Sabtu, 18 Juni 2011

Yang Salah Kita Bukan Pancasila

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia memang masih memegang teguh Pancasila. Namun menurutnya, hal itu hanya di level negara, tidak dengan warga negara. Menurutnya, masyarakat saat ini cenderung melupakan falsafah-falsafah Pancasila. Hal tersebut disampaikan Kalla saat menghadiri diskusi bertajuk "Revitalisasi Negara terhadap Pancasila, Masihkah Indonesia Bangsa yang Pancasilais" di Jakarta, Selasa (14/6/2011).
"Kalau ditanya apakah negara kita masih Pancasilais? Jawabannya, negara iya, masih Pancasilais. Pancasila sebagai mantera bagi negara ini. Itu sangat sakti sehingga disebut Kesaktian Pancasila. Namun yang salah dari negeri ini bukan Pancasilanya, melainkan kitanya (warga negara)," ujar Kalla. Ia melanjutkan bahwa melupakan Pancasila menyebabkan terjadinya ketidakadilan, baik secara sosial, ekonomi, maupun politik.
Senada dengan Kalla, Ketua Umum Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (Ketua Umum Ormas MKGR) Priyo Budi Santoso menggunakan istilah "mabuk" untuk menggambarkan kondisi bangsa saat ini. Hal ini, menurutnya, diakibatkan berbagai masalah yang menghantam keutuhan bangsa. Kondisi ini terjadi karena masyarakat dinilai melupakan Pancasila. Ia berharap, Pancasila ditelaah lebih jauh lagi agar dapat dijadikan pembelajaran dan diskusi ke depan di tengah masyarakat, terutama oleh generasi penerus bangsa.
"Negara kita ini sedang mabuk. Mabuk dengan berbagai persoalan, dari soal agama, perbedaan, sampai persoalan politik. Apa yang menyebabkan demikian? Kita melupakan nilai-nilai dalam Pancasila. Pancasila silanya tetap lima, tak ada yang berubah. Namun, negara ini makin ke sini merosot karena adanya berbagai persoalan bangsa," kata Wakil Ketua DPR dari Fraksi Golkar itu.
Dalam kesempatan yang sama, politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Pramono Anung, mengatakan bahwa masalah-masalah antipluralisme menunjukkan mengapa Pancasila harus ditegakkan. Rakyat sendiri, lanjutnya, cenderung tidak menghargai bangsanya lewat penerapan Pancasila.
"Sikap diskriminatif tidak boleh ada dalam republik ini. Pancasila sebagai sebuah ideologi, sementara orang tidak menerapkannya. Bagaimana kita menerapkan Pancasila? Kelemahan bangsa kita adalah keadilan. Adil terhadap negeri sendiri. Kita tidak pernah belajar untuk menghargai bangsa ini," ucapnya.
Menyikapi rakyat yang sampai saat ini belum mendapatkan kesejahteraan dan keadilan seperti yang diamanatkan Pancasila, menurutnya, hal itu terjadi karena ada pemimpin yang hanya sibuk dengan pencitraan diri. Hal ini mengakibatkan rakyat terlupakan. Rakyat, ujarnya, telah mabuk pula dengan berbagai persoalan bangsa ini, seperti berbagai tindak kekerasan atas nama agama dan kemelaratan rakyat secara ekonomi yang tidak menunjukkan perubahan signifikan.
"Kita negara kaya. Pemimpin harusnya tidak perlu takut dengan citranya, tetapi percaya dengan apa yang dikerjakannya untuk rakyat. Ujungnya, harus ada kesejahteraan rakyat. Jangan ketika mau ada Pemilu, kemudian ada bantuan langsung tunai (BLT). Tidak bisa dengan cara itu. Coba kalau Pak Jusuf Kalla jadi Presiden, pasti persoalan-persoalannya tidak begini. Termasuk untuk urus Nazaruddin, kalau dia ada di Golkar, dan Pak JK Ketum Golkar, pastilah (Nazaruddin) langsung dipecat," tandas Pramono sambil tertawa.
Sumber Berita : http://nasional.kompas.com/

Pancasila Belok Kanan Kiri Lalu Mati

SURABAYA, KOMPAS.com — Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KHA Hasyim Muzadi menegaskan, Pancasila merupakan ideologi yang diakui dunia, tetapi praktiknya pernah dibelokkan ke kiri, kanan, lalu tidak berbelok ke mana-mana atau mati.  
"Di era Orde lama, Pancasila keok karena terlalu ke kiri, lalu di era Orde baru justru terlalu ke kanan, dan di era Orde Reformasi justru jalan di tempat karena tidak berbelok ke mana-mana atau mati," katanya dalam seminar nasional di gedung Pengurus Wilayah NU Jawa Timur, Sabtu (18/6/2011).    
Hasyim mengemukakan hal itu saat menjadi pembicara seminar bertajuk "Reaktualisasi Ideologi Pancasila" yang diselenggarakan PW NU Jatim untuk memperingati hari lahir (Harlah) ke-88 NU pada 16 Rajab 1432 Hijriah dengan pembicara, antara lain, Prof Dr H Suko Wijono MA dari Laboratorium Pancasila Malang.    
Menurut mantan Ketua Umum PB NU itu, Pancasila di Orde Reformasi justru disalahkan karena dianggap sebagai biang kesalahan yang ada, dan Pancasila dianggap tidak mampu memberikan jawaban sama sekali.    
"Padahal, apa yang terjadi itu akibat dari kita yang tidak manut (patuh) kepada Pancasila sehingga terjadi keuangan yang mahakuasa, kemanusiaan yang tidak beradab, persatuan yang tidak ada lagi, kepemimpinan yang jalan sendiri tanpa peduli nasib rakyat, serta keadilan sosial, ekonomi, dan hukum yang mirip jauh panggang dari api," katanya.    
Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hikam di Malang dan Depok itu mengatakan, banyak ulama besar di dunia mengakui kebenaran ulama Indonesia memilih konsep "negara-bangsa" dengan Pancasila sebagai dasar negara. "Banyak ulama besar di dunia yang membenarkan ulama Indonesia dalam memilih konsep negara bangsa karena kalau di suatu negara itu ada lebih dari satu agama, maka konsep yang benar adalah 'Dzimmiatul Islam'. Jadi, NU lebih maju dari orang lain, bahkan di dunia," katanya.
Hasyim menilai, Pancasila merupakan ideologi pemersatu dan pembeda. Pancasila merupakan pemersatu bagi negara dengan multiagama, sedangkan Pancasila sebagai pembeda merupakan ideologi yang tidak sekuler dan tidak agamis.
"Pancasila yang tidak memilih negara sekuler dan negara agama, melainkan negara bangsa, itu bukan berarti meniadakan agama, tetapi agama yang diadopsi bukanlah tekstual, melainkan nilai-nilai agama. Misalnya, Undang-Undang Antikorupsi itu sangat agamis," katanya.    
Terbukti, pilihan para ulama Indonesia dari kalangan NU tersebut mampu menjaga kerukunan dalam kemajemukan, dan NU sendiri mampu menjadi "jangkar" bagi keberagamaan yang terlalu tekstual, baik terlalu tekstual ke Islam maupun terlalu tekstual ke komunis/liberal.    
"Itu beda dengan negara agama, tetapi akhirnya tidak menerapkan nilai-nilai agama, seperti negara Islam, tetapi warganya justru menyetrika tenaga kerja wanita dari Indonesia," katanya.    
Senada dengan itu, Wakil Kepala Laboratorium Pancasila dari Universitas Negeri Malang (UM) Prof Dr H Suko Wijono MA mengakui bahwa NU memang merupakan rujukan tentang Pancasila karena tokoh NU, KH Wahid Hasyim, merupakan salah satu panitia perumusan dasar negara.    
"Tetapi, era Orde Reformasi membuat orang menghindari Pancasila karena Pancasila dianggap berbau Orde Baru, namun untuk masa sekarang semangat reaktualisasi Pancasila mengalami kendala globalisasi, yakni kapitalisme, liberalisme, dan radikalisme," katanya.  
Ia mencontohkan, kapitalisme telah membuat televisi menjadi sangat memengaruhi kehidupan, bahkan 90 persen kerusakan moral remaja di kota-kota besar akibat televisi.    
"Kapitalisme membuat pemilik televisi hanya mementingkan pasar, mementingkan iklan, mementingkan pemilik media, tetapi mereka mengabaikan publik, atau bahkan mengorbankan masyarakat, dan karena itu perlu reaktualisasi. Untuk itu, jangan membantu Pesantren Al-Zaytun, tetapi bantu pesantren NU untuk membudayakan Pancasila," katanya.
Sumber Berita : http://nasional.kompas.com/

Lagu Top Terbaru: Nyasarudin Laris Manis di YouTube

Lagu Top Terbaru: Nyasarudin Laris Manis di YouTubeSebuah video musik berjudul Nyasaruddin diunggah ke Youtube oleh Manabtolib pada 4 Juni 2011. Dalam video berdurasi 2,59 menit itu tampak 3 orang yang bernyanyi dengan diiringi petikan gitar dari seorang pria dan seorang perempuan. Politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul ternyata menyukai lirik lagu berjudul Nyasaruddin yang mulai ngetop di Youtube. Lagunya bagus dan koruptor yang kabur ke luar negeri seharusnya malu.
“Selama semua untuk kebaikan, saya dukung. Lagunya bagus, tidak menyinggung SBY, Partai Demokrat, tetapi pelaku korupsi,” kata Ruhut kepada detikcom, Sabtu (11/6).
Menurut Ruhut, SBY pernah berpesan agar bekerja untuk rakyat. Suara rakyat adalah suara Tuhan. “Kalau mengambil uang rakyat sama saja mengkhianati Tuhan. Jadi siapa saja yang terkait harusnya malu pada rakyat,” ujar Ruhut Sitompul.
Aku lari dari kenyataan karena aku sudah ketahuan
Ku tak mau dikambinghitamkan karena semua ikut merasakan
Aku kabur keluar negeri menghidari panggilan polisi
Aku takut akan diadili karena aku pelaku korupsi

