Jumat, 28 Oktober 2011

Setelah SBY Sekarang Giliran Wapres

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Insiden orang tak dikenal nyelonong saat acara petinggi negara kembali terjadi. Kali ini menimpa Wapres Boediono di peringatan Hari Sumpah Pemuda di Lapangan Siliwangi, Bandung.
Seorang pemuda yang membawa poster tiba-tiba berlari ke tengah lapangan peringatan Hari Sumpah Pemuda. Pemuda tersebut berlari ke tengah lapangan saat pagelaran kesenian yang dibawakan kolosal oleh pelajar dan pemuda. .
Petugas keamanan langsung mengejar pemuda tersebut dan menariknya dari tengah lapangan. Selanjutnya pemuda tersebut dibawa ke tempat khusus. Tidak diketahui tulisan poster yang dibawa pemuda itu karena langsung diambil petugas keamanan.
Sebelumnya, Senin lalu, insiden nyelonong juga menimpa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat usai membuka Asean Fair di Nusa Dua Bali. Ketika itu, seorang tukang kebun bernama I Nyoman Minta nyelonong di dekat panggung SBY, dengan menggunakan sepeda onthel. Hal ini luput dari penjagaan Paspampres. Si tukang kebun lantas ditangkap dan diinterograsi.
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/

Wanita Pembaca Naskah Sumpah Pemuda Tolak Dibebaskan

TRIBUNNEWS.COM - Usai membacakan naskah Sumpah Pemuda, Sofie Kornelia Pandean ditangkap Belanda. Dia dijebloskan ke sel. Ketika akan dibebaskan, dia menolak.
Saat itu, paman SK Pandean yang merupakan jaksa, berusaha membebaskan perempuan kelahiran Paniki Bawah 28 Agustus 1911 tersebut.
"Tapi Ibu saya tak mau keluar. Ia bilang, sahabatnya juga harus dibebaskan. Setelah semua sahabatnya dibebaskan, barulah ibu saya ikut keluar dari tahanan itu," ujarnya.
Setelah kejadian tersebut, Menurut Meity, almarhumah tak tinggal diam. Pada umur 21, tepatnya sekitar tahun 1932, SK Pandean berangkat menuju ke tanah Jawa Tengah.
Di sana wanita tersebut masuk dalam Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS), dan tinggal dengan Mandagi yang saat itu masih menjabat sebagai Kepala Pengadilan Semarang.
"Di sana ia banyak membantu pergerakan perjuangan di bawah tangan, dan masuk dalam perjuangan bambu runcing dan juga di PMI," ucap Meity.
Tahun 1935, setelah pemberontakan Permesta,  SK Pandean pulang ke Manado bersama suaminya Frans Rudolf Oey, yang merupakan keturunan Tionghoa. Di Manado, ia dipercaya sebagai penasihat para Gubernur Sulut.
Tepatnya tanggal  6 Januari 1997, wanita yang telah berjasa tersebut menghembsukan napas terakhirnya di usia 85 tahun. SK Pandean dimakamkan di samping rumahnya di Jalan AA Maramis Nomor 179. Menurut Meity, ibunya memang ingin dimakamkan di samping rumah.
Semasa hidup, SK Pandean pernah menjabat Letnan BKR Kompi V, Batalyon 15 Resimen I, Magelang, Jateng. Kemudian Pimpinan Wanita KRIS, ditugaskan untuk menjenguk Presiden RI, Ir Soekarno dan HA Salim ketika dibuang ke Bangka tahun 1949. Tahun 1958, ia dianuhgerahi Satya Lencana Aksi Militer kedua oleh Menteri Pertahanan Juanda.
 "Dan tahun 1959 dianugerahi Tanda Jasa Pahlawan (Gerilya) oleh Presiden Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI, Soekarno. Selanjutnya pada 1966, dianugerahi Bintang Gerilya oleh Menteri Panglima Angkatan Darat Jenderal Soeharto pada 29 Agustus 1966," ujarnya.
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/

Mahasiswa Pembobol Paspampres Terkenal Nekat

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ikbal Sabarudin (23) tercatat baru lulus beberapa bulan lalu dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung. Ikbal masuk ke UIN SGD pada 2007 dan kuliah di Jurusan Tafsir Hadits Fakultas Ushuludin.
Ikbal ditangkap anggota Paspampres setelah nekat menyelonong memasuki wilayah ring 1 dan membentangkan pamflet kritikan kepada pemerintah tepat di depan Wapres Boediono saat peringatan Hari Sumpah Pemuda di Stadion Siliwangi, Bandung, kemarin.
Selama kuliah, Ikbal tidak memperlihatkan kekritisannya sebagaimana halnya seorang aktivis kampus. Paling tidak, itulah yang diketahui Hafid Azhar (21), mahasiswa Sastra Arab UIN SGD, rekan Ikbal.
"Ikbal itu orangnya praktis. Kalau dia mau, dia lakuin. Mungkin aksi ini juga kayak gitu. Kalau soal ada yang menyuruh aksi, saya enggak tahu. Aksi ini pun dia enggak bilang sebelumnya," ujar Hafid saat ditemui di kampus UIN SGD, Cibiru, Jumat (28/10/2011).
Hafid menceritakan, ia dan Ikbal sering mengikuti forum-forum diskusi mahasiswa. Dalam diskusi itu, kata Hafid, Ikbal lebih vokal tentang pemikiran-pemikiran Islam. "Kalau obrolan tentang pemerintahan SBY, selama saya sering nginap di kosannya, dia enggak pernah bicara soal itu," katanya.
Senada dengan Hafid, Ketua Jurusan Tafsir Hadits Fakultas Ushuludin, Dr Engkos Kosasih, mengatakan, Ikbal yang dia kenal termasuk mahasiswa cerdas. "Dari 25 orang yang mengikuti jurusan ini, Ikbal termasuk satu dari tujuh orang yang pertama lulus di gelombang satu," ujar Engkos.
Ia juga mengatakan, selama ini di kampus UIN, Hima Persis UIN bukanlah tipikal organisasi kemahasiswaan yang sering demo di kampus menentang kebijakan rektor.
"Saya enggak tahu kalau di luar gimana. Anggotanya juga biasa-biasa saja. Makanya dengar Ikbal sebagai Ketua Hima Persis Jabar demo di hadapan Wapres, saya kaget. Ikbal itu bukan tipikal pendemo dan selama mengikuti perkuliahan pun dia biasa saja. Kalau mahasiswa kritis, kelihatan, biasanya di kelas aktif, tapi Ikbal benar-benar biasa saja," tutur Engkos.
Namun, kata Engkos, Ikbal dikenal nekat. "Pernah waktu KKM di Garut Selatan. Saat itu kami berangkat dari Garut Selatan menuju Bandung pukul 19.00. Kami berangkat pakai mobil dan selama perjalanan khawatir karena jalannya sepi apalagi melewati daerah Gunung Gelap yang dikenal rawan. Tapi beda dengan Ikbal. Dia nekat pulang jam 20.00 dari Garut Selatan lewati Gunung Gelap sendirian. Kami yang ikut heran kenapa Ikbal seberani dan senekat itu. Mulai dari situ kami sedikit menilai Ikbal termasuk mahasiswa berani dan cukup nekat," ujarnya.
Mendengar Ikbal diamankan oleh Paspampres, kata Engkos, pihaknya tidak bisa berbuat banyak. "Kalau Ikbal masih tercatat sebagai mahasiswa aktif, mungkin saya bisa membantu. Namun berhubung Ikbal baru lulus, saya enggak bisa menjamin dari kampus bisa membantu," katanya lagi.
Saat Tribun mendatangi rumah kos Ikbal di daerah Cipadung, tempat kos itu terkunci dan jendelanya tertutup gorden. Sejumlah tetangga yang ditemui mengaku mengenal Ikbal. Ahmad Gunawan (27), misalnya, mengenal Ikbal sebagai mahasiswa cukup cerdas dan baru lulus.
"Ikbal cukup pintar, tapi soal kritis, dia biasa saja. Soal aktivitas organisasinya juga dia jarang cerita banyak," kata Ahmad.
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/

Mantan Istri Beberkan Wanita Wanita Ustad Solmed

INILAH.COM, Jakarta - Dewi Yulianti terus saja membeberkan aib mantan suaminya, Ustad Solmed. Kali ini Dewi mengaku bahwa semasa ia hidup bersama Solmed banyak wanita di sekelilingnya.
Dengan nada bicara polos Dewi membenarkan jika Solmed yang pernah mengisi hidupnya itu seorang laki-laki mata keranjang. Benarkah?
"Iya, betul sekali. Perceraian saya aja karena itu," cetus Dewi saat dihubungi melalui telepon, Kamis (27/10).
Dewi berani menjamin apa yang ia katakan perihal aib mantan suaminya. Bahkan ia siap membuktikan kebenarannya.
"Boleh di cek di pengadilan Agama Jakarta Barat kenapa saya layangkan gugatan. Di situ saya cantumkan nama selingkuhan dia, seperti Iis, Ega, Eni. Itu yang ketahuan yah, nggak tahu yang belum," papar Dewi.
Dewi melanjutkan, ia bahkan pernah mendapati suaminya kala itu mengirim pesan singkat yang mesra kepada wanita lain.
"Saya sering mergokin dia sms'an sama mereka (selingkuhan) dan jalan di mall, nonton (bioskop)," tandasnya. [mor]
Sumber Berita : http://id.omg.yahoo.com/news/

Gugah Wawasan Kebangsaan

SLAWI - Paska era reformasi yang sudah berjalan 13 tahun, kondisi bangsa dan negara belum sepenuhnya pulih kembali dan bangkit dari krisis.
Dan hal ini menunjukkan indikasi yang belum memuaskan bagi masyarakat dalam berbagai sendi kehidupan. Fenomena ini dimungkinkan terjadi  lantaran prilaku berbangsa dan bernegara tidak mengarah pada terbangunnya komitmen untuk memperkokoh terwujudnya cita-cita NKRI. Hal tersebut dilontarkan Dan Brigif -4/Dewa Ratna Kolonel (Inf) Sapriadi, SIP  dalam ceramahnya di kegiatan pertemuan rutin  Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB) yang dilangsungkan di gedung serbaguna  Brigif-4/ DR, Rabu ( 26/10) malam kemarin.
Pertemuan rutin kali ini digelar juga bertepatan dengan refleksi peringatan Sumpah Pemuda yang dihadiri semua elemen anak bangsa, Kapolres Tegal, dan Asisten I pemkab. Sapriadi juga menyatakan bahwa masyarakat harus punya wawasan kebangsaan dan reaktualisasi nasionalisme. Adalah suatu kenyataan yang tidak dapat diganggu gugat bahwa bangsa Indonesia adalah suatu bangsa yang sangat beragam suku, etnis, agama, bahasa serta adat istiadat. Dan para pendahulu telah menetapkan cara pandang atau wawasan yang berorientasi nasional. "Ada upaya yang perlu dilakukan dalam rangka menjawab tantangan bangsa Indonesia di abad 21 yakni memecahkan berbagai persoalan bangsa yang sedang kita hadapi," cetusnya.
Upaya tersebut menurut Sapriadi adalah masalah meningkatkan wawasan kebangsaan masyarakat dan upaya perlu dilakukan reaktualisasi nasionalisme. Disinilah pihaknya berharap peserta pertemuan rutin FKKB harus selalu siap untuk bekerjasama dengan seluruh komponen bangsa yang ada ditanah air ini, untuk menjawab tantangan bangsa kedepan. Dan dia juga berharap ada peserta pertemuan rutin FKKB mau meningkatkan kepekaan, kepedulian, dan mampu bekerja keras untuk negara dan bangsa serta menjadi kader pemimpin daerah yang punya jati diri dan nasionalisme serta berwawasan kebangsan yang tinggi demi keutuhan NKRI.
Sementar itu ketua DPD FKKB Kabupaten Tegal, Harnoko menegaskan bahwa berangkat dari roh dan jiwa sumpah pemuda 1928 pihaknya akan terus mempererat jalinan komunikasi sebagaimana jiwa dan semangat FKKB bahwa kita semua bersaudara.  Pada kesempatan tersebut DPD FKKB juga berkesempatan memberi bantuan krek untuk saudara sebangsa penyandang cacat dengan harapan semoga pemberian bantuan itu bisa dimanfatkan secara optimal. (her)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

