakan dengan membakar loket tempat penjualan tiket di dekat restoran Lagunas itu," ujar Direktur Pengembangan dan Pengelolaan SUGBK, Mahfudin Nigara.
Sebagaimana diketahui, ratusan calon penonton pada Ahad sore mendatangi loket-loket di seputar SUGBK yang akan membeli voucher penukaran tiket. Namun jumlahnya dikabarkan sangat terbatas, yakni hanya 10.000 lembar.
Manajer Bidang Ticketing INASOC Agus Mauro mengungkapkan, pihaknya mencetak 70.000 lembar tiket untuk pertandingan final sepakbola yang akan digelar SUGBK pada hari Senin yang mempertemukan Indonesia melawan Malaysia.
Dari 70.000 lembar tersebut, lanjutnya, 20.000 lembar diantaranya dialokasikan bagi para rekanan dan sponsor. Namun ribuan calon penonton yang kecewa tak mendapatkan voucher, kemudian mendatangi Kantor Sekretariat PSSI di kawasan Pintu VIII SUGBK. Mereka pun mendapati kantor PSSI tersebut tertutup rapat, dan salah seorang anggota panitia yang berpakaian batik menyarankan agar mencari tiket tersebut ke Gedung INASOC di sekitar kawasan Kantor KONI Pusat yang berjarak sekitar 200 meter.
Sekitar 200 orang kemudian bergerak menuju kantor itu , yang tak lain adalah Gedung Piramid dan hanya digunakan sebagai ruang Main Press Center (MPC) atau tempat kerja para wartawan. Mengantisipasi hal itu, Mahfudin Nigara pun mengerahkan Satpol PP dan mengontak Kapolres Tanah Abang untuk mengamankan Gedung Piramid dari berbagai kemungkinan.
"Ngapain PSSI menyuruh mereka datang kesini? Di sini tidak ada loket atau panitia penjual tiket. Gedung INASOC juga bukan disini. Kami juga sangat menyesalkan tindakan calon penonton yang melakukan pengrusakan, karena SUGBK adalah aset bangsa dan aset kita semua," ujarnya.
Ketika ditanya apakah semua ini akibat sistem kerja panitia yang "amatiran", Nigara mengatakan; "Ya, memang amatiran".
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/loket-tiket-dibakar-pengelola-gelora-bung-karno-kesal-120008117.html

Sensasi Sensual French Kiss

BIBIR, konon memiliki sensitivitas dua ratus kali lebih tinggi daripada jari. Pada bibirlah, muara menuju sensasi sensual terwujud. Namun, jika ciumannya terasa "datar", lantas bagaimana mendapatkan ciuman yang hangat, melegakan, sensual dan juga susah dilupa?
Cobalah ajari dia tentang teknik ciuman yang andal, dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Saat bibir saling terpaut, perlahan usapkan lidah ke bibirnya secara lembut. Inilah awalan yang baik, sebagai sinyal Anda menginginkan french kiss (ciuman dengan lidah, red).
2. Jika ia tidak merespos sentuhan lidah Anda di bibirnya, sebaiknya french kiss ditunda hingga ia bersedia "terbuka".
3. Pancing dia dengan ciuman lembut di bibirnya perlahan. Saat bibirnya terbuka, inilah momen yang pas, dorong lidah secara lembut sedikit lebih jauh ke dalam mulutnya, hingga lidah Anda berdua saling bertemu.
4. Mainkan ritme "permainan" lidah. Biarkan lidah Anda dan dia saling mengusap satu sama lain. Sembari menikmati lidahnya yang bermain di mulut, cobalah godalah dia dengan menarik tiba-tiba bibir Anda menjauh.
5. Buat si dia penasaran melanjutkan aksi ciuman panas itu.  Inilah sinyal jika Anda ingin memegang kendali. Tatap matanya dengan senyum menggoda. Lekatkan kembali bibir Anda dan usap perlahan bibirnya dengan lidah sambil sesekali memagut lembut bibir bawahnya. Lecuti gairahnya dengan membasahi bibirnya dengan jilatan sensual.
6. Saat itulah dorong lidah Anda lebih jauh ke dalam mulutnya, sehingga ujungnya terasa mengusap deretan giginya.
7. Saat menciumnya, biarkan tangan Anda bebas membelai wajah, leher atau rambutnya. Sembari menciumnya, perlahan hisap dan berikan juga gigitan kecil di bibir dan lehernya.
8. Hangatnya napas dan desahan seksi Anda akan semakin menambah sensasi ciuman. Biarkan ia tahu Anda sangat menikmati ciumannya.
9. Akhiri ciuman secara lembut, lalu tataplah matanya penuh dengan kemesraan.
Mencium dia yang Anda cintai memang tak cukup hanya sekali, Anda hanya perlu menciumnya lagi, lagi dan lagi. Jadi, sudah siap melancarkan aksi ciuman "unforgetable" untuk si dia, malam ini? Light the fire, ladies!
(maya/CN19)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/wanita/2011/11/21/1195/