Kujalankan semua arahan kuturuti perintah atasan
Ambil uang jatah uang dalam yang jumlahnya sampai miliaran

Sekarang ku jadi buruan, berita tv dan berita koran
Semua pada menyudutkan diriku dijadikan korban

Sampai kapan diriku sembunyi kuinginkan adanya solusi
Biar tahu aku tak sendiri yang nikmati hasil korupsi

Itulah lirik lagu yang dinyanyikan oleh beberapa orang yang sepertinya satu keluarga. Video musik berjudul ‘Nyasaruddin’ itu di-upload ke Youtube oleh seseorang dengan nama akun Manabtolib pada 4 Juni 2011.
Dalam video berdurasi 2,59 menit itu tampak 5 orang duduk melingkar di ruang tamu sebuah rumah. Dua orang, satu laki-laki dan satu perempuan terlihat mengiringi dengan gitar. Sementera 3 orang, dua perempuan dan satu laki-laki terlihat enjoy menyanyi.
Sebenarnya, lirik lagu yang dinyanyikan kelompok musik itu sama sekali tidak menyebut nama Nazaruddin. Namun boleh jadi, lagu itu memang khusus diciptakan untuk menyindir mantan Bendaraha Umum Partai Demokrat itu karena telah ‘kabur’ ke luar negeri.
Ya, lirik lagu yang cukup enak didengar itu memang sangat mirip dengan ‘kelakuan’ Nazaruddin yang telah meninggalkan Indonesia sehari sebelum dicegah oleh pihak Imigrasi. Belum lagi, ketidakhadiran Nazaruddin saat dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat 10 Juni lalu.
Namun lirik lagu itu sebenarnya juga menyindir Nunun Nurbaeti, tersangka kasus suap DGS Bank Indonesia yang dikenal dengan kasus Mirandagate. Istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun yang kini jadi politisi PKS  itu telah kabur ke luar negeri sejak lama.
Bahkan Nunun Nurbaeti tidak pernah hadir saat dipanggil sebagai saksi dalam persidangan kasus tersebut. Nunun mengaku sakit pelupa berat dan sedang menjalani pengobatan di Singapura. Namun kini keberadaan Nunun masih belum diketahui dan perintah penang- kapan terhadap Nunun juga sudah dikeluarkan. [detikinet]

Sumber Berita : http://masihangat.wordpress.com/

Pengumuman UN SD Mundur

ImageRIBUAN siswa SD se-Kota Tegal perlu bersabar, untuk mengetahui hasil Ujian Nasional (UN) yang dilakoni beberapa waktu lalu. Karena hasil UN SD/MI yang sedianya diumumkan Sabtu (18/6), diundur menjadi Senin (20/6).
Menurut Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tegal Yuswo Waluyo, melalui Kabid Pendidikan Dasar M Ismail Fahmi, sesuai dengan POS UN pengumuman hasil UN SD/MI dilaksanakan hari ini. Namun, berdasarkan hasil rapat pada saat pengambilan Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional (DKHUN) di Disdik Propinsi, yang dihadiri seluruh Disdik kabupaten/kota se-Jateng Kamis lalu, muncul keputusan bahwa pengumuman UN SD/MI disampaikan Senin (20/6) secara serentak mulai pukul 10.00 - 12.00. "Memang dalam POS mengatakan pengumuman UN SD pada Sabtu ini. Namun ada salah satu klausul di dalam POS juga, yang menyatakan bahwa apabila ada perubahan akan disampaikan secara tertulis."
Fahmi mengungkapkan, pengunduran waktu pengumuman sudah ada surat resminya dari Disdik Propinsi. Karena itu segera disosialisasikan ke setiap UPPD yang ada. Melalui rapat yang dilaksanakan di ruang rapat lantai 1 kantor Disdik. Bahkan masing-masing UPPD telah mengkopi data sementara hasil UN-nya. "Sesuai data awal yang diperoleh angka kelulusan UN SD/MI di Kota Tegal, tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Namun untuk berapa persen angka kelulusannya belum dapat diungkapkan sekarang," ujarnya.
Sementara ini, Disdik sedang melakukan input data dan merekapnya. Fahmi juga berharap masing-masing UPPD ikut membantu mengkoreksi data yang telah dikopikan. Sehingga nantinya tidak terjadi kesalahan-kesalahan terkait data kelulusan setiap sekolah.
Terkait adanya kecurangan dalam pelaksanaan UN SD/MI seperti yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, tandas Fahmi, hal tersebut tidak terjadi di Kota Tegal. Sebab sampai detik ini, belum ada laporan masuk mengenai kecurangan pelaksanaan UN. "Secara umum pelaksanaan UN SD/MI di Kota Tegal berjalan lancar dan kondusif. Tidak terlihat adanya indikasi kecurangan yang dilakukan pihak sekolah, siswa atau pihak terkait lain," pungkasnya. (adi)
Sumber Berita : Radar Tegal, 17 Juni 2011

Meresahkan, 34 PGOT Diciduk

ImageKEBERADAAN Pengemis Gelandangan dan Orang Telantar (PGOT) kerap meresahkan masyarakat. Karena ITU, guna membersihkan wajah kota dan menindaklanjuti aduan warga, Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal menggelar razia,
Jumat (17/6) kemarin. Dalam kegiatan itu, tim gabungan yang di-leading sektori Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans), berhasil menjaring 34 orang PGOT. Setelah dilakukan pendataan, para PGOT dikirim ke Balai Rehab Sosial Samekto Karti Comal hari itu juga.
Kabid Rehabilitasi dan Bantuan Sosial Dinsosnakertrans, Irkar Yuswan mengatakan, dari 34 orang yang terjaring razia, 3 di antaranya psikotik alias orang gila. Selain itu dari total orang yang terjaring, diketahui 18 PGOT berusia 60 hingga 95 tahun alias lansia. Kemudian dua orang anak di bawah umur dengan usia 1 dan 7 tahun. Sementara sisanya 14 orang usia dewasa mulai umur 18 hingga 58 tahun. "Mereka akan dibina di Balai Rehab Samektokarti. Untuk yang jompo dimasukkan panti jompo di Jateng," ujarnya usai razia.
Menurut Irkar, razia PGOT merupakan kegiatan kali keempat di tahun 2011 yang digelar Dinsosnakertrans. Sebelumnya April lalu, kegiatan sama dilakukan dan berhasil menjaring 39 orang PGOT. Razia dimulai pukul 09.00 sampai selesai. Tim yang terdiri dari Satpol PP, Polres Tegal Kota, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) serta Dinsosnakertrans dibagi menjadi dua, yakni tim A dan B.
Untuk Tim A menyisir mulai dari terminal bus, Jalan Kolonel Sugiono, Jl Kapten Ismail, Jl DI Panjaitan, dan Jalan Veteran. Diteruskan ke Kantor Pos, Jalan Gajah Mada, Jl Kapten Sudibyo serta Jl KS Tubun. Sementara Tim B menjaring di Jalan Diponegoro, Jl A Yani, dan Pasar Pagi. Kemudian Jalan Setia Budi, Gudang Barang, stasiun, Alun-alun, Jalan Kartini, Jl Sumbodro, serta Jl AR Hakim.
Seorang PGOT yang terjaring, Kadir warga Pangkah Kabupaten Tegal mengatakan, mengemis memang menjadi profesianya. Biasanya mangkal di Terminal Bus Kota Tegal. "Tadi saya berangkat kesiangan. Sampai lokasi jam 09.00. Baru saja mulai beraksi Satpol PP datang dan membawa saya. Jadi baru mendapat Rp2.000 perak," ucap orang yang tidak bisa berjalan dengan sempurna itu.
Dia menyampaikan, pekerjaan mengemis dilakoninya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, yaitu dua orang putri dan istrinya. "Saya terpaksa mengemis. Karena Tuhan telah menganugrahi saya cacat sejak didalam kandungan. Jadi hanya ini yang bisa saya lakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga," akunya. (adi)
Sumber Berita : Radar Tegal, 17 Juni 2011

(aNeh) Bersepeda Keliling Kota Sambil Bugil Masal

Entah apa yang terfikir dalam pikiran mereka, dibawah ini ada beberapa foto nyeleh yang diambil dari : http://masihangat.wordpress.com/2011/03/08/