Peringati Hari Besar

TANGGAL 28 Oktober, menurut Direktur LP3i Slawi, Novel Fatrio SE MM, selayaknya tidak hanya diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda. Melainkan juga sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda tidak lain adalah akta lahirnya sebuah definisi bangsa berikut unit geografi politiknya (tanah air Indonesia) dan identitas nasional (bahasa Indonesia dan simbol merah putih).
Dengan penegasan makna seperti inilah, menurut Novel, mestinya pemuda-pemuda Indonesia masa sekarang pun bisa meneladani upaya yang dilakukan generasi pendahulu tersebut. Apalagi catatan sejarah juga menunjukkan, semua momentum yang menentukan nasib perjalanan Republik tercinta ini, mulai dari Proklamasi 1945, Revolusi 1966, sampai dengan Reformasi 1998 pelaku utamanya adalah kaum muda.
“Tanpa mengurangi jasa dan rasa hormat terhadap kaum tua dan anak-anak, Republik ini akan hancur jika kaum mudanya tidak memiliki kepedulian terhadap nasib bangsanya,” ujar Novel.
Untuk itu, lanjut Novel, mestinya peringatan Sumpah Pemuda tidak hanya berhenti pada seremonial upacara, simposium, seminar, dan talkshow-talkshow yang menggugat tingkat nasionalisme pemuda pada masa sekarang. Tetapi  juga menggugah semangat pemuda untuk turut serta memberi sumbangsih kemajuan Republik sesuai porsinya masing-masing.
Republik ini, kata Novel, tidak membutuhkan pemuda yang cakap dalam bidang politik saja, tetapi juga pemuda-pemuda yang cakap di bidang pendidikan, ekonomi, teknologi, seni, dan lainnya.  “Tidak peduli dia bergerak di bidang apa. Tidak peduli levelnya kampung, lokal, nasional, ataupun internasional. Asalkan positif. Bermanfaat bukan hanya untuk diri dan keluarganya semata, tetapi juga orang lain, dan tentu saja tidak mengganggu keutuhan NKRI, itulah pemuda yang dibutuhkan bagi kelangsungan bangsa ini,” pungkas Novel. (gon)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

Kamis, 27 Oktober 2011

Yang Tak Boleh Dilakukan Usai Olahraga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anda mungkin telah menghabiskan satu jam sehari untuk olahraga keras. Tapi bagaimana dengan 23 jam lain di saat Anda tak olahraga?
Nah dibawah ini hal-hal yang tak boleh Anda lakukan usai berolahraga:
1. Minum Sports Drink
Jangan terburu-buru mengonsumsi sports drink bila tubuh Anda tidak benar-benar kehilangan elektrolit. Sports drink umumnya mengandung pemanis buatan yang tak baik bagi tubuh. Cukup tenggak air putih untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
2. Tidak langsung makan
Setelah olahraga berat, tubuh Anda pun telah siap untuk pengisian bahan bakar. Tetapi ingat jangan langsung ambil makanan berat yang berlemak, tetapi bijaksanalah dengan camilan ringan yang sehat. Sedikit protein dan karbohidrat kompleks sudah cukup untuk memulihkan otot-otot Anda.
3.Camilan malam hari
Pilihlah camilan yang ringan dan sehat di malam hari. Jangan sampai pilihan camilan malam ini merusak pembakaran kalori Anda siang harinya.
4. Kurang Tidur
Tidur bukan hanya berarti istirahat, tetapi juga pemulihan energi untuk olahraga lagi keesokan harinya. Tidur juga menghasilkan hormon pertumbuhan tingkat tinggi yang dipercaya merupakan komponen kunci dari pertumbuhan dan perbaikan otot. (Sumber: Sehatnews.com)
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/

Habib Harusnya Solmed Tidak Seperti Playboy

Proses ta'aruf (pendekatan) yang dilakukan Ustad Solmed terhadap calon istrinya, Aprilia Jasmine dinilai keliru. Tindakan mereka yang berdua-duakan meski sudah lamaran, menyalahi aturan agama Islam. Apalagi pria pemilik nama asli Sholeh Mahmoed itu dikenal luas sebagai tokoh agama.
Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Forum Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta, Habib Salim Alatas, mengungkapkan kalau sikap saudaranya itu berawal dari salah dalam memahami kata ta'aruf.
"Dia itu mengartikan ta'aruf keliru. Boleh dekat itu kan kalau sudah halal. Dia itu publik figur, da'i dan ustad, tapi kan belum muhrimnya dan belum sah jadi suami-istri. Siapapun, kalau belum sah dan halal, hukumnya haram. Kitab mana yang memberikan izin?" ungkap Habib Salim Alatas saat dihubungi Rabu (26/10/2011).
Seharusnya proses pendekatan dilakukan tanpa berdua-duaan, bisa menggunakan orang ketiga atau muhrim dari sang calon istri. Karena sering tampil di televisi, Ustad Solmed jadi berubah sikap dan ikut-ikutan bersikap seperti para artis dan selebritis pacaran.
"Seharusnya seorang ustad itu tampil dan menunjukkan akhlak sebagai da'i dan ustad, tidak seperti preman, playboy dan tidak lebay. Sebagai dai itu tidak ada istilah komersil dan sering nongol di televisi," ungkapnya.
Habib pun menegaskan, bahwa dirinya dan FPI akan mendukung program Ustad Solmed yang baik-baik saja. Karena memang sejak awal tidak ada persoalan yang serius, hanya sikap pribadinya saja yang membuat kecewa.
"Kami nggak ada masalah kok sama Ustad Solmed. Tapi kok sikapnya begitu ya. Harusnya kan bisa menjaga akhlak dan image. Emang pantas dia nonton Maher Zein berduaan. Kan kita nggak tahu apa yang mereka lakukan saat berduaan. Bisa saja kan saling pegang jari kelingking," urainya.
"Semoga saja dia berubah dan tidak sombong. Populer itu hanya sementara," tutup Habib mengingatkan. (kpl/hen/dar)
Sumber Berita : http://id.omg.yahoo.com/news/

Rabu, 26 Oktober 2011

Proses Pembentukan Pemimpin Sejati

PEMIMPIN adalah seorang yang bisa mempengaruhi orang, baik individu maupun kelompok. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
Namun hanya sedikit orang yang terlahir teah membawa bakat kepemimpinan. Banyak faktor yang mempengaruhi keterbentukan karakteristik seorang pemimpin.
Henry Pratt Faiechild dalam buku Kartini Kartono (1994 : 33) mengungkapkan, pemimpin dalam pengertian ialah seorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi.
Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/ penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.
Inilah beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan kepemimpinan:
Faktor Individu
Faktor individu adalah faktor yang dipengaruhi oleh kepribadian, tingkah laku, karakteristik sifat, motivasi, tanggung jawab, dan berwawasan luas. Seorang pemimpin harus mempunyai setiap hal yang telah disebutkan di atas mwerupakan orang yang siap menjadi pemimpin dan menjadi panutan bagi masyarakat di sekitarnya.
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan adalah faktor yang terbentuk dari keluarga, teman kerja, tetangga, dan masyarakat luas. Faktor ini adalah pendukung tetapi juga penting untuk seseorang yang ingin menjadi pemimpin, karena keluarga, teman kerja dan masyarakat adalah bagian dari hidup orang tersebut. Tempat dimana ia bisa menumpahkan isi hatinya, ide kreatifnya untuk membuat suatu terobosan terbaru, dan lainnya.
Faktor Sosial
Faktor sosial adalah faktor dimana kita sebagai individu harus bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, misalnya dengan keluarga, teman kerja, dan masyarakat sekitar. Dengan lebih bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, orang tersebut akan bisa lebih menempatkan diri pada segala situasi dan bisa mengerti perasaan orang sekitar kita.
Sebuah proses pembentukan mentalitas dan kapasitas merupakan faktor yang perlu diperhatikan untuk menjadi seorang pemimpin yang bisa menjadi pimpinan dan sahabat bagi orang disekitarnya. Sangat jarang ada orang yang terlahir dengan karakter yang sempurna.
(rifki/CN34)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/lelaki/2011/10/20/216

Polres Bantu Korban Bencana

BOJONG - Komandan Bharagas Kapolres Tegal AKBP Nelson Pardamaian Purba SIK bersama ketua cabang Bhayangkari Tegal Ny Angel Ibrahim Pardamaian Purba, menyambangi warga yang menjadi korban bencana angin puting beliung di Dukuh Duren Desa Kajenengan Kecamatan Bojong. Aksi sosial kali ini dilakukan sebagai bentuk empati yang sangat mendalam dari keluarga besar Bharagas.
Ditemui disela-sela kunjungan, keduanya menyatakan apa yang dilakukan semata untuk meringankan beban warga ditengah kesulitan paska terjadinya musibah bencana alam.
“Santunan yang kami berikan berupa paket sembako untuk 40 kepala keluarga yang berdiam di Dukuh Duren. Setidaknya dengan bantuan ini, mereka bisa kembali tegak untuk mulai menata kehidupan baru paska bencana," terangnya, Rabu (26/10).
Terpisah Kades Kajenengan, Basori, menyambut baik kepedulian dan bantuan yang diberikan keluarga besar  Bharagas Polres Tegal. "Mudah-mudahan bantuan ini bisa menumbuhkan semangat hidup warga yang tertimba musibah, untuk kembali bangkit menata hari esok yang lebih baik," cetusnya.
Dia mengakui, bantuan serupa sempat diterima dari jajaran Kodim 0712/ Tegal. Dan dia berharap kedepean ada perhatian serius dari Pemkab untuk mewujudkan jalan penghubung antara Desa Kanjenegan dan Kalijambu yang saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.
Nelson sendiri mengungkapkan, bantuan ini terkumpul dari swadaya personil dan juga digerakkan oleh Bhayangkari cabang Tegal. Dari sini, pihaknya juga berharap agar personil Bharagas punya kepekaan terhadap penderitaan sesama yang sedang tertimpa musibah. (her)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