Pilot Terkunci Dalam Toilet Awak Pesawat Panik

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Seorang pilot terkunci di dalam toilet, mungkin terdengar seperti sebuah lelucon. Namun jika hal ini terjadi maka yang terjadi berikutnya adalah kepanikan penumpang.
Situasi konyol ini terjadi dalam penerbangan Chautauqua Airlines, sebuah maskapai penerbangan domestik di Amerika Serikat.
Dalam penerbangan Delta 6132 jurusan Asheville, Karolina Utara menuju New York pekan lalu itu terjadilah ‘tragedi’ unik ini.
Saat itu, pesawat terbang tinggal berjarak 30 menit dari Bandara LaGuardia, New York saat sang pilot menggunakan toilet pesawat terbang.
Entah apa yang terjadi, pintu toilet macet dan sang kapten terjebak di dalamnya. Karena tak bisa keluar maka sang kapten mengetuk pintu toilet untuk meminta tolong.
Salah seorang penumpang yang mendengar ketukan itu kemudian menghampiri toilet dan berusaha membantu.
Karena penumpang itu juga gagal membuka pintu, maka sang kapten memberi kata sandi untuk masuk ke kokpit kepada penumpang itu.
Di saat yang bersamaan, ko-pilot yang tidak mengetahui kondisi itu melaporkan ‘hilangnya’ sang kapten melalui radio. Akibat laporan ini nyaris dua jet tempur mendekati pesawat berpenumpang 18 orang itu untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kapten telah menghilang dan saya mendengar seseorang dengan logat asing mencoba masuk ke kokpit dan saya harus menangani masalah ini,” kata si kopilot.
Padahal, suara asing itu adalah penumpang yang diberikan kata sandi untuk masuk ke dalam kokpit.
Mendengar laporan itu, menara pengawas bandara menyatakan keadaan darurat dan memerintahkan kopilot untuk mendarat di mana saja.
Beruntung di saat genting itu, sang kapten akhirnya bisa keluar dari toilet dan kembali memegang kendali kokpit.
“Saya kapten dan saya sudah kembali. Pintu toilet rusak,” kata dia melalui radio.
“Kami hanya ingin memastikan, apakah ada masalah di dalam pesawat?” tanya petugas menara pengawas.
“Negatif. Saya terkunci di dalam toilet karena pintunya rusak. Saya harus berusaha untuk keluar dari sana,” kata kapten.
Pesawat itu akhirnya bisa mendarat dengan selamat di New York, meski demikian para petugas kepolisian dan FBI tetap melakukan pemeriksaan.
Manajemen Chautauqua Airlines kemudian memberikan penjelasan soal masalah sepele yang nyaris berbuntut panjang itu.
“Tak satupun penumpang kru pesawat dalam bahaya,” kata juru bicara Chautauqua Airlines, Peter Kowalchuk.
“Kopilot menjalankan tugas dengan benar. Dia tak mengizinkan siapapun masuk ke kokpit sebelum bisa memastikan kondisi kapten penerbangan,” tambah Kowalchuk.
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/

