Sabtu, 23 Juli 2011

Makan Nasi Cadong dan Mandi Bak Bidadari

PRIA berbaju koko dengan kepala berbalut kopyah itu bersalaman hangat dengan sejumlah narapidana dan tahanan di depan masjid Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kedungpane Semarang. Bibir bertimpal kumis dan jenggot tipis itu tak henti-hentinya menyunggingkan senyum cerah.
Beberapa saat kemudian, pria kelahiran Tegal, 16Agustus 1965 itu sudah berada di ruang tunggu LP. Sekitar 18 orang pimpinan kecamatan se-Kabupaten Tegal mengerumuninya. Di antara gayengnya perbincangan penuh tawa itu, suasana tiba-tiba berubah sendu.
"Sabar saja, tabah. Yang diuji bukan saya, kalian, atau rakyat Tegal, tapi hukum negeri ini," kata pria berbadan kecil yang tak lain adalah Bupati Tegal Agus Riyanto SSos MM itu.
Ya, sejak Selasa (28/6), bupati dua periode ini menghuni Blok J kamar No 8 LP Kedungpane.
Tersangka kasus dugaan korupsi proyek Jalan Lingkar Kota Slawi (Jalingkos) 20062007 itu ditahan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Tengah. Tak lama lagi suami Marhamah itu akan menjalani persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang.
Mendengar perkataan Agus, beberapa camat yang berkunjung menitikkan air mata. Salah satu dari mereka berkata, "Bapak memang luar biasa tabah.
Harusnya kami yang mengatakan hal itu, tapi kok didahului," katanya.
Namun kesedihan tak berlangsung lama. Para camat dan bupati segera terlibat perbincangan serius menyangkut roda pemerintahan dan keadaan masyarakat terkini. Mereka menyampaikan bahwa apa pun yang terjadi, rakyat Slawi tetap menganggap Agus Riyanto sebagai pemimpin mereka yang sejati.
Sang bupati pun mengamini.
Ia mensyukuri dukungan yang luar biasa itu sebagai penambah semangat dalam berjuang melawan tudingan minor sebagai koruptor.
Tak hanya para camat, dukungan juga mengalir dari lapisan terbawah. Pagi sebelum jumatan, Agus Riyanto lebih dulu menerima kunjungan 20 kepala desa yang mewakili 287 desa/kelurahan di kota penghasil teh itu.
Anak buahnya di Pemkab Tegal pun tak ketinggalan.
Mereka lebih dulu membesuk bupati pada dua hari pertamanya menghuni tahanan. Sebagian bersama rombongan istrinya Rabu (29/6) lalu dan serombongan lain Kamis (30/6).
Tiga Anak Namun tak ada yang paling ditunggunya selain kedatangan tiga putrinya, Rosmalia Yulia, Dian Aulia, dan Enka Mutu Manikam. “Besok (hari ini) istri dan anak-anak katanya ke sini.
Lucunya, Si Enka, yang paling kecil itu kan tidak tahu ya, pas telepon tadi katanya kalau sampai sini minta dibelikan es krim.” Dukungan dari orang-orang terdekat itu membuat Agus merasa tak sendiri. Hari-harinya di balik jeruji besi dilaluinya dengan ringan. Alih-alih merasa tertekan, ia malah mengaku sangat kerasan.
“Lebih enak di sini, makan teratur, tidur teratur. Kalau di rumah kan malah sering tidak sempat makan karena banyak tamu dan kerjaan,” katanya diakhiri tawa.
Dalam hal makan, pria yang mengaku hidup susah semasa muda ini tidak menemui persoalan. Jumat pagi kemarin, dia mengaku sangat menikmati sarapan seadanya dengan nasi jatah penjara berlauk tempe dan telur separo.
“Biarpun nasi cadong (jatah), makan bareng teman-teman nikmat sekali. Saya malah makan dengan porsi lebih banyak dari biasa, mungkin kalau keluar dari sini saya akan lebih gemuk,” tutur jebolan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta ini.
Pendiri grup band indie “GOne” ini juga terkesan dengan cara mandi yang menurutnya seperti bidadari.
“Di sini tidak seseram yang dibayangkan orang. Mandi bareng di kolam itu asyik. Saya merasa seperti bidadari ha-ha-ha,” candanya.
Malam hari pun, dinginnya sel tahan sama sekali tidak mengusik. Ketika matahari sudah tiba di peraduan, Agus menanti kantuk dengan mengobrol bersama rekan-rekan sekamarnya. Dengan para napi dan tahanan di blok khusus tipikor itu, Agus cepat sekali akrab.
Hal ini karena sebagian besar orang-orang itu terdiri atas para birokrat dan politikus yang sudah dikenalnya sejak lama.
Mereka mengobrol apa saja.
Dari soal remeh hingga politik dan seputar kasus masing-masing yang dihadapi. Kemarin malam, dia pamit tidur pukul 22.00 untuk bangun lagi ketika subuh.
“Habis subuhan saya tidur lagi, kebiasaan seperti di rumah, terus jam 9 bangun ada tamu teman-teman kepala desa itu,” cerita penyuka seni yang pernah membacakan puisi gaya Tegalan di Warung Apresiasi Seni Bulungan, Jakarta itu. (43)




Sumber Berita : http://suaramerdeka.pressmart.com/mPaper.aspx?pubid=18025&dt=02072011&cid=1&seq_no=1_32&type=2

Pukulan Persahabatan ke Perut Limbad dan Surat Emak

BUPATI Tegal Agus Riyanto dijadwalkan menjalani sidang perdana kasus Jalingkos, Rabu (13/7) ini pukul 09.00. Banyak dukungan mengalir, salah satunya  bintang The Master, Limbad.
Tepat pukul 13.00, lelaki berbaju hitam dan berwajah sangar itu menginjakkan kaki di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kedungpane, Semarang. Berbeda dengan penampilannya di televisi, The Master Limbad ini terlihat lebih kurus. Mungkin, model rambut gimbalnya memengaruhi kesan kurus itu dibanding ketika tampil dengan dandanan kriwil acak-acakan.
Magician berjuluk Master of Faqir itu bermaksud mengunjungi Agus Riyanto yang ditahan sejak Selasa 28 Juni silam. Pria kelahiran Tegal, 6 Juli 1972 itu memang teman lamanya.
Setelah beberapa saat menunggu, didampingi manajernya, Ismail, sosok hitam bergimbal itu pun masuk ke dalam. Meninggalkan puluhan warga sekitar LP yang tiba-tiba berkerumun setelah mengetahui Limbad datang. Keriuhan berganti di pos pemeriksaan pengunjung. Para petugas penjara terlihat berfoto ria dengan Limbad.
Di ruang bezuk, Agus Riyanto telah menunggu. Pria kelahiran Tegal 16 Agustus 1965 itu kelihatan segar dengan kaus putih bermotif garis di depan. Limbad yang tiba tak berapa lama kemudian, langsung disambut dengan tawa lepas, kemudian cipika cipiki dan diakhiri pukulan pelan di perut sang magician. "Ini pukulan persahabatan, kebiasaan lama yang kami tradisikan sejak dulu," kata Agus seraya mempersilakan tamunya duduk.
Akrab
Layaknya sahabat yang lama tak bersua, keduanya langsung terlibat dalam pembicaraan akrab. Canda tawa membalut perbincangan empat mata dalam ruang berukuran 10 x 10 meter itu. Dua lelaki itu memang meminta izin mojok sendiri. Tak mau diganggu siapa pun.
Tidak juga Istrinya, Marhamah, yang datang setengah jam kemudian bersama putri keduanya, Dian Aulia. Dari kejauhan, obrolan diselingi aksi tukar rokok dan berfoto ria itu nampak menyenangkan. Limbad mengatakan tahu Agus ditahan dari Ismail yang membaca running text di salah satu stasiun TV swasta. Limbad mengaku kaget. Pasalnya baru saja pada 29 Mei, keduanya tampil bareng dalam malam penutupan HUT Ke-430 Kabupaten Tegal di Lapangan Kalibliruk, Asrama Polisi, Slawi.
Agus Riyanto, saat itu tampil bersama band-nya G-One diakhiri atraksi sulap mendebarkan dari Limbad. Sejak tahu penahanan sang bupati, Limbad meminta manajernya mencari waktu untuk berkunjung ke Semarang.
Tak melulu, soal kekinian, obrolan hangat itu juga melayang ke masa silam. Masa ketika Agus belum menjadi bupati, dan Limbad masih seorang pesulap lokal yang belum terkenal. "Kami saling pesan, saya minta Mbah Liem (panggilan akrab Limbad) terus berkembang untuk membuat bangga rakyat Tegal. Begitupun Mbah, mendukung saya untuk melewati ujian ini dengan tabah," tutur bapak tiga putri ini.
Setelah Limbad pulang sekitar pukul 15.30, barulah giliran Dian Aulia melepas rindu pada sang ayah. Haru menyelimuti hati Bupati tegal itu. Pasalnya, hari ini ketika dirinya menjalani sidang, di waktu bersamaan, putrinya mewakili Tegal dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) yang juga bertempat di Semarang. "Kami sama-sama berjuang Nak," katanya seraya mengelus kepala siswi SMA Negeri 1 Slawi itu.
Sementara, Marhamah kemarin tidak banyak berucap. Nampaknya dua pot tanaman bonsay yang dibawakannya dari rumah itu sudah cukup mewakili perasannya melihat sang suami sebentar lagi duduk di kursi pesakitan. Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS) ini memang pecinta bonsay.
Di rumahnya, ratusan bonsay berbagai jenis dan ukuran bertebaran yang dikoleksinya sejak 15 tahun silam. "Di rumah tidak ada yang merawat, istri saya membawakan secara berkala untuk saya rawat di sini. Sekadar mengisi waktu luang," kata Agus yang mengaku sudah dua hari terserang flu ini.
Kemudian, tanpa disangka, sang istri menyodorkan satu lagi buah tangan. Sepucuk amplop berisikan sobekan kertas folio. 
Tanpa disebutkan dari siapa, putra almarhum Makdori itu sudah mengenali tulisan yang tergurat di sana. Ruangan seketika bisu menyaksikan Agus terduduk kelu. Hj Suciati (60), wanita yang melahirkannya di Dukuh Karangbenda, Desa Margasari, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal itu menuliskan:
Emak prihatin ngelingi kowe gus, tiap wektu berdoa, ngaji nganggo kowe. Semoga Allah maringi bebas soko masalah apapun. Insyaallah Agus diparingi diatas garis kebenaran. Gus, emak pesen yen arep mlebu kamar sidang tetep sopan, sebut asma Allah lan Muhammad. NB: Kowe Agus sing tetep anake aku. Agus sing wedi nglakoni salah. (Anton Sudibyo, Modesta Fizka-53)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/13 Juli 2011

Permohonan Pembantaran Bupati Tegal Ditolak

Semarang, CyberNews. Permohonan pembantaran kuasa hukum Bupati Tegal Agus Riyanto ditolak oleh majelis hakim. Dalam persidangan kedua dengan agenda pembacaan eksepsi (nota keberatan) yang dipimpin oleh hakim Noor Eddyono, terdakwa dinilai masih cukup kuat dan sehat dalam menjalani persidangan Tipikor di Semarang, Rabu (20/7).
Hasil pemeriksaan dokter LP juga tidak merekomendasikan terdakwa dirujuk ke rumah sakit di luar rutan. Hakim mengungkapkan, hasil laboratorium CITO juga menunjukkan tipus negatif, meski kadar trigliserid Agus sedikit mengalami kenaikan.
Noor menilai kondisi terdakwa cukup sehat. Sebab, porsi pembacaan eksepsi yang seharusnya dilakukan penasehat hukum, sebagian besar dibacakan terdakwa.
"Walaupun terdakwa merasa kurang sehat, tetapi melihat nota keberatan yang dibacakan langsung oleh yang bersangkutan, kami menilai terdakwa tidak perlu dibantarkan karena kondisinya tidak darurat," jelas Noor Eddyono.
( Modesta Fiska / CN33 / JBSM )
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/20 Juli 2011

Dakwaan Jaksa Dinilai Menyesatkan

Semarang, CyberNews. Seluruh dakwaan jaksa penuntut umum dinilai tim kuasa hukum Bupati Tegal Agus Riyanto kabur dan tidak cermat. Uraian-uraian dalam dakwaan serta unsur di dalamnya tidak dijelaskan secara lengkap dan cenderung menyesatkan.
Hal ini terungkap dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Semarang, Rabu (20/7) siang yang beragendakan pembacaan eksepsi terdakwa kasus dugaan korupsi Jalan Lingkar Kota Slawi (Jalingkos) Agus Riyanto.