PPI Suradadi Roboh

SURADADI - Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Suradadi, roboh setelah sebelumnya diterpa angin kencang yang terjadi Mingu (16/10) lalu. Bangunan yang terbuat dari besi baja itu, kini rata dengan tanah terutama yang berada di sebelah Utara.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tegal, Darsono, menuturkan, sebelum diterpa angin kencang, kondisi bangunan PPI tersebut memang sudah sekarat. Bangunan sudah keropos dan rawan roboh. Karena itu, dirinya tak heran apabila bangunan tersebut kini akhirnya rata dengan tanah.
Dia menjelaskan, semenjak PPI tersebut didirikan, hingga kini belum digunakan sebagaimana fungsinya. Sepertinya, tiga bangunan tersebut, tengah ada masalah. Permasalahan kongkritnya, pria yang menahkodai HNSI sejak tahun 2010 itu, mengaku tidak tahu secara mendetail. Meski demikian, sedianya pemerintah daerah setempat bergegas turun tangan untuk menyelesaikan atau melanjutkan proyek tersebut. Sehingga, bangunan tidak membahayakan ketika ada warga yang beraktifitas di sekitar PPI.
"Yang saya tahu, kasus bangunan PPI ini sedang ditangani oleh Mabes Polri. Bangunan ini didirikan sejak 2007 silam, dengan menggunakan APBN senilai kurang lebih Rp 8 milyar," kata Darsono, saat ditemui di TPI Suradadi, Rabu (26/10).
Dengan tegas dia mengharapkan, agar PPI tersebut segera diperbaiki. Tujuannya, supaya nelayan sekitar bisa menggunakan sesuai rencana awal pembangunannya. Sejauh ini, nelayan selalu memanfaatkan muara atau tepi sungai Suradadi untuk mendaratkan ikan hasil tangkapannya.
"Kami kasihan ketika nelayan hendak membongkar ikan hasil tangkapannya. Mereka harus bersusah payah di tepi muara untuk mengangkat ikannya ke daratan. Untuk itu, dinas terkait agar secepatnya memperbaiki PPI setempat," tegasnya.
Salah satu warga Desa Suradadi, Komar (37), menuturkan, ketika robohnya PPI tersebut, untungnya tidak ada korban jiwa. Karena kejadian itu, berlangsung pada malam hari. "Ya, PPI nya memang roboh. Tapi tidak ada korban jiwa," ucapnya singkat. (yer)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

BBI DKPP Mati Suri.

BALAI Benih Ikan (BBI) yang berada dibawah naungan Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Tegal, saat ini kondisinya "mati suri". Untuk lebih mengoptimalkan peran dan fungsinya, dibutuhkan dukungan dari Pemkab Tegal.
Hal itu diungkapkan Kabid Perikanan Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan (DKPP) Pemkab Tegal, Ir Lili Herlambang, saat ditemui di kantornya, Rabu (26/10) kemarin.
Dikatakan Lili, belum lama ini BBI yang berada di Desa Dukuhjati Kidul, Kecamatan Pangkah, sudah mendapatkan bantuan calon induk ikan dari Pemprov Jateng. Selain itu, BI juga akan menerima Pemerintah Pusat. Namun, bantuan itu tak dibarengi dengan dana pembelian pakan ikan, yang semestinya menjadi tangung jawab Pemkab Tegal. Hal ini mengakibatkan keberlangsungan BBI ibarat "hidup segan mati tak mau".
Dikatakan Lili Herlambang, bantuan benih calon induk ikan air tawar dari pemprov sebanyak 100 ekor ikan jantan dan 300 ekor betina yang masuk dalam satu paket bantuan ikan nila. Disamping itu, empat paket bantuan ikan lele yang setiap paket berisikan 40 ikan betina dan 20 ikan jantan telah diterima dari pemprov Jateng pada pekan lalu.
“Saat ini semua bantuan calon benih, telah dimasukan dalam kolam BBI,” katanya.
Menurut dia, bantuan lain juga rencananya bakal diterima dari Pemerintah Pusat berupa ikan nila sebanyak empat paket. Setiap paket berisikan 100 ikan jantan dan 300 ikan betina. Bantuan itu sesuai rencana akan diambil hari ini di Jantin, Klaten.
“Bantuan tidak termasuk untuk membeli pakan ikan itu. Kami tidak pernah diberikan alokasi anggaran untuk pembeliaan pakan ikan yang dibudidayakan di BBI,” ucapnya.
Untuk saat ini, populasi ikan di BBI yang mencapai ratusan ekor mendapatkan dana untuk membeli pakan dari sisa kegiatan. Selain itu, dana lain untuk pembelian pakan ikan diperoleh dari sisa penjualan benih ikan yang dikelola BBI.
Yang menjadi pemikiran dirinya, selain BBI juga dikenakan target untuk pemasukan PAD, kondisi sarana yang dimiliki sekarang kurang mendukung. Sejumlah kolam yang digunakan untuk pembibitan, mengalami kebocoran, dan tidak bisa dimanfaatkan. Kondisi itulah yang menjadi pemikiran pihaknya dalam mengelola BBI.
Sementara, jika melihat nilai pembangunan BBI dibangun atas bantuan dari Pemerintah Pusat dengan nilai miliaran rupiah, tetapi sayang, pemanfaatannya tidak ditopang dana dengan maksimal oleh Pemkab. Hal ini membuat fungsi dan kegunaannya belum maksimal. Padahal manfaat lain BBI juga digunakan sebagai wahana penelitian bagi para mahasiswa dan pelajar.
“BBI harusnya tidak saja menjadi tempat transaski jual beli benih ikan. Tetapi juga untuk penelitian. Namun selama ini belum dimafaatkan secara maksimal, sehingga terkesan sepi tidak ada kegiatan,” pungkasnya. (gon)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

FKKB Gali Nilai Sumpah Pemuda

AJANG pertemuan rutin triwulan yang digulirkan DPD Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB) Kabupaten Tegal, kali ini dilangsungkan di gedung serba guna Brigif 4/Dewa Ratna, sekaligus memperingati HUT ke-83 Sumpah Pemuda.
Ketua DPD FKKB Kabupaten Tegal, L Harnoko, menjelaskan, ajang pertemuan triwulan kali ini sedikit berbeda dibanding dengan pertemuan-pertemuan triwulan sebelumnya.
"Biasanya pertemuan digelar di sanggar paseduluran dan dalam jumlah perserta yang terbatas. Pertemuan kali ini digelar di gedung serba guna Brigif 4/ Dewa Ratna yang megah dan berwibawa dengan peserta yang lebih banyak," ujarnya disela-sela pertemuan, Rabu (26/10) kemarin.
Diakuinya, gagasan menggelar pertemuan di gedung serba guna Brigif 4/ Dewa Ratna  tersebut dapat dilangsungkan berkat prakarsa dan dukungan penuh Dan Brigif Kolonel Sapriadi dengan dilandasi jalinan kasih antar sesama unsur bangsa. "Pertemuan ini boleh dikatakan sangat-sangat istimewa, mengandung makna sakral karena berbarengan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ke-83," terangnya.
Gelar pertemuan rutin sendiri dihadiri  para tokoh agama, tokoh masyarakat, kader muda yang tergabung dalam aktivis organisasi kepemudaan yang ada di Kabupaten Tegal, serta ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Tegal.
Harnoko juga menyatakan, peristiwa historis Sumpah Pemuda 1928 merupakan persitiwa yang sangat monumental. "Ketika itu, para pemuda dari berbagai suku atau etnis mencetuskan sumpah yang merupakan resolusi kongres pemuda kedua. Disanalah lahir tekad bersama seluruh unsur pemuda di nusantara untuk bersatu tanah air, bangsa, dan bahasa yakni Indonesia," cetusnya.
Berangkat dari roh dan jiwa sumpah pemuda 1928 itulah, FKKB akan terus berupaya menjalin komunikasi sebagaimana yang menjadi jiwa dan semangat FKKB yakni 'Kita Semua Bersaudara'. FKKB akan berupaya terus bergandeng tangan dengan berbagai elemen masyarakat dan komunitas di wilayah Kabupaten Tegal, sebagai saudara sebangsa dengan tidak memandang asal-usul keturunan dan agama.
"Disinilah diperlukan ketulusan saat seseorang memutuskan untuk mendahulukan kepentingan orang lain. Disini pula pertimbangan untung rugi dikalkulasikan dengan sebuah kepasrahan kepada sang pencipta," terangnya.
Dia juga mengajak audience yang hadir untuk mempunyai keyakinan  saat menabur benih kebaikan dalam kehidupan, maka sang pencipta akan memberi buah kenikmatan. Keyakinan akan menjadi kekuatan dahsyat untuk mengoptimalkan potensi hati, akal maupun jasmani bagi kehidupan bersama yang lebih baik.
Dalam kesempatan ini, DPD FKKB juga menyerahkan bantuan lima pasang tongkat penyangga tubuh (kruk) yang diberikan kepada penyandang cacat. Diharapkan, kruk ini bisa bermanfaat. (her)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

Selasa, 25 Oktober 2011

Tukang Kebun "Pembobol" Pengamanan Presiden Masih Diperiksa

Liputan6.com, Badung: Nyoman Minta, tukang kebun yang sempat membobol ring pasukan pengamanan Presiden (Paspampres) pada acara pembukaan ASEAN Fair, masih ditahan di Mapolsek Kuta Selatan. Polisi hingga tengah malam tadi masih memeriksa pria paruh baya itu, di salah satu ruang tertutup.
Sejumlah barang bukti berupa karung bawaan berisi kelapa dan botol plastik minuman juga masih disimpan di kantor polisi. Sejumlah wartawan yang ingin mengambil gambar Nyoman Minta dihalangi petugas dengan alasan tidak jelas.
Hingga Selasa (25/10), tidak ada keterangan baik dari pihak Polsek Kuta Selatan maupun Polda Bali terkait penahanan tukang kebun tersebut. Namun tadi malam tersiar kabar polisi kembali menggelar rekonstruksi bobolnya pengamanan Presiden guna mengetahui dari sisi mana dan bagaiman si tukang kebun itu bisa masuk ke depan panggung Presiden
Sumber Berita http://id.berita.yahoo.com/