Kelamaan Duduk Sebabkan Kanker

DUDUK merupakan hal biasa yang dilakukan manusia pada umumnya, namun berhati-hatilah karena duduk terlalu lama bisa meningkatkan risiko kanker payudara dan kanker usus.
Sebuah riset terbaru yang dilakukan para ahli dari Alberta Health Services Cancer Care, Kanada. Menyebutkan, dalam risetnya yang melibatkan catatan medis dari 92 ribu pasien, mendapati sebagian besar dari pasien yang kurang aktif dan menghabiskan banyak waktu dengan duduk berjam-jam, menderita kanker payudara juga kanker usus.
Para ahli berpendapat, kurang aktifnya tubuh menyebabkan kelainan pada pertumbuhan sel. Inilah yang menjadi asal muasal kanker. “Terlalu banyak duduk dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, terutama serangan kanker payudara dan kanker usus.”
“Kami juga menemukan, gaya hidup aktif adalah kunci untuk menangkal berbagai serangan kanker. Bahkan, gaya hidup aktif dapat mengurangi risiko serangan kanker payudara hingga 30%,” kata pimpinan penelitian, Christine Friedenreich.
Penelitian sebelumnya menunjukkan, terlalu lama duduk juga bisa meningkatkan risiko pembekuan darah di paru-paru. Pembekuan itu akan menyebabkan emboli paru-paru berkembang. Emboli paru-paru berkembang akibat gumpalan-gumpalan darah beku ikut mengalir melalui pembuluh darah vena ke seluruh tubuh.
Sedangkan gejala umum yang biasanya dirasakan pasien adalah nyeri dada dan kesulitan bernapas. Jika tidak segera ditangani, siklus itu akan berujung pada serangan jantung.
(rifki/CN34)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/sehat/2011/11/18/675/

