KRAMAT - Santernya kabar kebijakan pemerintah pusat yang akan menaikan harga BBM pada awal bulan April nanti, membuat harga kebutuhan pokok lainnya terancam naik. Termasuk kebutuhan petani yaitu pupuk bersubsidi.
"Kalau harga BBM naik, sudah tentu harga pupuk juga naik meskipun itu kebijakan dari pemerintah pusat," kata Direktur Distributor pupuk CV Sumber Pangan, Slamet Bunasir, kepada wartawan di kantornya, Desa Babakan Kecamatan Kramat, Selasa (27/3).
Pada awal Januari 2012, pupuk jenis Urea sudah naik Rp 200 dari harga sebelumnya Rp 1.600 per kilogram. Tidak menutup kemungkinan, setelah kesepakatan pemerintah pusat untuk menaikan harga BBM, harga pupuk juga akan melejit mengikuti kenaikan harga BBM. Alasannya, pengiriman pupuk dari pabrik di Jawa Barat menggunakan jasa angkutan. Dimana angkutan tersebut juga membutuhkan BBM. Karenanya, petani diharapkan tidak resah atau kaget apabila harga pupuk akan berubah.
"Tiga bulan yang lalu, harga pupuk Urea masih Rp 1.600. Dan sekarang sudah naik Rp 1.800 per kilogram. Mungkin nanti akan naik lagi," terangnya.
Walaupun harga pupuk bersubsidi akan naik, tapi pria yang akrab disapa Bunseng ini, mengaku tidak tahu berapa jumlah kenaikannya. Yang jelas, lanjutnya, apabila mengacu pada kenaikan harga BBM sebelumnya maka harga pupuk tersebut pasti akan mengekor. Meski demikian, sampai dengan hari ini pihaknya tak mengelak bahwa stok pupuk di gudangnya masih aman. Bahkan untuk stok bulan ini terbilang membludak. Karena kebutuhan pupuk untuk bulan ini tidak seperti bulan masa tanam.
"Permintaan pupuk tertinggi biasanya terjadi pada bulan Januari. Yakni mencapai 250 ton untuk satu bulannya. Sedangkan untuk bulan ini, maksimal 200 ton," ujarnya.
Terpisah, salah satu petani asal Desa Kertayasa Kecamatan Kramat, Kanjuk (55), ketika ditanya mengenai perencanaan kenaikan harga BBM, pihaknya mengaku tidak setuju dengan kebijakan tersebut. Dia merasa berat apabila harga BBM tetap dinaikan menjadi Rp 6.000 per liter. Alasannya, dengan kenaikan harga BBM maka kebutuhan lain bakal mengikutinya termasuk harga pupuk bersubsidi.
"Jujur, kami merasa berat dengan perencanaan tersebut (kenaikan harga BBM, Red). Mestinya, pemerintah pusat tidak perlu menaikan harga BBM. Lebih baik yang dinaikan cukai rokok saja. Justru itu akan lebih bagus," ungkapnya singkat. (yer)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/BBM-Naik-Pupuk-Melejit.html
0 komentar:
Posting Komentar