Salah satu kuasa hukum Winarno Djati mengungkapkan, surat eksepsi terhadap dakwaan jaksa menambahkan dakwaan primer dan
sekunder mengenai unsur-unsur yang didakwakan, tidak diuraikan secara cermat.
Menurutnya, tindak korupsi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara termasuk fungsi dan kewenangan terdakwa dalam proyek Jalingkos, juga tidak diuraikan dengan lengkap.
Ruang sidang utama kali ini penuh sesak dengan relasi dan puluhan pendukung orang nomer satu di Kabupaten Tegal itu. Istrinya Marhamah yang mengenakan busana berwarna abu-abu, nampak setia mendampingi sejak sidang dimulai pukul 10:20.
Agus membacakan sendiri nota keberatannya meski kondisinya tidak terlalu sehat. "Jaksa tidak menguraikan secara cermat dan lengkap unsur-unsur yang didakwakan. Dan semuanya tidak memenuhi unsur, baik formil maupun materiil sehingga surat dakwaan batal demi hukum," teriak Agus dengan lantang.
Soal kepastian waktu kejadian, misalnya, tidak diuraikan secara jelas, termasuk tempat kejadian seperti yang didakwakan jaksa bersama dengan dua terpidana lainnya yakni Edi Prayitono dan Budi Haryono. Sementara tentang pencairan dana pinjaman di Bank Jateng Cabang Slawi, menurutnya juga sangat kabur.
Atas eksepsi yang dibacakan ini, Tim JPU yang diketuai Kajari Slawi Firdaus meminta waktu sepekan untuk menyusun tanggapan atas keberatan terdakwa. Sidang akan dilanjutkan kembali pada Rabu (27/7) pekan depan.
( Modesta Fiska / CN33 / JBSM )
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/

Marhamah : Posisi Saya Dilematis

Tegal, CyberNews. Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Tegal mendesak lembaganya menghadirkan pengelola kegiatan pengadaan tanah untuk Jalur Alternatif Jalan Lingkar Kota Slawi (Jalingkos).
Hal itu dilakukan karena kasus tersebut dinilai janggal dalam proses hukumnya. ”Posisi saya serba dilematis, terutama karena status saya sebagai istri dari bupati. Saya khawatir segala sikap dan pernyataan apapun akan dianggap sebagai pembelaan atas proses hukum yang menimpa suami. Tetapi sikap kritis yang disampaikan teman-teman di pergerakan pun layak diapresiasi,” kata Ketua FPDIP, Marhamah yang juga istri Bupati Tegal Agus Riyanto,Rabu (6/7).
Marhamah mengungkapkan, kasus Jalingkos yang didesak untuk diselesaikan sejumlah elemen masyarakat, hendaknya disikapi DPRD dengan memanggil pihak-pihak terkait. Terutama, pengelola kegiatan pengadaan tanah Jalingkos.
”Kami telah membahas di tingkat fraksi soal kemungkinan institusi DPRD memanggil segenap pejabat yang pernah duduk di kepanitiaan pembebasan tanah jalingkos.”
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/6 Juli 2011
Menurut dia, proses pembebasan lahan untuk kepentingan proyek Jalingkos dilakukan melalui sistem kerja kepanitiaan. Sesuai SK Bupati Tegal No 591/0127.A/ 2006 tertanggal 3 Maret 2006, ditetapkan Pengelola Kegiatan Pengadaan Tanah Jalingkos. Dalam struktur tersebut, ada HM Hery Soelistiyawan SH MHum selaku pengguna anggaran, Sriyanto selaku Ketua Panitia Pembebasan Lahan, Muji Atmanto selaku Ketua Panitia Penaksir Harga Tanah dan lainnya.
”Saya tidak tahu persis, apakah mereka juga pernah menjalani pemeriksaan penyidik. Tetapi hemat saya, setidaknya mereka yang nota bene lebih mengetahui kronologi proses pembebasan lahan itu. Apakah tidak sebaiknya mereka memberikan klarifikasi yang sebenarnya kepada publik,” ujar istri Bupati Tegal itu.
Bersikap Pasif
Sementara itu, Koordinator Aliansi Gerakan Mahasiswa Tegal Didi Kusaeri membeberkan, keberadaan panitia pengadaan tanah Jalingkos yang terkesan bersikap pasif. Padahal, kasus Jalingkos yang kini menimpa Bupati Tegal terlanjur menjadi isu publik di tingkat lokal maupun regional.
”Maka sudah semestinya nama-nama yang pernah duduk di kepanitian pengadaan tanah Jalingkos ini untuk memberikan semacam penjelasan kepada publik terkait kasus ini. Bahwa dalam konteks sistem kerja, idealnya merekalah yang lebih memahami mekanisme kerja, termasuk juga kenapa sampai terjadi penyimpangan di dalamnya,” jelasnya.
Didi menjelaskan, penyimpangan yang terjadi dalam proses pembebasan lahan di Dukuh Salam yang menyeret Edy Prayitno dan Budi Haryono ke penjara itu, tidak logis jika langsung dibebankan tuduhannya pada Agus Riyanto. Sebab, ada struktur kepanitiaan dan sistem kerja yang menjalankan SK Bupati Tegal.
”Dalam bayangan kami, mereka semestinya proaktif memberikan penjelasan di sekitar pelaksanaan pembebasan lahan itu kepada masyarakat. Ini adalah wujud dari akuntabilitas dan hak publik yang harus dipenuhi,” jelasnya.
( Dwi Putra GD / CN34 / JBSM )

Jumat, 22 Juli 2011

Kaca Mobil Wakil Bupati Tegal Dipecah

BATANG- Kaca mobil Wakil Bupati Tegal H Moch Hery Soelistyawan SH MHum dipecah penjahat. Uang tunai, kartu ATM, dan surat-surat penting milik istrinya Dra Suspriyanti disikat penjahat.

Keterangan yang dihimpun Kamis malam menyatakan peristiwa itu terjadi di rumah makan Indra Resto, di jalur pantura Alas Roban Gringsing, Kamis (21/7) siang. Siang itu, Wabup bersama istrinya naik mobil dinas G-45-F dalam perjalanan dari Semarang menuju ke Slawi.

Sesampainya di Gringsing mobil berhenti untuk makan siang di rumah makan yang sudah menjadi langganannya itu. Sekitar pukul 14.00 selesai istirahat, selanjutnya akan melanjutkan perjalanan ke Slawi.

Terbuka

Namun, betapa terkejutnya ketika ke luar melihat kaca belakang kiri sudah terbuka. Saat didekati, ternyata kaca  jendela itu dipecah oleh penjahat.
Pencuri juga menggondol tas yang ditinggal di mobil. Dia kemudian melaporkan ke Polsek Gringsing yang jaraknya sekitar lima ratus meter. 

Kapolsek AKP HM Suwarso SH bersama anggota yang menerima laporan itu menuju ke lokasi dan melakukan olah tempat kejadian.

Suspriyanti melaporkan, akibat pencurian itu dia kehilangan tas yang berisi uang tunai Rp 2,2 juta, 200 dolar Amerika, dan 19 dolar Singapura. Selain itu juga beberapa kartu ATM, SIM A, SIM C, dan KTP beralamat di Griya Pangkah Indah, Slawi, itu amblas.

”Korban mengaku, merasa dibuntuti pengendara motor saat mobil yang ditumpanginya melaju dari jalan lingkar Weleri  sebelum memasuki wilayah Gringsing,” ujar Kapolres AKBP M Nasihin SH.(ar,H64-48)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/23 Juli 2011

Andi Nurpati Layak Dijadikan Tersangka

JAKARTA - Kesaksian yang diberikan oleh mantan juru panggil Mahkamah Konstitusi (MK), Masyhuri Hasan, semakin membuka tabir kasus pemalsuan surat MK. Peran mantan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Andi Nurpati serta beberapa orang lainnya pun semakin jelas terlihat.
Dari pengakuan Masyhuri, yang saat ini sudah dijadikan tersangka oleh kepolisian, diketahui bahwa dirinya didesak oleh tiga orang untuk segera mengirimkan draf surat MK (palsu) tertanggal 14 Agustus 2009 ke KPU. ketiga orang itu adalah Andi Nurpati, Bambang yang merupakan ajudan dari politikus Partai Hanura Dewi Yasin Limpo, serta Neshawati, yang tidak lain adalah putri dari mantan hakim konstitusi Arsyad Sanusi.
Atas dasar itu, anggota Panja Mafia Pemilu DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Yassonna Laoly menilai bahwa peran yang dimainkan oleh Andi Nurpati lebih besar dari apa yang diperankan oleh Masyhuri Hasan. Oleh karenanya, Laoly berpendapat bahwa Andi Nurpati layak dijadikan tersangka dalam kasus pemalsuan surat tersebut.
“Panja melihat peran Ibu Andi Nurpati lebih besar daripada Masyhuri Hasan. Masyhuri Hasan melakukan kesalahan karena didesak oleh tiga orang itu. Kalau Masyhuri sudah ditetapkan sebagai tersangka, maka yang berperan lebih besar, seharusnya juga begitu,” ujar Laoly di sela-sela sidang paripurna penutupan masa sidang DPR di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Dia menjelaskan, kesalahan yang dilakukan oleh Masyhuri adalah mengirimkan surat keputusan MK yang palsu ke KPU atas desakan tiga pihak tersebut. Selain itu, Masyhuri juga men-scan tanda tangan ketua panitera MK ke dalam surat tersebut.
“Tapi dia (Masyhuri Hasan) mengakui kesalahannya, mengirimkan surat dan memalsukan tanda tangan,” terangnya.
Surat palsu itulah yang akhirnya digunakan oleh Andi Nurpati dalam rapat pleno KPU tanggal 2 September 2009, yang memenangkan politikus Hanura, Dewi Yasin Limpo, dalam sengketa perolehan suara dengan politikus Gerindra Mestariyani Habie.
Ditambahkan, menurut pengakuan Masyhuri, yang mengonsep surat palsu tersebut adalah panitera MK Zaenal Arifin Hoesein dan panitera pengganti Mohammad Faiz.
“Dia (Masyhuri) sudah bilang ke Andi bahwa (yang dikirimkan) itu draf, bukan surat resmi,” imbuh Laoly.
Pimpinan Panja Mafia Pemilu Ganjar Pranowo mengungkapkan, pihaknya akan mengkonfrontasi mantan anggota KPU Andi Nurpati dengan mantan hakim konstitusi Arsyad Sanusi.
Menurutnya, hal ini perlu dilakukan karena berdasarkan keterangan Masyhuri Hasan ternyata Dewi Yasin Limpo juga ada saat pertemuan Hasan dengan Andi Nurpati saat menyerahkan surat MK yang asli di JakTV tanggal 17 Agustus 2009 malam. Ada juga pertemuan Andi Nurpati dengan hakim konstitusi Arsyad Sanusi di MK.
“Hal seperti ini kan sebelumnya tak pernah terungkap. Maka agar nanti tidak ada fitnah, mereka mesti dipanggil ulang untuk konfrontasi,” ujarnya di sela-sela rapat paripurna di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Kendati demikian, politikus dari FPDIP ini menyatakan bahwa Panja kini sudah cukup mendapat keterangan dari berbagai pihak yang terkait dengan kasus surat palsu MK.
“Tinggal Panja meyakinkan saja dalam konteks surat palsu ini keterangan mana yang benar untuk kita ambil kesimpulan,” tukas Ganjar.
Ketua Panja Chairuman Harahap mengatakan, dari keterangan Masyhuri Hasan semakin jelas siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat dalam kasus pemalsuan surat MK selain Andi Nurpati.
“Arsyad Sanusi dan Dewi Yasin Limpo juga berperan penting. Hasan mengaku ada komunikasi antara dia dengan Neshawati, Arsyad, Dewi, serta Andi di berbagai kesempatan,” katanya.
Wakil Ketua Panja Abdul Hakam Naja menyatakan, Hasan juga mengungkapkan peran Arsyad Sanusi. Saat itu, Hasan dipanggil Arsyad agar datang ke apartemennya pada 16 Agustus. Panggilan itu disampaikan Nesha melalui telepon.
“Ternyata disuruh ambil draf yang dibuat Arsyad. Isi surat ada kata penambahan,” tuturnya.
Draf surat itu disertai nota dinas Arsyad untuk dibawa ke Zaenal guna dimintakan tanda tangannya sebagai panitera.
“Zaenal tidak mau tanda tangan karena sudah ada perubahan setelah ketemu dengan ketua MK, yaitu tidak ada kata penambahan. Surat itu oleh Hasan disimpan, kemudian dimusnahkan,” kata Hakam. (J22,K32-43)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/23 Juli 2011