Harga bensin yang terus merangkak naik, menyebabkan orang mulai melirik sepeda yang tak butuh bbm. Tapi ulah sekelompok pesepeda ini jangan ditiru di sini, karena amat berbahaya. Baik bagi kesehatan maupun keselamatan.
Sekitar 140 orang bersepeda tanpa sehelai pakaian, alias bugil gil. Para pengendara sepeda itu sengaja berbuat aneh untuk mengikuti World Naked Bike Ride di Melbourne.
Seorang panitia sepeda bugil itu, Dallas Goldburg mengatakan, banyak penonton tersenyum dan bertepuk tangan ke beberapa pengendara yang pada berbugilria.
Bahkan ada penonton yang masih sepasang pengantin baru mengundang pengendara sepeda bugil yang telanjang bulat untuk berpose bersama di daerah pusat distrik bisnis kota Melbourne itu.
pesepeda bugil masal di kota melbournePara pengendara dari Edinburgh Gardens, North Fitzroy, memulai bersepeda bugil itu pada pukul 3.30 waktu setempat berkeliling kota Melbourne.
“Fenomena bersepeda semakin besar dan lebih besar lagi ketika harga bensin naik,” kata Mr Goldburg, Minggu (6/3).
Pengendara sepeda World Naked Bike Ride juga akan mengunjungi Adelaide, Brisbane, Newcastle dan Daylesford pada Sabtu pekan depan. Kemudian Canberra pada 20 Maret mendatang. [media-indonesia]
pesepeda-bugil-masal dan pengantin barupesepeda bugil masal di kota melbourne

Foto Demo Bugil Masal Anti Pemanasan Global

Foto-foto demo bugil masal-anti pemanasan global di bawah ini, adalah hasil pemotretan oleh fotografer terkenal dari Amerika, Spencer Tunick. Para pemrotes bugil yang difotonya melibatkan para aktivisGreenpeace”. Tentunya strategi berbugil ria ini, dimaksudkan agar adegan bugil mereka segera mendapat perhatiandari masyarakat luas, sehingga misi anti pemanasan global mereka dengan cepat sampai ke publik ! Aya-aya wae ……
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(Sumber: Halohalo)

Diambil dari : http://iwandahnial.wordpress.com/2009/

Jumat, 17 Juni 2011

Bugil Massal Antara Seni Dan Stress

Telanjang bugil, bukanlah selalu berarti perbuatan tidak senonoh, tergantung situasi dan tempatnya perbuatan itu berlangsung. Model bugil sudah ada dalam lukisan2 sebelum zaman renainsance, lukisan2 bugil yang bernilai tinggi dipandang dari sudut kesenian banyak diburu kolektor dengan harga yang sangat fantastis.
Terlepas dari ukuran norma, klub nudist atau lokasi khusus kaum nudistpun dapat ditemukan dinegeri kita seperti halnya di kawasan wisata pantai bali. Untuk kawasan wisata tertentu dibali, jika tidak hari libur, kita dapat menjumpai kaum nudist ini yang berbugil ria menikmati sinar matahari tropis.
Terbayang oleh saya, sekian banyak orang lelaki dan perempuan harus memendam rasa malu karena sebuah niat, membuat karya bugil. Sebuah karya yang melibatkan banyak orang yang berpikir untuk berbuat sesuatu yang tidak lazim itu menjadi sebuah karya bersama. Namun demikian, mungkin saja tawa itu akan lepas karena sebuah tidakan bersama yang larut dalam satu tujuan.
Seni atau Stress
Mungkin bagi kita, berbugil ria semacam itu adalah kelakuan yang menyimpang, tetapi bagi orang lain dapat pula menjadi sebuah cara menghilangkan rasa stress akibat persoalan sehari2. Lepas dari rutinitas dengan berbagai norma dan aturan, berbuatlah sesuai kehendak hati tanpa rasa risi, mungkin saja akan menjadi kenangan yang mengundang seumur hidup.
Bukan untuk ditiru kegiatan tersebut karena jelas tidak sesuai dengan kebiasaan kita apapun alasannya. Namun ada satu hal yang penting kita harus fahami, bahwa apa yang mereka lakukan sesungguhnya memerlukan keberanian dan pikiran yang bersih. Pikiran yang bersih itu adalah modal utama dalam melangkah termasuk melakukan bugil masal.
Terutama bagi kaum lelaki, pikiran yang kotor diluar tujuan dari tindakan tersebut akan langsung terlihat dengan reaksi dari alat vital yang sangat dipengaruhi jalan pikiran.
Barangkali inilah yang dapat kita ambil artinya, tanpa pikiran yang bersih akan segera terbaca oleh yang lain, sebuah ujian untuk membersihkan diri dari pikiran yang kotor.
Jika kita memandang dari sudut pandang nilai seni, maka gambaran yang diperoleh adalah gambaran yang tidak akan terjadi kecuali memang tidak diniati bersama.
Yang mungkin menjadi pertanyaan, sanggupkah anda melakukan bugil masal dengan pikiran bersih sehingga anda mampu berdiri tegak dihadapan yang lain tanpa pakaian. Mungkin yang tidak sanggup adalah mengendalikan pikiran itu. Ketidak sanggupan mengendalikan pikiran itu karena memang kita tidak terlatih untuk berkonsentrasi. Sebuah contoh cara pengendalian pikiran yang dilakukan oleh manusia. Mampu mengendalikan pikiran dalam bugil masal tersebut, kemungkinan besar mampu pula dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Sebuah cara yang unik tetapi sangat berguna bagi mereka, tidak bagi kita sebab masih banyak cara yang lain.
Sumber Berita : http://hiburan.kompasiana.com/gosip/

Gara-Gara Tak Digaji Pramugrai Telanjang

Pengantar : Mohon jangan pahami sebagai foto porno. Kami hanya mengutip dan memuat kembali tanpa ada maksud pornografi. Hanya sebagai berita saja. Kalau pembaca tidak berkenan kami mohon maaf. 


Para pramugari yang belum digaji selama sembilan bulan oleh sebuah penerbangan Spanyol yang dilarang terbang berpose telanjang di dalam kalender untuk menarik perhatian bagi keadaan menyedihkan mereka, kata salah seorang awak kabin yang menjadi model, Rabu.
Kalender tersebut, yang telah banyak dikutip oleh berbagai media di Spanyol, menunjukkan awak Air Comet, yang semuanya perempuan, berpose provokatif di dalam dan luar kabin penerbangan, bahkan dalam satu foto di atas turbin jet.
“Kami hanya meminta hak kami, masing-masing dari kami ada yang belum dibayar selama delapan atau sembilan bulan,” ujar pramugari Adriana Ricardo, yang ada dalam kalender kepada Reuters.
Air Comet, yang dikelola oleh ketua asosiasi pekerjaan Spanyol CEOE, Gerardo Ferran, yang juga menghadapi masalah, melayangkan surat administrasi pada Desember, setelah pengadilan Inggris menyita sembilan pesawat milik mereka atas permintaan bank asal Jerman, HSH Nordbank.
sumber : antaranews.com, detik.com

Ba'sir : Itu Perintah Allah

JAKARTA- Terdakwa kasus dugaan terorisme Abu Bakar Ba’asyir, yang divonis 15 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis lalu, menegaskan akan melakukan perlawanan.
’’Kami akan melawan,’’ ujar putra Ba’asyir, Abdurrahim, yang kemarin menjenguk ayahnya di Rutan Bareskrim Mabes Polri, Jakarta.
Menurut Abdurrahim, vonis tersebut tidak mencerminkan keadilan karena telah melarang orang menjalankan perintah Allah, yakni latihan fisik atau i’dad.
Asisten pribadi Ba’asyir, Hasyim Abdullah, menjelaskan, Ba’asyir tidak terima pelatihan fisik di Pegunungan Jalin, Jantho, Aceh, disebut sebagai kegiatan teror.
’’Ustadz tak masalah disebut teroris, tapi tidak terima kalau pelatihan di Aceh itu disebut kegiatan teror. Itu i’dad dan hukumnya fardu qifayah (gugur kewajiban seorang muslim jika ada muslim lain yang sudah menunaikannya),’’ katanya.
Pihaknya akan menuntut tuduhan pelatihan militer sebagai tindakan teror dalam proses hukum selanjutnya, yakni banding, di Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta.
‘’Beliau tidak mempersoalkan angka hukumannya, tapi tuduhan i’dad sebagai kegiatan teror tidak dapat diterima.’’
Kemarin, keluarga Ba’asyir menjenguk di Rutan Bareksrim. Mereka di antaranya dua putra Ba’asyir, Abdul Rozid dan Abdurrahim, istri Ba’asyir Aisah serta menantu Ba’asyir Sholeh.
Ba’asyir divonis 15 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan karena dinyatakan telah terbukti merencanakan kegiatan terorisme, yakni pelatihan fisik menggunakan senjata api di Pegunungan Jalin, Jantho Nanggroe Aceh Darussalam.
Ini adalah untuk kali keempat Ba’asyir harus mendekam di bui. Pertama dia dipenjara pada kurun 1978-1982 pada masa rejim Soeharto, kemudian tahun 2003 dengan sangkaan makar, tahun 2005 dengan sangkaan terkait bom Bali yang menewaskan 202 orang.
Persuasif
Terpisah, pengamat terorisme Mardigu berharap polisi mengubah pola pendekatan dalam pemberantasan terorisme dengan lebih bersikap persuasif, terutama pasca-vonis Ba’asyir.
”Selanjutnya adalah tindakan preventif, pokoknya non kekerasan,” ujar Mardigu.
Menurutnya, vonis 15 tahun untuk Ba’asyir sudah ideal dan netral. Sebab dari segi hukum dan efek sosial sudah terpenuhi.
”Saya menganggap hakim lebih netral. Jika vonis seumur hidup atau hukuman mati, justru bisa berbahaya,” ungkapnya.
Pasca-vonis Ba’asyir, analisis Mardigu, ada dua implikasi yang akan muncul. Pertama, efek seorang ideolog (Ba’asyir) yang di penjara membuat organisasi tidak akan berjalan. Kedua, muncul gerakan tidak teroganisir yang sporadis.
”Sekarang tidak bisa ditebak musuh di dalam kita. Lebih sulit dideteksi karena mereka bergerak secara invidual,” jelasnya. (K24-43,25)
Sumber Berita : Suara Merdeka CyberNews, 18 Juni 2011

Baru 3 Potensi Panas Bumi Tergarap

SEMARANG- Potensi panas bumi (geothermal) di Indonesia baru 3% yang tergarap sebagai sumber energi. Padahal, potensi geothermal yang dimiliki negara ini mencapai 27,8 ribu megawatt.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka), Tri Mumpuni, dalam Seminar Nasional Sains dan Teknologi di Fakultas Teknik (FT) Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, kemarin.
”Panas bumi manfaatnya sangat banyak karena juga dapat menjadi energi alternatif dalam pemenuhan kebutuhan energi listrik di negeri ini,” jelasnya.

