Rabu, 14 November 2012

Kekerasan di Ponpes Tidak Dibenarkan

KEKERASAN di Pondok Pesantren (Ponpes) SMA Daarul Ulil Albaab Desa Kedung Kelor Kecamatan Warureja yang terjadi beberapa hari silam, dikecam oleh berbagai pihak. Kekerasan yang melibatkan sejumlah santri ini, semestinya tidak harus terjadi karena kesalahan mereka tidak begitu fatal.
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal yang membidangi pendidikan, M Tapsir, mengaku kecewa dengan adanya insiden kekerasaan di Ponpes tersebut. Menurutnya, sanksi tidak seharusnya dengan kekerasan. Sanksi dapat diberikan dengan hukuman yang mendidik. Seperti menghafal Al quran, mencukur rambut, dan membersihkan kamar mandi.
"Bagaimanapun juga, itu hanya kesalahan kecil yang seharusnya tidak menggunakan kekerasan. Itu sudah menyalahi norma pendidikan," tegas Tapsir yang juga anggota FPKB DPRD itu, Senin (12/11) kemarin.
Humas Ponpes Attauhidiyah Kaligayam Kecamatan Talang ini, tidak menampik bahwa di setiap Ponpes selalu ada sanksi yang diberikan kepada santri. "Semua Ponpes pasti menerapkan sanksi. Dan itu tidak hanya di ponpes saja, di sekolah reguler pun demikian. Tetapi, sanksinya harus yang mendidik," ujarnya lagi.
Dia menegaskan, apabila ditemui ada santri yang tidak mematuhi aturan hingga berulang-ulang, pihak Ponpes tidak perlu geram. Lebih baik, santri yang nakal tersebut dikembalikan ke orang tuanya. "Biar orang tuanya yang mengurus. Ponpes tidak perlu memberikan kekerasan pada santri yang nakal," sambungnya.
Terkait kekerasan yang terjadi di Ponpes tersebut, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Tegal, Drs H Ahmad Ubaedi MSi, melalui Humasnya, Fatkhul Yaman, mengaku belum menerima laporannya. Baik laporan dari Ponpes maupun dari orang tua korban. Karena itu, pihaknya tidak bisa memberikan komentar lebih banyak lagi.
"Tidak ada laporan yang masuk ke sini (Kemenag, Red). Sehingga, kami belum bisa berkomentar," ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, salah satu santri Ponpes SMA Daarul Ulil Albaab Desa Kedung Kelor Kecamatan Warureja, diduga dianiaya kakak kelasnya hingga mengalami luka lebam di bagian kaki. Akibatnya, santri yang diketahui bernama Hedi Arip Alan Pratama (15), kelas 1 SMA Intensif ini, mengalami trauma. Kejadian itu berlangsung pada Senin (29/10) malam lalu. Dan korban juga sempat dirawat di RS Mitra Siaga Kramat . Hingga kini, korban belum mau berangkat ke Ponpes lagi. (yer)
Sumber Berita :  http://www.radartegal.com/index.php/Kekerasan-di-Ponpes-Tidak-Dibenarkan.html

0 komentar:

Posting Komentar