TINGGAL dalam hitungan hari tim penilai tahap II dari Kementrian LH bakal berkunjung ke jantung Kota Slawi. Sempitnya sisa waktu yang ada semakin memacu Badan Lingkungan Hidup (BLH) menggerakkan semua potensi yang ada untuk mengoptimalkan pembenahan semua titik pantau.
Disisi lain peran aktif pihak swasta baik dari kalangan perusahaan, pemilik toko, dokter, hingga perbankkan semakin terpanggil untuk mendukung pencapaian mahkota Adipura tahun ini.
Dari pengakuan Kepala BLH Kabupaten Tegal, Ir Khoffifah MM, bentuk partisipasi nyata kalangan swasta itu direalisasikan dengan pengadaan tong sampah yang nantinya akan ditempatkan di semua titik pantau, sekaligus mewujudkan langkah 3R dalam hal ini memanfaatkan kembali sampah, meminimalisir bahan yang berpotensi menjadi sampah, hingga mendaur ulang sampah.
"Ini benar-benar bentuk kepedulaian seluruh elemen masyarakat yang makin sengkuyung jelang penilaian Adipura tahap II," terangnya.
Terpisah Kabid Amdal, Dra Sriwahyuningsih MM, juga mengakui disisa waktu yang ada BLH telah memprogram 'kerigan bareng' dengan melibatkan stakeholder dan seluruh warga Slawi yang juga diback up jajaran TNI/Polri di Jumat terakhir sebelum kedatangan tim dari pusat. Sasaran keringan bareng skala besar ini akan membidik 20 titik yang nantinya akan menjadi obyek penilaian tim Adipura.
Dia juga mengaku memberikan apresiasi positif terhadap kepekaan pihak swasta dalam mendukung pengadaan sarana dan prasarana (sarpras) kebersihan ditengah keterbatasan yang dimiliki Pemkab. Tak ditampiknya langkah koordinasi dengan jajaran Muspika Kecamatan Slawi yang akan menjadi obyek penilaian mewakili Kabupaten Tegal juga telah rampung dilakukan dengan hasil yang cukup optimal.
Hal ini senada dengan lontaran Camat Slawi, Abuseri SIP, yang sempat melecut warganya untuk bisa mewujudkan Slawi yang lebih keminclong kotane. Perlunya sinergitas segenap masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha untuk melakukan kerja bakti di lingkungan masing-masing, menjadi senjata pamungkas diminggu terakhir menyongsong kedatangan tim yang dijadwalkan akan mendarat awal April 2012 mendatang.
"Penilaian Adipura tidak hanya difokuskan lagi pada penilaian yang telah ditentukan dalam titik pantau. Jadi semua lini akan dipantau seratus persen oleh tim. Tim mau menilai dipantauan yang mana itu menjadi rahasia tim penilai. Ini yang menjadi tugas berat kita untuk melakukan persiapan menjelang penilaian," terangnya.
Diakuinya penilaian Adipura juga tidak lagi pada pantau wilayah, namun kota secara keseluruhan secara detail dan utuh. Hal ini menyangkut fisik wilayah perkotaan seratus persen. Dimana peningkatan prosentasi pemilahan pengolahan di titik pantau perumahan, sekolah, kantor, pasar, rumah sakit, dan lainnya menjadi minimal 50 persen.
"Ketentuan ini masih ditambah dengan pengembangan ruang terbuka hijau minimal 35 persen, dan fokus penilaian dari kebersihan sampah serta keteduhan menjadi pengendalian pencemaran air dan udara adalah pekerjaan rumah yang harus segera kita mulai dari sekarang," tegasnya.
Dia juga masih menyorot kendala yang ada menghadapi tahapan penilaian Adipura di wilayahnya. Permasalahan ini menyangkut kurangnya kerja bakti bersih-bersih kota dan juga di desa serta kecamatan. Juga belum maksimalnya peran swasta serta dunia usaha, sekaligus pencemaran dibidang air menjadi hal yang perlu segera ditata sebelum tahapan penilaian itu menghampiri Slawi. Disinilah dorongan untuk menghidupkan budaya 'kerigan bareng' kembali dicuatkan Pemkab. (hermas purwadi)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/Dukungan-Gapai-Mahkota-Adipura.html
0 komentar:
Posting Komentar