INILAH.COM, Jakarta - Pernyataan Ketua Pusat Pengembangan Strategi & Kebijakan DPP PD, Ulil Abshar Abdalla yang pada intinya mengatakan parpol penolak penaikan harga BBM lebay (berlebihan) dinilai memprihatinkan.
Ketua bidang advokasi DPP Partai Gerindra, Habiburokhman menyatakan bahwa pernyataan tersebut tidak pantas diungkapkan orang selevel pimpinan partai politik besar karena justru menunjukkan kekurang-cerdasan orang tersebut. Ulil sebagai mantan aktivis pro demokrasi seharusnya paham nilai-nilai demokrasi di Tanah Air.
"Ulil yang jelas-jelas mantan aktivis pro demokrasi justru tidak menunjukkan penghormatan pada perbedaan sikap dan kebebasan menyampaikan pendapat. Di negara demokrasi dimanapun di muka bumi ini, sikap menentang atau menolak kebijakan pemerintah adalah sesuatu yang sangat wajar dan sama sekali tidak berlebihan," kata Habiburokhman melalui siaran pers yang diterima redaksi INILAH.COM, Jakarta, Minggu (25/3/2012).
Menurut dia, pernyataan tersebut merupakan pembodohan yang keterlaluan dan menunjukkan bahwa Ulil hanya melihat permasalahan harga BBM dari sudut kekuasaan dan bukan substansi yang berpengaruh pada kehidupan rakyat.
"(Ulil) Ia sudah terjangkit virus pragmatisme. Ulil harus tahu bahwa apa yang menjadi alasan penolakan terhadap penaikan BBM saat ini adalah karena pemerintah SBY tidak cukup melakukan upaya lain demi menghindari penaikan BBM," tegasnya.
Kata Habiburokhman, sikap parpol yang menolak penaikan BBM juga didukung oleh argumentasi dan data yang detail dan lengkap. Menurut dia, menanggapi kritikan yang menolak penaikan harga BBM, nampaknya Ulil lebih suka mengolok-olok dari pada beradu argumentasi yang mencerdaskan rakyat.
"Ulil yang baru beberapa saat menjadi pengurus parpol berkuasa sudah menunjukkan gejala penyakit yang biasa diidap para diktator, yaitu tidak suka dikritik dan tidak suka ditentang," jelasnya.
Yang lebih memalukan lagi, lanjutnya, terkait pernyataan Ulil yang menyatakan, "Siapapun pemenang pemilu 2014 nanti seharusnya berterima kasih kepada pemerintahan SBY sekarang ini karena telah mengurangi beban subsidi pada anggaran”.
Lebih jauh ia menjelaskan, Ulil juga mengabaikan fakta bahwa penolak penaikan harga BBM bukan hanya partai politik, akan tetapi juga gerakan mahasiswa, buruh, petani dan nelayan yang sama sekali tidak memiliki afiliasi politik dengan parpol manapun.
Masih dalam kesempatan tersebut, ia menyatakan bahwa jika Partai Gerindra saat ini berkuasa, banyak sekali cara yang bisa dilakukan untuk menjalankan pemerintahan tanpa menaikkan BBM antara lain dengan memperbaiki manajemen anggaran secara serius dan memberantas mafia minyak. [mar]
Sumber Berita : http://nasional.inilah.com/read/detail/1844324/gerindra-ulil-terjangkit-virus-pragmatisme
Ketua bidang advokasi DPP Partai Gerindra, Habiburokhman menyatakan bahwa pernyataan tersebut tidak pantas diungkapkan orang selevel pimpinan partai politik besar karena justru menunjukkan kekurang-cerdasan orang tersebut. Ulil sebagai mantan aktivis pro demokrasi seharusnya paham nilai-nilai demokrasi di Tanah Air.
"Ulil yang jelas-jelas mantan aktivis pro demokrasi justru tidak menunjukkan penghormatan pada perbedaan sikap dan kebebasan menyampaikan pendapat. Di negara demokrasi dimanapun di muka bumi ini, sikap menentang atau menolak kebijakan pemerintah adalah sesuatu yang sangat wajar dan sama sekali tidak berlebihan," kata Habiburokhman melalui siaran pers yang diterima redaksi INILAH.COM, Jakarta, Minggu (25/3/2012).
Menurut dia, pernyataan tersebut merupakan pembodohan yang keterlaluan dan menunjukkan bahwa Ulil hanya melihat permasalahan harga BBM dari sudut kekuasaan dan bukan substansi yang berpengaruh pada kehidupan rakyat.
"(Ulil) Ia sudah terjangkit virus pragmatisme. Ulil harus tahu bahwa apa yang menjadi alasan penolakan terhadap penaikan BBM saat ini adalah karena pemerintah SBY tidak cukup melakukan upaya lain demi menghindari penaikan BBM," tegasnya.
Kata Habiburokhman, sikap parpol yang menolak penaikan BBM juga didukung oleh argumentasi dan data yang detail dan lengkap. Menurut dia, menanggapi kritikan yang menolak penaikan harga BBM, nampaknya Ulil lebih suka mengolok-olok dari pada beradu argumentasi yang mencerdaskan rakyat.
"Ulil yang baru beberapa saat menjadi pengurus parpol berkuasa sudah menunjukkan gejala penyakit yang biasa diidap para diktator, yaitu tidak suka dikritik dan tidak suka ditentang," jelasnya.
Yang lebih memalukan lagi, lanjutnya, terkait pernyataan Ulil yang menyatakan, "Siapapun pemenang pemilu 2014 nanti seharusnya berterima kasih kepada pemerintahan SBY sekarang ini karena telah mengurangi beban subsidi pada anggaran”.
Lebih jauh ia menjelaskan, Ulil juga mengabaikan fakta bahwa penolak penaikan harga BBM bukan hanya partai politik, akan tetapi juga gerakan mahasiswa, buruh, petani dan nelayan yang sama sekali tidak memiliki afiliasi politik dengan parpol manapun.
Masih dalam kesempatan tersebut, ia menyatakan bahwa jika Partai Gerindra saat ini berkuasa, banyak sekali cara yang bisa dilakukan untuk menjalankan pemerintahan tanpa menaikkan BBM antara lain dengan memperbaiki manajemen anggaran secara serius dan memberantas mafia minyak. [mar]
Sumber Berita : http://nasional.inilah.com/read/detail/1844324/gerindra-ulil-terjangkit-virus-pragmatisme
0 komentar:
Posting Komentar