Kumandangkan Indonesia Raya di Kilimanjaro

Setelah menaklukkan puncak tertinggi di Eropa, Elbrus, 17 Agustus silam, pemanjat difabel Sabar Gorky kembali beraksi. Pada 13 November lalu, dia menaklukkan gunung tertinggi di Afrika, Kilimanjaro.
KEINGINAN Sabar untuk menyanyikan “Indonesia Raya” di puncak Kilimanjaro yang memiliki tinggi 5.895 meter di atas permukaan laut akhirnya terwujud. Menyanyikan lagu kebangsaan sebagai tanda syukur itu sudah diniatkannya sejak sebelum berangkat mendaki gunung yang berada di Tanzania tersebut.
“Di Elbrus, Rusia, saya tak sempat menyanyi ’Indonesia Raya’ karena memang durasi saat berada di puncaknya tidak lama. Ketika di Kilimanjaro, waktu cukup lama sehingga kami bisa bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan,” papar Sabar di rumahnya di Jurug, Kampung Gendingan RT 03 RW 16 Jebres, Solo, Minggu (20/11).
Meski niat itu tercapai, Sabar agak kecewa karena keinginan lain tidak terpenuhi. Dia semula berencana mendaki Kilimanjaro untuk memperingati Hari Pahlawan.
Dalam skenario awal, Sabar sudah berada di puncak gunung tertinggi di dunia itu tepat pada 10 November. Rencana tinggal rencana.
Lambatnya dana operasional yang turun menyebabkan pendakian baru dimulai 11 November. “Gela (kecewa) memang, tapi karena sudah diniati hanya menjadi kekecewaan sesaat,” imbuh dia.
Sabar tidak sendiri dalam ekspedisi tersebut. Dia memanjat bersama empat pendaki lain dari Indonesia. Seorang pendaki berasal dari kelompok pencinta alam Top Ranger and Mountain Pathfinder (Tramp). Dua orang merupakan pelajar SMA 68 Jakarta, seorang lagi dari pihak sponsor. Didampingi empat pemandu lokal, petualangan Sabar dkk dimulai 11 November pukul 13.00 waktu setempat dari titik pendakian pertama di Maragu Gate. Tempat ini berketinggian 1.828 di atas permukaan laut.
Difabel Pertama
Berikutnya selama empat jam perjalanan, rombongan bergerak menuju Mandara (2.743 dpl). Setelah itu mereka kembali berjalan menuju Horombo (3.799 dpl) selama enam jam. Setelah beristirahat sebentar, Sabar cs bergegas menuju Uhuru Peak yang merupakan puncak Kilimanjaro (5.895 dpl). Butuh waktu 10 jam dari Horombo ke Uhuru Peak. Rute terberat ditempuh para peserta ekspedisi saat berjalan menuju Gilman’s Point, titik yang berada di antara Kibo dan Uhuru Peak. Medannya berupa tanjakan terjal.
Menipisnya kadar oksigen dengan suhu minus 5 derajat Celcius membuat Sabar dan rekan-rekan harus pandai mengatur ritme perjalanan. Rombongan pun memilih berjalan melambat daripada cepat untuk menghemat tenaga.
“Ketika sampai, saya menjadi orang difabel pertama dengan usaha sendiri yang berhasil naik ke puncak gunung tertinggi di Afrika. Dua pelajar yang ikut dalam rombongan menjadi pelajar pertama dari Indonesia yang mampu mencapai puncak gunung tertinggi,” papar pria berusia 43 tahun ini.
Ada sensasi tersendiri dalam penjelajahan dua gunung tertinggi yang sukses ditaklukkannya itu. Puncak Elbrus memiliki medan berat dengan suhu ekstrem mencapai minus 15 derajat Celcius. Adapun Kilimanjaro yang baru didakinya itu memiliki rute perjalanan yang panjang. “Dua gunung sudah saya kalahkan. Masih ada lima gunung lagi di tiga benua lain yang masih harus saya atasi,” tutur Sabar menjelaskan keinginannya.
Sabar saat ini selalu menyematkan tambahan nama baru “Gorky” di belakang nama aslinya yang hanya terdiri atas satu kata. Bukan tanpa alasan jika nama dari bahasa Rusia yang berarti Sedih itu selalu dipakainya.
Ayah Novalia Eka Sadriani (10) itu menyebut nama “Gorky” diberikan seorang pemandu asal Rusia yang menemaninya menaklukkan Elbrus pada hari kemerdekaan tahun ini. “Sedih memiliki arti keterbatasan bahwa dengan kondisi tanpa kaki saya masih mampu mencapai prestasi yang tidak mudah dicapai setiap orang,” papar pria yang mengalami cacat putus kaki karena terjatuh saat menumpang kereta api dari Jawa Barat, 22 tahun silam, itu. 
Setelah menaklukkan dua puncak gunung tertinggi dalam waktu setahun, Sabar menahan diri untuk tidak mendaki lagi. Dia memilih beristirahat hingga akhir tahun sembari mengawasi rumah yang tengah direnovasi. “Setelah itu, sekitar pertengahan 2012 saya berencana bersepeda di Gurun Sahara,” ungkap Sabar menjelaskan keinginan berikutnya. (Gading Persada-65)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/11/21/167205/

Surat Jeng Sri dan Kegaduhan Politik

KEDATANGAN Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati (Jeng Sri) ke Istana bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Selasa (8/11),  menyisakan pertanyaan.

Pasalnya, setelah pertemuan itu justru yang mengemuka adalah sikap tidak simpatik Presiden Yudhoyono menanggapi spekulasi berita tentang kedatangan mantan Menkeu terkait dengan kasus bailout  Bank Century.

Spekulasi dari rival politiknya semakin berkembang karena ditengarai  SBY mengalami kerisauan. Dia mengatakan, tidak waras orang yang menuding pertemuan dirinya dengan Sri Mulyani adalah untuk membicarakan persoalan kasus Bank Century.

Pertama, Presiden disebut-sebut sedang risau dengan audit forensik  yang segera selesai meskipun hasilnya tidak akan signifikan.Timwas Bank Century DPR RI sedang menunggu hasil audit yang menurut rencana disampaikan pekan depan. Harapannya, dalam paparan hasil audit forensik BPK ada kejelasan status kasus itu.

Menyangkut masa kerja tim yang akan berakhir, DPR akan mempertimbangkan apakah perlu memperpanjang atau tidak.

