Minggu, 04 Maret 2012

Kedai Teh Laresolo Minuman Sehat Para Bangsawan

TEMPO.CO, Bogor -- Sepintas bangunan mungil beratap rumbia di pojok Agri Park, Taman Kencana, Bogor, tidak terlihat istimewa. Tapi siapa mengira jika di kedai bernama Laresolo ini menyimpan beragam jenis teh dari belahan dunia. Paling tidak, ada 53 jenis minuman teh yang dijual, mulai dari yang murah hingga mahal. “Semua ada, kecuali teh dari Korea dan Kenya. Karena masalah impor dan harga teh yang mahal,” ujar pemilik Kedai Teh Laresolo, Bambang Laresolo, Selasa, 21 Februari 2012.

Bahkan, bagi yang ingin mencicipi rasa teh berusia 20 tahun, yakni special pu-erh, bisa langsung datang ke Kedai Teh Laresolo. Tidak perlu khawatir merogoh kocek banyak karena teh-teh khusus yang diproses secara khusus ini hanya dibanderol Rp 40 ribu. “Itu disajikan dengan teko Cina berisi 150 cc. Kami namakan Teh Serius atau tidak pakai gula,” ujar pria berkumis itu.

Di kedai yang buka sejak Juni 2010 ini, ada berbagai jenis minuman teh, yakni teh hitam, teh hijau, tisane, teh soda, teh susu, teh kopi dan susu, teh ice cream, twinning fruit tea, serta teh serius. Dari jenis minuman teh tersebut, pengunjung dapat memilih bermacam rasa. Seperti teh hitam memiliki delapan rasa, di antaranya BOP lemon peeled dan black lychee.

Di Laresolo, mango green tea, tisane rasa after dark, dan tisane peppermint merupakan minuman favorit pengunjung. Harganya juga sangat terjangkau. Untuk satu teapot ketiga jenis minuman tersebut dibanderol Rp 10.000. Untuk mendapatkan rasa maksimal, Bambang tak sungkan memberikan cara menyeruput teh yang baik. “Cara meminum akan menguatkan citarasa teh di ujung lidah,” kata mantan pegawai di sebuah pabrik gypsum ini.

Bambang yang asli Solo ini, selain menjadikan kedainya sebagai sumber penghasilan, dia pun mempunyai misi edukasi bagi pencinta teh. Karenanya, di sela-sela kesibukan melayani konsumen, Bambang terus berbagi pengetahuannya tentang teh kepada setiap pengunjung yang bertanya. Sebab dia memulai bisnis kedai teh bermula dari hobi dan kecintaannya meminum teh.

“Aspek bisnis dan visi edukasi. Supaya masyarakat lebih tahu manfaat teh,” ujar Bambang. Teh, ia menguraikan, mulanya merupakan minuman khusus para bangsawan. Jadi tidak heran ketika zaman kolonial Belanda banyak dibuka perkebunan teh. “Hampir semua perkebunan teh di Indonesia warisan Belanda.”

Yang menarik, dari sekian banyak jenis teh, Bambang menunjukkan teh putih yang harga satu kilonya mencapai Rp 1,5 juta. Teh terbaik karena berasal dari tiga pucuk daun teratas dari pohon teh. “Teh hijau juga berasal dari tiga pucuk pertama. Dan perlu diketahui, teh dari kebun di Indonesia, seperti di Ciwidey, berkualitas baik,” ujarnya.

Selain di Agri Park, Bambang juga membuka cabang Kedai Teh Laresolo di Bogor Junction Mal. Namun dia mengaku lebih kerasan menjaga kedai di Agri Park. Di tempat ini, Bambang bisa lebih banyak bercerita pengetahuannya tentang teh karena lokasi ini berudara sejuk dengan banyak pohon yang tumbuh. Karena itu, banyak pengunjung betah berlama-lama di Agri Park sambil menikmati hangatnya teh Kedai Laresolo.

“Enaknya minum teh sore sampai malam. Makanya saya sengaja membuat desain kedai seperti bar dengan konsep bangunan rumah bambu,” katanya sambil tersenyum.

ARIHTA U SURBAKTI
Sumber Berita : http://www.tempo.co/read/news/2012/02/29/201387064/Kedai-Teh-Laresolo-Minuman-Sehat-Para-Bangsawan

0 komentar:

Posting Komentar