Kamis, 21 Juli 2011

Minta Saran Konsep Surat Sambil Ngapel

Mantan juru panggil Mahkamah Konstitusi (MK), Masyhuri Hasan, mendadak populer setelah penyidik Bareskrim Polri mengirimkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) kasus surat palsu MK. Dalam SPDP itu tertera nama Masyhuri Hasan dkk (dan kawan-kawan) sebagai tersangka. Dia ditangkap penyidik di Bandung, Jawa Barat, Jumat (1/7). Siapakah pria yang dipecat dari MK namun lolos menjadi calon hakim Pengadilan Negeri (PN) Klas II Jayapura itu? Berikut laporannya.
PENYIDIK Bareskrim Polri telah mengirimkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) bernomor 63/VI/2011 Dit Pidum tersebut ke Kejaksaan Agung untuk kasus surat palsu Mahkamah Konstitusi (MK) atau surat nomor 112/PAN.MK/VIII/ 2009 tertanggal 14 Agustus 2009. Dalam surat tersebut tertera nama tersangka Masyhuri Hasan dkk.
Mabes Polri mencantumkan nama tersangka, Masyhuri Hasan dkk, dalam SPDP itu dengan alasan penyidik yakin pelaku dalam kasus tersebut tidak hanya Hasan seorang. Penyidik yakin ada tersangka lain, mereka adalah pembuat, pengguna, dan penyuruh pembuatan surat palsu terkait sengke pemilu legislatif untuk daerah pemilihan Sulawesi Selatan I tersebut.   
Hasan ditangkap ketika mengikuti pelatihan calon hakim di Bandung, awal Juli lalu.
Dia lolos seleksi calon hakim karena dinilai telah memenuhi persyaratan. Kendati yang bersangkutan telah diberhentikan oleh MK. Hasan dapat lolos karena saat melamar menjadi calon hakim memakai Surat Keterangan Pemberhentian dengan Hormat dari MK. Dalam SK pemberhentian tersebut tertera diberhentikan atas permintaan yang bersangkutan.
Kendati demikian, atas penetapan tersangka dan penahanan oleh penyidik Direktorat I Pidana Umum Bareskrim Polri, MA kemudian memecat Hasan sebagai calon hakim. Sebab, Hasan tidak dapat mengikuti pelatihan calon hakim di Bandung.
Hasan ditetapkan sebagai tersangka dengan dugaan pembuat surat nomor 112/PAN.MK/VIII/ 2009. Namun hingga kemarin penyidik Polri belum berhasil membongkar siapa yang menyuruh, mengkonsep, menggunakan dan otak dari pemalsuan surat MK itu. Hasan diketahui sempat meminta saran kepada Arsyad Sanusi, yang ketika itu masih menjabat hakim MK.
Arsyad menuturkan, saat itu Hasan datang bersama kerabat istrinya Enny Arsyad Sanusi, Rara ke apartemennya di Kemayoran, Jakarta Pusat. Rara adalah pegawai MK.
Saat itu Hasan menyodorkan laptop dan menunjukan surat dari KPU yang meminta penjelasan hukum ke MK atas putusan perkara Nomor 84/PHPU.C-VII/2009 dengan pihak pemohon Partai Hanura di Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Selatan (Sulsel) I yang meliputi Gowa, Takalar dan Jeneponto. KPU melayangkan surat dengan nomor 1351/KPU/VIII/2009 tertanggal 14 Agustus 2009 yang meminta penjelasan hukum amar putusan perkara Nomor 84/PHPU.C-VII/2009.
Arsyad mengaku pada saat itu memberikan nasihat kepada Hasan. Namun, dia tidak membeberkan nasihat tersebut secara detail.
Berdasarkan investigasi MK, diketahui Hasan menyalin file konsep surat tersebut dengan USB dan menunjukan konsep surat itu kepada Arsyad. Hasan juga diduga telah memindai (scan) tanda tangan Panitera MK, Zaenal Arifin Hoesein dari komputer MK.
Kepada tim investigasi MK, Hasan mengaku datang ke apartemen Arsyad atas telepon anak Arsyad, Neshawaty. Dia mengaku menyerahkan salinan berkas surat jawaban MK itu kepada Arsyad.
Sementara itu, Neshawaty membantah menelpon Hasan untuk datang ke apartemen itu. Kendati demikian, Neshawaty mengaku mengenal Hasan melalui keponakannya, Rara. Dia bertemu dengan pria itu ketika memperbaiki telepon genggam Blackberry di ITC Cempaka Mas.
“Saya kenal dengan Hasan hanya sekali waktu sama keponakan saya, Rara. Dia (Rara) bilang pria itu pacarnya.”
Menurut Arsyad Sanusi juga menyatakan Hasan datang ke apartemennya untuk menemui pacarnya, Rara. Dia datang untuk ngapel.
Masih Polos
Di mata pengacaranya, Edwin Partogi, Masyhuri Hasan merupakan pemuda yang masih polos dan tidak mempunyai kepentingan apapun dalam kasus surat palsu MK. Pria kelahiran Mei 1981 itu saat ini mendekam di Rumah Tahanan Bareskrim Polri yang menyatu dengan gedung Bareskrim. Dalam Rutan tersebut mendekam pula terpidana kasus terorisme, Abu Bakar Ba’asyir.
Menurut Partogi, Hasan sekarang ini sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan penjara. Selain menjalani pemeriksaan penyidik, dia juga menghabiskan waktunya untuk beribadah. “Sekarang lebih banyak waktunya untuk ibadah.”
Keluarga Hasan rutin menjenguknya setiap jam besuk, yakni Selasa dan Jumat. “Ya, ada keluarga yang rutin mengirim makanan untuknya,” ungkap Edwin tanpa menyebutkan identitas keluarga dimaksud.
Dalam kasus itu, lanjut Edwin, Hasan hanya merupakan korban. Sebab, kliennya sudah ditahan kendati  dalam kasus itu perannya hanya mengantarkan surat. Sedangkan mereka yang menyuruh, membuat, dan mengkonsep hingga kemarin belum ada yang ditetapkan menjadi tersangka atau ditahan.
Kendati demikian, Hasan berkomitmen untuk membantu penyidik membongkar semua yang terlibat. Terkait hubungan Hasan dengan Rara, pengacara itu menolak berkomentar. “Itu urusan pribadi,” tandasnya. (Nurokhman Takwad-35)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/22 Juli 2011

Peran Andi Nurpati Mulai Terungkap

JAKARTA - Peran mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), Andi Nurpati dalam kasus pemalsuan surat Mahkamah Konstitusi (MK) mulai terungkap setelah Panja Mafia Pemilu DPR meminta keterangan dari Masyhuri Hasan.
Menurut Ketua Panja, Chairuman Harahap, dalam pemeriksaan yang berlangsung tertutup, Masyhuri menuturkan bahwa dia mengirimkan surat palsu MK tersebut ke ruang Andi Nurpati.
“Banyak hal baru yang mulai terungkap. Misalnya, bagaimana surat palsu itu sampai ke KPU,” kata Chairuman di sela-sela rapat Panja Mafia Pemilu dengan Masyhuri Hasan, tersangka kasus surat palsu MK, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (21/7) malam.
Anggota Panja, Sutjipto menambahkan, ada pihak yang mendesak Masyhuri agar segera mengirim surat yang menguntungkan Dewi Yasin Limpo. “Ada tiga orang yang menelepon, yakni Bambang (orang Dewi Yasin Limpo), Nesha (putri Arsyad Sanusi), dan Andi Nurpati. Mereka minta Masyhuri Hasan mempercepat pengiriman surat itu ke KPU,” ungkapnya.
Dia mengatakan, surat itu bertanggal 14 Agustus 2009 dengan nomor 112 yang selama ini diperdebatkan asal usulnya. Hasan mengirim surat tersebut dari mesin faksimile MK yang selama ini disebut telah tidak aktif, ke ruang Andi Nurpati.
Anggota Panja Mafia Pemilu, Akbar Faizal mengungkapkan, Masyhuri Hasan menyebutkan bahwa surat palsu MK disusun oleh Zaenal Arifin Husein dan Faiz. “Satu hal yang paling beda antara dia dengan hasil investigasi MK, dia membantah mengonsep surat. Bukan dia yang mengonsep surat itu, dia menyebut Zaenal dan Faiz sebagai pelakunya. Dia hanya juru panggil,” tutur Akbar.
Politikus dari Fraksi Partai Hanura ini mengatakan, selama dimintai keterangan, Masyhuri Hasan menjawab dengan lancar dan tenang, serta secara kronologis menyebut nama-nama yang selama ini berkembang, termasuk Andi Nurpati.
Selain itu, Masyuri juga berkomunikasi dengan putri mantan hakim MK, Arsyad Sanusi, Nesyawati Sanusi. Padahal, sebelumnya Nesyawati membantah berkomunikasi dengan Hasan. Nesya saat dimintai keterangan Panja mengaku hanya sekali bertemu Hasan dan tak pernah berkomunikasi lagi.
“Mulai tanggal 9 Agustus proses komunikasi Hasan dengan Nesha di sebuah tempat. Tanggal 13 ada proses di MK, dan itu berkaitan dengan tanggal 16 dan 17,” kata Akbar.
Sebagaimana diberitakan, Panja Mafia Pemilu Komisi II DPR akan mempertimbangkan upaya pemanggilan paksa terhadap tersangka pemalsuan dokumen MK Masyhuri Hasan jika Polri tidak memberikan izin pemeriksaan. Namun, izin itu akhirnya diberikan. DPR dan Polri akhirnya sepakat pemeriksaan dilakukan secara tertutup.
Menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam, pemeriksaan di Panja Mafia Pemilu DPR dilakukan tertutup supaya tidak menggangu proses penyidikan yang tengah dilakukan oleh penyidik Polri.
Siap Membongkar
Sementara itu, pengacara Masyhuri Hasan, Edwin Partogi menyatakan kliennya siap membongkar semua yang terlibat dalam kasus surat palsu MK asal mendapatkan perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). ”Hasan ini saya lihat baik, polos, tidak punya kepentingan dalam kasus ini. Jadi, dia akan memberitahu siapa yang terlibat, siapa yang membuat, siapa yang menggunakan surat itu,” kata Edwin Partogi di Mabes Polri, Kamis (21/7).
Dia berharap, LPSK segera memberikan perlindungan kepada Hasan. Sebab, kliennya telah kooperatif dengan penyidik Bareskrim dalam membongkar kasus surat palsu MK. ”Sebagai justice collaborator, tidak ada salahnya Hasan diberikan perlindungan, atau diberikan hukuman yang ringan jika terbukti melakukan tindak pidana,” tambahnya.
Edwin mengatakan, penyidik juga harus menindaklanjuti semua keterangan yang telah dibeberkan kliennya sebagai bentuk kepastian hukum bahwa tidak hanya Hasan yang diperkarakan dalam kasus ini. Penyidik harus memperkarakan semua pihak yang bertanggungjawab.
”Saya berharap kasus ini tidak berhenti pada Hasan saja, karena dia hanya juru panggil. Pihak-pihak yang bekepentingan dengan surat tersebut tidak jadi tersangka atau ditahan,” jelas Edwin.
Menurutnya, Hasan dalam kasus ini hanya berperan mengirimkan surat. Dia berharap, Panja Mafia Pemilu DPR mendapatkan gambaran secara jelas kasus tersebut dan polisi segera menetapkan tersangka berikutnya. ”Semua yang digambarkan Hasan sudah terang benderang, semua pihak yang terlibat sudah tergambar, serta peran-perannya.”
Harus Diungkap
Koordinator Divisi Sosialisasi Bawas Pemilu Nur Hidayat Sardini mengatakan bila Andi Nurpati ingin menggugat anggota Panja Mafia Pemilu yang pernyataannya kepada publik sering menyudutkan dirinya merupakan hak yang bersangkutan.
”Menurut saya itu adalah hak Andi. Toh yang paling penting, kebenaran memang harus diungkap, dikonstruksi sedemikian rupa sehingga didapat fakta yang sebenarnya,” katanya.
Menurut Sardini, perkara yang sedang ditangani oleh Panja Mafia Pemilu maupun penyidik Mabes Polri, hendaknya dapat mengungkap fakta kebenaran dalam kasus dugaan pemalsuan serta mengungkap akar persoalan penyebab serta penyebab sampirannya.
”Apalagi pada saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi II DPR dengan KPU dan Bawas Pemilu terungkap, bahwa peristiwa yang terjadi tersebut tidak di ruang hampa. Ada latar belakangnya, interaksi antara orang-seorang dengan lembaga, antara lembaga satu dengan lembaga yang lain,” katanya.
Dia menjelaskan, kasus mafia pemilu yang diduga melibatkan Andi Nurpati menunjukkan ada sesuatu yang mendesak yang harus dilakukan, yakni perbaikan kinerja di tubuh KPU. ”Tema perbaikan yang harus segera dilakukan meliputi peningkatan kapasitas, pemahaman terhadap tugas, wewenang dan kewajiban, atau tugas pokok dan fungsi (tupoksi),” tambahnya. (J22,K24,F4-25,35)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/22 Juli 2011