Kronologi Terungkapnya Imbalan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kekerasan yang terjadi di Papua yang berawal dari demosntrasi di PT Freeport beberapa pekan ini membuat Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekersan (Kontras) merasa prihatin. LSM ini meminta kepada presiden SBY untuk segera mengadakan dialog guna menyelesaikan persoalan di bumi cendrawasih itu. 
Kontras menuntut adanya penyelidikan yang menghormati hak-hak asasi manusia (HAM) warga Papua, Selasa (25/10). "Papua butuh dialog. Masalah di sana tidak bisa diselesaikan dengan kekerasan," kata kepala Dewan Pengurus LSM Kontras, Usman Hamid.
Yang cukup mengejutkan, TNI dan Polri yang menjaga wilayah Freeport ternyata mendapat imbalan sebesar 1,25 juta. Informasi ini diperoleh dari surat yang dikirim Polda Papua dengan Nomor B/918/IV/ 2011 kepada Kontras Papua.
Awalnya, Kontras bermaksud meminta data-data soal pengamanan TNI dan Polri atas PT Freeport. Salinan surat ini diterima Republika dari salah seorang pengurus Kontras, Indri.
Berikut kronologi kejadiannya:
Kontras Papua mengirimkan surat kepada Kapolda provisi Papua, Irjen Pol Bekto Suprapto. Surat yang dikirim dengan Nomor 010/SK-Kontras Papua/IV/2011 ini mengakukan permintaan dokumen terkait bantuan pengamanan Polri terhadap objek Vital PT Freeport di Timika. Surat ini dibuat di Jayapura, 12 April 2011 dengan tembusan Kapolri dan Irwasum.
Olga H Hamadi, yang menandatangani surat itu sekaligus menanyakan bentuk pengamanan yang diberikan Polri beserta kontribusi yang diberikan perusahaan terhadap operasional pengamanan kepada Polda Papua atau anggota Polri yang terlibat.
Tak berselang lama, pada 19 April 2011 Polda Papua memberikan balasan informasi untuk Kontras. Surat itu ditandatangani Rudolf A Rodja dengan tembusan Kapolda Papua, Irwasda Polda Papua dan Kabid Humas Polda Papua.
Dalam balasan surat yang bernomor B/918/IV/ 2011, Polda Papua menjawab Pengamanan terhadapa obyek vital Nasioanal PT Freeport Indonesia dilaksanakan oleh TNI dan Polri. Setiap empat bulan sekali diadakan pergantian personel.
Saat surat itu dibuat, jumlah personel pengamanan PT Freeport sebanyak 635 orang. Personel itu antara lain berasal dari 50 Polda Papua, 69 Polres Mimika, 35 Brimob Den A Jayapura, 141 Brimob Den B Timika, 180 Brimob Mabes Polri dan 160 TNI.
Bantuan pengamanan yang diberikan oleh satgas ini berupa pengawalan, patroli dan pengamanan RPU. Perusahaan setiap bulan memberikan Rp 1.250.000 kepada satgas pengamanan (anggota TNI dan Polri) yang langsung diberikan oleh manajemen PT Freeport.
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/

Amankan Freeport Anggota TNI Polri Dapat Imbalan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebanyak 635 orang aparat TNI dan Polri ditugaskan untuk melakukan pengamanan objek vital PT Freeport Indonesia. Berdasarkan surat Kepolisian Negara Republik Indonesia daerah Papua Nomor B/918/IV/2011 tertanggal 19 April 2011, mereka terdiri atas 50 anggota Polda Papua, 69 Polres Mimika, 35 Brimob Den A Jayapura, 141 Brimob Den B Timika, 180 Brimob Mabes Polri dan 160 TNI. Personel ini diganti setiap empat bulan sekali. Satgas pengamanan ini diberi imbalan Rp. 1.250.000 per orang yang langsung diberikan oleh manajemen PT Freeport Indonesia kepada aparat.
Menurut kepala Dewan Pengurus LSM Kontras, Usman Hamid, tak seharusnya TNI dan Polri mendapat imbalan dari Freeport. Adanya balas jasa oleh perusahaan itu bisa mengakibatkan nasionalisme ganda bagi aparat. Di satu, pihak aparat melaksanakan perintah negara, namun di sisi lain aparat mendapat imbalan dari Freeport.
"Imbalan dari Freeport ini bisa mengakibatkan aparat tidak berpihak kepada rakyat Papua, tapi berpihak pada Freeport karena dibayar mereka," ujarnya di Jakarta, Selasa (25/10). Menurutnya, itu pula yang dirasakan oleh rakyat Papua atas kekerasan yang selama ini menimpa mereka.
PT Freepot telah membayar sejumlah pajak anggaran yang seharusnya masuk ke pendapatan negara, pembangunan rakyat Papua dan biaya keamanan. "Seharusnya negara yang bayar aparat untuk keamanan. Kalau tidak ada anggaran, bilang saja ke pemerintah. Jangan menerima imbalan langsung dari Freeport," kata dia.
Ketegangan yang dialami oleh masyarakat Papua karena masalah Freeport sejak 10 Oktober lalu telah menelan 12 korban tewas, 14 luka tembak, 8 orang mengalami penganiayaan dan 6 orang ditahan.
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/

Paspampres Akui Lalai

JAKARTA- Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Mayjen TNI Agus Sutomo mengakui aparatnya lalai, sehingga terjadi insiden tukang kebun masuk ke area steril Presiden di Nusa Dua, Bali.

Untuk mencegah kejadian serupa, Paspampres akan melakukan evaluasi ulang terhadap sistem dan koordinasi antartim lapangan dalam pengamanan VVIP.
"Waktu kejadian, ada anggota yang lengah. Kurang konsentrasi dengan tugasnya," kata Agus di Wisma Negara, Jakarta, Selasa (25/10).

Kelengahan itu terjadi di lokasi pawai ASEAN Fair, kompleks Bali Tourism Development Center (Senin,  24/10). Saat itu tim aerobatik TNI AU sedang menampilkan atraksi di udara. Perhatian anggota Paspampres, yang seharusnya memantau lokasi ring 1, justru tersedot oleh atraksi yang ditampilkan enam pesawat latih berwarna merah menyala tersebut.

Tak Berlaku Kasar

Akibatnya, I Nyoman Minta (dalam berita sebelumnya disebut bernama I Made Subrata), petugas kebersihan Hotel Ayodya, nyelonong dengan sepedanya beberapa meter di dekat SBY di area ring 1. Ia menembus pengamanan di ring 2 dan 3.
Menurut Agus, kelalaian dilakukan pasukan pengamanan wilayah setempat yang bertugas mengawasi ring 2 dan ring 3.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Nyoman Minta tidak terbukti sebagai ancaman keamanan bagi Presiden SBY dan para tamu VVIP. Rute yang dilalui lelaki itu merupakan jalurnya sehari-hari saat pulang ke rumah.

Meski demikian, insiden itu tetap merupakan tamparan bagi tim pengamanan VVIP. Bahkan segera setelah insiden itu, Kapolri Jenderal Timur Pradopo dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono yang hadir di lokasi langsung minta maaf kepada Presiden SBY.

Terhadap kejadian tersebut, Presiden berpesan kepada kapolri dan panglima TNI agar mengedepankan faktor kemanusiaan dalam memproses Nyoman Minta. SBY juga minta aparat tidak berlaku kasar terhadap Nyoman.  (dtc-59)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/10/26/164134

Bebas Bersyarat

JAKARTA-Terpidana kasus suap terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (GDS BI) pada 2004, Agus Condro Pryaitno menghirup udara bebas.
Dia menerima hak pembebasan bersyarat. Hal itu tidak lepas dari bantuan Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK) dan juga Satgas Anti Mafia Hukum.
“Alhamdulillah, hari ini 25 Oktober (kemarin-Red) saya sudah bebas bersyarat,” ungkapnya, Selasa (25/10) petang.
Agus menjelaskan, pembebasan bersyarat diperolehnya karena dirinya juga telah menjalani 2/3 dari masa hukumannya selama 1,5 tahun.
“Iya 15 bulan dipotong remisi 1,5 bulan, sisa 13,5 bulan, 2/3 dari itu 9 bulan tapi jarang ada napi mendapat pembebasan bersyarat tepat waktu dan ternyata saya bisa keluar tepat waktu,” terangnya.
Dia pun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang memberi dukungan moril dalam menghadapi kasus yang menjerat puluhan politikus dan pihak swasta ini. ‘’Martur suwun atas segala perhatian dan bantuan kawan-kawan semua,’’ kata Agus.
Wakil Menteri Hukum dan HAM yang juga Sekretaris Satgas Antimafia Hukum Denny Indrayana mengatakan, Agus berkelakukan baik selama menjalani hukuman.  Menurut dia, pembebasan Agus yang jauh lebih cepat dibanding terpidana kasus cek pelawat lainnya merupakan bukti bahwa justice collaborator akan mendapat penghargaan dari negara.
Sebelumnya Agus Condro merupakan justice collaborator yang turut membantu pihak penegak hukum dalam membongkar kasus suap cek pelawat untuk memenangkan Miranda Goeltom sebagai Gubernur BI periode 2004.
Agus mengakui perbuatannya tersebut. Pengakuan itu membantu mengungkap pihak lain yang turut terlibat. Pada 16 juni 2011 Agus Condro divonis hukuman 15 bulan penjara oleh Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. (J13-71)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/10/26/164153/

Potret Jalan Kabupaten Tegal yang Dipenuhi Lubang

SETIAP melintas di ruas jalur Desa Babakan hingga Desa Tanjungharja, tentu pengendara akan mengumpat di dalam hati. Mereka pasti akan menanyakan di dalam hatinya, kenapa jalan sudah separah ini belum juga ada perbaikan? Pemerintahnya kemana?
Ironisnya, Walaupun jalan yang sudah tidak ada wujudnya itu belum diperbaiki, warga tetap saja melintasinya. Karena sebagian besar alasan warga, ruas jalan itu merupakan satu-satunya akses untuk menuju ke berbagai tujuan seperti Kota Tegal, Kota Slawi, dan kawasan Pantura.
Mestinya, pemerintah mendengar dan cepat merespon dengan melihat kondisi demikian. Sebab, hampir 90 persen jalan sepanjang sekira 7 kilometer dengan lebar 5 meter itu, mengalami kerusakan yang sangat parah. Lubang di sepanjang jalan tersebut, berdiameter antara 1 sampai 3 meter. Sementara kedalamannya, 10 sampai 50 centimeter. Sungguh memprihatikan manakala ada seorang lanjut usia dengan mengendarai sepeda tua melintas di jalan yang dipenuhi lubang dan sedikit berair itu. Tak ayal, pengendara kerap terjatuh kendati lukanya tidak terlalu parah.
Salah satu warga Desa Kertayasa Kecamatan Kramat, Maksus (43), mengatakan, di jalur ini sudah sering terjadi insiden laka lantas. Tak sedikit jumlah korban yang terjatuh maupun tertabrak saat melintas di jalan tersebut. Seringkali terjadi, saat pengendara menghindari jalan yang berlubang dan mendadak ada pengendara lain yang tengah menghindari pula. Dengan demikian, kecelakaan tidak bisa dihindarkan. Hendaknya, jalan yang sudah tidak beraspal itu, secepatnya diperbaiki.
“Pengendara sering kesulitan saat melintas di jalan tersebut. Dan itu dialami bukan hanya oleh pengendara roda dua saja. Melainkan roda empat juga banyak yang mengeluh. Termasuk supir angkudes (angkutan pedesaan, Red) jurusan Pagongan – Suradadi,” kata pegawai negeri sipil (PNS) ini, kemarin.
Dia mengaku, pernah mendengar dan membaca di sebuah surat kabar bahwa ruas jalan Babakan Tanjungharja, akan segera diperbaiki dengan menggunakan dana APBD II 2011. Celakanya, meski sudah mendekati akhir tahun, jalan tersebut belum juga diperbaiki. Padahal, kondisi jalan sudah tidak layak lagi untuk dilewati.
"Perbaikan harus cepat dilaksanakan, mengingat musim kemarau akan beralih musim hujan. Dengan begitu, perbaikan akan terhambat apabila terserang hujan," ungkapnya.
Warga lainnya, Wanto (43) asal Desa Kepunduhan Kecamatan Kramat, mengatakan, akibat kerusakan jalan, tak heran jika dirinya selalu terlambat bekerja. Karena setiap melintas di jalan itu, dirinya harus rela ekstra hati-hati dan memperlambat laju kendaraannya. Kesulitan melintas di jalan itu, tidak hanya dialami dirinya semata. Sejumlah pelajar juga mengalami demikian.
"Pelajar juga sering terlambat masuk sekolahnya. Kebanyakan pelajar di sini, menggunakan akses angkutan pedesaan. Kendaraan tersebut tidak bisa melaju dengan kecepatan tinggi mengingat jalannya yang sudah sangat parah," terangnya.
Terpisah, ketika Kepala UPTD PU Kramat hendak dikonfirmasi, pihaknya tidak ada ditempat. Menurut karyawannya, kepala UPTD sedang ada kepentingan di luar kantor. Sementara ketika karyawan tersebut ditanya seputar ruas jalur Babakan - Tanjungharja, menurutnya perbaikan akan segera dilaksanakan. Saat ini, proses lelang tengah berlangsung di dinas kabupaten.
"Proses lelangnya sudah digelar dua kali. Tetapi selalu salah. Sehingga, bulan ini diulang lagi," kata petugas yang enggan namanya dikorankan. (*)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