Secara prinsip masa kerja Timwas Century akan berakhir pada masa sidang ini, sehingga perlu mendengarkan hasil audit forensik dari BPK. Setelah itu akan disampaikan ke Badan Musyawarah (Bamus) dan baru ke rapat paripurna. Di sinilah penentuan apakah bisa mendorong hak untuk menyatakan pendapat oleh DPR RI. Kerisauan kedua adalah gugatan arbitrase dua terpidana kasus korupsi Century Hesham Al Waraq dan Rafat Ali Rizvi yang memojokkan posisi pemerintah.

Selain itu, rival politiknya juga menengarai bahwa Yudhoyono khawatir dengan pergantian pimpinan KPK akhir tahun ini, karena pimpinannya saat ini tersandera dengan deponering. Jadi kalau diganti Presiden diperkirakan akan kebingungan. Terbukti KPK hingga kini mengaku belum menemukan adanya indikasi korupsi dalam penggelontoran dana talangan untuk Bank Century tersebut.

Bantahan

Apalagi lawan-lawan politiknya juga mempermasalahkan bantahan Yudhoyono bahwa dirinya tidak pernah dimintai arahan dan keputusan terkait kebijakan pemberian dana talangan kepada Bank Century senilai Rp 6,7 triliun. Padahal, Sri Mulyani selaku Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan/KSSK saat itu, telah memperingatkan sebanyak tiga kali.

Dengan pernyataan yang diutarakan pada 4 Maret 2010, Presiden Yudhoyono seolah melempar tanggung jawab kesalahannya kepada anak buahnya yang kini menjabat di Bank Dunia itu.

Berdasarkan dokumen berupa tiga surat yang dilayangkan Sri Mulyani  saat masih menjabat Ketua KSSK, mantan menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu II itu sudah memperingatkan Presiden Yudhoyono yang menyebutkan bahwa kebijakan bailout Bank Century itu menyalahi aturan.

Anehnya, dalam pidato tanggal 4 Maret 2010, atau sehari sesudah pengambilan keputusan dalam Rapat Paripurna DPR RI tentang kasus bailout Bank Century, Presiden menyatakan bahwa dirinya tengah di luar negeri untuk menghadiri KTT G20 di Amerika Serikat.

”Sekali lagi, di saat pengambilan keputusan itu, saya sedang berada di luar negeri. Saya memang tidak dimintai keputusan dan arahan. Saya juga tidak memberikan instruksi atas pengambilan kebijakan tentang ihwal itu, antara lain karena pengambilan keputusan KSSK berdasarkan Perpu No 4/2008 memang tidak memerlukan keterlibatan presiden,” tandas SBY, kala itu.

Berawal dari surat Bank Indonesia (BI) kepada Menteri Keuangan selaku ketua KSSK Sri Mulyani, yang diparaf oleh Gubernur BI (kala itu) Boediono tertanggal 20 November 2008, dinyatakan bahwa perkembangan terakhir dari Bank Century bahwa rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) minus 3,53 persen (-3,53).

Dengan begitu bank tersebut tak layak menerima dana talangan, dan Bank Century dinyatakan sebagai bank berdampak sistemik.

Mendapat penjelasan dari BI, selanjutnya Sri Mulyani mengirim surat kepada Presiden SBY tanggal 25 November 2008 dengan nomor surat S-01/KSSK/.01/2008. Surat tersebut merupakan surat peringatan pertama kepada SBY.

Surat yang ditembuskan kepada Menteri Sekretaris Negara, Menteri Negara BUMN, Sekjen Departemen Keuangan dan Sekretaris KSSK itu kembali meneguhkan bahwa Bank Century adalah bank gagal dan ditenggarai berdampak sistemik oleh BI dan selanjutnya ditangani oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sesuai ketentuan UU 24 Tahun 2008 tentang LPS.

Notulen

Dalam surat peringatan pertama itu, juga dilampirkan notulen rapat KSSK tanggal 21 November 2008, notulensi rapat tertutup KSSK pada tanggal yang sama yang dihadiri oleh Boediono dan Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan.

