TALANG - Menyongsong rencana kenaikan BBM dan keluarnya seruan larangan membeli BBM baik bensin dan solar dalam jerigen, sempat membuat pengrajin pengecor logam tidak bisa menjalankan usahanya selama sepekan terakhir ini.
Beruntung, Disperindag Kabupaten Tegal mengeluarkan kebijakan dengan memperbolehkan para pengrajin pengecoran logam membeli solar dalam jerigen dengan membawa surat pengantar dari kecamatan setempat. Gejolakpun berhasil diredam ditingkat bawah, dan kini pengrajin sudah mulai bisa kembali beraktifitas.
Ketua paguyuban pengrajin logam yang juga merangkap Camat Talang, Drs H Imam Maskur MSi, menyatakan banyak keluhan yang sempat disampaikan para pengrajin terkait larangan mendapatkan solar dengan menggunakan jerigen.
"Disinilah perlunya kearifan lokal yang dihembuskan Disperindag dengan memberi kebijakan khusus kepada pengrajin logam yang ada di Talang. Pengrajin tetap diberi kelonggaran membeli solar dalam jerigen dengan dibekali surat pengantar Disperindag dan kecamatan. Di surat pengantar itu sudah ditunjuk SPBU yang dituju berikut kebutuhan dari masing-masing pengusaha pengecor logam termasuk di dalamnya pengusaha rice mill," tegasnya, Kamis (29/3) kemarin.
Tak ditampiknya dengan keluarnya larangan membeli BBM dalam takaran jerigen, banyak pengusaha pengecoran logam yang terpaksa menutup usahanya dan meliburkan para pekerjanya. Dia mengaku berterima kasih atas kearifan lokal yang berani ditempuh Disperindag ditengah ketidakpastian pemberlakukan tarif BBM tersebut.
"Kami tidak bisa menampik bila kearifan lokal itu tidak segera ditempuh Disperindag, pengusaha pengecoran logam benar-benar akan menutup usahanya hingga ada keputusan resmi terkait kenaikan BBM. Buntutnya, banyak pekerja yang harus libur panjang tanpa penghasilan ditengah semakin meroketnya harga kebutuhan hidup," terangnya.
Dia mengakui untuk jumlah pengusaha yang kini menetap di Perkampungan Industri Kecil (PIK) Kebasen ada sekitar 40 pengusaha. Dimana masing-masing usaha pengecoran logam mempunyai dua buah tunggku, dimana 1 tungku perharinya menghabiskan 20 liter solar. Jadi bisa dikalkulasikan perhari PIK kurang lebih membutuhkan pasokan solar sebanyak 1.600 liter. Hal ini belum ditambah dengan kebutuhan bagi pengrajin rumahan yang menyebar di Kebasen dan Pesayangan. Industri rumahan ini dikalkulasi akan menyedot kurang lebih 1.000 liter solar perharinya. (her)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/Pengrajin-Nyaris-Gulung-Tikar.html
0 komentar:
Posting Komentar