Harga Tetes Tebu Anjlog

PANGKAH - Harga jual tetes tebu dalam beberapa waktu belakangan ini, anjlog. Yakni dari semula Rp 1.200 per Kg menjadi Rp 675 per Kg. Hal ini sangat dikeluhkan petani tebu di wilayah kerja PG Pangkah.
Kondisi anjlognya harga tetes tebu, membuat petani merugi puluhan juta rupiah. Kerugian ini didapat dari hasil bagi tetes tebu petani tebu dari pihak PG. Apalagi anjlognya harga dirasa sangat drastis dibanding musim panen tahun sebelumnya.
Seperti dikatakan petani tebu asal Pangkah, Prayitno, harga tetes tebu pada panen musim ini, mengalami penurunan hampir 50 persen. Padahal, harga tetes tebu Rp 675 per kilogram merupakan hasil lelang petani dengan PG Pangkah yang dijembatani Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) PG Pangkah Kabupaten Tegal.
"Kami sangat menyayangkan pihak APTRI yang kurang membantu petani," ucap Prayitno yang juga Anggota DPRD Kabupaten Tegal.
Padahal, lanjutnya, seharusnya APTRI ikut membantu petani tebu agar harga tetes tebu menguntungkan petani. Namun, nampaknya dalam konteks penjulan harga tetes tebu, APTRI terkesan tidak memperjuangkan keinginan petani tebu.
Menurut dia, dengan rendahnya harga tetes tebu, membuat petani sangat rugi. Dicontohkan, lahan miliknya seluas 1 Ha dengan hasil produksi tebu mencapai 458 kuintal, hanya mendapatkan Rp 15 juta. Padahal, tahun sebelumnya bisa mendapatkan hasil Rp 30 juta. Selain redahnya harga tetes tebu, penurunan pendapatan petani juga disebabkan rendahnya rendemen tebu dan hasil panen.
“Untuk hasil panen sebelumnya, mencapai 700 kulintal pada lahan seluas 1 Ha, dengan rendeman sekitar 8 persen. Saat ini, sudah harganya rendah, hasil penen tebu petani randemennya juga turun menjadi 7,2," ujarnya.
Disisi lain, salah seorang pengurus APTRI PG Pangkah Kabupaten Tegal, H Zaenal Abidin Ishak, menjelaskan, harga tetes tebu Rp 675 per Kg merupakan harga yang ditetapkan APTRI. Dari penjualan tetes tebu itu, APTRI mendapatkan biaya operasional sebesar Rp 400 juta.
“Selama ini, APTRI dalam menetapkan harga tetes tebu sesuai dengan permintaan pembeli,” ucap Zaenal.
Sementara, pihaknya menuturkan, rendemen tebu pada musim panen kali ini terbilang bagus. Karena rendeman mencapai 9 persen. Namun sayangnya, tingginya produksi tebu diiringi dengan menurunnya produksi tebu yang sangat drastis. Hal itu dikarenakan musim kemarau yang melanda lahan tebu petani.
“Kami kira, rendemen tidak masalah. Hanya saja, turunnya produksi tebu yang menyebabkan hasil panen petani berkurang,” pungkasnya. (gon)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

Belanja Langsung dan Tidak Langsung Naik

ALOKASI anggaran untuk belanja langsung dan tidak langsung pada APBD Perubahan di Kabupaten Tegal, naik.
Jika sebelumnya belanja langsung dianggarkan Rp 415 miliar, kini bertambah menjadi Rp 432 miliar atau ada penambahan sekitar Rp 16 miliar atau naik 4 persen lebih. Kenaikan terjadi diantaranya pada belanja barang dan jasa, yang mengalami kenaikan Rp 7 miliar atau 4,51 persen. Sedangkan alokasi belanja tersebut pada APBD murni sebesar Rp 165,9 miliar, sehingga belanja barang dan jasa menjadi Rp 173 miliar.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Pemkab Tegal, Budhiarto SH MM, Selasa (25/10).
Selain itu, belanja modal juga bertambah dari Rp 199 miliar menjadi Rp 210 miliar. "Namun, belanja pegawai yang masuk belanja langsung, berkurang dari Rp 49 miliar menjadi Rp 48 miliar,” katanya.
Menurut dia, pada belanja tidak langsung juga mengalami kenaikan dari Rp 739 miliar menjadi Rp 783 miliar atau naik 5,98 persen. Kondisi kenaikan terjadi pada belanja pegawai dari Rp 655 miliar menjadi Rp 700 miliar, belanja bantuan sosial dari Rp 27 miliar menjadi Rp 29 miliar, dan belanja tidak terduga dari Rp 2,5 miliar menjadi Rp 2,6 miliar.
“Jadi secara keseluruhan, belanja daerah setelah perubahan APBD naik Rp 61 miliar dari Rp 1,1 triliun menjadi Rp 1,2 triliun,” jelasnya.
Disisi lain, ditambahkan dirinya, kenaikan belanja daerah juga dibarengi dengan kenaikan pendapatan daerah. Kenaikan pendapatan daerah naik sebesar Rp 50,7 miliar. Yakni dari sebelumnya Rp 1,138 triliun menjadi Rp 1,189 triliun. Kenaikan itu terjadi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sebelumnya Rp 83,9 miliar menjadi Rp 88,2 miliar.
Selain itu, lain-lain pendapatan daerah yang sah juga naik dari Rp 236 miliar menjadi Rp 292 miliar. Namun, dana perimbangan berkurang Rp 9,4 miliar dari Rp 818, 7 miliar menjadi Rp 809,2 miliar.
“Kami juga mendapatkan tambahan alokasi dana bantaun keuangan dari Pemprop Jateng Rp 8,6 miliar. Bantuan itu meliputi sarana prasarana Rp 6,8 miliar, dan bantuan pendidikan Rp 1,8 miliar,” tuturnya.
Sementara, untuk pembiyaan daerah dalam perubahan APBD mengalami kenaikan Rp 10,3 miliar dari Rp 22,9 miliar menjadi Rp 32,2 miliar. Hal itu terjadi pada Silpa tahun sebelumnya Rp 10,3 miliar. Sedang dalam komposisi pembiayaan daerah terdapat pembiyaan netto Rp 26 miliar.
"Pembiayaan itulah yang dimanfaatkan untuk menutup deficit. Sehingga perubahan APBD tidak mengalami defisit,” pungkasnya. (gon)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

Minggu, 23 Oktober 2011

Calonkan Diri Jadi Gubernur DKI Jakarta

INILAH.COM, Jakarta - Wanda Hamidah calonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta. Wanda berjanji benahi kota Jakarta, jika terpilih menjadi Gubernur DKI.

"Saya ingin Jakarta yang lebih manusiawi, aman terhadap warganya nyaman buat perempuan dan anak-anak. Perjuangan saya masuk dalam hal-hal yang tidak di rekam oleh pemimpin-pemimpin laki,"  ujar Wanda di Pondok Indah Mall 2, Jakarta Selatan, Jumat (21/10).

Ia menambahkan, "Masalah Jakarta macet dan banjir saya sepakat, tetapi jangan mengecilkan masalah yang lain." Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Wanda Hamidah siap maju dalam bursa pencalonan Gubernur DKI Jakarta pada pemilukada mendatang.

Mantan model, presenter dan peragawati ini merasa tepat turut membehani Jakarta. "Saya merasa kematangan intelektual sudah ada. Lulus S2, pengalaman kerja banyak, organisasi banyak dan saya cukup tertempa," tuturnya.

Politisi dari Partai Amanat Nasional ini menuturkan selama berkecimpung di dunia politik banyak hal baru yang ditemukan di lingkungan masyarakat. Hal itu yang mendasarinya berkeinginan membenahi Jakarta, dengan menjadi orang nomor satu di Jakarta. [aji]
Sumber Berita : http://id.omg.yahoo.com/news/

Tetap Merendah di Grup Neraka

Hasil undian cabang sepak bola SEA Games XXVI , Rabu (19/10) menempatkan Indonesia di Grup A bersama Malaysia, Thailand, Singapura dan Kamboja. Sementara itu, Grup B berisikan Vietnam, Myanmar, Laos, Filipina, Brunei Darussalam dan Timor Leste.

Melihat komposisi Grup A, memang layak jika grup tersebut dicap sebagai grup neraka. Malaysia adalah peraih medali emas SEA Games 2009 di Laos. Mereka juga punya sistem pembinaan pemain muda yang sudah terbukti prestasinya. Materi timnas Malaysia yang menjuarai Piala AFF 2010, lebih dari setengahnya adalah pemain-pemain yang menjuarai SEA Games 2009.

Indonesia yang berstatus tuan rumah sejak jauh hari ingin meraih medali emas setelah terakhir meraihnya di SEA Games Manila pada tahun 1991 (20 tahun yang lalu). Dukungan penonton dipastikan akan menjadi suntikan semangat yang luar biasa. Apalagi selama ini suporter merah putih dikenal fanatik dan “berisik”.

Sedangkan Thailand dan Singapura adalah raksasa sepak bola Asia Tenggara selama 10 tahun terakhir. Khusus untuk Thailand, Indonesia selalu mengalami kesulitan jika berhadapan dengan tim negeri Gajah Putih, baik di level senior dan junior.

Timnas senior Indonesia terakhir mengalahkan Thailand di ajang Piala AFF Desember 2010 lalu dengan skor 2-1. Bambang Pamungkas menjadi pahlawan kemenangan dengan dua gol penaltinya. Tapi itu timnas senior.

Untuk Kamboja sepertinya tim ini akan menjadi bulan-bulanan penghuni Grup A lainnya.

Lalu bagaimana peluang Indonesia meraih medali emas SEA Games, minimal untuk lolos dari Grup A? Kalau boleh jujur, peluang Indonesia untuk lolos dari Grup A sangat berat. Apalagi kekuatan dan kemampuan permainan timnas U-23 Indonesia belum teruji dengan baik.

