Anda penggemar nasi goreng? Jika ya, anda perlu mampir ke Warteg Lumayan di jalur Pantura, tepatnya depan Mapolsek Suradadi yang masuk wilayah Desa/Kecamatan Suradadi.
LAPORAN: YERI NOVEL
Di warung tersebut, pembeli akan dihidangkan masakan nasi goreng yang masih tampak jarang di Kabupaten Tegal dan sekitarnya. Nasi goreng ini memang unik namanya, yakni Nasi goreng bakar "Mr Puencheng" (Dibaca: peceng). Nama ini dalam bahasa Malangnya berarti "Kepala Miring".
Memang aneh didengar, tetapi rasa dan kualitasnya nasi goreng bakar ini berbeda jauh dengan masakan nasi goreng lainnya. Selain non kolesterol, juga bisa dinikmati oleh segala usia.
Pemilik Warteg Lumayan, Suminto (40), mengaku, nasi goreng bakar ini bebas lemak dan sama sekali tidak berminyak. Karena itulah, makanan ini kerap diminati oleh para konsumen yang bermasalah dengan kolesterol.
Adapun Harga nasi goreng bakar ini juga sangat ekonomis, yakni untuk satu porsinya hanya Rp 8.000. Kendati baru satu bulan gerainya dibuka, namun peminatnya sudah banyak. Terutama para pengguna jalur Pantura dimalam hari.
"Pembeli cenderung dari luar kota. Mereka sengaja mampir hanya untuk menikmati masakan nasi goreng bakar Mr Puencheng ini," ujarnya.
Suminto mengaku, sebelum membuka gerainya di depan Mapolsek Suradadi itu, lebih dulu dia membuka warung sejenis di daerah Mangga Dua Jakarta. Dia disana sudah bertahun-tahun membuka gerai nasi goreng bakar tersebut. Hanya saja ketika dilanda bencana kebakaran, terpaksa dirinya pulang kampung. Semua harta dan perabotnya ludes terbakar kala itu.
Kendati demikian, Suminto tidak patah arang. Dia dibantu istrinya, kembali membuka lembaran baru dengan membuka gerai yang sama pula. Dia namakan gerai itu, Warteg Lumayan. Yang artinya, mendapat rejeki besar ataupun sedikit, yang penting tetap bersyukur.
"Pada dasarnya, kita tidak boleh menyerah begitu saja. Asal kita ada niat dan kesempatan, pasti Allah SWT akan tetap membantunya," ucapnya.
Selain menyediakan nasi goreng bakar, Suminto juga menyediakan berbagai makanan lainnya. Diantaranya ayam bakar dan goreng, ikan bakar dan goreng, serta sauto. Tak luput pula sebagai icon Kabupaten Tegal, tetap dia sediakan. Yakni, minuman teh dengan menggunakan poci yang terbuat dari tanah.
Gerai yang dibukanya itu, sedianya bisa digunakan untuk menampung 30 orang. "Semoga rintisan Warteg saya ini, bisa berjalan lancar sesuai harapan kami," doanya. (*)
Sumber Beriita : http://www.radartegal.com/13 Juli 2011
0 komentar:
Posting Komentar