Selain panas bumi, Indonesia juga kaya akan potensi sumber energi angin, matahari, biogas, air, dan lain-lain yang hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal.

Tokoh pengembangan energi terbarukan dan penghematan energi ini menjelaskan, kebutuhan listrik di Indonesia saat ini berkisar 30 hingga 31 ribu megawatt. Kebutuhan itu dipenuhi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Seandainya kebutuhan itu bisa di-cover dengan pemanfaatan panas bumi, maka Indonesia akan memiliki surplus energi sekurangnya 25 megawatt yang tentunya dapat dijual ke pihak lain.

Energi Alternatif

Beberapa kawasan di negeri ini memiliki potensi panas bumi yang mampu dikembangkan menjadi sumber energi alternatif. Pembangkit listrik panas bumi sekarang ini baru dibangun di daerah Dieng, Jateng, serta di Jawa Barat dan Kalimantan.
Tri mengungkapkan, dengan kondisi seperti ini, dibutuhkan komitmen pemerintah untuk memanfaatkan sumber energi alternatif tersebut. Selain itu, komitmen masyarakat juga dibutuhkan sebagai bagian dari penghematan pemakaian listrik.

”Lihat saja Jakarta, sampah disana saat ini sudah dikelola menjadi sumber energi listrik yang menghasilkan potensi daya sebesar 14 megawatt, sehingga cukup untuk memenuhi sebagian kebutuhan listrik di Jakarta,” katanya.
Terkait rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Tri Mumpuni mengingatkam lebih baik ditunda dulu dan dipikirkan secara matang.

Sebab, kata dia, selain akan berdampak buruk radiasi yang ditimbulkan, PLTN juga membutuhkan tenaga operasional yang mumpuni, disiplin, dan andal untuk perhitungan yang sangat presisi. (K3-35)

Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/18 Juni 2011

Nilai Rata Rata Alifa Maulana 91

SURABAYA- Pengumunan hasil Ujian Nasional (UN) baru dilakukan Sabtu (18/6) ini. Namun, khusus nilai siswa kelas VI SDN Gadel 2 Kecamatan Tandes, Surabaya, telah dibuka. Nilai Alifa Ahmad Maulana tertinggi dibanding nilai siswa lainnya. Nilainya rata-rata 9,1.

Demikian diumumkan Kepala Dinas Pendidikan Nasional Jatim, M Harun, kepada wartawan di Surabaya, Jumat (17/6). Sesuai dengan keterangan yang disampaikan Mendiknas M Nuh soal tak adanya UN ulang di SDN Gadel 2, Harun juga menegaskan hal serupa.

”Tak ada praktik contekan massal di SDN Gadel 2 Surabaya. Untuk itu, tidak diperlukan ujian ulang. Tak ditemukan pola jawaban yang sama antara murid-murid di SDN Gadel 2. Jadi benar pernyataan Mendiknas M Nuh itu,” tegas Harun.
Dia mengemukakan, secara keseluruhan hasil UN SD bakal disampaikan di masing-masing kabupaten/kota di Jatim, Sabtu (18/6) ini.  Pihaknya akan mendistribusikan nilai hasil UN SD itu kepada Dinas Pendidikan kabupaten/kota se-Jatim.

”Kebetulan hari ini (Jumat) saya kumpulkan perwakilan kepala sekolah SD dan Dinas Pendidikan di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Ini untuk sosialisasi hasil UN dan membahas kasus SDN Gadel 2 Surabaya,” tambahnya.

Harun mengatakan, berdasar data rekapitulasi hasil UN SD dari Dinas Pendidikan Jatim, Maulana —anak pasangan Widodo dan Siami— menempati peringkat pertama nilai UN untuk siswa SDN Gadel 2 Surabaya. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, nilainya 9,6. Nilai ujian sekolah Bahasa Indonesia 8,75 dan nilai akhir Bahasa Indonesia 9,3.
Untuk mata pelajaran Matematika, nilai UN-nya 8,5, nilai sekolah Matematika 8,83 dan nilai akhir Matematika 8,6. Untuk mata pelajaran IPA, nilai UN 9,75, nilai sekolah 8,88 dan nilai akhir IPA 9,4.

”Total nilai UN Maulana 27,85, nilai sekolah 26,46, dan nilai akhir 27,3. Artinya, dalam ijazahnya tertera nilai rata-rata 9,1. Itu nilai tertinggi di SDN Gadel 2 Surabaya. Rata-rata nilai siswa lain dari SDN Gadel 2 hanya berkisar 7,4 hingga 8,1,” ungkap Harun. (G14-43)

Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/

Ketika Kejujuran Menjadi Barang Langka

Keberanian Siami, ibunda Alifa Ahmad Maulana, mengungkap kasus contek massal di SDN Gadel II Tandes, Surabaya menuai simpati para tokoh nasional. Mereka menggelar deklarasi dukungan di Mahkamah Konstitusi, Kamis (16/6).
SEBUAH banner merah berukuran besar terbentang di aula Mahkamah Konstitusi (MK). Dalam banner yang sewarna dengan karpet ruangan itu tertulis slogan bijak warna putih berbunyi ”Jujur Itu Hebat” dengan ukuran font besar dan mencolok.
Di bawahnya tertulis Koalisi Masyarakat Pendukung Kejujuran Ibu Siami. Di bagian kiri banner terpampang wajah wanita berkerudung.
Dari slogan yang tertera, jelas bukan sedang ada demo di MK, meski kantor itu memang hiruk-pikuk. Yang terjadi, Kamis (16/6) itu, sejumlah tokoh lintas golongan berkumpul untuk mendeklarasikan dukungan dan rasa simpati mereka kepada Siami, ibunda dari Alifa Ahmad Maulana yang mengungkap adanya contek massal dalam ujian nasional SD di SDN Gadel 2 Surabaya. Ironisnya, Siami justru diintimidasi dan dikucilkan karena kejujurannya itu.
Deklarasi digelar sekitar pukul 10.00, diawali sambutan Ketua MK Mahfud MD dan wartawan senior Bambang Harymurti. Sejumlah tokoh nasional hadir, di antaranya mantan Menakertrans Fahmi Idris, praktisi hukum Todung Mulya Lubis, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan dan sosiolog Imam Prasodjo. Dari kalangan politisi tampak Yenny Wahid, Ramadhan Pohan, dan Pramono Anung.
Sejumlah lembaga non-pemerintah dan LSM tak ketinggalan mengirimkan wakil. Antara lain Indonesia Corruption Watch (ICW), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Masyarakat Transparansi Indonesia, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Kontras, Perhimpunan Indonesia Tionghoa, Koalisi Pendidikan, Himpunan Alumni IPB, Perkumpulan Bung Hatta Anticorruption Award, LBH, serta forum maupun serikat-serikat guru di Jakarta dan sekitarnya.
Setiap tamu yang menghadiri acara mendapatkan stiker dan pin berwarna hijau bertuliskan tema acara ”Jujur Itu Hebat”.
Mereka diminta memberikan tanda tangan dukungan di atas papan banner merah maron yang bergambar wajah Siami. Ya, Siami memang diusung sebagai ikon kejujuran untuk Indonesia dan dunia pendidikan.
Menurut koordinator koalisi, Mardiyah Chamim, koalisi ini dibentuk untuk merawat kejujuran dan integritas bangsa yang justru tergerus oleh sistem pendidikan Indonesia, khususnya ujian nasional.
”Kami ingin mengampanyekan prinsip bahwa jujur itu hebat. Kasus Siami ini wake-up call,” katanya.
Gerakan ini muncul sebagai reaksi terhadap kasus sontek massal yang dibongkar Siami dan Irma Lubis, wali murid lain dari Jakarta, yang melaporkan kecurangan sekolah setelah mendengar keluhan anak-anak mereka.
Anak Siami, Alif Maulana, murid SDN Gadel 2 Tandes, Surabaya, dan anak Irma, Muhammad Abrary Pulungan, murid SDN 06 Petang Pesanggrahan, Jakarta Selatan, dipaksa memberikan sontekan oleh guru dan kepala sekolah kepada rekan-rekannya.
Karena kejujurannya, keluarga Siami justru diusir dari kampung halaman mereka. Kasus Siami merebak setelah radio lokal menyiarkannya. Sedangkan Irma mengadukan kasus yang dialaminya ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
Anis Baswedan, mewakili tokoh bidang pendidikan, mengungkapkan, kasus yang dialami Siami merupakan kesalahan dari sebuah sistem pendidikan. Ia percaya masih banyak guru yang jujur, tapi berada dalam sistem yang tidak pernah menghargai sebuah kejujuran.
”Pemerintah harusnya memberikan insentif bagi guru-guru yang mengedepankan kejujuran. Kalau kejujuran hilang di sekolah, bagaimana kita mengharapkan kejujuran dalam bangsa ini,” tegasnya.
”Sayang sekali kejujuran ini dicontohkan bukan dari atas (pemerintah). Beberapa saat lalu Ibu Siami menunjukkan secara sederhana contoh yang luar biasa. Contoh dari bawah (masyarakat) pun lebih bernilai. Jujur itu tidak kelihatan. Kita perlu teladani sikap yang ditunjukkan oleh Ibu Siami ,” timpal Fahmi Idris.
”Saya tidak melihat gerakan ini sebagai sebuah gerakan sesaat, tapi ini adalah sebuah simbol bahwa suara kejujuran mendapatkan tempat di masyarakat,” ujar Imam Prasodjo.
Anies menyatakan keprihatinannya karena masyarakat kecil dihadapkan pada pilihan konyol, yakni jujur dengan potensi gagal atau tidak jujur tapi berhasil.
”Lalu dari mana memperbaikinya? Integritas tidak bisa diajarkan, melainkan harus dicontohkan. Dari lingkungan keluargalah integritas itu dicontohkan. Dalam skala yang lebih luas, dicontohkan pemerintah,” tandasnya.
Karena itu, seperti dikatakan Bambang Harymurti yang menjadi pendukung gerakan itu, koalisi ini akan memfokuskan pada perbaikan sistem pendidikan yang kini membuat masyarakat kurang menghargai kejujuran.
Sayang, dalam acara itu Siami tidak datang karena sedang diundang dalam forum sejenis di Universitas Airlangga Surabaya. Namun panitia sempat melakukan teleconference dengan Siami. Hal ini agar Siami tahu bahwa kejujurannya dan anaknya Alif mendapat dukungan dari masyarakat dan tokoh publik.
Meski tidak hadir dalam deklarasi, Wakil Presiden Boediono dalam akun twitter yang di-posting hari itu mengungkapkan kegundahannya. Ia menegaskan, seharusnya kejujuran, solidaritas, dan kebersamaan adalah nilai-nilai luhur yang tidak saling berbenturan.
”Kejujuran, solidaritas, dan kebersamaan adalah nilai-nilai luhur yang seharusnya tidak saling berbenturan,” tulisnya.
Dalam postingan selanjutnya, Boediono yang juga pengajar di FE-UGM berharap Siami dan keluarganya bisa kembali ke rumahnya dan berbaur lagi dengan warga Kampung Gadel.
Dari Istana, Staf Khusus Presiden Agus Purnomo mengatakan bahwa Presiden Yudhoyono ingin mengundang Siami ke Istana. Demikian pula Ketua KPK Busyro Muqoddas yang ingin mengundang Siami untuk memberikan penghargaan.
Selain di Twitter, akun dukungan kepada keluarga Ibu Siami di dunia maya juga bermunculan di Facebook. Mereka tak cuma memberikan dukungan terhadap Siami dan anaknya, tetapi juga mengecam warga Gadel yang mengucilkan keluarga itu.
Bahkan di Bogor, puluhan anak SD salah satu sekolah ikut menggalang tanda tangan dan membentangkan poster yang berisi kecaman kepada warga yang mengusir Siami dan keluarganya.
Ikatan Guru Indonesia (IGI) dalam rilisnya kemarin juga prihatin dengan sikap warga yang telah mengusir keluarga Alifa. IGI pun mengajak seluruh warga Surabaya membela Alifa dan keluarganya.
”Kita harus melawan kemungkaran dan menegakkan kejujuran. Jangan sampai para wishtleblower justru menjadi korban amuk massa,” tegas Ketua Umum IGI Satria Dharma.
Di kampung Gadel sendiri, tokoh masyarakat setempat berharap Siami dan keluarganya pulang kembali dan menganggap masalah antara mereka sudah selesai. Warga mengaku bisa mengambil pelajaran dari kasus ini. Warga sudah cukup puas dengan keputusan Mendiknas yang menyatakan tidak ada contek massal dan tidak perlu mengulang ujian nasional.
Dinas Pendidikan Jawa Timur mendukung penuh deklarasi Koalisi Masyarakat Pendukung Kejujuran Ibu Siami yang siang ini dikumandangkan di Jakarta.
”Kami dukung. Kalau bisa di Jatim juga didirikan koalisi seperti itu,” kata Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Harun.
Menurut Harun sehabis salat jumat kemarin, pihaknya mengundang seluruh Kepala Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten se-Jawa Timur, termasuk juga perwakilan kepala sekolah untuk merumuskan strategi supaya kejadian contek massal seperti yang terjadi di SDN Gadel 2 Surabaya tidak terulang lagi.
Banyaknya dukungan yang mengalir kepada keluarga Siami menunjukkan bahwa di negeri yang tak hentinya disuguhi kasus korupsi dan berjuta kebohongan, kejujuran sekecil apa pun akan terasa bagai setetes embun di gurun nan panas. (Fauzan Jayadi-43)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/18 Juni 2011

Ibu Dalam Lagu

SETIAP orang pasti memiliki kenangan personal dengan orang tuanya, terutama ibu. Namun pada zaman modern yang makin individualis ini, arti kasih cinta ibu sepanjang jalan mulai bias. Berbagai hal dapat menjelma jadi medium dalam merefleksi kasih ibu, termasuk musik.

Selama ini, lagu “Kasih Ibu”, “Ibu” (Iwan Fals), “Bunda” (Melly Goeslaw), “Satu Rindu” (Opick) menjadi contoh lagu-lagu yang jadi momentum dalam memaknai peran dan eksistensi ibu (dan kaum perempuan) dalam rutinitas perayaan setahun sekali: Hari Ibu.

Lagu anak-anak “Kasih Ibu” mungkin termasuk lagu kenangan sepanjang masa. Kita sering menyanyikan lagu itu sejak kecil sampai jadi orang tua. Lagu sederhana, tetapi berkesan mendalam. Lagu itu mengajak kita merenungkan siapa sosok ibu dalam kehidupan manusia.

Anak-anak sering menyanyikan dengan tulus dan ekspresi jujur. Lagu itu menjadi sarana pengajaran dan pendidikan yang efektif pada anak-anak untuk menghormati ibu. Lagu “Ibu” (Iwan Fals) masih populer sampai sekarang. Sebab, menjelang peringatan Hari Ibu sering diputar di radio atau jadi lagu pengiring acara televisi.

Kini, penting bagi kita mempertanyakan kembali spirit reflektif dalam lagu-lagu itu. Sekadar jadi syair yang dinyanyikan atau mengandung semangat penyadaran yang dapat tersalurkan lebih konstruktif dalam memaknai kedudukan ibu dalam kehidupan?

Populer

Harus diakui, di satu sisi lagu lebih mudah jadi saluran menyampaikan pesan ke masyarakat mengenai sosok ibu. Pesan moral lebih komunikatif disampaikan lewat lagu daripada dengan media lain, seperti buku, artikel, apalagi pidato.

Lagu Iwan Fals, Melly Goeslaw, dan Opick itu akhirnya membuktikan dapat menghapus sekat kesakralan lagu “kenangan personal” menjadi bentuk baru dengan semangat refleksi yang mengini dan populis. Setidaknya lewat lagu itu mereka berhasil membawa spirit baru bagi masyarakat untuk kembali merenungi sejarah personalitas dan jadi rujukan sosok dengan sifat mulia, yaitu kasih, cinta, dan tanggung jawab ibu.

Lagu kenangan personal mengenai ibu yang populis itu menjadi warna baru dalam percaturan musik di Tanah Air. Patut diingat, lagu-lagu bertema ibu memang sangat sedikit dibandingkan tema cinta. Artinya lagu-lagu itu mungkin cukup mewakili iklim musik di Indonesia yang kurang variatif secara tematis.
Lagu bertema ibu itu lebih populer dan familiar di telinga setiap lapisan masyarakat. Lagu-lagu itu tak hanya untuk dinyanyikan, tetapi juga dapat memberikan hikmah untuk menghormati ibu sepanjang masa.

Kebudayaan

Itu membuktikan musik telah menjadi bagian penting dalam kebudayaan. Ia terus hadir, hidup, dan menyertai alam pikiran. Berabad-abad musik sebagai salah satu medium ekspresi budaya menyatu dalam struktur kebudayaan masyarakat.

Terbukti, semua komunitas hampir pasti selalu memiliki genealogi musik atas dasar etnisitas, agama, dan bangsa yang mereka warisi. Musik adalah “percakapan besar kebudayaan”, representasi beragam maksud dan pemikiran, yang luruh menampung semua pendekatan artistik.

Musik bisa selalu memainkan peran secara mandiri sebagai kritik kebudayaan. Pada saat yang sama, musik dapat memainkan peran sebagai bagian dari strategi kebudayaan nasional. Sebagai arena kebudayaan, di dalam musik, terefleksi dan tersimpan nilai-nilai sosial kultural, spiritualitas, ideologi, serta kritik sosial pada zamannya. Itu berlangsung dalam dua medium: lirik lagu dan musik itu sendiri (Tompi, 2010).

Pada konteks ini, musik adalah salah satu produk budaya yang akan senantiasa berkembang, menjelma menjadi bentuk baru untuk menuruti kehendak zaman. Menarik bila kita juga mempertanyakan seberapa jauh sumbangan lagu-lagu kenangan-populis generasi muda kita dalam membawa perkembangan perilaku bangsa.