Namun dalam sepak bola peluang selalu ada. Ada beberapa pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh PSSI dan timnas U-23:

Pertama, Indonesia harus mengetahui dengan detail kekuatan dan kelemahan tim lain. Sangat penting untuk mengirim staf kepelatihan, bisa pelatih kepala atau asisten pelatih, untuk mengamati, merekam dan mempelajari uji coba yang dilakukan tim lain di Grup A.

Lewat kegiatan mata-mata seperti itu, minimal pelatih dan pemain tidak kaget saat menghadapi Malaysia, Thailand atau Singapura.

Kedua, PSSI harus segera mencarikan lawan uji coba yang tangguh. Selama ini timnas U-23 tidak mendapat lawan uji coba yang berat. Hanya beberapa klub lokal dan klub Hongkong yang pernah dijajal kekuatannya oleh timnas U-23.

Hal seperti itu tentu saja tidak memberikan ujian dan tekanan yang signifikan untuk mental, fisik dan taktik timnas U-23. Idealnya timnas U-23 melakukan uji coba dengan negara-negara yang lebih kuat, seperti Australia, Jepang, Korea Selatan, Cina atau negara-negara Amerika Latin.

Dengan dua minggu waktu yang tersisa, persiapan timnas U-23 sudah sangat mepet. Pelatih Rahmad Darmawan, yang sukses di Sriwijaya FC dan Persipura Jayapura, pasti sudah punya gambaran akan seperti apa skema permainan dan komposisi pemainnya nanti.

Nama-nama Titus Bonai, Patrick Wanggai, Ferdinand Sinaga, Okto Maniani dan Andik Firmansyah akan menjadi tulang punggung timnas U-23.

Tapi yang pasti, jangan lupa untuk terus mendukung dan mendoakan tim Merah Putih, bukan hanya timnas U-23, yang berjuang di SEA Games XXVI Palembang-Jakarta pada 11 hingga 22 November 2011 nanti.

Khusus untuk cabang sepak bola, seluruh pertandingan Grup A akan dimainkan di stadion GBK Senayan dan Grup B di stadion Lebak Bulus Jakarta Selatan mulai 3 November 2011.
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/

Tidak Tamat SD Belajar dari Geolog Prancis

Setelah Merapi meletus pada Oktober-November 2010, banyak sumber air yang mati atau menyurut di kawasan sekitarnya. Warga pun mengalami kesulitan air. Budi Banyu memperkenalkan pembuatan sumur tandem sebagai solusi mengatasi kesulitan air.
NAMA Budi Banyu amat populer bagi mayoritas warga di lereng Gunung Merapi dan Merbabu. Ketenaran itu tak terlepas dari jasa pria pemilik nama asli Budi Haryanto ini mengatasi kesulitan air.
Sudah belasan tahun Budi naik turun menjelajahi perkampungan di lereng dua gunung tersebut membantu warga mencari sumber air. Kampung-kampung itu biasanya berada di punggung gunung.
Pemilihan lokasi pendirian kampung itu merupakan bagian dari kearifan lokal, tak terlepas dari karakter Merapi yang rutin beraktivitas. Dengan berada di ketinggian, warga terlindung dari kemungkinan luncuran awan panas atau banjir lahar dingin karena terhalang bukit.
Untuk mendapatkan air, mereka memasang pipa-pipa paralon dari sumber ke rumah-rumah. Dahulu waktu penggunaan paralon belum populer, warga ngangsu dari sumber air memakai jerigen atau kendi besar yang terbuat dari tanah liat.
Erupsi Merapi 2010 ternyata membuat sebagian besar saluran air hancur. Ada yang rusak terkena awan panas, ada yang hanyut terbawa banjir lahar dingin. Situasi ini diperparah musim kemarau panjang yang membuat mata air mati atau menyurut.
Sebagai solusi mengatasi kesulitan air, Budi yang sekarang menginjak 55 tahun memopulerkan pembuatan sumur tandem. Sumur jenis ini berbeda dari kebanyakan sumur yang digali tegak lurus (vertikal) ke bawah. Sumur tandem memadukan penggalian vertikal dan pengeboran horizontal (horizontal drilling).
”Saya memanfaatkan teori bejana berhubungan yang saya terima waktu kelas IV SD. Saya memang tidak tamat SD. Waktu itu saya harus keluar karena tak punya biaya. Namun, alhamdulillah ilmu yang saya dapat bermanfaat,” kata Budi di rumahnya di Sanggrahan Blabak, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.
Budi berpinsip bahwa suatu tempat tak bisa disebut tidak ada air jika belum dibuktikan dengan penggalian. Karena itu, dia mengajukan syarat kepada warga di lereng gunung yang meminta pertolongannya mencarikan sumber air.
Mereka harus membawakan sampel tanah di permukaan, pinggir tebing, dan lapisan dalam. Syarat itu sama sekali tak berkaitan dengan mistik. Budi memerlukannya untuk melakukan analisis sederhana.
Dia menunjukkan perbedaan contoh ketiga jenis tanah tersebut. ”Jika ada lapisan tanah yang basah atau lembab bisa dipastikan ada kandungan air di dalamnya. Semakin dalam tanah akan semakin basah. Sekarang tinggal bagaimana kita memanfaatkannya,” terang dia.
Dengan metode sumur tandem, lubang sumur digali lebih dulu secara vertikal ke bawah dengan kedalaman 3-5 meter dan lebar minimal 2 meter. Kemudian diteruskan pengeboran horizontal sekitar 50-70 meter sesuai kebutuhan.
Semakin panjang penggalian mendatar akan semakin baik. Berarti semakin banyak potensi sumber air yang bisa didapat.
Namun, panjang penggalian horisontal biasanya disesuaikan dengan kondisi wilayah. Dalam beberapa kasus panjangnya bisa mencapai 100 meter.
Setiap satu sumur tandem membutuhkan 3-4 pengeboran horizontal. Pengeboran ini diarahkan ke dataran yang lebih tinggi agar air yang terkandung di dalam tanah bisa tersedot masuk. Setelah selesai dibor, pipa paralon dimasukkan untuk menyalurkan air ke dalam lubang sumur vertikal. ”Ini saya sebut sebagai sistem pola hisap karena menyedot air tanah. Air ini yang kemudian kami olah untuk dimanfaatkan penduduk, baik sebagai air minum maupun pertanian,” jelas Budi.
Air yang terkumpul ditampung di dalam sumur utama. Filterisasi dilakukan dengan memanfaatkan tumpukan batu-batu, kerikil, pasir, dan ijuk.
Air kotor yang mengandung zat berbahaya akan dibuang, sedangkan air bersih hasil penyaringan disalurkan ke bak penampungan melalui paralon yang terpendam di dalam tanah.
Berbeda dari kebanyakan sumur, sumur tandem kembali ditutup tanah sehingga lahan di atasnya bisa dimanfaatkan bercocok tanam. Penyaluran air memanfaatkan beda ketinggian atau gaya gravitasi bumi. Karena itu, sumur tandem biasanya dibangun di tempat yang lebih tinggi dari perkampungan dan lahan persawahan yang akan dialiri.
Dibayar Sayuran
Menurut Budi, metode sumur tandem mampu menyediakan air dengan kapasitas 7 liter per detik. Sumur model ini kali pertama diuji coba di Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, pada 1998.
Sejak itu, teknik yang diperkenalkan Budi Banyu ini menyebar ke berbagai desa di lereng Merapi dan Merbabu. Tidak hanya di wilayah Magelang, melainkan juga di Boyolali dan bahkan Temanggung.
Sejak 1998-2005, Budi sudah berhasil melakukan pengeboran di 95 titik. ”Jika dihitung hingga sekarang, jumlahnya lebih banyak lagi. Saya sampai tidak hafal. Apalagi pascaerupsi Merapi tahun lalu, permintaan warga semakin besar,” tuturnya.
Budi tak menerapkan tarif dalam setiap pembuatan sumur tandem. Beberapa kali warga membayarnya dengan sayur mayur hasil pertanian. Bagi Budi, yang terpenting adalah tekad dan kesungguhan warga mengatasi kesulitan air.
Dari mana Budi mendapatkan pengetahuan tentang teknik pembuatan sumur tandem? Ternyata ilmu ini diperoleh secara tidak sengaja.
Dia menyebutnya sebagai ”berkah” erupsi Merapi pada November 1994. Saat itu, seorang geolog berkebangsaan Prancis bernama Philips Hans meminta Budi mengantarnya naik ke puncak Merapi. Meski tak lulus SD, Budi memang fasih berbahasa Inggris lantaran belajar lewat siaran radio BBC.
Sebagai seorang pemandu pendakian, Budi menyanggupi meski tahu Merapi tengah beraktivitas. ”Philips Hans mengaku heran mengetahui warga kesulitan air. Dia mengatakan tidak mungkin suatu wilayah nihil air jika tidak mengupas kulitnya (kontur tanah) lebih dulu. Dari situ saya belajar membaca kontur dan tekstur tanah,” jelas dia.
Sayangnya, belum lagi Budi belajar banyak mengenai seluk-beluk air, keduanya digiring polisi turun gunung. Sebab, Merapi menunjukkan tanda-tanda hendak meletus.
Tiga hari setelah erupsi, Budi kembali ke puncak Merapi seorang diri. Dia mendapati tebing-tebing yang runtuh ternyata menyimpan kandungan air. Sejak peristiwa itu, dia mulai berpikir mengenai penggunaan air untuk kesejahteraan masyarakat gunung.
Sekarang, teknik sumur tandem ala Budi Banyu sudah diadopsi warga Hargobinangun, Sleman, Yogyakarta. Dia juga menerima banyak kunjungan warga yang ingin belajar teknik tersebut.
”Dalam waktu dekat saya akan menularkan ilmu ini ke saudara-saudara sebangsa di NTT. Saya sudah survei langsung dan yakin sumur tandem bisa diterapkan di sana,” jelas Budi.
Pertama-tama, Budi akan membangun sumur tandem di tujuh titik di sekitar Ruteng dan Labuhan Bajo.  Sebelumnya, sudah ada 10 tim ahli yang gagal mengatasi kesulitan air di daerah tersebut. (65)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/10/24/163883/

Supriyadi Terpilih Ketua MPC PP.

