KOTA MUNGKID -Bukit Giyanti, di kaki Gunung Sumbing, menjadi saksi bisu atas perkosaan yang menimpa gadis di bawah umur, sebut saja Lily (13). Pemerkosanya juga masih di bawah umur, berinisial AH (16).
Gadis kencur itu tak hanya dinodai di depan tiga teman laki-laki yang juga masih di bawah umur, tetapi agedan cabul tersebut direkam video dari telepon seluler (ponsel).
Menurut keterangan yang dihimpun Suara Merdeka, Lily dan Titi, nama samaran (13), dua gadis itu asal sebuah desa di Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Selasa (12/7) diajak empat pemuda ABG (anak baru gede) ke sebuah bukit yang sepi di Dusun Giyanti, Desa Wonoroto, Kecamatan Windusari.
Empat pemuda ABG dari sebuah desa di Kecamatan Windusari itu, masing-masing AH (16), HM (15), AD (17) dan AK (17). Sebelum ke lokasi, AH membeli dua botol minuman keras (miras) sejenis ciu.
Kemudian enam remaja tersebut pesta miras di kaki Gunung Sumbing. Setelah mabuk tindakan mereka menjadi kurang terkendali. AH memperkosa Lily yang sudah mabuk berat. ”Saya pegang-pegang dia diam saja,” aku AH di Mapolres Magelang, kemarin. Bahkan, adegan layaknya suami istri tersebut dia abadikan melalui handphone. Sedangkan tiga temannya, HM, AD dan AK mengaku hanya memegang bagian vital korban. Sementara Titi, didiamkan saja.
Patroli Polhut
Perbuatan tersebut baru berhenti setelah ada polisi hutan (Polhut)yang patroli ke kawasan itu. Kemudian mereka bergegas mengendarai dua sepeda motor menuju Kaliangkrik. Lily dan Titi diturunkan di depan sebuah SMP Negeri, karena takut banyak orang di pinggir jalan.
Atas perbuatan keempat pemuda ABG itu, keluarga korban mengadukan ke pemerintah desa. Setelah berkoordinasi, empat pemuda yang masih di bawah umur itu diamankan di Balai Desa setempat. Kemudian mereka dijemput Satreskrim Polres Magelang. ìMereka kami tahan,î kata Kapolres Magelang AKBP Edy Murbowo melalui Kasat Reskrim AKP Slamet Riyadi, kemarin.
”Prakarsa perbuatan asusila itu AH. Untuk sementara polisi menyimpulkan hanya AH yang melakukan pemerkosaan. Korban sudah divisum dokter. Keluarga korban tidak terima, lalu lapor kepada polisi,” kata AKP Slamet. Menurut dia, kondisi korban trauma, pendiam dan takut bertemu orang. (pr-15)
http://suaramerdeka.com/15 Juli 2011
0 komentar:
Posting Komentar