Agar Wawancara Kerja Sukses

SETELAH surat lamaran kerja lengkap dengan lembar daftar riwayat hidup atau Curricullum Vitae dan berkas pendukung kita kirim, tinggallah kita menunggu saat wawancara kerja. Jika kita termasuk kandidat ter-shortlisted, maka tahap wawancara kerja (job interview) siap kita temui.
Tahap interview memang sering membuat para pelamar kerja merasa was-was dan khawatir. Rasa gugup juga sering membuat para pelamar kurang fokus menjawab pertanyaan recruiter atau pewawancara.
Ada kalanya, keberhasilan belum menjadi hasil akhir bagi mereka yang telah sering mencapai tahap ini. Sebaliknya, ada juga pelamar yang minim pengalaman dalam hal wawancara kerja, namun dengan persiapan diri yang matang, pada akhirnya dapat berhasil lolos. Lalu apakah kunci keberhasilan mereka? Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum dan saat wawancara berlangsung.
Melakukan Persiapan Diri
Wawancara kerja, dapatlah disebut tahap "mempromosikan diri". Tahap ini disediakan bagi para pelamar kerja untuk menjual kompetensi agar kompetensinya itu "dibeli" oleh perusahaan.
Untuk itu, persiapkanlah diri sebaik mungkin, pertama dengan mempelajari kembali CV yang telah dikirim. Pastikanlah CV yang terkirim telah menggambarkan profil kemampuan diri, serta sesuai dengan garis besar area dan spesialisasi yang dibutuhkan perusahaan.
Perlu juga kita siapkan contoh-contoh keberhasilan pengalaman pada masa studi, pemagangan kerja, atau pengalaman pada tempat kerja sebelumnya, yang mencerminkan keunikan dan ketangguhan kita.
Memiliki pengetahuan tentang perusahaan yang kita tuju juga tak kalah penting. Manfaatkan adanya website resmi perusahaan untuk mengenal misi, visi, sejarah, struktur organisasi, beserta produk/jasa yang dihasilkan. Perusahaan akan mempertimbangkan sejauh mana calon pekerjanya dapat menjadi pemain tim yang baik dalam perusahaan nantinya.
Kemudian untuk mempersiapkan mental, datanglah lebih awal, dengan penampilan yang prima. Kenakanlah busana yang rapi dan selaras dengan budaya kerja perusahaan yang dilamar.
Berkomunikasi saat Wawancara
Meski rasa gugup mungkin akan muncul, cobalah untuk tetap bersikap positif, dan yakinlah akan potensi yang dimiliki. Tunjukkan kemampuan yang kita miliki cocok dengan pekerjaan yang kita lamar. Uraikan kekuatan, kemampuan, dan kompetensi kerja kita sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Perhatikan pertanyaan pewawancara dengan seksama.
Usahakanlah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terkait pengalaman kerja kita dengan tepat, spesifik, jelas, dan seantusias mungkin. Ungkapkan kelemahan kita sebagai sesuatu yang positif. Serta hindari kata-kata "ehm" atau "uh" yang biasa digunakan saat gugup, cobalah untuk diam sejenak saat gugup atau kehabisan kata-kata.
Perekrut pada dasarnya akan menerima pekerja yang memiliki beberapa sifat seperti : memiliki stabilitas, efisiensi kerja, antusias dan berfokus pada kesuksesan (berdedikasi), produktif, tahu apa yang akan dilakukan dan mampu meningkatkan kemampuan.
Cobalah melihat diri sepositif mungkin, untuk mengkomunikasikan bahwa kita memiliki kompetensi-kompetensi tersebut. Tetaplah bersikap sopan, dan berbincang pada seseorang yang berminat pada kinerja kita.
Setelah wawancara memasuki tahap akhir, mintalah informasi mengenai kapan serta siapa yang dapat dihubungi tentang kepastian proses selanjutnya. Semoga keberhasilan ada di tangan Anda.
*dari berbagai sumber

(linda/CN33)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/14 Juli 2011

Perawatan Rumahan Yang Efektif Redam PMS

NAMPAKNYA tak ada yang lebih buruk dari munculnya pre-menstriational-symptoms. Sebagian wanita mengalami masa PMS yang begitu berat yang memakasanya beristirahat penuh dalam sehari dan mengalami mood-swing (perubahan perasaan) yang amat mengganggu.
Sindrom pramenstruasi (premenstrual syndrome, PMS) merupakan sekumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi. Gejala mual (kram perut), pusing kepala, kelelahan, cemas, dan perasaan sensitif berlebihan ini dirasakan pada perempuan antara usia 20 hingga 35 tahun.
PMS memang kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan haid. Sindrom itu akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai haid.
Sejauh ini, penelitian menyebutkan, faktor penyebab PMS berkaitan dengan ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron, adanya gangguan pada perasaan, atau fungsi serotonin pada penderita.
Tak ada salahnya untuk sesekali mengkonsumsi obat khusus pereda PMS ini. Namun, akan baik jika kita tahu sebenarnya ada berbagai cara yang dapat kita lakukan, untuk mengurangi rasa sakit, berupa kram perut, atau hal lain yang datang bersamaan dengan 'tamu bulanan' kita itu.
Percayakah, sebenarnya dengan mengatur pola hidup dan latihan mengendalikan rasa, kita dapat paling tidak mengurangi beberapa tanda PMS?

Misalnya cobalah, luangkan lebih banyak waktu untuk kita tidur saat siklus bulanan kita itu datang. Beristirahat penuh, adalah cara paling efektif untuk menghindari rasa lelah dan mudah tersinggung pada pagi hari. Sebab, stres adalah penyebab timbulnya mood-swing pada kita, kaum wanita. Cobalah hindari situasi dimana akan timbul rasa stres pada kita. Isi waktu itu dengan melakukan hal yang menyenangkan yang kita suka, membaca, atau menonton film, misalnya.
PMS juga sebenarnya dapat dihindari dengan mengatur pola makan yang sehat. Kelelahan yang amat sangat, pada umumnya timbul saat siklus bulanan kita itu datang. Ada baiknya kita hindari minuman bersoda atau kopi berkafein, yang meski dapat cepat meningkatkan tenaga, namun tidak baik sesudahnya.
Saat perut terasa amat mual, hindarilah makanan berrasa asin. Sebab semakin banyak garam yang kita konsumsi, semakin banyak kandungan air dalam tubuh, yang pada akhirnya menimbulkan rasa mual.
Ada baiknya juga kita memperhatikan asupan zat-zat gizi seperti vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat.
Meski tak terbiasa, cobalah tetap berolahraga ringan atau beraktifitas yang menggerakkan tubuh, atau kegiatan lain yang kita suka sambil bergerak. Semoga bermanfaat...
(linda/CN33)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/21 Juli 2011

Rabu, 20 Juli 2011

Rel Sebagai Terapi

REL SEBAGAI TERAPI : Warga berbaring di rel Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek jalur Jakrta-Tangerang di sekitar Stasiun Rawa Buaya, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta, Rabu (20/7). Rel yang teraliri arus listrik tersebut dimanfaatkan warga untuk terapi kesehatan. (SM CyberNews/Bayu G Murti)

Agus Riyanto 'Cokot' Mantan Sekda

Semarang– Terdakwa kasus korupsi proyek Jalan Lingkar Kota Slawi (Jalingkos) Agus Riyanto ‘mencokot’ mantan Sekda Tegal Moch Hery Soelistiawan.
Agus yang saat ini masih menjabat Bupati Tegal itu menuding Heri yang seharusnya bertanggungjawab dalam kasus yang diduga merugikan keuangan negara sebesar Rp3,9 miliar. Dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Semarang yang dipimpin ketua majelis hakim Nur Ediyono, Agus Riyanto membacakan pembelaanya sendiri. Agus mengaku bukanlah orang yang harus bertanggungjawab dalam kasus yang merugikan keuangan negara sebesar Rp 3,9 miliar tersebut, seperti apa yang didakwakan Jaksa Penuntut Umum (JPU).
“Tidak ada uraian secara jelas, cermat, dan dasar yang jelas, serta dakwaan membingungkan, sehingga dakwaan tidak relevan,” terang Agus di hadapan majelis hakim, kemarin.
Seusai mendengarkan pembelaan, majelis hakim memberikan waktu satu minggu kepada JPU untuk menyusun jawaban atas pembelaan terdakwa. Kuasa hukum Agus, Winarno Djati menyatakan bahwa dakwaan JPU tidak cermat. Dia berdalih bahwa sesuai dengan peraturan Bupati (Perbub) nomor 38 tahun 2010, posisi bupati hanya sebagai pengarah Artinya yang bertangungjawab adalah pengguna anggaran.
Jadi jika Agus didakwa sebagai penggungjawab bertentang dengan Perbub. ”Jadi orang yang seharusnya bertanggungjawab dalam kasus tersebut adalah pengguna anggaran dalam hal ini Sekda. Sehingga dalam kasus ini bupati selaku pengarah hanya berperan pasif,” kilahnya.
Dia juga mempertanyakan penyidik yang tidak melakukan pemeriksaan terhadap pengguna anggaran, yakni mantan Sekda Moch Hery Soelistiawan dalam penyidikan kasus ini. “Sekda, selaku pengguna anggaran tidak pernah di BAP oleh penyidik, ini pertanyaan kita,” tegasnya.
Sebelum menutup sidang, majelis hakim menolak upaya permohonan penangguhan penahanan yang diajukan oleh tersangka Agus Riyanto. Majelis hakim juga menolak permohonan pembantaran yang diajukan oleh kuasa hukum Agus Riyanto untuk perawatan di rumah sakit dengan alasan sakit.
Penolakan itu dikarenakan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter LP Kedungpane Semarang tidak merekomendasikan terdakwa dirujuk di rumah sakit di luar rutan meski diindikasi menderita penyakit tifus. (SI)
Sumber Berita : http://www.koruptorindonesia.com/21 Juli 2011