Juga dilampirkan keputusan KSSK No 04/KSSK.03/2008 tentang penetapan PT Bank Century sebagai bank gagal yang berdampak sistemik serta keputusan penyerahan Bank Century ke LPS.

Surat peringatan kedua dari Sri Mulyani kepada SBY dikirim tanggal 4 Februari 2009 dengan nomor surat SR-02/KSSK.01/II/2009.

Bahkan dalam surat peringatan kedua ini yang ditembuskan kepada Menteri Sekretaris Negara, Ketua Dewan Komisioner LPS dan Sekretaris KSSK, Sri Mulyani mencantumkan CAR Bank Century (negatif 3,53%) secara jelas.

Yang dipermasalahkan sejumlah politikus inisiator kasus Century adalah hal yang tidak lazim bahwa surat resmi itu menggunakan kalimat pembuka yang tak biasa sebagaimana surat resmi yang ada dan tetap merujuk pada surat pertama. ”Sebagaimana Bapak Presiden maklum, dalam surat tersebut (S-01/KSSK.01/2008), KSSK melaporkan....” demikian isi surat pembuka.

Tak ada tanggapan, Sri Mulyani kembali mengirim surat kepada SBY setelah terpilih menjadi presiden bersama Boediono, tepatnya tanggal 29 Agustus 2009. Nomor surat itu adalah SR-36/MK.01/2009.

Dalam surat ketiga itu, Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan kembali mencantumkan surat pertama dan kedua dengan kalimat pembuka yang dinilai tak lazim yang juga ditembuskan kepada Menteri Sekretaris Negara, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner LPS dan Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan. Sebanyak tiga kali Menteri Keuangan Sri Mulyani mengirim surat kepada Presiden SBY sebelum dilakukan pemberian dana talangan Bank Century.

Oleh karenanya muncul pertanyakan atas sikap reaktif Presiden SBY itu. Apakah kepanikan Presiden SBY tersebut ada korelasinya dengan surat-surat yang sudah mulai terbuka kepada publik? Timwas  DPR RI bergerak untuk meminta klarifikasi soal surat-surat tersebut.

Sisi lain menambah kepanikan adalah bergulirnya gerakan tokoh lintas agama dan masyarakat/LSM agar Presiden Yudhoyono-Wapres Boediono mundur secara damai dan konstitusional. Gerakan Indonesia Bersih (GIB) bersama tokoh lintas agama, LSM dan mahasiwa akan terus menggulirkan lewat kasus Century.

Meski keterlibatan parpol dalam gerakan ini menghadapi kendala karena masuknya parpol di jajaran eksekutif dan koalisi Setgab Parpol pendukung pemerintah, namun secara tidak formal orang-orang parpol mendukung gerakan ini.

Contoh, sikap politikus PKS yang disuarakan Sekjen DPP Anis Matta dan Fahri Hamzah yang tetap konsisten akan kritis menyuarakan soal Bank Century meskipun Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring ditunjuk menjadi juru bicara Wapres Boediono terkait Bank Century.(A Adib-05)
Sumber Berit: http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/11/21/167214/

Usman Gumanti Pimpin Jatimulya.