SLAWI – Slamet Supriyadi yang akrab di sapa Supri, pada Musyawarah Cabang Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila (Muscab MPC PP) Kabupaten Tegal IV, di Gedung PGRI Slawi, Minggu (23/10) terpilih menjadi Ketua MPC PP periode 2011- 2015.
 Supri yang memperoleh suara sebanyak 12 suara, telah menyisihkan dua calon lainnya, yakni Drs Waudin yang juga ketua panitia memperoleh 3 suara dan mantan ketua MPC PP Kabupaten Tegal periode 2007-2011, Hery Bertus Badri SH, yang memperoleh 2 suara.
 Ketua Terpilih, Slamet Supriyadi, dalam penyampaian visi dan misinya mengatakan, bahwa dirinya sebagai ketua akan melakukan program untuk membentuk kepengurusan Pemuda Pancasila sampai ke tingkat ranting yang jumlahnya 287 desa/kelurahan se Kabupaten Tegal.  “Saya akan turun langsung untuk membentuk ranting PP. Jika saya tidak turun, maka silahkan saya diturunkan dari ketua MPC PP Kabupaten Tegal. karenanya saya minta doa restu, jika saya terpilih nanti,” ucapnya sebelum pemilihan.
 Sementara, Hery Bertus Badri, di sela-sela muscab kepada Radar menyampaikan, bahwa dirinya berharap kepengurusan ke depan lebih amanah, dan mampu membawa organisasi masyarakat ini ke arah yang lebih baik.
 “Kami berharap kepengurusan nanti dapat membawa ormas PP, agar bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya,” ungkapnya.
 Sementara, dalam pembukaan Wakil Bupati Tegal, Heri Soelistiyawan, yang diwakili Asisten I, Drs Nur Kholis, sekaligus membuka acara tersebut menyampaikan, bahwa Pemkab sangat apresiatif terhadap muscab PP ini. Pihaknya berharap melalui muscab tersebut dapat menghasilkan program-program yang mengarah pada visi dan misi PP dan Pemkab Tegal.
 Ia menjelaskan, saat ini pancasila nampaknya semakin hari semakin jauh dari kehidupan masyarakat. Hal ini terlihat dari kurangnya semangat dalam mengisi kemerdekaan bangsa ini.  “Kita dituntut untuk tidak hanya mengisi kemerdekaan pada saat hari kemerdekaan saja, tetapi harus berkembang setiap hari. Harapan saya PP harus mempu menjaga dan mengamalkan pancasila ini sebagai dasar negara melalui anggota-anggotanya,” ungkapnya.
 Ia juga menerangkan tentang empat pilar bangsa, yakni tentang Pancasila, UUD 45, NKRi dan Bhineka Tunggal Ika. (fat)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

Empat Tenggelam Dua Tewas

TEGAL- Dalam sehari, empat orang yang sedang mandi di dua lokasi berbeda, tenggelam. Dua ditemukan tewas, dua lainnya selamat. Kejadian itu kian menambah daftar korban tenggelam yang terjadi di Kota Tegal.
Kejadian pertama terjadi di Sungai Ketiwon, yang merupakan anak Sungai Kaligung, yang menjadi batas wilayah Kota dan Kabupaten Tegal, tepatnya di tanggul sungai yang lurus ke timur dengan Jl Industri, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, sekitar pukul 13.30, Sabtu (22/10).
Saat itu, tiga pelajar putri, Tasya Dwi Septiani (13) pelajar Kelas I SMP Muhammadiyah Kota Tegal, bersama dua rekannya Dewi Puspita (12) pelajar Kelas VI SD Negeri Panggung 12 dan Indah (11) pelajar Kelas V SD Negeri Panggung 4. Lokasi ketiga sekolah pelajar itu di Kecamatan Tegal Timur.
Paman dan tante Tasya, Daspam (45) dan Faridah (40) menuturkan, keponakannya setelah pulang sekolah, diajak mandi di pinggir sungai tersebut oleh Dewi dan Indah. Tak lama kemudian, ketiganya yang diduga tak bisa berenang, terpeleset ke kubangan cukup dalam di dasar sungai itu. Ketiga pelajar putri tersebut, langsung tenggelam.
Dua Selamat
Seorang personel Pangkalan TNI AL (Lanal) Tegal yang melihatnya, langsung memberikan pertolongan. Dua dapat diselamatkan, satu orang akhirnya meninggal dunia. Korban tewas adalah Dewi Puspita.
Ketiga korban setelah dievakuasi, kemudian dibawa ke RSU Mitra Siaga, Dampyak, Kramat, Kabupaten Tegal. Indah setelah mendapat perawatan, akhirnya diizinkan pulang untuk berobat jalan.
Adapun Tasya, yang diduga masih trauma atas kejadian yang dialaminya masih dirawat di Ruang Aster 7 rumah sakit tersebut. Untuk korban meninggal, tak lama kemudian dibawa mobil ambulans rumah sakit menuju ke rumah korban.
Menurut Farida, ketiga pelajar putri yang tenggelam itu, tempat tinggalnya berdekatan, yakni di Jl Mejabung, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal. Sementara itu, beberapa warga sekitar lokasi kejadian mengatakan, di lokasi tenggelamnya ketiga pelajar putri tersebut sungainya dikenal cukup dalam. Warga sekitar juga tidak pernah mandi di pinggir sungai tersebut.
Sementara itu, korban keempat adalah Mas Joko (19) warga Jl Ababil RT 6 RW 2, Kelurahan Randugunting, Kecamatan Tegal Selatan. Dia awalnya, sejak Sabtu (22/10) dilaporkan pihak keluarganya ke Polsekta Tegal Selatan tidak pulang ke rumah.
Mayat Mengapung
Sekitar pukul 07.00, Minggu (23/10), bagian penjagaan Sat Polair Polres Tegal Kota, menerima informasi terkait penemuan mayat seorang laki-laki yang mengapung di dekat bendera mercusuar sebelah timur kolam Pelabuhan Tegal, atau di batas paling barat lokasi wisata Pantai Alam Indah (PAI) Kota Tegal.
Personel Sat Polair Briptu Suyanto bersama personel Lanal Tegal, menggunakan perahu wisata langsung bergerak cepat menuju ke lokasi. ”Ternyata identitas korban tewas adalah orang yang dilaporkan hilang sejak Sabtu (22/10). Kemungkinan korban juga tenggelam sejak Sabtu (22/10)lalu,” terang Briptu Suyanto didampingi Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian (KSPK) Polres Tegal Kota Aiptu Suharyanto, Minggu (23/10).
Terpisah, Kapolsekta Tegal Timur Kompol Teguh Riyanton SE mengimbau, agar warga tidak mandi di Sungai Ketiwon, terutama di bagian sungai yang dalam.  (D12-74)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/10/24/163770/

Puting Beliung Terjang Kajenengan

BOJONG - Angin puting beliung menerjang Desa Kajenengan, Kecamatan Bojong, Sabtu (22/10) sore jam 15.00 WIB. Akibatnya 40 rumah rusak dan 3 diantaranya roboh. Dua rumah roboh karena tertimpa pohon dan satu diterjang karena kuatnya terjangan angin.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu, karena saat turun hujan disertai angin kencang, puluhan warga berlindung di dua musola dan TPQ terdekat. Saat ini korban pemilik rumah roboh mengungsi di rumah saudara. Sedang 37 rumah rusak, tengah diperbaiki dengan dibantu oleh TNI Kodim 0712 Tegal dan dari Polres Tegal. Petugas dari PMI dan BPBD daerah setempat sudah meninjau lokasi dan segera menurunkan bantuan.  “Angin datang dari arah tenggara sekitar lereng gunung Slamet dengan suara bergemuruh. Gumpalan angin berwarna hitam yang dibarengi hujan deras dalam tempo 30 menit sudah memporakporandakan puluhan rumah warga di desa kami,” jelas Kades Kajenengan, Basori, bersama sejumlah perangkatnya, kepada Radar, Minggu (23/10).
Dikatakan Basori, puluhan rumah rusak dan 3 roboh berada di RT 01 RW 4 sebanyak 13 rumah rusak dan satu roboh. Di RT 02 RW 4 sebanyak 13 rumah rusak dan dua roboh. di RT 03 di RW 4 sebanyak 12 rumah rusak dan RT 02 RW 1 dua rumah rusak. Kerugian sementara ditaksir oleh pihak desa mencapai puluhan juta rupiah. Angin juga sempat menumbangkan puluhan pohon sehingga membuat listrik di dua RW tersebut padam sementara.  “Untuk rumah roboh di RT 01 RW 4, milik Rokib (40) dan dua rumah roboh di RT 02 RW 4, milik Rohim (55) dan Mukti (55),” ucapnya.
Menurut dia, meski musibah menimpa warga Kajenengan bahkan merusak dan merobohkan rumah, namun tidak mempengaruhi aktifitas keseharian warga. Meski demikian, Basori menyatakan, karena mayoritas korban warga tidak mampu, mereka membutuhkan bantuan dari instansi dan para donatur, untuk kembali mendirikan bangunan rumahnya yang rusak dan roboh.
 LEBIH PARAH
Musibah angin puting beliung saat ini diibaratkan sebagai ulangan dari tahun sebelumnya. Di tahun 2010, kejadian sama juga menimpa desa yang 90 prosen warganya merantau keluar kota. Bahkan di tahun sebelumnya kerusakan rumah warga lebih banyak dan lebih parah.
Disisi lain saksi mata yaitu Kaur Kesra Desa Kajenengan, Zabidin mengatakan, dirinya saat ini dalam perjalanan pulang dari rumah teman. Jam 15.00 WIB, tiba-tiba turun hujan deras dibarengi angin cukup kencang dengan suara gemuruh. Saat sampai di RW 4, pihaknya segera memberitahukan kepada warga agar berlindung pada musola maupun bangun yang dianggap kokoh. Karena dari perkiraannya, angin bakal menerjang wilayah itu.
Puluhan warga yang juga ketakutan segera menuju dua musola dan bangunan TPQ yang ada. Hal itu sangat menguntungkan nyawa warga, meski rumah mereka roboh. Namun tidak ada korban jiwa dalam musibah itu.  “Kami bersyukur, karena warga mau berlindung, tidak ada satupun warga yang terluka,” ujar Zahidin.
Sementara, Minggu (23/10) Kodim 0712 Tegal segera memberikan bantuan dengan mengirimkan 30 personil, guna membantu perbaikan rumah warga. Begitupun satu regu Dalmas dari Perintis Polres Tegal, hadir dan turut membantu perbaikan. Selain itu, warga saling bahu membahu bersama muspika, memperbaiki rumah warga yang mengalami kerusakan ringan. (gon)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

Diduga Sebarkan Ajaran Sesat Massa Rusak Rumah Warga

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA-- Polisi selidiki aksi perusakan dilakukan kelompok orang tak dikenal terhadap rumah warga yang dituduh jadi penganut ajaran sesat di Kampung Panaekan, Desa Acol, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (22/10) malam.
"Kini kasus ini (pengrusakan rumah warga) sedang kita dalami," kata Kapolsek Cineam AKP Suharto kepada wartawan, Minggu. Dalam proses penyelidikan tersebut, pihak kepolisian setempat mengamankan rumah yang ditempati keluarga Ikin Asikin (50) dengan memasang garis polisi.
Aksi pengrusakan rumah panggung berukuran sekitar 6x4 meter beserta isinya itu beruntung tidak menelan korban jiwa karena penghuni rumah tidak ada ditempat, namun menurut Suharto kerugian materi diperkirakan sekitar Rp10 juta.
Berdasarkan informasi yang diterima kepolisian sejumlah orang tidak dikenal datang dengan mengendarai sepeda motor kemudian mengepung rumah milik Ikin sekitar pukul 19.00 WIB yang dituduh menganut ajaran aliran sesat.
Sebagian orang dari massa tersebut langsung masuk ke rumah Ikin, kemudian melakukan perusakan hingga sebagian material bangunan rumah tampak rusak, seperti kaca jendela dan genting pecah, serta seluruh perabotan rumah tangga berantakan.
Pelaku perusakan umumnya menggunakan helm dan penutup kepala sehingga warga sekitar yang sempat mengetahui aksi perusakan itu tidak mengetahui wajah kelompok orang tersebut.
Keberadaan massa yang berlangsung sekitar setengah jam itu, langsung membubarkan diri setelah tokoh masyarakat dan ketua RT setempat meminta menghentikan aksi perusakan tersebut.
Sumber Berita : http://id.berita.yahoo.com/

Nasionalisme Bocah Lola

COBA iseng-iseng saja Anda bertanya pada seorang anak muda. ”Siapa Menteri Perumahan Rakyat yang baru dan siapa pelantun lagu ‘Alamat Palsu’?” Atau, ”Pilih mana menari Srimpi atau dance ala Korea?”
Kemungkinan jawabannya adalah dia tidak mengenal Djan Faridz dan sangat mengenal Ayu Ting Ting, atau memilih tarian Korea ketimbang Srimpi. Kalau kedua pertanyaan itu bahan kuesioner untuk mengetahui rasa nasionalisme anak muda, Anda mungkin sudah mendapat gambaran simpulannya: betapa rendahnya nasionalisme anak muda.