Ataukah, justru dalam lagu-lagu itu, makna reflektif nilai dan makna kekeluargaan hanya secuil dan tertimbun di antara semangat kapitalisme populis? Layaknya lagu-lagu masa kini, lagu-lagu bertema ibu (yang kebanyakan dianggap melankolis) saat ini hanya jadi pelipur lara bagi kaum utopia di tengah hiruk-pikuk negeri yang dilanda krisis nilai kebersamaan dan kekeluargaan.

Maka, melalui lagu-lagu bertema sosok ibu, kita diajak merevitalisasi pikiran bahwa keluarga adalah bangunan tempat kita mulai membenahi hal-hal dalam kehidupan bersama. Musik dalam rangka multikulturalisme kritis (Danusiri, 2004) semacam itu adalah musik yang melampaui batas personalitas dan menawarkan peran reflektif yang kontekstual. Bisa jadi ia menampilkan kembali “kesadaran rasa bersalah” yang harus kita telan lebih dahulu sebagai kedewasaan dan penghormatan atas sesuatu yang paling dekat dengan kita, yakni ibu, sebagai bagian dari keluarga dan orang tua, sebelum kita bisa bicara dalam satuan lebih besar.

Lagu bertema ibu bertutur mengenai hal yang telah lama hilang itu. Ia memang tak mengajukan gagasan canggih tentang masa depan. Namun ia berangkat dari satu titik yang tepat, bicara tentang apa yang ada dan bagaimana seharusnya menyikapi keluarga: konsep nilai lama yang pelan-pelan tergusur entah karena apa dan siapa. Dengan pemikiran semacam itu, revisi dan revitalisasi peran ibu (dan kaum perempuan) jadi penting bagi kehidupan saat ini. (51)

- Andriani Agustina SSos, peminat kajian gender, alumnus UNS Surakarta, tinggal dan bekerja di Jakarta


Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/11 Mei 2011

Barometer Kinerja Camat dari PBB

SURADADI - Salah satu tolak ukur atau barometer kinerja seorang camat akan dilihat dari pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di wilayahnya masing-masing. Karena itu, diharapkan bagi seluruh kepala desa, untuk bisa bekerjasama guna meraih citra tersebut. Terutama bagi kopak atau perangkat desa yang ditugaskan untuk menarik PBB disetiap wajib pajak.
Hal ini dilontarkan Camat Suradadi, Tri Guntoro, melalui Kasi Pemerintahan, Ahmad Budi Zahidy S.Sos MT, dalam acara pembinaan PBB di pendopo Desa Suradadi, kemarin.
Dia menjelaskan, di bulan Juni ini, mestinya PBB di setiap desa harus sudah memasuki 50 persen dari target. Karena menurutnya, bulan tersebut merupakan pertengahan tahun.  "PBB dinilai sehat, harus sudah masuk minimal 50 persen," katanya. Guna meraih itu, masing-masing kepala desa harus tegas kepada bawahannya. Terutama kepada kopak atau ketua RT setempat. Minimal harus ada koordinasi yang matang. Dirinya tak menampik, pendapatan PBB di Desa Suradadi jauh dari prediksi. Yakni baru mencapai 25 persen dari angka target pertahunnya, Rp 162 juta.  "Jika warga enggan membayar ke kopak, lebih baik diarahkan ke BRI unit Suradadi saja. Sehingga kopak tidak perlu repot-repot menagihnya," terangnya.
Lebih jauh dia menjelaskan, bahwa pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) akan dialihkan ke Disdukcapil. Pihak desa dan kecamatan, hanya memberikan surat pengantar.  "Itu baru wacana. Belum ada kepastian," ucapnya. Sementara mengenai PBB, Kepala Desa Suradadi, Tarsijdan menambahkan, selama ini pihaknya sudah berupaya maksimal untuk menarik seluruh wajib pajak di wilayahnya. Namun demikian, kenyataan belum bisa sesuai dengan kenyataan. Menurut dia, masih banyak para wajib pajak yang tidak mengindahkan PBB.  "Semua itu memang perlu waktu. Minimal kami harus melakukan pendekatan lebih dulu. Dan semua itu, sudah sering kami lakukan," ucapnya singkat. Pantauan Radar menyebutkan, dalam kegiatan yang berlangsung selama dua jam itu, dihadiri Bendahara Kecamatan Suradadi Rumsi Roharti, Perangkat Desa Suradadi, dan seluruh kopak serta Kadus Suradadi. (yer)
Sumber Berita : Radar Tegal 17 Juni 2011

Pengumuman UN SD/MI Tertunda

SLAWI - Hasil pengumuman UN tingkat SD/MI se Kabupaten Tegal yang mustinya dilakukan hari ini, Sabtu ( 18/6) bakal diundur hari Senin ( 20/6) secara serentak. Pengumunan diundurnya hasil kelulusan tersebut disampaikan langsung Plt Dindikpora Kabupaten Tegal Drs Edy Pramono melalui ketua panita UN tingkat Kabupaten Tegal, Drs Waudin MSi didampingi sektretarisnya Marsudi. Keduanya menyatakan penundaan pengumuman hasil UN SD/MI tersebut menyusul diterimanya surat resmi dari provinsi mengacu pada aturan pusat.  "Berdasarkan Peraturan Badan Standarisasi nasional Pendidikan nomor 0001/P/BSPN/II/2011 tentang prosedur operasionalisasi standar ujian SD/MI hasil ijasah tersebut seharus sudah selesai tanggal 17 Juni 2011. Tentunya dengan harapan pengumuman UN bisa dilakukan sehari sesudahnya. Namun dimungkinkan banyaknya data yang belum masuk ditingkat kota dan kabupaten se Indonesia, sehingga ditoleransi pengumuman hasil UN secara serentak baru dilakukan Senin ( 20/6)mendatang," terangnya, Jumat ( 17/6).
Disinggung soal hasil kelulusan siswa sendiri, keduanya dengan lugas menyatakan untuk pelaksanaan tahun ini kemungkinan untuk tidak berhasil prosentasenya sangat sedikit sekali.  "Harapan kami hasil UN tingkat SD/MI di Kabupaten Tegal tahun ini ada peningkatan tidak hanya sebatas kuantitas semata. Peningkatan kualitas kelulusan menjadi pijakan kami dengan melakukan warning pada masing-masing kasek untuk mampu meningkatkan prosentase kelulusan dan kualitasnya," tegasnya. Diakuinya, meski dalam pelaksanaan UN tingkat SD/MI tahun ini mengalami kendala dengan belum turunnya BOS triwulan ketiga, tidak membuat hal tersebut mengganjal pelaksanaan UN disemua sekolah yang ada di Kabupaten Tegal.
Disinilah kedewasaan seorang kasek untuk mencari dana talangan tanpa harus membebani tarikan pada wali murid patut diacungi jempol. Disinggung soal isu kebocoran soal, keduanya dengan tegas mengatakan, pelaksanaan UN tingkat SD/MI diwilayah kerjanya dijamin murni dengan dilibatkannya tenaga pengawas dari Perguruan Tinggi yang ada.  "Kami sudah melakukan warning pada masing-masing UPTD untuk melakukan pengawasan dan penjagaan ketat terkait distribusi soal di masing-masing sekolah," tegasnya. (her)
Sumber Berita : Radar Tegal, 17 Juni 2011

Paguyuban Kades Dukung Ki Enthus

DUKUHTURI - Meski prosesi pemilihan kepala daerah masih beberapa tahun lagi, tak menyurutkan paguyuban lurah dan kades se Kecamatan Dukuhturi untuk membulatkan dukungannya. Sosok dalang kondang asal Desa Bengle, Ki Enthus Sosmono digadang-gadang paguyuban kades untuk bersedia maju dalam prosesi Pilkada agar bisa menduduki jabatan G-1. Dukungan tersebtu disampaikan langsung pada Ki Enthus oleh  paguyuban yang dibentengi 18 kades di Kecamatan Dukuhturi, disebuah rumah makan Randusanga Brebes, kemarin.
Paska pertemuan untuk menyampaikan aspirasinya, ketua paguyuban kades Kecamatan Dukuhturi, Sihabudin SAg didampingi wakil dan sekretarisnya Ulul Abror dan Suwarso mengatakan, dukungan paguyuban kades pada diri Ki Enthus semata karena rindunya warga akan hadirnya perubahan dalam pola kepemimpinan daerah. "Saat ini sudah mencari figur yang pas untuk membawa kabupaten kearah yang lebih sejahtera. Ki Enthus sendiri saat ini sebenarnya sudah menjadi pemimpin diantara tokoh-tokoh wayang yang dimainkan menjadi sebuah lakon yang dikehendakinya. Setidaknya bila hal ini bisa diwujudkan dalam situasi riil, bukan hal yang sulit untuk merubah kondisi yang ada sekarang menjadi lebih ideal dengan sentuhan tangan seorang dalang," terang Ulul Abror yang juga menjabat sebagai Kades Debong Wetan tersebut.
Terpisah  ketua Komunitas Jaringan Aspirasi masyarakat (JAM), Teguh Andi Sasono yang turut menghadiri penyampaikan aspirasi para kades. Teguh mengku dukungan deras terhadap Ki Enthus untuk maju dalam bursa pilkada juga datang dari semua lapisan masyarakat Kecamatan Dukuhturi.  "Niatan paguyuban kades untuk kumpul bareng bersama Ki Enthus kali ini semata untuk menyampaikan aspirasi warga di masing-masing desa yang disampaikan oleh kades. Masyarakat menilai sebagai sosok seniman layak dijadikan tokoh perubahan yang bisa mengemban aspirasi kalangan bawah. Mereka yakin dengan sentuhan ketokohan di bidang seni tersebut, perubahan itu bisa diwujudkan secara riil," cetusnya.
Sementara itu Ki Enthus Susmono menanggapi kedatangan paguyuban kades tersebut dengan penuh rasa haru. Dia sendiri menyatakan sebenarnya terlalu dini untuk membicarakan pilkada, karena saat ini pemimpin yang ada sedang berupaya menyelesaikan masa tugasnya yang masih beberapa tahun lagi.  "Kami terharu sekaligus bangga atas ketulusan panjenengan sebagai pemimpin pemerintahan desa yang begitu tulus menyampaikan aspirasi untuk perubahan. Pada intinya saya bersedia menjawab asiprasi itu, bila memang ada dukungan nyata dari semua lapisan masyarakat yang benar-benar mendambakan adanya pembaharuan dalam pola kehidupan dan pemerintahan di daerah," cetusnya.
Dan dia sendiri mengaku tidak akan mengobral janji-janji manis pada masyarakat yang rentan terhadap pengingkaran dikala jabatan tersebut menghampirinya. Dia juga berharap masyarakat bisa lebih dewasa menyikapi tahapan pilkada mendatang, dengan tidak mudah menjual aspirasinya pada calon yang belum dikenal secara mendalam sepak terjangnya untuk memajukan Kabupaten Tegal. (her)
Sumber Berita : Radar Tegal 17 Juni 2011