Majelis Hakim Tolak Permohonan Pengalihan Penahanan Agus Riyanto

(Solopos.com)--Permohonan pengalihan penahan Bupati Tegal, Agus Riyanto, terdakwa korupsi proyek pembangunan Jalan Lingkar Selatan Slawi senilai Rp 3,95 miliar ditolak majelis hakim Pengadilan Tipikor Semarang.
Penolakan itu diungkapkan Ketua Majelis Hakim, Nur Edyono pada sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Semarang, Rabu (20/7/2011). “Menolak permohonan pengalihan penahanan terdakwa Agus Riyanto menjadi tahanan kota,” tegasnya.
Dalam sidang sebelumnya, Agus Riyanto melalui penasihat hukum mengajukan surat permohonan pengalihan tahanan dari LP Kedungpane Semarang menjadi tahanan kota. Seperti diketahui Agus Riyanto sejak 18 Juni 2010 ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kedungpane, Semarang.
Nur Edyono yang didampingi hakim anggota Sinintha Sibarani dan Lazuardi Tobing juga menolak permohonan pembantaran yang diajukan Bupati Tegal tersebut.
Menurut dia, alasan menolak permohonan terdakwa supaya proses persidangan kasus korupsi berjalan lancar dan bisa segera cepat selesai.
”Persidangan Tipikor dibatasi waktu sehingga bila kondisinya masih bisa mengikuti persidangan tak perlu pembentaran di rumah sakit,” ujarnya.
Sementara dalam sidang dengan agenda pembacaan eksepsi atau tanggapan terdakwa terhadap dakwaan jaksa penuntut umum (JPU), Agus Riyanto menyatakan dakwaan tersebut tak cermat dan tak jelas. “Unsur-unsur dakwaan jaksa semuanya tak memenuhi unsur formil maupun materiil sehingga surat dakwaan batal demi hukum,” kata Agus yang membacakan sendiri eksepsinya.
Belum sempat menuntaskan membaca eksepsi, Bupati Tegal itu merasa tak kuat sehingga dilanjutkan kuasa hukumnya, Winarno Djati.  Winarno menyatakan posisi Agus Riyanto dalam proyek Jalingkos bukanlah penanggungjawab, tapi hanya sebagai pengarah sehingga tak bisa dimintai pertanggungjawaban.
Menurut dia, ada beberapa pihak yang sebenarnya harus bertanggungjawab, terutama para pengguna anggaran dalam kegiatan proyek. “Mestinya pengguna anggaran yakni sekretaris daerah (Sekda) Tegal, pejabat pembuat komitmen dan lain-lain yang bertanggungjawab, tapi mereka tak pernah diperiksa. Agus dalam proyek Jalingkos bersifat pasif,” papar dia.
Disisi lain jalannya sidang dihadiri puluhan pendukung Agus yang memadati ruang sidang utama. Di antara pengunjung tampak hadir istri Bupati Tegal, Marhamah yang mengenakan busana berwarna abu-abu. Sidang ditunda sepekan mendatang, dengan agenda tanggapan  JPU atas ekesepsi terdakwa yang keberatan terhadap dakwaan jaksa.
Sumber Berita : http://www.solopos.com/2011/

Menilik Kondisi Ruas Jalan Dua Kabupaten Tegal

Minim Lampu Penerangan Jalan, Rawan KecelakaanRuas jalan raya dua Kabupaten Tegal setiap harinya selalu dipadati kendaraan dari berbagai jenis. Tidak hanya saat siang hari, begitupun malamn hari. Lalu ?
LAPORAN : FATKHUROHMAN
Ruas Jalan Raya Dua Kabupaten Tegal dalam kesehariannya dilalui banyak jenis kendaraan. Bahkan arus lalu lintas di ruas jalan tersebut, tergolong padat. Terbukti, sepanjang siang dan malam hari, selalu dijumpai kendaraan yang melintas di ruas jalan tersebut.
Namun sayangnya, kepadatan arus lalu lintas tersebut tidak diiringi dengan pemenuhan sarana infrastruktur pendukung yang memadai. Pasalnya, kondisi ruas jalan dua kembali dikeluhkan masyarakat karena gelap jika malam hari. Kondisi tersebut, menyebabkan jalan penghubung Kota dan Kabupaten Tegal itu gelap gulita saat malam hari dan rawan kecelakaan.
Berdasarkan pantauan, sejumlah lampu penerangan jalan terlihat tidak menyala pada malam hari. Yakni mulai dari perbatasan antara Kota dan Kabupaten Tegal di pertigaan Grogol Kecamatan Dukuhturi hingga ke kawasan Ujungrusi Kecamatan Adiwerna.
Salah satu warga, Faisal Kadafi mengatakan, di jalan tersebut khususnya di ruas Desa Pagongan Kecamatan Dukuhturi, beberapa kali terjadi kecelakaan kendaraan bermotor pada malam hari. Selain karena kondisi jalan gelap, ruas jalan di kawasan tersebut juga menikung.
"Banyak lampu penerangan yang padam sehingga kalau malam hari kondisi jalan cukup gelap. Apalagi sekarang lalu lintas makin padat dengan melintasnya bus-bus dan truk besar. Kami berharap ada respon dari pemerintah," terangnya.
Terpisah, Camat Dukuhturi Fakihurrohim SSos MM membenarkan adanya keluhan warga tersebut. Menurutnya, kondisi Jalan Raya Dua Kabupaten Tegal khususnya di wilayahnya memang cukup gelap sehingga rawan kecelakaan. Beberapa titik rawan itu diantaranya di ruas jalan depan kantor kecamatan setempat, dan perempatan gerbang Desa Pagongan.
Camat sendiri mengaku beberapa kali menyaksikan kecelakaan kendaraan bermotor di sejumlah titik rawan tersebut. Dia mengatakan, jika jalan tersebut tetap dibiarkan gelap, selain dikhawatirkan bisa mendatangkan korban jiwa, juga bisa memancing tindak kejahatan seperti penjambretan.
Adapun terkait makin padatnya volume kendaraan, dia berharap agar di kawasan Perempatan Pagongan bisa dipasang lampu pengatur lalu lintas. "Apalagi, diperkirakan jumlah kendaraan akan makin meningkat seiring dengan datangnya bulan puasa dan lebaran nanti," ujarnya. Untuk itu, diharapkan agar Pemkab Tegal dapat menata kondisi Ruas Jalan Raya Dua Kabupaten Tegal. Sehingga kondisi jalan yang cukup padat kendaraan itu, dapat dilalui warga secara aman dan nyaman. (*)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/20 Juli 2011

Perlu Tindak Lanjut Inspektorat

SEJUMLAH keluhan masyarakat maupun perangkat desa, khususnya yang jaraknya jauh dari Slawi, terkait layanan Disdukcapil akan pembuatan KTP maupun KK, perlu ditindaklanjuti. Inspektorat idealnya turun guna mengetahui secara pasti akan kebenaran informasi di masyarakat, seputar keluhan terkait itu. Jika benar membuat KTP maupun KK harus mengeluarkan biaya yang cukup tinggi kepada oknum dinas atau oknum lain, agar ditindak tegas sesuai aturan.
Hal itu dikatakan Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Tegal yang juga anggota FPDIP, Dakir SH, Rabu (20/7), saat ditemui di ruang komisinya.
Dikatakan Dakir, jika informasi seperti yang dimuat media benar terjadi dan dikeluhkan oleh sejumlah perangkat desa maupaun masyarakat di wilayah Kecamatan Kramat, Inspektorat perlu turun guna mengetahu kebenarannya. Sangat ironi jika informasi itu benar, karena sangat berlawanan dengan program pemberian layanan yang baik terhadap masyarakat.
Menurut dia, kondisi itu juga bisa merusak citra Pemkab Tegal dan itu sangat tidak diharapkan oleh pemerintah maupun masyarakat. Pihaknya juga merasa miris mendengar informasi tingginya biaya pembuatan KTP maupun KK yang banyak dimuat oleh media massa.
“Seharusnya dinas segera melakukan klarifikasi dan menata PNSnya agar kedepan tidak berbuat serupa,” jelas Dakir.
Sementara dirinya berpesan, agar apa yang banyak dibicarakan dan dikeluhkan oleh sejumlah pihak terkait layanan Disdukcapil, sebaiknya tidak terulang. Karena jika benar terjadi, maka diibaratkan menyimpan bom waktu dan suatu saat masyarakat dikhawatirkan berontak.
“Semoga itu tidak terjadi dan kami berharap masyarakat juga bisa mengadukan kepada dewan jika merasa dirugikan oleh layanan eksekutif,” pungkasnya. (gon)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/20 Juli 2011

Dari Peringatan HAN dan Harganas

DALAM memperingati Hari Anak Nasional (HAN) dan Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Kabupaten Tegal, anak-anak dibebeaskan berekspresi untuk menunjukkan kebolehannya.
Para anak tersebut menari dan menyanyi serta berekspresi dihadapan undangan yang menghadiri peringatan HAN dan Harganas yang bertempat di Pendopo Ki Gede Sebayu Slawi, Rabu (20/7). Bahkan semua hadirin termasuk Wakil Bupati Tegal HM Herry Soelistiyawan SH MHum serta panitia merasa kagum dengan krestivitas dan ekspresi yang dilakukan oleh anak-anak Kabupaten Tegal.
Terlihat kegembiraan terpancar pada wajah sejumlah anak termasuk salah satu anak yang ikut menunjukan kebolehannya seperti Sintia Diah Kusuma yang menunjukan keahliannya dalam mendongeng. Juara I dongeng anak tingkat Kabupaten Tegal itu tak canggung untuk bercerita dihadapan teman-temannya dan pejabat Tegal. “Cerita saya kali ini, yakni asal mula Kabupaten Tegal,” kata siswa SDN Balapulang Kulon 1 itu saat mengawali dongengnya.
Disisi lain Wakil Bupati Tegal HM Herry Soelistiyawan SH MHum, dalam sambutannya mengatakan, Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh setiap 23 Juli itu merupakan momentum untuk menggugah kesadaran dan komitmen bangsa. Untuk itulah pada peringatan HAN dan Harganas kali ini, kepanitiaan membebaskan setiap anak Kabupaten Tegal untuk mengekspresikan keinginannya. Hal itu dilakukan agar senantiasa memberikan jaminan perlindungan dan pemenuhan hak anak-anak.
“Kami mengajak semua orang tua, masyarakat, termasuk swasta untuk turut melaksanakan kewajibannya dan tanggung jawab terhadap anak. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 23 tahun 2002, tentang perlindungan anak,” katanya. Sementara itu, Ketua Panitia Hari Anak Nasional 2011 Kabupaten Tegal yang juga Kepala Dinas Kesehatan, dr H Widodo Joko Mulyono MKes MMR menjelaskan, penampilan anak-anak Kabupaten Tegal itu dimaksudkan guna mendorong kreativitas serta memberikan motivasi dalam belajar dan berkarya.
Peringatan HAN dan Harganas kali ini juga dimeriahkan dengan berbagai perlombaan diantaranya lomba dokter kecil, lomba Balita sehat Indonesia, dan perlombaan lainnya. "Intinya, kegiatan HAN dan Harganas tahun 2011 di Kabupaten Tegal ini kami kemas dengan tema menuju anak sehat, kreatif, dan berahlak mulia. Dengan bentuk kemasan dari mereka dan untuk mereka," jelasnya. (mohammad ghoni)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/20 Juli 2011

Kenali Cara Menyikat Gigi Yang Benar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, namun masih banyak orang yang tidak mengerti bagaimana cara menyikat gigi dengan benar.
Padahal, menyikat gigi secara keras dan menggerakkannya searah horizontal sama saja dengan gerakan mengamplas gigi.
"Tak perlu menyikat keras-keras karena plak pada gigi merupakan masa yang bersifat lunak. Untuk membersihkan karang gigi yang sifatnya keras, sebaiknya ke dokter gigi," kata drg. Hari Sunarto, Sp. Perio.
Lalu bagaimanakah cara menyikat gigi yang benar?
Menurut drg Hari, menyikat gigi yang benar ialah dengan gerakan pendek dari gusi ke arah gigi satu persatu atau dua gigi terlebih dahulu. "Lakukan gerakan seperti itu ke semua gigi menggunakan sikat yang lembut," tambahnya.
Jika gigi dirawat dengan baik, seperti menyikatnya setiap hari, teratur menggunakan benang gigi dan sering kontrol serta dibersihkan ke dokter gigi, maka kemungkinan menderita gingivitis akan menurun. Gusi pun akan segera menjadi kencang dan berwarna merah muda sebagai tanda sudah sehat kembali.
Sumber Berita : http://www.tribunnews.com/2011/07/21/