SURADADI - Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Jatimulya, Kecamatan Suradadi dimenangkan Usman Gumanti yang diusung dengan gambar Padi. Usman yang sebelumnya merupakan salah satu perangkat desa setempat meraih angka sebanyak 2.764 suara. Sementara suara terbaik kedua direbut Nurohmat yang diusung dengan gambar Ketela yakni sebanyak 1.859 suara. Dan yang terakhir, Sahidin dengan gambar Jagung sebanyak 688 suara. Pelaksanaan pilkades yang dihadiri Muspika Suradadi ini diselenggarakan di lapangan Desa Jatimulya, Minggu (20/11) pagi.
Ketua Panitia Pilkades Jatimulya, Drs Suharjo mengatakan, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di wilayahnya sebanyak 7.615 suara. Sejumlah itu, yang hadir hanya 5.402 orang. Sementara blanko kosong, 23 suara dan tidak sah sebanyak 68 suara.  "Pilkades ini dimenangkan oleh Usman Gumanti. Dia memperoleh suara terbanyak," ucapnya, disela-sela kesibukannya usai menghitung suara.
Dia menjelaskan, pilkades ini menghabiskan anggaran sebanyak Rp 108.075.000. Sejumlah itu berasal dari APBD II Rp 7 juta, APBDes Rp 4 juta, dan sisanya merupakan swadaya para calon kades. Masing-masing calon dibebani Rp 32.360.000. Menurutnya, selama pilkades ini berlangsung, suasananya kondusif. Meskipun ada sedikit kendala, namun dapat ditangani oleh petugas keamanan dan panitia pilkades. "Sejauh pemantauan kami, para calon tidak melakukan money politik. Dalam aturan, jika ada money politik kami langsung membawanya kepihak yang berwajib," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama pula, Camat Suradadi, Tri Guntoro mengatakan, bagi kades terpilih supaya jangan melupakan janji visi misinya pada saat pengundian gambar beberapa hari silam. Karena menurutnya, janji adalah hutang. “Sumpah atau janji itu mengandung tanggung jawab kepada manusia dan Allah SWT. Artinya, mengemban amanat sebagai pelayanan masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, camat juga berharap, kedepan, kades terpilih mampu bekerja sama dengan baik. Khususnya dengan lembaga-lembaga yang ada di desa maupun dengan pemerintah kecamatan serta daerah. Kemudian yang terpenting adalah melakukan pelayanan kepada warga masyarakat dan mengutamakan kesejahteraannya.  "Jabatan kades sebenarnya berat. Karena konsekwensi kerjanya selama 24 jam penuh. Maka dari itu, upayakan agar warga tidak kecewa setelah memilih kades terpilih (Usman Gumanti, red)," tukasnya. (yer)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

Selalu Dampingi Warga

HAMPIR di semua kecamatan di Kabupaten Tegal, saat ini tengah berlangsung perekaman data e-KTP, bagi warga yang wajib KTP. Begitupun yang terjadi di wilayah Kecamatan Bumijawa, warga wajib KTP diwilayahnya tengah merekam data e-KTP di kecamatan setempat salah satunya Desa Muncanglarang. Warga Desa Muncanglarang sedikit terbantu, karena warga yang ke kecamatan dibantu oleh desa dengan menggunakan kendaraan operasional desa setempat.
Tidak hanya itu, bahkan selama di kecamatan untuk merekam dat e-KTP, Kades Muncanglarang, Alek Subekti selalu hadir di kecamatan untuk mendampingi warga. Itu sebuah bukti kepedulian kades terhadap warga desanya.  ”Kami dibantu perangkat, setiap hari mengantar warga yang akan rekam data e-KTP di kecamatan, jarak desa ke kecamatan sekitar 2 KM,” ucap Kades Muncanglarang, Aleks Subekti.
Tidak hanya itu, kades yang tengah menempuh kuliah pasca sarjana itu selalu setia mendampingi warga sampai batas akhir dilaksanakannya wajib e-KTP warga desanya. Kades yang gemar membaca dan mengoleksi buku itu, juga dikenal warganya cukup fleksibel dan memiliki jiwa sosial cukup tinggi. Bahkan saaat warga kejenuhan menunggu giliran untuk direkam data, selalu menghibur warga dengan joke-jokenya.
Menurut dia, itu sebuah bentuk pengabdian terhadap warga desanya. Karena menurut dirinya bentuk pengabdian tidak hanya saat berdinas di kantor. Tetapi saat dibutuhkan seperti sekarang ini, dirinya juga siap membantu warga demi tercapainya keinginan warga.  “Tidak ada maksud apapun, selain sekedar membantu dan memahami apa yang diinginkan warga desanya,” ujarnya.
Sementara, apa yang dilakukan tidak terbatas hari kerja saja. Sebagai bukti di hari Sabtu yang seharusnya libur, dirinya terus mendampingi warga dengan berseragam lengkap. Bagi dirinya, bentuk pengabdian kades terhadap warga tidak bisa disamakan saat hari dinas saja. “Saat libur jika dibutuhkan dan kami berada dirumah, siap membantu warga,” pungkas Alek Subekti. (gon)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/