Rabu Pungkasan Butuh Dukungan Sponsor

KECAMATAN Lebaksiu yang berada disebelah selatan jantung  kota Slawi, selama ini sudah dikenal dengan martabaknya. Hal ini lantaran rasanya yang khas dan aromanya yang menggoda membuat martabak buatan Lebaksiu terkenal di seluruh penjuru tanah air. Selain martabak, Lebaksiu juga dikenal dengan Pondok Pesantren Babakan dan wisata ritual 'Rabu Pungkasan'. Wisata ritual yang dilaksanakan setiap rabu terakhir di bulan shafar tersebut banyak dikunjungi warga dari luar kota.
Seperti yang dituturkan  Arifin (59), warga Perbalan 780 Jomblang  Semarang ini. Dia mengaku sudah empat kali ziarah ke Bukit Sitanjung setiap rabu pungkasan tiba.  "Saya bersama rombongan naik ke puncak Bukit Sitanjung sejak pukul 05.00 WIB  dan turun pada pukul 09.00 WIB. Dan sebagai piranti turun biasanya saya membawa bambu sebagai alat bantu," tutur pensiunan Dinas Perikanan ini. Tak ditampiknya bila musim hujan tiba hampir seluruh jalan menuju ke atas menjadi licin. Disinilah  para peziarah dituntut sekuat tenaga dengan alat seadanya seperti bambu agar bisa sampai ke tempat tujuan.
Hal senada juga dilontarkan Nur Irianto (49) yang selalu dipercaya menjadi ketua panitia rebo pungkasan. Dia mengakui kondisi jalan licin menuju tempat ziarah di Bukit Sitanjung  dimusim penghujan membuat penurunan jumlah pengunjung. “Sudah dua rabu pungkasan mas, yakni 2010 dan 2011 bertepatan dengan musim hujan. Hal ini membuat suasana rabu pungkasan tak seramai tahun-tahun lalu,”terangnya.
Biasanya, menurut warga RT 01/ RW 08 Desa Lebaksiu Lor, Kecamatan Lebaksiu tersebut sejak  pukul 9.30 WIB kawasan sudah ramai dikunjungi pengunjung.  Namun bila kondisi licin, hingga memasuki pukul 9.30 WIB suasana masih sepi. Hal ini disebabkan cuaca yang kurang mendukung.  "Berkurangnya pengunjung belakangan ini juga disebabkan tidak ada hiburan, karena tidak adanya dukungan sponsor. Jadi  mereka yang datang kesini karena murni ziarah dengan maksud cari jodoh bagi yang masih sendiri dan peruntungan bagi para pedagang," celotehnya.
Disinggung soal harga tanda masuk, dia menegaskan bahwa tidak ada tiket resmi yang ada hanya kotak yang disediakan panitia. Dan pengunjung secara sukarela memberikan uang tanda masuk pada panitia. Besarannya pun beragam antara Rp 2.000 hingga RP 1.000, dan tidak sedikit yang tidak memberi. Hasil yang diperoleh dari para pengunjung tersebut menurutnya digunakan untuk membantu pembangunan yang ada di Desa Lebaksiu Lor, seperti pembangunan jalan, jembatan, tempat ibadah dan lain-lain.
Dengan kendala yang dihadapinya, pihaknya berharap ke depan agar lebih baik lagi dalam segala hal terutama kepanitiaan sebagai ujung tombak suksesnya suatu kegiatan. “Dengan kepanitiaan yang handal, Insya Allah sponsor akan datang dengan sendirinya,” katanya. Terpisah  Kepala Desa Lebaksiu Lor  Drs Ahmad Husein mengaku tradisi rabu pungkasan di desanya sudah dilaksanakan turun temurun. Konon katanya diatas Bukit Sitanjung ada makam Mbah Grinsing yang sakti mandraguna. Disanalah para peziarah memanjat do'a meminta jodoh bagi yang masih sendiri dan mendapat rezeki yang barokah bagi para pedagang dan lain-lain kepentingan yang ada dalam hati para pengunjung.  "Kami punya keinginan agar momentum rabu pungkasan dilakukan lebih lama lagi maksimal satu minggu. Jadi ada acara pra Rabu pungkasan diisi dengan festival rebana, terbang kencer, pasar murah, pameran dan lain-lain," tegasnya.
Dan malam hari rabu pungkasan diadaan do'a bersama. Puncaknya, grebeg pungkasan dengan cara keliling desa dan diakhiri dengan saling lempar air kali gung (ciret-ciretan). Namun, rencana tinggalah rencana, berulang kali ide tersebut sempat dia  lontarkan, dan berulang kali pula gagsan ini mengalami kegagalan. Meski demikian, dirinya tetap berharap agar suatu saat idenya dapat terlaksana. Sehingga pelaksanaan rabu pungkasan di desanya dapat lebih terorganisir, meriah dan menyumbang pendapatan lebih banyak lagi bagi desa dan warganya. (her) 
Sumber Berita : Radar Tegal 17 Juni 2011

Fungsi RPH dan Kurangi Dampak Lingkungan

MELIHAT Rumah Potong Hewan (RPH) di Kabupaten Tegal yang selama ini hanya ada dua RPH yang aktif, yakni RPH Pagongan Dukuhturi dan RPH Curug, Pangkah, pihak Pemkab melalui dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan (KPP) Kabupaten Tegal akan mengoptimalkan sesusai fungsinya dan mengurangi dampak lingkungan.  Hal itu diungkapkan Kepala DKPP Kabupaten Tegal, Ir Suhartono MM, pada saat mengunjungi RPH Curug Pangkah, bersama  Stafnya dan Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indoensia (PPSKI) Kabupaten Tegal, Kahar Mudakir, Jumat (17/6).
Menurutnya, RPH itu syaratnya harus mempunyai rumah karantina, untuk mengistirahatkan hewan sebelum di potong, namun juga harus memperhatikan kotoran yang akan nanti akan menumpuk. Kalau yang ditampung terlalu banyak, maka juga akan berbahaya terhadap dampak lingkungan yang ada.  “Sementara RPH Curug Pangkah belum mempunyai pengolahan kotoran untuk menjadi pupuk organik, atau di buat biodegester atau yag lain. Hal ini yang menjadikan masyarakat sekitar menjadi terganggu. Makanya kedepan, jika pemkab ada anggaran, ini yang akan kami usulkan, agar semua RPH yang ada bisa lebih optimal dan terkurangi dampak lingkungannya,” ungkapnya.
Dikatakannya, kalau RPH mempunyai pengolahan kotoran, sebenarnya lingkungan sekitar tidak akan kena dampaknya. Karena kotoran yang dihasilkannya tidak akan banyak seperti yang ada sekarang ini ada.  “Ini sangat berpengaruh kepada keselamatan lingkungan, karena kalau kotorannya menumpuk pasti akan tercemar, dan yang paling penting, dengan optimalnya RPH nanti, semua peternak akan lebih mudah dan nyaman dalam melakukan pemotongan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dulu RPH Curug Pangkah  ini jauh dari pemukiman, akan tetapi sekarang pemukiman semakin mendekat.  “Ini juga menjadi pemikiran kita bersama, apakah RPH ini perlu di geser atau masih di tempat yang sama tapi fasilitasnya di lengkapi,” jelasnya.
AWASI LALU LINTAS TERNAK
Sementara, terkait dengan penyakit antrak yang sekarang ini sudah masuk kewilayah Jawa Tengah, DKPP akan mengawasi lalu lintas ternak yang masuk ke daerah Kabupaten Tegal.  “Sampai dengan sekarang di Kabupaten Tegal belum ada yang terkena penyakit antrak, mudah-mudahan saja tidak, karena itu sangat berbahaya,”  kata Suhartono.
Ia menghimbau kepada semua peternak Kabupaten Tegal, untuk berhati-hati dan harus tahu asal usul ternak yang dimilikinya. Karena penyakit ini sangat berbahaya, karena penyakit ini bakteri atau virusnya bisa bertahan selama puluhan tahun.  “Walaupun Kabupaten Tegal bukan termasuk daerah endemis dan bukan termasuk daerah potensi penyakit ini, tapi hal ini perlu dilakukan pemantauan. Dan kami lakukan pemantauan secara intensif, dan petugas di RPH juga inten terhadap tanda-tanda antrak ini,” jelasnya.
Ia juga berharap, pelaku usaha untuk lebih selektif dengan masuknya ternak sapi dari daerah lain. Walaupun Kabupaten Tegal termasuk daerah yang diuntungkan dengan kultur yang ada. Artinya kalau ada ternak yang mati tidak dipotong.  “Kami tetap berupaya untuk merapatkan barisan dengan masyarakat, untuk mengantisipasi agar jangan sampai penyakit antrak ini masuk, apalagi sampai kecolongan,” pungkasnya. (fat)
Sumber Berita : Radar Tegal 17 Juni 2011