Seputar Payudara Yang Bikin Cemas Perempuan

TRIBUNNEWS.COM - Banyak perempuan yang resah dengan bentuk badannya, tak terkecuali payudaranya. Anda tak mempermasalahkan ukurannya, tapi kenapa ya, bentuknya tidak seperti payudara perempuan pada umumnya? Mengapa areolanya terlihat sangat gelap? Atau, mengapa terasa seperti ada gumpalan-gumpalan di dalamnya?
Untuk menjawab rasa penasaran Anda, silakan simak hal-hal umum yang dicemaskan kaum perempuan seputar payudaranya.
Ukuran payudara kiri dan kanan tak sama
Ukuran payudara pada dasarnya memang tak persis sama sehingga hanya kita sendiri yang bisa melihat perbedaannya. Namun, menurut Christiane Northrup, penulis buku Women's Bodies, Women's Wisdom, memang ada beberapa perempuan yang perbedaan ukuran payudaranya sangat jelas terlihat meskipun ia memakai pakaian lengkap. Anda bisa memperbaiki penampilan Anda dengan mengenakan tambahan busa pada bra untuk payudara yang berukuran lebih kecil.
Tetapi, bila Anda ingin jalan keluar yang lebih permanen, bisa memilih operasi payudara. "Anda bisa mengurangi ukuran payudara yang lebih besar, atau memasang implan di payudara yang lebih kecil, atau kombinasi keduanya," papar Andrew Da Lio, profesor bedah plastik di David Geffen School of Medicine, UCLA.
Payudara tiba-tiba terasa gatal, tak tahan kalau tidak digaruk
Anda pasti pernah mengalami kejadian ini. Sedang serius menghadiri rapat, tiba-tiba ada rasa gatal yang hebat pada puting payudara. Puting yang gatal biasanya disebabkan oleh iritasi akibat bahan pada bra, alergi, eczema, atau infeksi jamur. Olesi payudara dengan losion sehabis mandi untuk membuat kulit Anda lebih lembab sehingga mengurangi kekeringan yang menyebabkan rasa gatal. Kemudian, pilih bra dari bahan yang seratnya halus dan menyerap keringat. Jika pada payudara terlihat bercak merah dan bersisik, kemungkinan Anda mengalami infeksi jamur. Oleskan krim antijamur untuk mengatasinya. Tetapi jika sisik pada puting tidak juga hilang, hal ini mungkin merupakan indikasi suatu bentuk kanker payudara. Cobalah berkonsultasi dengan dokter.
Masih muda tapi payudara sudah turun
Bertambahnya usia memang membuat payudara menjadi turun, jadi jangan berharap payudara selalu terlihat menyembul seperti payudara remaja putri. Namun jika usia Anda masih muda dan payudara Anda sudah turun, kemungkinan karena Anda memiliki lebih banyak lemak di dalam payudara ketimbang jaringan kelenjar payudara yang membantu menjaga kekencangannya. Kemungkinan lain, jaringan ligamen yang mendukung payudara mungkin sudah tidak elastis. Penyebab umum lainnya adalah menyusui, berat badan yang turun, atau berolahraga tanpa bra khusus untuk sports.
Payudara turun juga merupakan hal yang lumrah. Untuk memperbaiki penampilan Anda, kenakan sports bra yang baik (bila Anda berolahraga), bra dengan tali yang bisa diatur panjang-pendeknya, atau kenakan push-up bra.
Bentuk payudara seperti kerucut
Pernahkah Anda melihat ada payudara yang bentuknya sama? Pasti tidak. Bentuk payudara berbeda-beda, seperti juga bentuk tubuh perempuan yang satu dengan yang lain. Tak ada yang bisa Anda lakukan untuk mengubah bentuknya secara permanen. Paling-paling, Anda bisa menggunakan bra yang menyempurnakan penampilan Anda.
"Bra dengan busa yang mengangkat bentuk payudara atau menciptakan belahan dada bisa menutupi masalah apa pun yang membuat Anda tak nyaman dengan payudara," ujar Susan Nethero, penulis Bra Talk. Untuk bra yang berbentuk kerucut, atasi dengan memilih molded bra yang bisa membuat payudara Anda terlihat lebih bulat.
Areola terlihat lebar dan gelap
Seperti juga bentuk payudara, penampilannya pun bisa bervariasi. Termasuk areola, atau lingkaran berwarna gelap yang mengelilingi puting payudara. Ukurannya bisa kecil atau besar, warnanya bisa pink, merah, coklat, atau hampir hitam. Semakin gelap kulit Anda, semakin gelap juga areolanya.
Hormon saat kehamilan juga bisa mengubah areola menjadi gelap, dan warnanya akan bertahan hingga Anda melahirkan. Tak usah terlalu khawatir dengan hal ini. Apalagi, jika suami justru menganggapnya seksi.
Payudara terasa bergumpal-gumpal sehingga sedikit nyeri ketika disentuh
Hal ini wajar terjadi. Rasanya akan lebih kentara saat menjelang menstruasi, khususnya jika Anda mengalami penyakit payudara fibrokistik (kondisi yang dipicu oleh perubahan hormon yang menyebabkan payudara bengkak, lunak, dan sakit), demikian menurut Miriam Greene, MD, asisten profesor kandungan dan kebidanan di NYU School of Medicine.
Kafein dan garam bersifat menahan cairan, jadi coba kurangi konsumsinya menjelang mens untuk membantu mengurangi bengkak. Namun, jika gumpalan berada di daerah yang sama dan tidak menghilang setelah mens, Anda harus mengunjungi dokter untuk mengetahui penyebabnya.
Terdapat "stretch mark" pada payudara
Alur-alur berwarna putih atau kemerahan biasa terjadi pada payudara saat Anda hamil atau naik berat badannya. Seberapa banyak Anda memiliki stretch mark bergantung pada elastisitas payudara dan faktor genetik. Anda bisa mencoba menggunakan krim Retin-A (mengandung vitamin A) setiap hari untuk membantu mengurangi kemerahan pada alur-alur yang baru. Namun, stretch mark biasanya tidak akan hilang. Hanya saja, lama-kelamaan warnanya akan semakin mendekati warna kulit Anda kok.
http://www.tribunnews.com/2011/07/11/seputar-payudara-yang-bikin-cemas-perempuan

Minum Air Delapan Gelas Sehari Itu Omong Kosong

TRIBUNNEWS.COM - Klaim minum air minimal delapan gelas sehari disebut sebagai propaganda komersil bagi produk air mineral. Sebuah hasil penelitian membantah minum delapan gelas sehari dapat membantu mencegah kerusakan ginjal, menurunkan berat badan dan meningkatkan konsentrasi.
Sejumlah ahli kesehatan di Inggris baru-baru memeringatkan bahwa minum delapan gelas air sehari adalah pepatah keliru dan bahkan mungkin bisa membahayakan. Mereka bahkan berani menyatakan, klaim ilmiah di balik anjuran tersebut ini hanyalah “omong kosong”.
Di Inggris, National Health Services (NHS) bersama dengan dokter terkemuka dan ahli gizi  telah lama menyarankan masyarakat agar minum sekitar 1,2 liter air per hari untuk menjaga kesehatan.
Namun, sebuah laporan terbaru yang ditulis dalam British Medical Journal menjelaskan bahwa ancaman akan dehidrasi adalah suatu ‘mitos’ dan mengatakan sejauh ini tak ada bukti di balik klaim bahwa minum banyak air dapat mencegah beberapa masalah kesehatan.
Seorang dokter di Glasgow, Margaret McCartney, dalam jurnal itu mengatakan bahwa anjuran dalam website NHS agar minum enam sampai delapan gelas sehari tidak hanya sebuah omong kosong, tapi juga memalukan.
Dia menambahkan bahwa manfaat dari banyak minum air  sering dibesar-besarkan dan ditumpangi kepentingan, misalnya dari perusahaan air dalam kemasan.
Dalam BMJ, Dr McCartney juga menekankan bahwa penelitian menunjukkan bahwa minum air ketika tidak merasa haus justru dapat mengganggu dan bukannya meningkatkan konsentrasi. Bukti-bukti lain juga menunjukkan bahwa zat kimia yang pembunuh kuman ditemukan dalam air kemasan bisa berakibat buruk bagi kesehatan.
Minum dalam jumlah yang berlebihan juga dapat menyebabkan kurang tidur karena seseorang harus bangun di malam hari untuk pergi ke toilet. Studi lain menunjukkan, bahkan dapat menyebabkan kerusakan ginjal, bukan mencegahnya.
Dr McCartney juga memperingatkan bahwa minum terlalu banyak air dapat menyebabkan kondisi yang jarang namun berpotensi fatal yang disebut hiponatremia.  Kondisi ini yang membuat kadar garam dalam tubuh menurun dan dapat menyebabkan pembengkakan otak.
Pada tahun 2003, aktor Anthony Andrews jatuh sakit karena minum air terlalu banyak selama berlatih peran.
Dokter lain yang dikutip dalam artikel tersebut menambahkan, tidak ada dasar yang cukup untuk mengklaim bahwa air dapat membantu menurunkan berat badan dengan menekan nafsu makan.
Profesor Stanley Goldfarb, seorang ahli metabolisme dari University of Pennsylvania di AS, mengatakan: “Bukti saat ini menyatakan bahwa memang tidak ada bukti. Jika anak-anak minum lebih banyak air daripada mendapatkan kalori ekstra dari soda, itu bagus. Tetapi tidak ada bukti bahwa minum air sebelum makan mengurangi selera saat makan.”
Sekitar 2.06 miliar liter air dalam kemasan laku dijual di Inggris pada tahun lalu. Angka ini naik dibandingkan tahun 2000 yang hanya mencapai  1.42 miliar liter.
Sumber Berita : http://www.tribunnews.com/2011/07/15/

Masa Kecil Anas UrbaningrumHidup Dari membuat Batu Bata

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Batu ini dicetak dulu. Setelah kering ditata seperti ini (ditumpuk). Lalu dibakar. Saya bisa mengerjakan ini dari awal hingga akhir".
Itulah sepenggal kalimat yang dilontarkan Anas Urbaningrum tentang bagaimana cara membuat batu bata, mulai dari proses mencetak dari tanah liat hingga menumpuknya sedemikian rupa lalu dibakar hingga kering dan siap digunakan untuk bahan baku membuat rumah.
Anas menceritakan kisah nostalgia masa kecilnya itu dalam tayangan "Nostalgia" di Tv One semalam. Kisah nostalgia masa kecilnya dengan latar belakang kampung halamannya yang dipenuhi dengan semak belukar dan onggokan batu bata yang sudah dibakar.
Sebuah perkampungan di Blitar Jawa Timur yakni di Desa Ngaglik, Srengat. Anas, begitu pria inik disapa, sangat fasih menceritakan proses pembuatan batu bata. Dia melakukan pekerjaan itu ketika berada di bangku sekolah untuk membantu pemasukan pundi-pundi keuangan keluarga.
Pada sisi lain, Anas juga terlihat mengunjungi sekolah dasar (SD) tempatnya dulu bersekolah SDN Bendo No 1, Kecamatan Ponggok, Klabupaten Blitar, Jawa Timur. "Ini sekolah favorit di Ponggok, dibangun sejak zaman Belanda dulu," kata dia.
Kata Anas tak banyak yang berubah dari sekolah itu meski zaman berganti. Termasuk dua pohon Tanjung depan sekolah yang masih berdiri kokok, bangunan yang masih bagus, serta posisi tiang bendera yang tidak berubah. "Saya spesialisasi pengibar bendera waktu sekolah disini," ujarnya.
Dia juga menceritakan mengenai kenakalan masa kecilnya bersama kawan-kawannya. Di mana saat istirahat, mereka membuka laci guru dan menemukan daftar nilai murid kelas. Begitu ketahuan, gurunya memberi sanksi. "Pelakunya disuruh diatas meja dan dipikul pakai penggaris," kata Anas sambil menunjuk sebuah penggaris di ruang kelas. Yah itulah nostalgia masa kecil Anas Urbaningrum yang kini menjabat ketua umum Partai Demokrat itu.
Ketua umum partai politik terbesar di Indonesia ini yang belakangan menjadi sorotan publik selain Muhammad Nazaruddin, mantan orang kepercayaannya. Keduanya menjadi sorotan karena saling tuding terkait dalam kasus dugaan korupsi Wisma Atlet yang kabarnya menggunakan uang negara APBN.
Dikutip dari wikipedia, Anas Urbaningrum yang lahir 15 Juli 1969 itu terpilih jadi ketua umum Demokrat pada usia 40 tahun, menjadikannya salah seorang ketua partai termuda di Indonesia. Sebelumnya ia menjalankan tugas sebagai Ketua Bidang Politik dan Otonomi Daerah DPP Partai Demokrat dan Ketua Fraksi Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat RI.
Dia lahir di desa Ngaglik, Srengat, Blitar, Jawa Timur, Anas menempuh pendidikan dari SD hingga SMA di Kabupaten Blitar. Setelah lulus dari SMA, ia masuk ke Universitas Airlangga, Surabaya, melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) pada tahun 1987. Ketika kuliah di Airlangga inilah, Anas bergabung dengan HMI hingga menjadi ketua umum dalam kongres yang dilaksanakan di Yogyakarta tahun 1997.
Sumber Berita : http://www.tribunnews.com/2011/07/21/

