KRAMAT - Ratusan siswa SD Muhammadiyah Kemantran Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal, mengirimkan surat untuk Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Rabu (28/3). Isi dalam surat tersebut, para siswa kelas 1 sampai kelas 6 ini menginginkan agar kebijakan pemerintah pusat untuk menaikan harga BBM segera dibatalkan.
"Pak... Tolong jangan naikan harga BBM. Maaf pak, apakah bapak tidak kasihan terhadap orang-orang miskin yang tidak punya uang sama sekali? Bagaimana dengan orang-orang miskin seperti kami, apakah harus mencuri, merampok, dan mengemis?? Oleh karena itu, bapak Presiden harus tidak menaikan harga BBM," tulis Andika Ahmad A, siswa kelas V, yang ditujukan kepada Presiden SBY.
Surat yang ditulis dengan menggunakan kertas putih itu, merupakan jeritan hati para anak-anak SD Muhammadiyah Kemantran. Selain Andika, siswa lainnya juga menulis surat kepada Presiden SBY dengan kalimat yang berbeda.
"Bapak-bapak yang duduk di gedung mewah, tolong lihat kami pak.. Kami adalah rakyat kalian, rakyat yang harus dilindungi, bukan dibebani. Orang tua kami hanyalah pegawai swasta pak. Gajinya tidak banyak. Kalau BBM sampai naik, lalu saya harus bagaimana? Uang jajan saya pasti akan dikurangi. Tolong pak, batalkan kenaikan harga BBM," tulis Wiwin Widya A, kelas V.
Surat yang terkumpul sebanyak sekitar 170 lembar itu, dikirimkan ke SBY melalui anggota DPRD Propinsi Jawa Tengah, Wahyudi Noor Aly yang kebetulan sedang berada di kediamannya di Komplek Perumahan PT KAI Kota Tegal. Para siswa tersebut mendatangi rumah wakil rakyat yang akrab disapa Goyud itu didampingi para gurunya. Dari sekolah menuju ke rumah Goyud, mereka harus rela menempuh jarak sepanjang 10 kilometer. Terpaksa, dewan guru pun menggunakan jasa angkutan umum untuk mengantarkan peserta didiknya itu.
Kepala SD Muhammadiyah Kemantran, Murniasih SPd, mengatakan, surat-surat ini merupakan curahan hati anak yang berawal dari rasa penasarannya ketika menonton televisi yang menayangkan aksi demo para mahasiswa untuk menolak kenaikan harga BBM. Dari situlah kemudian para siswa menanyakan kepada orang tua masing-masing dan menanyakan kepada guru di sekolah. Setelah diterangkan oleh guru dan kedua orang tua, para siswa tersebut justru tersentuh hatinya apabila harga BBM tetap dinaikan oleh pemerintah. Karena itulah, mereka mengapresiasikan dengan cara menulis surat penolakan kenaikan harga BBM yang ditujukan langsung kepada Bapak Presiden SBY.
"Analisa anak tidak kemana-mana. Kami sebagai guru hanya mendidik anak saja. Apabila mereka punya pendapat ataupun ungkapan, maka disinilah kita terapkan supaya anak tersebut bisa berkarakter bangsa yang baik," kata Murniasih lantang.
Sementara itu, Goyud mengaku bangga dengan anak-anak SD Muhammadiyah Kemantran yang telah berani menulis surat kepada SBY untuk menyerukan aspirasinya terkait penolakan harga BBM. Goyud berjanji, surat tersebut akan disampaikan kepada Presiden SBY melalui DPR RI yang merupakan teman kerjanya.
"Menyuarakan aspirasi, tidak usah takut. Itu sah-sah saja sejauh tidak anarkis. Cara santun ini, sungguh luar biasa dan patut ditiru oleh rekan-rekan yang lain. Ini salah satu penyampaian aspirasi yang elegan," kata politisi dari Fraksi PAN ini.
Dirinya tak menampik, penentu aspirasi bukanlah di daerah, melainkan pemerintah pusat. Karena itu, patut dihargai apabila pelajar SD ini menyampaikan aspirasinya melalui lembaga yang dikhususkan untuk menampung aspirasi. "Satu hal yang saya sukai untuk siswa ini adalah, menggunakan lembaga yang bisa dimanfaatkan untuk menyalurkan aspirasi," pungkasnya. (yer)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/Ratusan-Siswa-Surati-SBY.html
0 komentar:
Posting Komentar