Kamis, 16 Juni 2011

Sex Dialam Terbuka

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

"Menjilat" Atasan Lakukan Saja

APAKAH Anda termasuk ke dalam golongan si penjilat atasan? Tak dipungkiri, Anda lantas menjadi sasaran kekesalan rekan-rekan kerja karena dianggap promosi jabatan atau kenaikan gaji yang Anda dapatkan diperoleh dari hasil 'menjilat' atasan.
Namun, terlepas dari efek buruknya terhadap situasi kerja di lingkungan profesional Anda, sebuah studi yang diterbitkan Journal Of Management Studies justru menyimpulkan bahwa 'menjilat' bos Anda membuat hidup jauh lebih sehat.
Diungkapkan dari penelitian tersebut, tindakan 'menjilat' atau cari muka ini justru dapat mengurangi tekanan psikologis di tempat kerja. Selain itu, kemampuan merebut hati rekan kerja juga dapat menjauhkan diri dari tekanan psikologis serupa.
Ditengarai, pengabaian oleh bos atau rekan kerja yang berdampak pada pengucilan di tempat kerja menjadi faktor pemicu stres individu yang berdampak pada kesehatan.
Hal ini diperoleh berdasar survei terhadap 262 karyawan selama lebih lima tahun, dimana sebanyak 29 persen dari 66 persen responden memilih pindah kerja (resign) karena merasa diabaikan bos atau rekan kerjanya.
Sementara Ho Kwong Kwan, salah satu peneliti dalam studi tersebut, mencoba menguji 215 karyawan di dua perushaan minyak dan gas di China. Ia menyimpulkan, benar adanya hubungan antara kemampuan berpolitik di tempat kerja dan pengucilan serta tekanan psikologis yang dialami karyawan.
"Data itu menunjukan bahwa pengucilan di tempat kerja ternyata rentan dengan tekanan psikologis," ujarnya.
Ia menilai, seorang karyawan perlu memelajari ketrampilan berpolitik. Keahlian ini nantinya bisa diterapkan untuk mengambil hati atasan atau rekan kerja, pun bisa meminimalkan adanya tekanan di tempat kerja.
Namun, jika lalu banyak jalan menuju sukses dengan 'menjilat', bijaknya perusahaan mulai menciptakan budaya yang menghambat munculnya pengucilan di tempat kerja dengan menyediakan pelatihan kepada manajer dan karyawan.
Adanya peningkatan harga diri serta kepercayaan diri karyawan diharapkan akan mendorong teknik pemecahan masalah yang efektif, pun meningkatkan ketrampilan berpolitik karyawan.

(maya/CN19)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/17 Juni 2011

Puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup

Banyubiru, CyberNews. Puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup dan Hari Air serta Hari Susu Nusantara tingkat Jawa Tengah dipusatkan di objek wisata Bukit Cinta, Banyubiru, Kabupaten Semarang. Akan hadir Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo beserta seluruh bupati dan walikota se Jawa Tengah.
Pada kesempatan itu, gubernur bersama seluruh bupati dan walikota akan melakukan penanaman pohon tegakan di sekitar Rawa Pening. Seperti diberitakan, Rawa Pening adalah satu-satunya sumber air abadi yang ada di Indonesia. Namun, keberadaan rawa pening yang menjadi sumber penghidupan penduduk sekitar saat ini terancam sendimentasi dan pertumbuhan enceng gondok yang hampir memenuhi 70% areal rawa pening.
Menurut catatan, Rawa Pening merupakan muara sembilan sungai yang ada di sekitarnya.
( Zainal Abidin / CN12 )
Sumber Berita : Suara Merdeka CyberNews, 17 Juni 2011

Mantan Bupati Brebes Minta Maaf

BREBES - Setelah bebas dari Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang Jakarta, Mantan Bupati Brebes H Indra Kusuma mengaku, enggan terjun ke dunia politik.

Ia kini lebih memilih kembali menekuni jalur wiraswasta, seperti yang digelutinya sebelum menjadi Bupati Brebes. ”Setelah ini saya akan kembali ke habitatnya di wiraswasta,” ujar Indra Kusuma saat ditanya sejumlah wartawan terkait kegiatannya setelah bebas, di kediamannya, Jalan Jenderal Sudirman Brebes, Rabu malam (15/6).

Indra Kusuma sebelum menjadi Bupati Brebes, dikenal sebagai seorang pengusaha yang bergerak di bidang perminyakan dan beberapa bidang usaha lain. Selain mempunyai agen minyak tanah, ia juga memiliki sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Paskakonversi minyak tanah ke gas, usaha Indra Kusuma juga bergerak di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE).

Dia menuturkan, pihaknya sangat bersyukur dan senang bisa kembali berkumpul dengan keluarganya. Namun demikan, dirinya meminta maaf kepada masyarakat atas jalannya pemerintahan di Brebes yang diwarnai kesalahan. "Saya minta maaf kepada rakyat Brebes bila ada kesalahan saat menjabat," tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Indra Kusuma bebas dari LP Cipinang Jakarta, Rabu (15/6), setelah menjalani hukumannya dalam kasus korupsi pengadaan tanah. Ia divonis dua tahun penjara dan denda Rp 250 juta oleh Pengadilan Tipikor Jakarta.

Mantan orang nomor satu di Kota Bawang itu, pulang dari Jakarta menggunakan KA Bangunkarta bersama istri dan ketiga anaknya. Ia tiba di Stasiun Kota Tegal, Rabu (15/6) sekitar pukul 21.00. Kedatanganya itu disambut ratusan orang. Bahkan, Walikota Tegal H Ikmal Jaya SE Ak ikut menyabut kedatangan mantan Bupati Brebes dari PDIP tersebut. Sejumlah kerabat, teman dekat, pejabat dan mantan pejabat Pemkab Brebes juga ikut hadir. Termasuk, beberapa anggota DPRD Brebes. Namun, Bupati Brebes H Agung Widyantoro SH MSi tidak nampak dalam rombongan penyambutan tersebut. Suasana haru dan bahagia nampak dalam penyambutan itu. Bahkan, warga lain yang berada di stasiun dibuat binggung dengan iringan penyambutan tersebut.

"Karena saya seideologi atau datang dari partai yang sama. Makanya saya ikut menyambut bapak (Indra Kusuma-red), " kata Wali Kota Tegal Ikmal Jaya di Stasiun Tegal.

Usai dari Stasiun Kota Tegal, rombongan langsung menuju ke kediaman Indra Kusuma di jalan Jend Sudirman Kota Brebes.

Kabag Humas dan Protokol Setda Pemkab Brebes, Drs Atmo Tan Sidik mengatakan, Bupati tidak bisa ikut menjemput karena ada kegiatan di wilayah Brebes selatan. Bupati mewakilkan ke pihaknya untuk menyampaikan salam kepada Pak Indra Kusuma dan keluarga. (H38-18) 
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/17 Juni 2011

Puncak Kemarau Diperkirakan Akhir Tahun


KUDUS - Anomali cuaca saat ini benar - benar stabil dan sudah memasuki musim kemarau. Meskipun  terlambat dari prediksi sebelumnya, yaitu pada Maret.

Pengamat cuaca dan klimatologi dari Universitas Muria Kudus, Hendy Hendro Sridjono kepada Suara Merdeka kemarin menjelaskan, cuaca ekstrem sudah terjadi sejak akhir 2010 tidak tampak lagi. "Saat ini sudah mulai terjadi pengurangan terbentuknya awan," katanya.

Jika itu ada, hal tersebut tidak menyebabkan terjadinya hujan lebat atau bahkan angin kencang sekalipun seperti yang terjadi tahun lalu.

Selanjutnya, data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah mencatat, prakiraan kemarau tahun ini normal tidak terpengaruh La Nina atau peningkatan curah hujan maupun El Nino. "Diperkirakan kemarau tahun ini normal, tidak seperti tahun lalu," jelasnya.

Jika diamati perjalanan anomali cuaca, gejala La Nina melemah pada Maret 2011 dan belum menunjukkan turun menjadi El Nino, sehingga prakiraan saat ini kemarau tahun 2011 akan berlangsung normal.

"Bisa jadi pada pertengahan kemarau justru bisa meningkatkan seperti tahun 2009 kemarau yang cukup panjanag, tetapi jika dilihat kemarau tahun ini cenderung normal," katanya.

Puncaknya

Hendy mengatakan, meski normal namun diperkirakan puncaknya bisa berlangsung sampai dengan akhir tahun tepatnya di September atau justru bisa molor.

"Prakiraan puncaknya bisa jadi pada Agustus dan musim pancaroba sekitar September, kemudian musim penghujan pada Oktober. Bahkan siklus ini bisa terjadi berulang setiap tiga hingga tujuh tahun berikutnya," tandasnya. (J18-29,42)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/17 Juni 2011