Yulianis Ngaku Keterangan Rosa Rugikan Dirinya

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa pernyataan Mindo Rosa Manulang yang menyebut bahwa Yulianis mengatahui aliran dana Nazaruddin ke Ketua Umum partai Demokrat, Anas urbaningrum. Bahkan Rosa menyebut, Yulianis juga mendirikan perusahaan bersama istri Anas Urbaningrum, Athiyyah Laila.
"Klien kami tidak mengenal Athiyahh Laila dan tidak pernah datang ke rumah Anas Urbaningrum. Berdasarkan fakta itu pula, klien kami  mengatakan tidak benar jika dirinya mendirikan perusahaan bersama Athihyah Laila, karena keduanya saja tidak saling mengenal. Oleh karena itu, keterangan itu menurut klien kami sangat merugikan," kata kuasa hukum Yulianis, Ignatius Supriyadi di Warung Daun, Jakarta, Rabu (20/7/2011).
Ignatius menegaskan, Yulianis merupakan mantan pegawai Nazaruddin yang melakuakn pencatatan keluar masuknya uang berda perintah Nazaruddin.
"Klien kami tidak pernah mendirikan perusahaan, atau perusahaan dalam perusahaan, seperti yang disampaikan Mindo Rosa," ujarnya.

Justru, imbuh Ignatius, Yulianis sempat mempertanyakan media yang pernah wawancara bersama Rosa.
"Mengapa wawancara tersebut baru terbit pagi ini, ketika pada hari yang sama, Rosa akan menghadapi persidangan dalam kasus Wisma Atlet. Apalagi dalam wawancara tersebut dikabarkan dilakukan awal pekan ini tanpa menyebut tanggal. Jadi kenapa mesti hari ini , padahal sudah dilakukan pada awal minggu ini," tukasnya.
Sumber Berita : http://www.tribunnews.com/2011/07/20/

Membuka Kembali Strategi Para Wali

PERINGATAN 500 tahun ini bukan diambil dari kapan lahir atau wafatnya Sunan Kalijaga (1446-1602). Tetapi ini terhitung sejak jatuhnya Malaka ke Portugis pada 1511. Sunan Kalijaga sendiri diambil sebagai ikon yang mewakili perjuangan Wali Songo pascakekalahan Malaka tersebut.
”Saat itu para wali memprediksi akan terjadi perubahan besar-besaran atau bahkan runtuhnya peradaban seperti yang terjadi di Spanyol. Oleh sebab itulah mereka membangun fondasi pada masyarakat supaya punya jatidiri. Maka, jalan kebudayaanlah yang dipilih, dan sampai sekarang kita masih bisa mempertahankan peradaban itu,” jelas Ketua Lesbumi DIY, Jadul Maula, dalam sambutannya saat pembukaan resmi peringatan ”500 Tahun Sunan Kalijaga” di Alun-alun Utara Yogyakarta, Rabu (20/7).
Apa yang diungkapkan Jadul memang benar adanya. Ratusan orang malam itu berkumpul di sisi timur jalan yang membelah dua beringin di alun-alun hingga ke pagelaran keraton. Tentu landscape pusat kota yang menyandingkan alun-alun dan pohon beringin, masjid, dan keraton atau pusat pemerintahan ini tidak hanya terdapat di Yogyakarta. Jejak semacam ini pun banyak kita jumpai di daerah lain. Dan itulah salah satu konsep tata kota yang diyakini warisan Sunan Kalijaga.
Acara ini menjadi kelanjutan dari lampah ratri yang telah dilakukan, Senin-Selasa lalu. Alun-alun utara yang berarti juga satu kompleks dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat secara simbolik menjadi runtutan terakhir sejarah perjalanan Sunan Kalijaga yang hidup hingga awal Mataram Islam.
Setelah secara simbolik kenangan tentang tata ruang itu diresapi, tiba giliran menghadirkan kembali kearifan penyebaran Islam di tanah Jawa. Sang wali yang pada masa muda bernama Raden Mas Said itu telah mendekati sistem budaya Hindu-Jawa dengan sangat arif. Tak ada pemaksaan, tetapi justru merapat dengan sopan dan bersenyawa pada kebudayaan lama untuk syiar Islamnya. Maka, dakwah melalui jalur kebudayaan dan kesenian itu mewujud melalui wayang, seni ukir, hingga tembang.
Tidak berlebihan jika akhirnya peringatan ini pun menggelar pertunjukan wayang 11 dalang selama 11 hari penuh (20 - 30 Juli) dengan lakon-lakon Sunan Kalijaga. Setelah pembukaan yang ditandai dengan penyerahan wayang oleh Ketua PWNU DIY KH Asyari Abta kepada 11 dalang. Pada malam pertama dipentaskan ”Lahire Bethara Kala”, dalang Ki Mas Lurah Cermo Sutedjo.
Pementasan wayang ini akan berlanjut pada Kamis (21/7) dengan lakon ”Jumenengan Yudhistira” dengan dalang Ki Mas Lurah Simun Cermo Joyo, Jumat, (22/7) ”Kumbayana”, dalang Ki Mas Lurah Cermo Subronto, Sabtu, (23/7) ”Kartapiyoga Maling (Semar Mbarang Jantur)” dalang Ki Hadi Sutikno, Minggu, (24/7) ”Mustakaweni” dalang Ki Suwondo Hadi Sugito”, Senin, (25/7), ”Dewa Ruci” dalang Ki Mas Lurah Cermo Radyo Harsono, Selasa (26/7) ”Wahyu Makutarama” dalang Ki Edi Suwondo Gito Gati, Rabu (27/7) ”Ganda Wardaya” dalang Ki Sudiyono, Kamis (28/7) ”Semar Minta Bagus” dalang Ki Gunawan, Jumat, (29/7), ”Pandhu Swarga” dalang Ki Sutarko Hadiwacono, dan Sabtu (30/7) ”Pandhawa Moksa” dalang Ki Seno Nugroho.
Spirit untuk menggali kembali nilai-nilai masa lalu semacam ini memang menarik. Lesbumi dan Nahdlatul Ulama DIY dengan Pondok Pesantren Kali Opaknya tampaknya telah merintis langkah nyata dari usaha tersebut. Aktivitas komunitas di pinggiran Kali Opak yang mencoba menggali dan menginvetarisasi tradisi yang pernah berkembang di masyarakatnya.
Hal ini menarik perhatian dosen antroplogi Universitas Indonesia, Tony Rudyansjah yang sejak setahun lalu sering bolak-balik Jakarta -Yogyakarta untuk melakukan riset di sini.
”Awalnya mereka ingin menginventarisasi tradisi lokal. Tetapi akhirnya mereka pun berupaya untuk menghidupkannya. Termasuk pada peringatan 500 tahun Sunan Kalijaga ini,” kata Tony yang kali ini membawa serta 12 mahasiswanya. 
Bagi penulis buku Alam, Kebudayaan & Yang Ilahi; Turunan, Percabangan, dan Pengingkaran dalam Teori Sosial Budaya itu Pesantren Kali Opak menjadi menarik. Pasalnya, mereka berani menghidupkan kembali tradisi yang mungkin bagi kalangan Islam fundamental bertentangan dengan ajaran agama. Hal ini sejalan dengan spirit konsep wali songo, termasuk Sunan Kalijaga, saat berdakwah. Para wali ini justru memunculkan tatanan sosial, politik, kebudayaan dan kesenian yang unik, tanpa mengurangi nilai-nilai keagamaan.
”Mungkin pengamatan ini masih akan berlanjut sampai tahun depan. Yang penting pengabdian tri darma perguruan tinggi bisa tercapai, dan bisa membiasakan mahasiswa untuk peka terhadap kondisi sosial masyarakat saat riset,” jelas Tony. (Sony Wibisono-35)
Sumbur Berita : http://suaramerdeka.com/21 Juli 2011

Polisi Kesulitan Tangkap Nazaruddin

JAKARTA - Buronan kasus korupsi Wisma Atlet di Palembang, Muhammad Nazaruddin telah terdeteksi keberadaanya. Bahkan, dia berulang kali diwawancara televisi lewat telepon. Namun, Polri menyatakan mengalami kesulitan menangkap buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam mengakui, Polri kesulitan menangkap Nazuruddin karena mantan bendahara umum Partai Demokrat itu berada di luar negeri.
’’Berada di negara orang lain. Tentu kami harus koordinasi dulu yang baik, karena tidak bisa menangkap langsung,’’ kata Irjen Anton di Mabes Polri, Rabu (20/7).
Polri berdalih menangkap buronan di luar negeri tidak semudah menangkap di wilayah Indonesia. ”Tenang saja ya, kita melihat ada siaran langsung interaktif, kan itu berada di negara orang lain, kalau di negara kita sudah kami tangkap,” tegasnya.
Anton mengaku semua informasi terus dikumpulkan untuk melacak keberadaan Nazaruddin. Namun, dia lagi-lagi enggan menyampaikan posisi terakhir buronan KPK tersebut.
”Kalau kami sampaikan tidak bagus, itu kan masih dalam pengejaran anggota kita. Tentu semua dirahasiakan, jadi tidak boleh disampaikan ke publik. Yang jelas, kita tetap monitor. Polisi serius menangani itu. Tunggu saja saatnya,” tegas Anton.
Anton menambahkan, Polri tidak bisa menangkap buronan di luar negeri. Sebab, ada aturan internal negara yang bersangkutan.
Apakah negara bersangkutan masih menutup diri peluang ektradisi? ”Kita berusaha untuk sama-sama saling membantu. Mereka minta tolong juga kita bantu. Itu memerlukan waktu,” tambah mantan Kapolda Jatim ini.
Nazaruddin cuap-cuap di televisi lewat sambungan telepon. Dia melemparkan sejumlah tudingan, baik kepada politikus PD maupun KPK. Padahal, selama ini Nazaruddin menjadi buron setelah kabur ke Singapura.
Hingga kini, KPK maupun Polri belum bisa menangkap Nazaruddin. Pihak Singapura sudah menyatakan, tersangka kasus suap Kemenpora itu tidak berada lagi di negeri jiran itu.
Lalu, di mana Nazaruddin bersembunyi?
”Nomor yang dia pakai memang masih nomor telepon Singapura,” bisik seorang penegak hukum yang enggan disebutkan namanya, Rabu (20/7).
Namun, meski menggunakan nomor Singapura, Nazaruddin tidak lagi berada di negeri mungil itu. Dia ditengarai telah jauh dari Singapura hingga ke Asia Selatan. ”Pantauan terakhir dia ada di sekitar Pakistan,” ungkap sumber itu.
Benarkah Nazaruddin sudah melanglang jauh ke Pakistan? Belum ada pejabat resmi yang memberi keterangan. Hanya saja kemungkinan dia di sana memang kuat, apalagi dia konon memiliki saudara jauh di negara tersebut.
Sementara itu, pihak Mabes Polri menyikapi wawancara Nazaruddin dengan televisi hanya menjawab diplomatis.
”Kami masih berupaya maksimal untuk melacak itu dan membantu mengembalikan Nazaruddin ke Indonesia,” kata Kabareskrim Irjen Pol Sutarman di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jaksel.
Anas Membantah
Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menepis semua tudingan Nazaruddin, termasuk soal deal tertentu dengan Pimpinan KPK, Chandra M Hamzah. Dia menegaskan, tidak pernah ada deal khusus terkait kasus hukum menyangkut wisma atlet.
”Itu bagian yang bohong lagi,” kata Anas kepada wartawan di rumahnya, Jl Teluk Semangka C4, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (20/7).
Anas meminta agar publik bisa menilai dengan bijak ucapan yang disampaikan Nazaruddin. ”Kalau tuduhan hukum ada faktanya silakan lapor ke penegak hukum. Seorang kriminal buron kok dijadikan narasumber kebenaran? Daftar dosanya kan banyak sekali,” tegas Anas.
Dia menilai apa yang dilakukan Nazaruddin itu untuk melakukan pembunuhan karakter dirinya. ”Tapi saya tidak pernah khawatir dan takut karena yang membunuh hanya satu, Tuhan,” tuturnya.
Komisioner KPK Chandra M Hamzah juga membantah tudingan Nazaruddin mengenai adanya kesepakatan antara dia dengan Anas Urbaningrum tentang proses hukum kasus suap wisma atlet SEA Games. Sejak Anas menjadi Ketua Umum DPP PD, Chandra menyatakan dirinya tidak pernah bertatap muka dengan Anas.
”Saya tidak pernah ketemu Anas sejak yang bersangkutan jadi Ketua Umum DPP PD. Ketemu saja nggak pernah, apalagi membuat deal-deal itu,” katanya.
Tak hanya kasus wisma atlet, dalam wawancara di MetroTV lewat telepon, Selasa (19/7), Nazaruddin  berapi-api ‘’membongkar’’ berbagai skandal korupsi. Selain menyerang Anas Urbaningrum, dia juga menyeret Wakil Ketua KPK, Chandra M Hamzah.
”KPK itu rampok semua. Pada 2010 bulan 11, Chandra ke rumah saya terima uang. Ada bukti CCTV-nya. Menerima uang untuk proyek pengadaaan baju untuk Pemilu. Ada seorang pengusaha menemui Chandra, tanya Benny K Harman karena beliau ikut pertemuan itu,” kata Nazaruddin.
Nazaruddin menyatakan pertemuan tersebut terekam kamera CCTV di rumahnya.
Tentu saja, tudingan itu langsung dibantah Chandra M Hamzah. ‘’Kasus pengadaan baju pemilu tidak pernah masuk KPK. Jadi, tuduhan itu tidak benar. Tanya saja sama Nazar, atau Benny K Harman!,” kata Chandra usai rapat dengan Timwas Century di Gedung DPR, kemarin.
Sedang Labil
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Syarief Hassan menyebut Muhammad Nazaruddin sedang labil ketika melontarkan pernyataan atas persoalan hukum yang menimpanya. Pernyataan tersebut dilontarkan Syarief Hassan usai membuka ”Cooperative Fair 2011” di Bandung, Rabu (20/7).
Dengan alasan itu pula, Syarief secara implisit menyatakan kebenaran atas pernyataan Nazaruddin yang terkesan blak-blakan di media televisi perlu dibuktikan lagi.
”Kalau begini kan yang bersangkutan sedang labil, jadi informasinya itu perlu diklarifikasi, jadi lebih bagus melalui salurannya,” kata Syarief.
Saluran itu, lanjutnya, adalah mantan bendahara umum partai biru-biru itu segera mendatangi KPK. Dengan demikian, persoalan yang menjeratnya, seperti kasus pembangunan wisma atlet SEA Games, bisa mendapat kejelasan.
Demokrat pun menginginkan bekas pengurus partainya itu bisa memenuhi panggilan aparat penegak hukum.
”Yang paling bagus, Nazaruddin datang ke KPK supaya tidak ada simpang siur. Demokrat pun ingin disalurkan lewat KPK,” tandasnya.
Disinggung Rakornas akhir pekan ini, Syarief menegaskan bahwa ajang tersebut tidak memiliki niatan melakukan perubahan atas komposisi pengurus partai di bawah pimpinan Anas Urbaningrum. ”Perombakan pengurus tidak ada,” tegasnya. (dtc,K24,dwi-25,35)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/21 Juli 2011