Cukupkah hanya karena tidak mengenal nama Pak Menteri dan ogah menari Srimpi lantas cap itu Anda berikan?
Memang, setiap menjelang dan saat peringatan Hari Sumpah Pemuda, kaum muda seolah-olah berada pada situasi tidak nyaman. Sebab, perguliran wacana biasanya seputar kisah romantisme masa lalu yang memuja-muja tokoh pemuda yang penuh gereget memperjuangkan nasionalisme Indonesia dan cerita mengenai anak muda cengeng yang lebih suka nongkrong di mal, ketimbang memikirkan persoalan bangsa.

Tentu saja ada banyak alasan, mengapa muncul anggapan mengenai rendahnya nasionalisme di kalangan muda sekarang. Mereka dianggap lebih suka ”berkicau” di Twitter, memuja-muja para artis atau bernarsis-narsis di Facebook ketimbang serius belajar agar pintar, dan ilmunya suatu hari bisa dipakai untuk membangun bangsa. Mereka dituding lebih suka membicarakan potongan rambut atau tren baju terbaru atau kongkow di mal dan kafe-kafe, daripada mendiskusikan derajat bangsa yang terus turun di mata negara-negara tetangga. Ada juga pendapat sumir bahwa mereka lebih suka berbudaya asing ketimbang berbudaya sendiri.

Cukupkah lantaran perilaku seperti itu, lantas kita sebut mereka bernasionalisme rendah?
Tunggu dulu. Kalaupun benar ada persoalan kepudaran rasa nasionalisme di kalangan anak muda, tidak cukup hanya disikapi dengan menjadikan mereka sebagai kambing hitam. Sebab, mereka bisa saja ”menghantam balik” dengan mengambinghitamkan generasi yang lebih tua. Mereka bisa saja menganggap generasi tua hanyalah generasi korup yang tak becus mengurusi persoalan bangsa, dan buat mereka itu bukti mereka tidak punya nasionalisme.
***
YA, terhadap tudingan soal rendahnya nasionalisme, anak muda bisa saja membeberkan bukti-bukti bahwa rasa nasionalisme mereka masih sangat tinggi. Siapa yang berteriak paling keras ketika Malaysia terus-terusan bikin ulah dan menyinggung harga diri nasionalisme kita? Dari siapa istilah ”Malingsia” muncul? Ketika Timnas Indonesia bertanding, siapa pendukung terbesar? Ketika mereka marah terhadap PSSI karena tak becus mendongkrak kualitas Timnas, apakah itu hanya karena mereka takut tak bisa menikmati hiburan dari lapangan hijau? Tentu saja bukan.

 Mereka punya banyak alternatif hiburan, dan kemarahan-kemarahan itu pasti lahir dari rasa memiliki bangsa.
Ketika Darsem hendak dipancung di Saudi Arabia dan kasus-kasus serupa lainnya, mereka juga berteriak agar pemerintah melakukan sesuatu. Mereka tidak kenal Darsem, dan pasti itu lantaran perempuan itu warga Negara Indonesia. Tapi ketika Darsem ”berulah”, mereka marah tapi lalu abai.

Boleh jadi, sikap abai itu tidak lahir secara ahistoris. Karena nasionalisme pula anak-anak muda itu sudah berupaya sibuk ”memikirkan” karut-marut bangsa yang dihasilkan dari korupsi berjamaah atau ”dagang sapi” di kalangan politikus. Mereka sudah melakukan sesuatu demi pemenuhan rasa nasionalisme tapi lalu karena jarang tergubris, mereka marah dan abai.

Bisa jadi, dalam persoalan nasionalisme, sebenarnya anak-anak muda itu hanyalah kumpulan bocah lola, anak yang tidak berbapak dan tak beribu. Mereka ingin mencari teladan, tapi yang hendak dijadikan panutan tak ada. Ketika tak menemukan teladan pada kalangan tua, mereka melirik kalangan muda yang ”berprestasi”. Tapi lalu mereka disodori nama Nazarudin dan Gayus Tambunan. Mereka kecewa lagi, lalu memilih cuek.

Ya, mungkin saja anak muda itu memilih menjadi bocah lola. Tanpa ibu dan bapak di rumah, dia melakukan apa-apa sendiri. Dia memilih aktivitasnya sendiri. Dia bisa asyik sendiri. Pada saat seperti itulah, lalu kita menohoknya dengan predikat ”anak mbambung”. Anak seperti itu memang mencemaskan. Kita takut, dia tak pernah pulang ke rumah dan pelan-pelan rumah itu ambruk. Kalau rumah itu sebuah negara? (09)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/10/23/163749/

Patek Cs Berpesta Pasca Bom Bali I

SOLO- Solo dan Sukoharjo dipilih sebagai tempat untuk merencanakan pengeboman di Paddy’s Pub dan Sari Club di Legian, Kuta, 12 Oktober 2002, atau yang lebih dikenal sebagai teror Bom Bali I.
Di daerah ini pulalah pesta digelar berupa jamuan makan setelah peledakan bom yang memakan korban ratusan jiwa tersebut. Fakta itu terungkap dalam rekonstruksi yang dijalani Umar Patek dkk, Sabtu (22/10).    Rekonstruksi perencanaan kasus bom Bali I yang melibatkan Patek cs itu mendapat penjagaan ekstraketat dari aparat kepolisian. Wartawan dan masyarakat dilarang mendekat ke empat lokasi reka ulang.
Garis polisi dibentang puluhan meter sebelum tempat kejadian perkara (TKP). “Kami mempersiapkan 500 personel kepolisian untuk mengamankan wilayah Surakarta. Polisi tak hanya berjaga di TKP. Pengamanan ini untuk menjaga situasi tetap kondusif,” terang Kapolresta Surakarta Kombes Listyo Sigit Prabowo.
Dua lokasi reka ulang berada di Kota Solo, dua lainnya di Sukoharjo. Dalam setiap rekonstruksi, ratusan warga tumplek blek ingin melihat wajah-wajah para pelaku pengeboman.
Rekonstruksi mengambarkan peran Patek yang dominan. Selain menjadi otak intelektual bersama Dulmatin, dia mengajari Hari Kuncoro dan almarhum Maulana, pelaku bom bunuh diri di Hotel Ritz Carlton Jakarta, cara merakit bom.
Reka ulang memperlihatkan, para pelaku Bom Bali I tak merakit komponen elektronik di Solo untuk menjadi bom lalu dibawa ke Bali. Mereka merencanakan pengeboman dengan menggelar beberapa kali pertemuan.
Seusai survei lokasi yang menjadi sasaran pengeboman, Patek bersama kompolotannya kerap menggelar pertemuan di sejumlah tempat. Mereka antara lain Dulmatin, Imam Samudera, Ali Gufron alias Muklas, Amrozi, Ali Imron, Abdul Ghoni, Utomo Pamungkas alias Mubarok, Sawad alias Sarjio, dan Hari Kuncoro alias Bahar alias Husein. Perencanaan pengeboman di antaranya di rumah Hernianto di Desa Manang, Sanggrahan, Grogol dan rumah kontrakan Hari Kuncoro di Sidodadi, Pajang, Laweyan.
Rekonstruksi pertama digelar di Terminal Tirtonadi, Solo, sekitar pukul 05.15-05.30. Di sini, Patek menjalani dua adegan, yakni saat berangkat ke Bali untuk survei dan ketika pulang dari Bali menggunakan bus.
Pertemuan
Dalam adegan pertama, Patek diantar ke Terminal Tirtonadi oleh Dulmatin (diperankan petugas) dengan sepeda motor. Setelah reka ulang di Tirtonadi, Patek dikeler petugas ke lokasi kedua di rumah kontrakan Dulmatin di Dukuh Mantung, RT 04 / RW 05, Sanggrahan, Sukoharjo.
Dia dibawa dengan mobil Barracuda. Di rumah milik Suharno ini, Dulmatin dan Patek yang tinggal beberapa lama mengajarkan cara membuat bom kepada Hari Kuncoro dan Maulana (diperankan petugas). Imam Samudera dan Abdul Ghoni diketahui mengontrak rumah yang berdekatan dengan mereka.
Reka ulang berlanjut ke rumah kontrakan Hari Kuncoro di Sidodadi. Di tempat itu para pelaku menggelar pertemuan untuk merencanakan pengeboman. Selain Patek, yang menjalani rekonstruksi di sini adalah Ali Imron, Abdul Ghoni, Mubarok, Sawad, dan Hari Kuncoro. Pelaku lain seperti Muklas, Amrozi, Imam Samudera, dan Idris diperankan petugas.
Rekonstruksi terakhir digelar di rumah kontrakan di Perumahan Candi Baru, Gonilan, Kartasura, Sukoharjo, sekitar pukul 07.00-07.17. Di sini, Patek bersama Hari Kuncoro serta Imam Samudera dan Dulmatin mematangkan rencana kesiapan aksi Bom Bali I.
Mereka kemudian secara terpisah berangkat ke Bali untuk bertemu Amrozi dan pelaku lain. Di Bali, berbagai rangkaian elektronik dirakit, sejumlah bahan peledak dibeli, hingga bom diledakkan.
Setelah aksi Bom Bali I, Hari Kuncoro di rumah kontrakannya di Kampung Sidodadi, Pajang, menjamu Patek yang datang bersama pelaku lain. Mereka merayakan keberhasilan meledakkan bom di Paddy’s Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, serta di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat. “Mereka memang makan-makan setelah Bom Bali I,” ungkap seorang perwira Polresta Surakarta yang meminta namanya dirahasiakan. 
Total waktu reka ulang di empat titik itu adalah dua jam. Pada Sabtu siang, Patek, Ali Imron, Mubarok, dan Hari Kuncoro diterbangkan ke Jakarta untuk menjalani penahanan di Mabes Polri. Adapun Abdul Ghoni dan Sawad dikembalikan ke LP Kedungpane Semarang. (G11,K23,H46-65)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/10/23/163754/