Makelar calon pegawai negeri sipil (CPNS) mulai bergentayangan di Kabupaten Tegal. Mereka yang mencatut nama pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Tegal tersebut membidik pegawai tidak tetap (PTT) sebagai sasarannya. Oknum ini sekaligus juga memanfaatkan keresahan PTT yang kini terus menuntut untuk diangkat menjadi CPNS. Calo PNS yang membuat image negatif bagi BKD Kabupaten Tegal ini masih terus dicari. Mereka yang diduga merupakan sindikat tersebut mencari peluang untuk mendapatkan uang jutaan rupiah dengan cara merayu korban terus-terusan. Salah satunya dengan upaya berganti-ganti nomor telepon.
Hingga kini, memang belum ada yang terjebak dengan rayuan oknum calo tersebut. Sebab, calon korban rata-rata mengkros cek terlebih dulu kebenarannya ke pegawai Badan Kepegawaian Daerah.
Kepala BKD Kabupaten Tegal, Retno Suprobowati SH MM meminta kepada PTT untuk waspada. Mereka diimbau untuk tidak memperhatikan tawaran oknum calo yang tak jelas tersebut.
Menurut dia, modus makelar CPNS itu adalah meminta PTT untuk menyetorkan uang sebesar Rp 3 juta hingga Rp 5 juta ke nomor rekening tertentu. Selanjutnya, penelpon memberikan batas waktu atau dead line kepada pegawai tidak tetap tersebut. Apabila tak segera menyetorkan uang itu, penelepon mengancam PTT akan hangus atau hilang kesempatannya untuk diangkat menjadi CPNS.
Dia menjelaskan, tak ada yang namanya pungutan untuk bisa diangkat menjadi CPNS.
Menurut dia, modus makelar CPNS itu adalah meminta PTT untuk menyetorkan uang sebesar Rp 3 juta hingga Rp 5 juta ke nomor rekening tertentu. Selanjutnya, penelpon memberikan batas waktu atau dead line kepada pegawai tidak tetap tersebut. Apabila tak segera menyetorkan uang itu, penelepon mengancam PTT akan hangus atau hilang kesempatannya untuk diangkat menjadi CPNS.
Dia menjelaskan, tak ada yang namanya pungutan untuk bisa diangkat menjadi CPNS.
"Kalau pun terdapat perekrutan, informasinya akan diumumkan ke seluruh masyarakat Kabupaten Tegal. Hal ini sebagai upaya transparansi publik dan wujud nyata pelayanan masyarakat yang semakin baik," katanya.
Diakuinya, calon korban dari calo yang masih bergentayangan itu sudah banyak. Antara lain, yakni PTT asal Puskesmas Lebaksiu, Adiwerna, Pangkah, Bumijawa, Suradadi dan Bojong. Beruntung, mereka mengecek terlebih dulu ke BKD sehingga tak sampai menyetorkan uang ke oknum calo tersebut.
Pihaknya mengaku sempat mengecek dan menelepon ke beberapa nomor milik calo tersebut. Namun, telepon selulernya yang bersangkutan selalu tak aktif. Saat telepon selulernya aktif, pegawai BKD juga pernah memancingnya untuk bisa bertemu dengan calon korban. Oknum calo ini juga dijanjikan akan diberikan sejumlah uang, namun yang bersangkutan tak mau.
Mereka hanya mau menerima uang dengan cara ditransfer ke rekeningnya. Oleh sebab itu, penelepon para calon korban tersebut hingga kini masih sulit ditemukan
Sumber Berita : Suara Merdeka, 6 April 2010
0 komentar:
Posting Komentar