DPR Dijatah Sekitar Rp 9 Miliar

JAKARTA - Aliran dana terkait suap proyek pembangunan wisma atlet untuk SEA Games di Palembang terus berkembang. Dalam sidang dengan terdakwa Mindo Rosalina Manulang terungkap, DPR dijatah 5 persen dari nilai proyek sebesar Rp 191,635 miliar atau sekitar Rp 9 miliar.

Jaksa Agus Salim yang membacakan dakwaan terhadap Rosa menyatakan, terdakwa melakukan pertemuan dengan Muhammad Nazaruddin dan karyawan PT Permai Grup membicarakan pembagian fee proyek pembangunan wisma atlet dan gedung serba guna dengan prosentase. Dalam pembagian tersebut, PT Permai Grup (induk perusahaan PT Anak Negeri) memperoleh fee 18 persen.

‘’Nilai tersebut setelah dikurangi PPn dan PPh, dengan perincian, yaitu 4 persen untuk daerah, 5 persen untuk Senayan/DPR RI, dan 9 persen untuk Grup Permai,’’ kata Jaksa Agus Salim dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Rabu (20/7).


Surat dakwaan juga menyebutkan bahwa Rosa bertindak sebagai perantara dalam kasus penyuapan ini. Perempuan berambut pendek itu telah dipercaya oleh Nazaruddin selaku atasannya di PT Anak Negeri untuk mengawal keikutsertaan PT DGI dalam proyek pembangunan wisma atlet senilai Rp 191,6 miliar.
Setelah berhasil dimenangkan sebagai pemenang proyek, PT DGI memberikan uang kepada Sesmenpora Wafid Muharam sebagai komisi.

Komisi berupa cek senilai Rp 3,2 miliar itu diberikan oleh Idris didampingi oleh Rosa . Penyerahan cek dilakukan pada 21 April 2011 di ruangan Sesmenpora di lantai tiga gedung Kemenpora Senayan, Jakarta Pusat.

Rosa juga didakwa memberikan suap berupa cek senilai Rp 4,43 miliar kepada Nazaruddin. Pemberian uang itu dinilai melawan hukum karena Nazaruddin menjabat sebagai anggota DPR yang dilarang menerima imbalan atau sesuatu.
“Terdakwa memberi sesuatu berupa tiga lembar cek yang seluruhnya senilai Rp 3,2 miliar dan empat lembar cek senilai Rp 4,43 miliar kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara,” ujar Agus.

Terkait proyek tersebut, kata Agus, Rosa ikut mendapat jatah 0,2 persen atau sekitar Rp 380 juta. “Untuk terdakwa sendiri sejumlah 0,2 persen dari nilai kontrak setelah dikurangi Ppn dan Pph,” katanya.
Rosa didakwa telah melakukan tindak pidana suap terkait proyek pembangunan wisma atlet SEA Games 2011 dan gedung serbaguna Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

Rosa didakwa melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf b subsider Pasal 13 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pasal yang didakwakan terhadap Rosa sama dengan yang didakwakan terhadap Manager Pemasaran PT DGI, Mohammad El Idris.

Mengacu kepada dakwaan, Rosa terancam dipidana dengan hukuman penjara paling lama lima tahun serta denda paling banyak Rp 250 juta. “Perbuatan terdakwa diancam pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat 1 huruf b UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,” kata jaksa Agus.

Selama duduk di kursi terdakwa di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rosa terlihat gugup. Dia bahkan sempat diminta lebih tenang oleh Ketua Majelis Hakim, Suwedya. “Saudara supaya lebih tenang saja,” kata Suwedya.

Saat akan berkonsultasi soal pengajuan nota keberatan, Rosa mendatangi kursi kuasa hukumnya. Matanya terlihat sembab. Melihat kondisi ini, Suwedya berinisiatif untuk melemparkan sedikit lelucon. Namun, usaha itu tidak berhasil. Tidak ada senyum sedikit pun dari raut wajah anak buah Muhammad Nazaruddin ini.
“Saudara terdakwa kenapa wajahnya suntuk sekali?” tanya Suwedya.
Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Rosa. “Pada prinsipnya, majelis tidak senang kalau terdakwa tidak bisa membela diri,” kata hakim.

Sidang akan dilanjutkan Jumat, 22 Juli mendatang, untuk mendengarkan nota keberatan terdakwa Mindo Rosalina Manulang. Tanggal 24 Juli giliran jaksa yang akan menanggapinya.
Usai sidang, Rosa membantah pernah menerima uang terkait pembangunan wisma atlet.  ëíNgga ada, satu rupiah pun yang saya terima,íí tegasnya.

Menurut Rosa, dirinya hanya menjalankan arahan dari mantan atasannya di PT Anak Negeri, Muhammad Nazaruddin. “Pesan dari Pak Nazar apa, ya saya sampaikan ke PT DGI. Pesannya PT DGI apa saya sampaikan ke Pak Nazar. Pesannya Pak Wafid apa, ya saya sampaikan ke Pak Nazar dan Pak Idris. Jadi, saya kalau boleh dibilang menyampaikan pesan ke mereka-mereka ini gitu loh,” ujar Rosa.

Rosa juga menolak jika dirinya disebut sebagai perantara dalam kasus suap pembangunan wisma atlet. Perempuan kelahiran Dolok Sanggul itu menyatakan merasa dikorbankan oleh Nazaruddin. ëíSaya dikorbankan,íí katanya.
Terkait kasus wisma atlet pula, Nazaruddin kerap melontarkan bola panas dari tempat persembunyiannya. Dia menuding Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum juga pernah menikmati uang dari proyek yang pernah dia garap. Rosa yang pernah jadi orang dekat Nazaruddin mengamini ucapan bosnya itu. “Memang ada (aliran dana untuk Anas),” kata Rosa sambil meninggalkan gedung Pengadilan Tipikor.

Tantang Nazaruddin

Tudingan tersebut dibantah Anas, yang menyebut apa yang disampaikan Nazaruddin adalah fitnah. Anas menantang Nazaruddin bila punya data dirinya terkait kasus korupsi, silakan pulang ke Tanah Air dan lapor ke KPK.
“Tudingan Nazaruddin, urusannya saja saya tidak tahu, apalagi terima uangnya. Kalau ada datanya, tinggal bawa saja ke KPK, bawa itu buktinya,” kata Anas kepada wartawan di rumahnya, Jl Teluk Semangka C4, Jakarta, Rabu (20/7).
Dalam kesempatan itu Anas menemui wartawan di teras rumahnya yang berlantai dua. Rumah bercat krem ini berpagar hitam dan ada pos satpam di dekat gerbang. Anas yang mengenakan kemeja putih lengan pendek dan celana hitam.

Anas juga menegaskan agar Nazaruddin lebih baik pulang ke Indonesia. Jangan main tuduh dan bersembunyi di luar negeri, tuduhannya itu bukan sembarangan. “Pulang ke Indonesia bawa bukti ke KPK, selesai urusannya,” tegas mantan ketua HMI tersebut.

Dalam sesi wawancara dengan Metro TV, Selasa (19/7) sore, Nazar berapi-api membeberkan peranan Anas dalam kasus dugaan suap Kemenpora. Nazar juga menceritakan aliran dana saat Kongres Partai Demokrat di Bandung tahun lalu yang memenangkan Anas.

Anas menuding nyanyian Nazaruddin yang menyerang dirinya disetir pihak lain. Tujuannya untuk menyudutkan dan merusak reputasi dirinya. “Saya makin yakin dia digunakan pihak lain untuk kepentingan politik dan merusak nama saya. Saya meyakini itu sebagai serangan politik, yang dikatakan dia bukan fakta, tapi halusinasi. Cerita karangan fitnah yang tidak ada dasarnya,” tegasnya.

Namun, Anas tidak bersedia menyebutkan pihak yang mengendalikan Nazaruddin.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat merasa prihatin dengan serangan-serangan yang dialamatkan kepada Anas Urbaningrum. Marzuki menyarankan agar Ketua Umum PD itu berani melawan.
“Fokus saja menghadapi Nazar, lawan dan harus berani tampil,” tegas Marzuki kepada wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (20/7).

Menurut Marzuki, Anas saat ini terkesan menunggu-nunggu untuk melawan semua serangan Nazaruddin. Menurutnya, Anas terlalu banyak pertimbangan dalam menanggapi setiap tudingan dari mantan bendahara umum PD itu.
“Saya yakin dia punya pertimbangan, karena kalau orang politik kan tahu momentum. Dia kan paham politik dan saya yakin dia tahu apa yang harus dilakukan,” katanya. (J13,dtc-35)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/21 Juli 2011