PANGKAH - Setelah penangkapan terduga teroris di Lapangan Dwi Windu Desa Pangkah, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Senin (2/5) malam berdampak pada berkurangnya tingkat kunjungan masyarakat. Kondisi ini menjadikan pedagang banyak mengeluh karena penghasilannya menurun 80 persen.
Salah seorang pedagang bakso asal Kecamatan Taman,Kabupaten Pemalang, Wage (35) mengatakan, beredarnya isu bom tersebut muncul dari mulut masyarakat. "Infonya PG Pangkah akan diledakkan," jelasnya di lokasi pasar malam Pangkah, Kamis (5/5).
Belum diketahui munculnya isu tersebut, namun telah berakibat pada tingkat kunjungan masyarakat ke pasar malam. Sebagai pedagang kecil, ia meminta agar isu tersebut tidak dibesar-besarkan. Karena nyatanya hal itu tidak benar terjadi.
Terlebih, lanjutnya, kejadian penangkapan terduga teroris oleh anggota Densus 88 kemarin adalah penangkapan biasa dan bukan pengeboman di pasar malam.
Wage menuturkan, berkurangnya pengunjung mengakibatkan pendapatannya berkurang. Biasanya pada malam sebelum kejadian penangkapan Densus, ia mampu mengantongi uang hingga Rp 1 juta tapi kini hanya sekitar Rp 200 ribu. "Mohon kembalikan suasana pasar seperti dulu," harapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan pedagang busana, Waluyo (35). Menurutnya, isu murahan itu telah mengakibatkan pedagang sepi pembeli. “Tolong jangan dibesar-besarkan isu seperti itu,” harap Waluyo warga Panggung, Kota Tegal.
Begitu juga dengan pedagang bakso dan mie ayam, yang stannya berdampingan dengan stan terduga teroris, Musori (30). Ia mengatakan, adanya kejadian penangkapan kemarin, telah berakibat pada sepinya pengunjung ke pasar malam Pesta Giling Pabrik Gula (PG) Pangkah.
"Sehari setelah kejadian, pasar malam tidak seramai hari sebelumnya," tungkas Musori ditemui di lokasi pasar malam, kemarin.
Ia menjelaskan, pasar tersebut biasanya ramai setiap pukul 17.00-22.00. Namun kemarin, kepadatan pasar malam tak lagi terjadi. Ia mengindikasikan, berkurangnya pengunjung pasca penangkapan Densus 88 di lokasi pasar malam lalu tampak dari berkurangnya pendapatan per harinya.
Saat malam normal atau sebelum kejadian, ia mampu memperoleh pendapatan hingga Rp 400 ribu per malam, tapi saat ini pendapatannya hanya sekitar Rp 50-100 ribu. “Menurunnya pendapatan tersebut jelas mengakibatkan kerugian bagi pedagang seperti saya mas. Terlebih, biaya sewa per kapling untuk satu stan berukuran 3 m x 3 m senilai Rp 200.000 yang dibayarkan kepada pengelola atau panitia pasar malam PG Pangkah. Belum lagi untuk biaya hidup dan lain sebagainya selama digelarnya pasar malam yakni sejak 25 April-12 Mei 2011,” jelasnya.
Sementara, Kapolsek Pangkah AKP Suratman mengatakan, hendaknya masyarakat tidak percaya dengan isu tersebut. Pihaknya hanya mengimbau kepada pedagang dan masyarakat agar lebih waspada dan hati-hati. "Tingkatkan kewaspadaan," pungkasnyaSumber Berita : Radar Tegal, 5 Mei 2011
0 komentar:
Posting Komentar